Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95952 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatika Febrianti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S3522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Khadriyati Handayani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S3521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Amalia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara bapak dan ibu tentang perkembangan kognitif toddler. Lokasi penelitian bertempat di RW 03 Kelurahan Paseban Kecamatan Senen Jakarta Pusat dan mengambil sampel 30 orang yang terdin dari 16 ibu dan 14 bapak yang memiliki anak usia 1-3 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan dengan menggunakan uji statistik unpaired student t test. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang bermakna, dilakukan perbandingan nilai t pada uji dua arah dengan derajat kemaknaan 0,05 dan degree of ffeedom 28 (nl + ng - 2). Hasil penelitian menunjukkan 75% ibu memiliki pengetahuan sangat baik sedangkan 50% bapak memiliki tingkat pengetahuan baik. Dari hasil uji dengan unpaired student t test, diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara bapak dan ibu tentang perkembangan kognitif toddler."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4993
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cohen, David
New York: Routledge Press, 2002
155.413 COH h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Wulandari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Novanana
"Teknologi informasi dan komunikasi 1CT internet, merupakan fenomena panting di tengaa masyarakat. internet membawa dampak positif dan negatif yang patut mendapat perhatian. Di era globalisasi informasi merupakan komoditas panting yang dapat membuat suatu negara menjadi maju dalam bidang perdagangan, pemerintahan dan' pendidikan, Negara-negara di asia dengan tingkat penggunaan internet yang cukup tinggi adalah Taiwan dan Cina. Indonesia dalam hal ini berada dalam posisi yang sangat tertinggal. Indonesia sudah harus mampu bersaing dalam bidang teknologi informasi untuk dapat bertahan di era globalisasi. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara menguasai teknologi informasi dengan baik dan benar. Latar belakang inilah yang mendorong dilaksanakannya penelitian mengenai internet.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembentukan komunitas virtual di kalangan remaja, pola perilaku remaja dalam mengakses internet, aspek-aspek yang berkorelasi dengan intensitas siswa-siswi sekolah menengah umum selaku remaja dalam mengakses internet dan merumuskan suatu strategi pemberdayaan siswa-siswi sekolah menengah umum di bidang ICT.
Penelitian ini dilakukan dengan penarikan sampel Purposif dan dengan metode deskriptif korelasi. Responden berjumlah 182 orang yang diambil dari tiga sekolah yang berada di kawasan Jakarta Selatan, yaitu Sekolah Menengah Umum Negeri 8 Jakarta, Sekolah Menengah Umum Tarakanita I Jakarta dan Madrasah Aliyah Sa'adatudarain Jakarta.
Dilema yang dihadapi oleh para pengguna internet sekarang ini adalah dunia tanpa batas tersebut rentan terhadap dampak negatif seperti penyalahgunaan internet. Baik para orang tua maupun guru di sekolah masih merasakan bahaya internet untuk anak didik mereka. Para siswa dengan leluasa dapat mengakses situs-situs pornografi maupun perjudian. Pembatasan yang sampai saat ini dilakukan oleh orang tua dan guru di sekolah adalah dengan memberikan bekal keagamaan berupa keimanan dan perbuatan yang baik guna mencegah perbuatan yang tercela. Hal ini menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan siswa-siswi tersebut akan berbuat di luar jalur yang baik dan benar dan karena usia mereka tergolong remaja dimana rasa keingintahuan mereka sangat besar, oleh karena itu kondisi yang dihadapi saat ini tidak cukup untuk memberikan rasa aman bagi orang tua dan guru di sekolah dalam memberikan kebebasan berinternet.
Bagi siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah menengah umum sudah saatnya untuk dapat menggunakan internet sebagai teknologi informasi secara tepat. Karena selama ini terlihat bahwa penggunaan internet semata hanya untuk hiburan saja bagi beberapa pihak selain dari pengguna yang berasal dari dunia bisnis. Dunia bisnis tidak terlepas dari informasi terutama informasi yang bersifat aktual dan kompetitif yang dapat menunjang pertumbuhan bisnis mereka dan dalam memenangkan persaingan bisnis.
Oleh karena itu peran pemerintah dalam dunia sibernetika ini menjadi sangat panting. orang tua dan sekolah kerap merasa takut untuk memberikan kesempatan kepada siswa-siswi sekolah menengah umum dikarenakan kurangnya informasi yang mereka terima mengenai internet serta belum adanya program pemberdayaan siswa-siswi di bidang teknologi informasi yang tepat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama bagi anak sehingga memeiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sikap dan perilaku anak sehari-hari....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Retno Widiastuti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1985
S2073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapti Sumarmo Markam
"Penelitian ini ialah mengenai DIMENSI PENGALAMAN EMOSI, yang dikaji melalui nama-nama emosi berdasarkan teori kognitif, khususnya pandangan Frijda. Yang dimaksud dengan dimensi pengalaman emosi menurut pandangan kognitif ialah kegiatan kognitif penilaian (appraisal) atas situasi penimbul emosi, dan kesadaran seseorang akan gugahan, tendensi-aksi, aktivasi, atau ?kesiapan-aksi" yang terjadi karenanya. Yang dimaksud dengan 'penilaian' dalam penelitian ini ialah penilaian yang irreflektif terutama, jadi bukan yang sadar, nalar, dan penuh pertimbangan. Menurut teori kognitif, pengalaman emosi ditentukan oleh pola penilaian dan pola kesiapan-aksi. Permasalahan dalam penelitian ini ialah apakah memang demikian keadaannya untuk subyek di Indonesia, khususnya Jakarta. Apakah ada kekhasan dalam pola penilaian dan pola kesiapan-aksi untuk tiap nama emosi? Permasalahan lainnya ialah apakah ada perbedaan pengalaman emosi antara pria dan wanita.
Alasan memilih topik emosi disebabkan oleh karena emosi penting dalam kehidupan manusia: emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional. Alasan memilih teori kognitif ialah karena dengan teori ini lebih dapat dikaji kekhususan pengalaman seseorang, dan lebih memungkinkan pemahaman arti pengalaman. Data yang diolah ialah kuesioner tentang pengalaman emosi-emosi khusus, yakni 22 nama emosi. Responden adalah 82 mahasiswa UI, 41 wanita dan 41 pria. Kuesioner menanyakan hal-hal yang umum berkenaan dengan situasi penimbul emosi, kemudian aspek penilaian (Kuesioner Penilaian) dan aspek kesiapan-aksi/tendensi aksi (Kuesioner Kesiapan-aksi). Data ini diolah melalui analisis diskriminan untuk memperoleh jawaban tentang kemungkinan peramalan nama emosi melalui pola penilaian dan kesiapan-aksi. Untuk memperoleh kekhasan emosi diolah melalui analisis faktor untuk memperoleh skor-faktor dan pola skor-faktor untuk tiap nama emosi. Untuk membedakan pengalaman pria dan wanita dilakukan uji-t atas skor-faktor untuk tiap emosi pada tiap faktor (penilaian maupuan kesiapan aksi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nama-emosi dapat diramalkan dan pola dimensi penilaian maupun kesiapan-aksi dengan tingkatan ketelitian 32.64 dan 40.29 %. Pola faktor penilaian dan pola faktor kesiapan-aksi menunjukkan kekhususan untuk tiap nama emosi, dan kemiripan untuk nama-emosi yang "artinya sama". Perbedaan antara pria dan wanita terlihat terutama dalam faktor "melawan agresif" dalam mengalami emosi-emosi negatif (cemas, panik), dan 'preokupasi'.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memahami ARTI emosi, khususnya melalui aspek penilaian dan kesiapan-aksi, yang selanjutnya diharapkan memberi manfaat untuk pelaksanaan konseling, dan untuk memahami corak hubungan antar-manusia pada umumnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
D206
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Febrianti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara psychological well-being dan identitas nasional pada remaja yang tinggal di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Sebagai tambahan, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran tingkat psychological well-being dan identitas nasional pada remaja di kedua negara tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Psychological well-being diukur menggunakan Ryff?s Scale of Psychological Wellbeing yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Sapto Ashardianto dkk di tahun 2012 sedangkan identitas nasional diukur menggunakan Collective Self- Esteem. Responden penelitian ini berjumlah 298 orang yang terdiri dari 149 orang Malaysia dan 149 orang Indonesia. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa psychological well-being berkorelasi secara signifikan dengan identitas nasional (r = 0.624; p = 0.000, signifikansi pada L.o.S 0.01) untuk responden Indonesia sedangkan pada Malaysia (r = 0.607; p = 0.000, signifikansi pada L.o.S 0.01). Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat psychological well-being seseorang maka menunjukkan semakin tinggi pula identitas nasionalnya.

This study was conducted to find the correlation between psychological well-being and national identity in adolescence that lives in the border area of Indonesia and Malaysia. In addition, this research also aimed to depict psychological well-being and national identity among adolescence in these countries. This research used quantitative approach. Psychological well-being was measured using the Ryff 's Scale of Psychological Well-being adopted from previous research by Sapto Ashardianto et al. in 2012, and national identity was measured using the Collective Self-Esteem. The participant of this research are 298 people consist of 149 people of Malaysia and Indonesia 149 people. The main result of this research showed that psychological well-being correlated significantly with national identity (r = 0.624; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01) for the Indonesia participant and in Malaysia (r = 0.607; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01) , That is, the higher psychological wellbeing of one?s own, the higher his/her national identity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>