Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Amalia Zein
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Rahmadara
"Tujuan penelitian ini untuk melihat ada tidaknya hubungan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan ex post facto field study. Partisipan penelitian ini terdiri dari 132 siswa kelas 5 dan 6 dari empat SD Negeri di daerah Jakarta dan Bekasi.
Adapun pola asuh orangtua dibedakan menjadi tipologi yang dibuat Baumrind (1980 dalam Martin & Colbert, 1997) yakni authoritarian, authoritative, permissive dan uninvolved. Sementara peran-peran dalam perilaku bullying adalah peran sebagai pelaku, bystander, defender, dan korban.
Hasil uji Pearson Chi Square yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian, anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh berbeda tidak menjamin ia akan memiliki peran yang berbeda pula dalam perilaku bullying di sekolahnya.

This research was conducted to find the correlation between parenting style and the roles in bullying behavior among elementary students, and how much each parenting style contributes to the roles in bullying behavior. This study is an ex post facto field study. Participants of this study consisted of 132 students in grade 5 and 6 of the four primary schools in Jakarta and Jakarta.
The foster parents can be divided into patterns created Baumrind typology (1980 in Martin & Colbert, 1997) which is authoritarian, authoritative, permissive and uninvolved. While roles in bullying behavior is the role of a bully, bystander, defender, and the victim.
Pearson Chi-Square test results obtained in this study showed no significant relationship between parent and parenting roles in bullying behavior at the 0.05 level. Thus, children who have parents with different parenting does not guarantee it will have different role in bullying behavior at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Muliaty
"Bullying marak terjadi di mana saja dan kapan saja. Umumnya bullying meningkat ketika seseorang memasuki masa SMP dan SMA. Laki-laki maupun perempuan dapat terlibat tindakan bullying, namun laki-laki lebih sering terlibat dibandingkan perempuan. Penelitian akan bullying terkait kepuasan akan tubuh lebih banyak pada perempuan, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara bullying mengenai tampilan fisik dengan body satisfaction pada remaja putra korban bullying. Pengukuran bullying dan body satisfaction menggunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti. Partisipan berjumlah 60 siswa SMP dan SMA yang pernah menjadi korban bullying.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara bullying dengan body satisfaction pada korban (r = -0.255; p = 0.049, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi bullying yang dialami, maka semakin rendah body satisfaction remaja putra korban bullying. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih banyak remaja putra korban bullying yang tidak puas akan tampilan fisiknya.
Bullying is a well known problem and could happened anywhere and any time. In general, bullying heightened during middle-senior high. Both male and female can be involved in bullying but males are more involved. Researches about bullying and body satisfaction are generally dominated by female participants so this research was conducted to find the correlation between appearance related bullying and body satisfaction among male adolescence victims. Bullying and body satisfaction is measured using instruments derived by researcher. The participants of this research are 60 middle high and high school male students who have the general characteristics of a victim.
The main results of this research shows that there is a significant negative correlation between bullying and body satisfaction (r = -0.255; p = 0.049, significant at L.o.S 0.05). This suggests that with higher bullying actions the victims received, the victims would develop increasingly lower body satisfaction. Based on this results, it is advisable that teachers, parents and friends actively prevent and stop bullying actions. Many victims become dissatisfied with their physical appearance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arsa Ilmi Budiarti
"Seiring dengan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin modern, muncul fenomena baru yaitu cyberbullying sebagai dampak negatif atas perkembangan tersebut. Sifat tanpa-batas dan anonimitas dalam dunia maya seakan menjadi faktor yang tidak bisa terhindarkan dalam mendukung cyberbullying. Dalam skripsi ini, penulis melihat faktor lain dengan asumsi bahwa semakin positif interaksi dalam peer group dan semakin rendah pengalaman bullying serta pengetahuan siswa tentang peraturan sekolah terkait kekerasan maka semakin rendah perilaku cyberbullyingnya. Unit analisis penelitian ini adalah individu yaitu siswa Sekolah Menengah Atas di Jakarta. Data penelitian diperoleh dari hasil survei kuisioner terhadap 336 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa diantara ketiga variabel yang digunakan, interaksi dalam peer group menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku cyberbullying siswa. Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya melalui interaksinya memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam mendukung perilaku cyberbullying siswa.

Along with the information and communication technology which are increasingly modern, emerging new phenomenon called cyberbullying as a negative impact on those development. Limitlessness and anonymity in cyberspace become factors that can’t be avoided in favor of cyberbullying. In this thesis, the authors examines other factors related to cyberbullying under the assumption that positive interaction within peer group, also lower level of bullying experiences and student’s knowledge about school’s regulations related to violence contributed to lower lever of student’s cyberbullying behavior. The unit of analysis of this study is high school students in Jakarta. Datas were obtained from the results of questionnaire survey towards 336 respondents. The results show that among three variables used, the interaction within peer group becomes the most influential variables on student’s cyberbullying behavior. This statement shows that peer group through their interaction fairly strongly affected student’s cyberbullying behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S61295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindya Ayu Murti
"Skripsi ini membahas hubungan antara family functioning dan keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 302 siswa SMA yang berada di daerah Jakarta dan Depok dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner. Pertama, Family Assesment Device yang dikembangkan oleh Epstein, Baldwin dan Bishop (1983), kedua, Bullying Questionnaire yang dikembangkan oleh Duffy (2004) dan telah dilakukan modifikasi oleh peneliti dan rekan.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dan keterlibatan siswa SMA dalam perilaku bullying, dengan r(302) = -0,282, p < 0,05. Hal itu berarti semakin tinggi family functioning, semakin rendah keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA, dan sebaliknya.

This study explored the relationship between family functioning and bullying involvement of senior high school student. This is a quantitative research with correlational design. Two questionnaires, Family Assesment Device (Epstein, Baldwin & Bishop, 1983) and modification of Bullying Questionnaire (Duffy, 2004), were used to obtained data from 302 senior high school student in Jakarta and Depok.
Pearson correlation test indicated negative significant correlation between family functioning and bullying involvement of senior high school student, with r(302) = -.282, p < .05. That means the higher family functioning, the lower bullying involvement of senior high school student, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Pelangi
"Penelitian ini membahas salah satu masalah kesehatan mental di kalangan remaja yaitu fenomena bullying. Fenomena ini diteliti untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku menghadapi bullying di kalangan remaja Depok. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini melakukan pengambilan data secara cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket pada seluruh siswa kelas X dan XI SMA 1 Muhammadiyah Pancoran Mas Depok dengan jumlah 71 responden berdasarkan metoda total sampling.
Berdasarkan hasil analisis univariat, 63,4% remaja berperilaku tepat dalam menghadapi bullying dan 36,6% remaja lainnya berperilaku tidak tepat. Selain itu, faktor yang berhubungan dengan perilaku menghadapi bullying adalah jenis kelamin (p=0,037), pengetahuan (p=0,046), dan peraturan di teman kelompok (p=0,044). Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap perilaku menghadapi bullying adalah jenis kelamin (OR=3,495). Hasil ini menunjukkan perlunya penanganan khusus dalam penuntasan masalah bullying berdasarkan perbedaan karakteristik jenis kelamin.

This study addresses one of the mental health problems among teenager is the phenomenon of bullying. This phenomenon is examined to look at the factors that influence behavior of facing bullying among teenagers Depok. By using a quantitative approach, this study perform taking cross-sectional data. Data collected through questionnaires to all students of class X and XI SMA Muhammadiyah 1 Pancoran Mas, Depok with number of 71 respondents based on total sampling methods.
Based on the results of univariate analysis, 63,4% of teenagers behave appropriately in the face of bullying and 36,6% other teenagers behave inappropriately. In addition, factors related to facing bullying behavior is gender (p=0,037), knowledge (p=0,046) and the regulations in friends group (p=0,044). While the factors that influence the facing bullying based on gender differences in characteristics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rahmawati
"ABSTRAK

Bullying adalah jenis kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah yang dapat mengakibatkan siswa-siswi mengalami masalah dalam prestasi akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bullying dengan prestasi akademis siswa di SMA X di Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini berjumlah 140 siswa-siswi kelas X dan XI dengan menggunakan stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian dan jenis bullying dengan prestasi akademis siswa. Namun, ada hubungan antara frekuensi bullying dengan prestasi akademis siswa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak sekolah dan bidang ilmu keperawatan.


ABSTRACT

Bullying is a kind of violence that often occur in school environment which result in student having problem with academic achievement. This study aimed to measure the relationship of bullying and academic achievement at senior high school X in Jakarta. Design of this study is descriptive corellative with cross sectional approach. Respondents in this study are 140 students in grade 10 and 11 with stratified random sampling. The results of this study show that there are not relationship between prevalence and type of bullying with student?s academic achievement. But, there are relationship between frequent of bullying with student?s academic achievement. Hope this study can be useful for the school and for the field of nursing science.

"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waraouw, Maria Maud Magdalena Theresia
"Kekerasan di sekolah yang dapat dikategorikan sebagai bentuk bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) sering terjadi terutama di sekolah setingkat SMA (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). Kejadian kejadian seperti perilaku pemalakan, "gencet-gencetan", "senioritas", mewarnai kehidupan interaksi sosial remaja di SMA, dan hal ini dapat terjadi di antara para murid, maupun antara guru dan murid.
Untuk mengatasi persoalan sosial seperti bullying, perlu penanganan menyeluruh dan sistematis menyentuh akarnya agar efektif dalam mengurangi bullying. Artinya dalam intervensi bullying maka baik pihak murid, orang tua maupun guru harus sama-sama dilibatkan dalam upaya menurunkan tingkat bullying di institusi tsb. Intervensi di SMA XS dilakukan dengan melibatkan ke tiga pihak tsb, dan yang menjadi laporan tugas akhir ini adalah intervensi yang melibatkan pihak guru.
Untuk mendapatkan data obyektif tentang gambaran bullying di SMA XS dilakukan studi base-line menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif yaitu melalui kuesioner, focus group discussion, wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan adalah antara lain konfirnnasi tentang beberapa perilaku guru yang dicirikan sebagai bullying (McEvoy, 2005) Ciri-ciri perilakunya dapat dikategorikan sebagai bullying (Olweus, 1993; Rigby, 1996) karena seringkali memiliki niat untuk menyakiti, dilakukan oleh mereka yang secara struktural lebih berkuasa terhadap mereka yang lebih lemah. Aksi yang dilakukan untuk mendapat kepuasan atau kesenangan ini dipersepsi korban akan berulang.
Sebagai upaya intervensi mula-mula dilakukan strategi persuasi untuk membawa sekelompok guru ke dalam diskusi kelompok. Tujuannya agar guru bisa merasakan sendiri apa yang akan dilakukan dalam pelatihan khusus guru tentang pengurangan aksi bullying melalui "membangun komunitas berdasarkan program SAHABAT di sekolah XS". Mengajar orang dewasa membutuhkan strategi yang berbeda.
Untuk itu digunakan experiential learning (Kolb, 1984) sebagai bagian dari modul. Namun ternyata teknik ini memancing perilaku yang defensif dari pihak guru sehingga diputuskan untuk menggunakan pendekatan appreciative inquiry (Cooperrider &Whitney, 1999, Whitney & Trosten Bloom, 2003, Bushe, 2001). Teknik ini dilandasi oleh pendekatan psikologi positif, di mana guru di ajak untuk meletakkan masalah di luar dirinya, dalam membahas penyelesaian yang diinginkan. Appreciative Inqury juga dipilih karena singkat, mudah, dan menyenangkan sehingga pada saat teknik ini digunakan untuk membahas masalah tidak nampak rasa capai yang tergambar dalam raut peserta diskusi kelompok.
Hasil dari intervensi ini adalah perubahan pemahaman dan pihak guru, dan perubahan sikap dari defensif menjadi kornitmen untuk ikut serta dalam upaya mengurangi bullying di SMA XS.

Violence in schools that can be categorized as bullying (Rigby, 1996; Olweus, 1993) is more frequent in high school nowadays (Kompas, 2002; Pikiran Rakyat, 2003; Suara Pembaruan, 2003; Media Indonesia, 2006). This could be any forms of aggression such as teasing, oppressing, act of social exclusion and seniority were part of student's life at school, specifically high school students. Bullying act was practiced between peers and there also teachers bully students (McEvoy, 2005).
In an attempt toward developing school intervention to curb bullying, it is believed that a holistic and systemic approach will be more effective as an approach. That means all of the school community members will take their part to contribute actively in reducing bullying. Intervention in reducing bullying act in the high school SMA XS will be studied, and intervention in an effort to enhance teacher's awareness on the impact of bullying toward the victim, teacher's part will be specifically presented on this report.
In order to have a perspective about bullying in SMA XS baseline study had been conducted. Quantitative and qualitative method had been developed in the questionnaires and employed through survey on students' perspectives. To have a thorough and deep understanding of the essence of the problem, the other tools for qualitative research e.g. focus group discussion, interviewing and observation had been exercised.
Results shown and confirmed that some forms of bullying that had impact on the student-teacher relationships were practiced by teachers (McEvoy, 2005). The characteristics of the acts categorized as bullying (O1weus,1993; Rigby, 1996) includes an initial desire to hurt which is done so by the one who has power or structurally in a high position toward those that weak, physically, psychologically. The act which perceived by the victim threatening had been done so for enjoyment of the bully.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soimah
"Remaja korban bullying akan mengalami dampak antara lain cemas, penurunan harga diri, penurunan prestasi akademik dan depresi. Dukungan keluarga memainkan peranan penting dalam mengatasi dampak bullying. Bullying yang terjadi pada remaja berhubungan dengan depresi apabila remaja tidak mendapatkan dukungan oleh orang tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman keluarga dalam memberikan dukungan terhadap remaja korban bullying. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian berjumlah 8 orang. Analisis data dilakukan dengan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu kesedihan dan kemarahan sebagai respon awal terhadap bullying, saran dan motivasi merupakan bentuk dukungan keluarga pada korban bullying, strategi dukungan keluarga sebagai upaya mempercepat proses pemulihan korban bullying, hubungan antar manusia merupakan sumber dukungan dalam mengatasi dampak bullying, ketangguhan mental sebagai dampak dari dukungan keluarga pada korban bullying. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk perawat jiwa sebagai edukator bagi keluarga dalam memberikan dukungan pada remaja korban bullying.

Adolescents of bullying victims will experience impacts such as anxiety, decreased self esteem, decreased academic performance and depression. Family support plays an important role in overcoming the impact of bullying. Bullying that occurs in adolescents is associated with depression when adolescents do not get support by their parents. This study aims to obtain an overview of the family experience in providing support to adolescents bullying victims. Design of qualitative research with phenomenology approach. Participants in the study amounted to 8 people. Data analysis was done by Colaizzi method.
The results of the research are five themes, namely sadness and anger as the initial response to bullying, suggestion and motivation is a form of family support to victims of bullying, family support strategy as an effort to accelerate the process of recovery of victims of bullying, human relationships is a source of support in overcoming the impact of bullying, Mentally as the impact of family support on victims of bullying. The results of this study recommend for nurse soul as educator for family in giving support to adolescents bullying victim.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Khairani
"Sebuah fenomena telah terjadi pada anak-anak di sekolah dan di masyarakat. Fenomena tersebut ditandai dengan perilaku, seperti menyakiti dengan lelucon, ejekan dan perkataan yang kasar. Hal tersebut dapat bertambah parah jika sampai pada panggilan yang buruk, penyerangan secara personal dan mempermalukan orang lain di depan umum (Ross, 1998). Fenomena tersebut dinamakan bullying.
Dalam kosa kata Bahasa Indonesia ada yang mengartikan bullying sebagai perilaku "menggertak' atau `menggencet' namun padanan kata tersebut dirasa belum tepat untuk merepresentasikan kata bullying itu sendiri sehingga untuk pembahasan selanjutnya, kata bullying akan tetap dipakai. Bullying dapat didefinisikan sebagai sebuah pola perilaku agresif yang berulang, dengan intensi yang negatif, diarahkan dari seorang anak kepada anak yang lain, di mana ada kekuatan yang tidak seimbang (alweus, 1993). Agresivitas dapat menjadi bullying jika seorang anak mempunyai target orang tertentu sehingga perilaku tersebut diarahkan kepada orang yang biasanya lemah dan tidak berdaya (Papalia, 2004). Menurut Dlweus, (1993) perilaku agresif ini meliputi perilaku fisik atau verbal yang merupakan perilaku yang terus-menerus dan bertujuan untuk menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain.
Perubahan iklim pendidikan dewasa ini dalam kaitannya dengan perilaku bullying telah menimbulkan kebutuhan untuk bekerja sama antara guru, manajemen sekolah, siswa, orangtua dan karyawan penunjang sekolah untuk mengembangkan strategi, kebijakan dan program yang efektif untuk merangsang kesuksesan dan rasa aman semua siswa dalam bersekolah, terutama dalam usaha pencegahan perilaku bullying di sekolah.
Hal ini dilakukan dalam kerangka untuk menghindari dampak negatif bullying yang dapat menghambat proses belajar anak di sekolah bahkan akan terus berpengaruh buruk kepada anak setelah beranjak dewasa. Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara untuk mencegah maupun mengintervensi perilaku bullying tersebut. Modul Program Pendidikan Pencegahan Perilaku Bullying di Sekolah Dasar merupakan sebuah usaha yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan dan menciptakan sekolah bebas bullying.
Dari hasil olah data lapangan analisa kebutuhan menunjukkan bahwa sebesar 31.8 % siswa pernah mengalami bullying. Sedangkan, jenis bullying yang paling banyak terjadi adalah bullying non-verbal sebesar 77.3%. Selanjutnya sebesar 40.1% siswa pemah mengalami bullying verbal dan 36.1% siswa pernah mengalami bullying fisik. Hasil perhitungan data lapangan ini menunjukkan bahwa bullying telah terjadi di sekolah dasar. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar kebutuhan untuk melakukan penyusunan modul pencegahan perilaku bullying di sekolah dasar.
Bullying yang terjadi di sekolah dasar yang menjadi subyek analisis kebutuhan berkaitan dengan jenis bullying non-fisik atau psikologis. Berdasarkan hal ini maka ditetapkan tujuan dan sasaran program yang relevan dari hasil analisis kebutuhan tersebut. Adapun sasaran yang ingin dicapai meliputi perubahan/perkembangan dalam hal kognitif (pengetahuan), afeksi (sikap/nilai) serta psikomotor (perilaku yang dapat diamati) yang didasarkan pada model Goleman yang meliputi baik itu keterampilan kognitif, keterampilan emosi dan keterampilan perilaku (dalam Munandar 2002).
Tujuan dari modul program ini adalah untuk membantu sekolah mengembangkan dan menerapkan rencana pelaksanaan peningkatan rasa aman, terutama pada aspek sosial dan psikologis di sekolah yang dapat menurunkan dan mencegah fenomena bullying.
Program yang disusun ini merupakan paket program yang dapat dilaksanakan dengan dua altematif cara, yaitu bersamaan dengan sesi pelajaran di sekolah yang merupakan bagian dari pelajaran Bimbingan dan Konseling (BK) ataupun terpisah menjadi program tersendiri di sekolah. Paket program ini dapat dijalankan oleh psikolog sekolah atau guru Bimbingan dan Konseling di sekolah yang bersangkutan.
Modul ini khusus ditujukan untuk semua siswa kelas 4 dan 5, terlepas mereka yang menjadi korban maupun pelaku bullying. Secara khusus dipilih kelas 4 dan 5 didasarkan juga pada karakteristik siswa kelas 4 dan 5 yang sudah mencapai perkembangan dalam kemampuan membaca dan menulis.
Pelaksanaan program ini tidak lebih dari 1 bulan yang terdiri dari 11 sesi pertemuan dengan tiap sesi-nya dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah dan kesepakatan antara guru. Namun, akan lebih baik jika paket program ini dapat dilaksanakan setiap dua kali dalam sepekan, untuk dapat mempertahankan alur program agar berjalan dengan efektif. Dengan menggunakan berbagai metode, antara lain: tugas individu, diskusi kelompok, diskusi terbuka, ceramah, bermain peran, permainan dan menonton film."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>