Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Wahyuni Prabawanti
"ABSTRAK
Uang bisa berdampak positif maupun negatif terhadap manusia sebagai
sarana pemuas kebutuhan yang akan memberikan kepuasan dalam
kehidupannya. Dampak tersebut akan menimbulkan sikap terhadap uang yang
berbeda-beda. Oleh karena itu sikap terhadap uang akan berdampak pada
kepuasan hidup seseorang.
Berkaitan dengan sikap terhadap uang dengan kepuasan hidup maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan
sikap terhadap uang dengan kepuasan hidup dosen tetap pada Perguruan
Tinggi swasta di Jakarta.
Sampel penelitian adalah 100 orang dosen dari 3 Perguruan Tinggi
swasta di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan
instrumen penelitian berupa kuesioner skala sikap yang diadaptasi dari Money
ethic scale (Tang & Tang, 2002).
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap terhadap uang dengan kepuasan hidup. Berdasarkan
dimensi sikap terhadap uang dari Tang (2002), hubungan yang signifikan
terjadi pada 2 dimensi , yaitu dimensi Good (uang adalah faktor yang penting
dalam kehidupan) dan Make money (perilaku menghasilkan uang). Jika sikap
terhadap uang dianalisis berdasarkan analisis faktor, hubungan yang signifikan
terjadi pada 4 dimensi, yaitu dimensi Good, Make money, Consumerism(uang
digunakan untuk membeli barang dan jasa) dan lnvestment{\x2x\g digunakan
untuk investasi).
Peneliti menyarankan, untuk penelitian selanjurnya bisa dikembangkan
dimensi sikap terhadap uang yang secara signifikan berpengaruh pada
kepuasan hidup, penelitian terhadap kelompok kerja lain, dan
mengikutsertakan variabel lain yang tidak langsung berhubungan dengan uang,
seperti nilai/etika kerja, iklim etis Perguruan Tinggi."
2004
S3321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Rachmawati
"Uang merupakan kebutuhan setiap manusia. Selain memiliki dampak positif, uang juga bisa berdampak negatif. Evaluasi positif atau negatif atau sikap seseorang terhadap uang akan menentukan bagaimana perilakunya dengan uang. Salah satu perwujudan sikap seseorang terhadap uang adalah bagaimana ia berperilaku terhadap uang. Salah satu perilakunya yang berkaitan dengan uang, misalnya : bekeija untuk menghasilkan uang. Karyawan seperti pekerja lain mengharapkan uang sebagai imbalan keijanya. Imbalan ini diharapkan mencukupi kebutuhan karyawan dalam hidupnya, sehingga kepuasan hidup karyawan yang dipengaruhi oleh uang terpenuhi. Namun apa yang terjadi jika karyawan memiliki orientasi terhadap uang yang tinggi, yang mungkin terjadi adalah akhirnya setinggi apapun gaji yang diterima tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan, sehingga akhirnya menurunkan kepuasan hidup karyawan. Jika kedua hal ini terjadi maka akhirnya karyawan yang tidak dapat menahan dirinya dapat melakukkan tindakan tercela seperti korupsi. Hal ini diteliti pada populasi karyawan bank. Dimana karyawan bank terpapar secara intensif baik secara fisik maupun tidak terhadap uang. Keadaan ini dapat menimbulkan stress pada karyawan apabila karyawan tersebut tidak memiliki kepuasan kerja atau kepuasan hidup yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara sikap terhadap uang, kepuasan kerja karyawan serta kepuasan. hidup karyawan bank. Sikap terhadap uang terbagi kedalam tiga ranah, yaitu afektif, beha\>ior dan cognitive. Sedangkan kepuasan kerja terbagi dalam dua faktor pembentuk, yaitu kepuasan kerja intrinsic, yaitu yang berasal dari dalam diri karyawan dan kepuasan kerja ekstrinsik, yaitu kepuasan kerja berasal dari luar diri karyawan tersebut. Sedangkan kepuasan hidup karyawan merupakan bagaimana karyawan tersebut memandang tingkat kepuasan hidupnya secara menyeluruh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Yaitu metode penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesionel skala sikap yang diadaptasi dari Money Ethic Scale (Tang&tang 2002).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang dengan kepuasan kerja maupun kepuasan hidup karyawan bank. Namun ada hubungan yang berarti antara kepuasan kerja dengan kepuasan hidup. Selain itu ternyata dalam faktor pembentuk sikap terhadap uang, terutama pada faktor behavior, berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja karyawan, terutama dalam kepuasan kerja intrinsik karyawan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sikap terhadap uang secara keseluruhan tidak mempengaruhi kepuasan kerja dan kepuasan hidup karyawan. Ini mungkin terjadi karena karyawan tersebut mendapatkan kepuasan kerjanya bukan dari imbalan yang ia peroleh, namun dari hal lain diluar hal tersebut. Ini juga mungkin terjadi karena karyawan bank tempat dimana penelitian dilakukan memberikkan gaji yang mencukupi sehingga sikap terhadap uang tidak tidak mempengaruhi kepuasan kerja maupun kepuasan hidup karyawan.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang perlu dikembangkan lagi agar dapat lebih digeneralisasikan pada kelompok subyek penelitian. Ini menjadi penting karena maraknya perilaku korupsi pada karyawan bank di Indonesia, terutama pada level jabatan menengah keatas. Untuk studi yang lebih mendalam, maka penelitain dapat dilanjutkan dengan menkombinasikkan penelitian dengan metode kualitatif dengan metode kuantitaif. Peneliti juga menyarankan agar penelitian dilakukkan lebih intensif pada karyawan dengan jabatan yang sudah cukup tinggi dan dengan sampel yang berasal dari bank yang lebih variatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renobulan R. Sini
"Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai seberapa jauh sikap tenaga paramedis, sebagai sumber daya terbesar suatu rumah sakit, terhadap sistim insentif yang berlaku dapat mempengaruhi kepuasan kerja paramedis tersebut. Subyek penelitian adalah tenaga paramedis di rumah sakit X, suatu rumah sakit swasta yang dikhususkan untuk wanita dan anak. Untuk mengukur kepuasan kerja dan sikap terhadap sistim insentif, digunakan alat ukur berbentuk kuesioner. Selain itu juga digunakan kuesioner untuk meneliti mengenai sikap terhadap penilaian unjuk kerja yang berlaku, dimana penilaian unjuk kerja ini adalah unsur utama dari sistim insentif yang berlaku di rumah sakit X.
Dari hasil pengolahan data yang terkumpul, didapatkan suatu hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan sikap terhadap sistim insentitif. Sikap terhadap sistim insentif ini sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan pada kepuasan kerja, meskipun tidak terlalu besar. Dari perhitungan mengenai pengaruh aspek-aspek kepuasan kerja dan aspek-aspek sistim insentif terhadap kepuasan kerja, didapatkan hasil bahwa aspek yang berhubungan dengan lingkungan kerja memberikan pengaruh terbesar terhadap kepuasan kerja.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sikap terhadap sistim insentif memberikan kontribusi yang cukup besar pada kepuasan kerja paramedis di rumah sakit X, terutama oleh aspek perubahan jumlah insentif yang diterima dari waktu ke waktu. Dari perhitungan mengenai sikap terhadap penilaian kerja, sebagai unsur utama sistim insentif yang berlaku, juga menunjukkan bahwa sikap ini memberikan kontribusi yang cukup besar pada sikap terhadap sistim insentif.
Penulis menyarankan kepada pihak manajemen untuk lebih memperhatikan hasil penelitian ini yang menunjukkan adanya tingkat ketidakpuasan yang cukup tinggi di kalangan tenaga paramedisnya. Mereka yang mempunyai ketidakpuasan kerja ini, sangat berpotensi untuk melakukan ataupun menghasut rekan kerjanya untuk melakukan hal-hai yang berhubungan dengan ketidakpuasan kerja seperti pemogokan. Selain itu penulis juga menyarankan pihak manajemen untuk melakukan perbaikan pada sistim insentif mereka, terutama agar perubahan insentif dapat lebih dirasakan pekerja sebagai hasil dari perubahan unjuk kerja yang telah mereka tampilkan, bukan hanya sebagai uang tambahan gaji semata. Informasi mengenai sistim insentif ini juga hendaknya diberikan secara jelas oleh pihak rumah sakit untuk mengurangi sikap negativistik para pekerja terhadap sistim insentif yang berlaku."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Oscar Frits
"Saat ini timbul permasalahan mengenai masyakat Batak yang tinggal di kota yang cenderung bersikap kompromis dan tidak taat terhadap adat istiadat leluhurnya. Namun demikian sikap masyakat Batak itu sendiri tidak seluruhnya seragam, ada yang menyatakan sikap mendukung (favor) atau tidak mendukung (disfavor) terhadap pelaksanaan adat istiadat. Sementara itu cerminan dari pelaksanaan adat tampak dari sikapnya terhadap pelaksanaan hukuman adat. Sikap penduduk kota dapat dipengaruhi oleh adanya situasi overload dan faktor kedekatan diantara anggota kelompok.
Atas dasar itulah penulis mencoba melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh pengalaman seseorang dengan lingkungan perkotaan dan bentuk kehidupan sosial dengan sikap mereka terhadap pelaksanaan hukuman adat. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran hubungan antara penghayatan situasi overload dan kehidupan sosial dengan sikap terhadap pelaksanaan hukuman adat.
Metode penelitian adalah kuantitatif, dengan melihat penyebaran skor penghayatan situasi overload, kehidupan sosial, dan sikap terhadap pelaksanaan adat. Penelitiaan ini dilakukan pada kelompok masyarakat Batak yang bertempat tinggal di Jakarta. Dalam penelitian ini akan digunakan tiga instrumen, yaitu instrumen pertama untuk mengukur penghayatan situasi overload adalah, dengan menggunakan skala Guttman. Alat ini telah dibuat oleh saudara Myrna Ratna Maulidina dan disempurnakan lebih lanjut. Sedangkan instrumen yang kedua bertujuan mengukur sikap terhadap hukuman adat, dengan menggunakan skala Likert. Dan pada instrumen ketiga bertujuan untuk menggolongkan seseorang pada bentuk kehidupan sosial yang selama ini dijalaninya. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai penghayatan situasi overload dan sikap terhadap hukuman adat pada masyarakat Batak yang tinggal di Jakarta.
Pelaksanaan pengambilan data di lapangan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria penelitian. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 300 buah, meliputi beberapa gereja di wilayah Jakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai tanggal 16 Juni, dan terkumpul pada tanggal 28 Juli 1997. Dari 300 buah kesioner yang disebarkan disejumlah gereja yang berlokasi di Jakarta, kenyataan yang diperoleh hanya terkumpul 97 buah.
Gambaran sampel, adalah pria Batak dewasa yang telah menikah, terbanyak berusia antara 30-55 tahun dan tergolong memiliki pendidikan yang baik, hampr 45% adalah sarjana. Umumnya mereka terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan bekerja pada hampir semua sektor yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penghayatan situasi overload dengan sikap terhadap hukuman adat. Begitu pula pada bentuk kehidupan sosial yang mempunyai hubungan signifikan dengan penghayatan situasi overload, maupun dengan sikap terhadap pelaksanaan hukuman adat. Dari data yang ada, diperoleh gambaran bahwa bentuk kehidupan sosial yang disintegrasi, adalah mereka yang paling merasakan adanya situasi overload dan bersikap kurang mendukung terhadap pelaksanaan hukuman adat. Sedangkan persistensi dan transformasi kurang merasakan situasi overload, dan nampaknya masih cenderung bersikap mendukung terhadap pelaksanaan hukuman adat.
Kesimpulannya yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa penghayatan situasi overload dan bentuk kehidupan sosial pada masyarakat Batak yang tinggal di Jakarta mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikap yang mereka tunjukkan terhadap adanya pelaksanaan hukuman adat saat ini, khususnya di daerah perkotaan. Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar metode penelitian disempurnakan, yaitu dari segi alat ukur, pengambilan data di lapangan, jumlah sampel dan analisis data. Pada segi teoritis diperlukan pembahasan yang lebih mendalam mengenai situasi overload, agar lebih sesuai dengan kondisi perkotaan, khususnya dengan kota-kota di Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Nina Zulida
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja dosen PTN dan PTS. Kepuasaan kerja adalah sikap atau penilaian positif/negatif seseorang atau hasil pekerjaannya. Iklim suatu organisasi sebagai gambaran kualitas lingkungan suatu organisasi yang relatif tahan lama dialami anggotanya, mengambarkan nilai-nilai tertentu yang merupakan ciri-ciri seperangkat karakteristik organisasi yang bersangkutan dan mempengaruhi perilaku anggotanya.
Penelitian ini bersifat ex post facto dengan subyek penelitian sebanyak 100 orang dosen Universitas Cenderawasih dan Sekolah Tinggi Teknik di Jayapura. Pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS/PC 7.5, untuk analisis regresi, analisis varians, uji t dan analisis korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan:
1. Iklim organisasi dan komitmen organisasi secara bersama memberi sumbangan efektif yang bermakna terhadap kepuasaan kerja dosen. Namun bila dilihat sendiri-endiri hanya iklim organisasi yg memberikan sumbangan signifikan terhadap kepuasaan kerja dosen, sedangkan komitmen organisasi tidak memberikan sumbangan signifikan.
2. Terdapat efek yang signifikan dari masa kerja dosen terhadap kepuasaan kerja dosen.
3. Tidak terdapat efek yang signifikan antara masa kerja dosen terhadap iklim organisasi dan komitmen organisasi.
4. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara dosen laki-laki dan perempuan dalam hal dimensi gaji/pembayaran."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T37897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Widyanthi Pratiwi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Work from Home pada Work Life Conflict, dengan employee well-being dan time pressure sebagai mediator pada karyawan swasta di Jabodetabek. Data terkumpul dari 270 karyawan swasta di Jabodetabek melalui survei daring. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk memeriksa kecocokan keseluruhan model dan menguji kausalitas antar konstruk. Temuan menunjukan bahwa Work from Home berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Work Life Conflict secara langsung. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan pengaruh work from home terhadap work-life conflict dimediasi parsial oleh employee well-being dan time pressure. Dengan menggunakan hasil penelitian ini, praktisi diharapkan dapat menyoroti apakah perusahaan memiliki kebutuhan untuk mengembangkan kebijakan atau program tertentu terkait praktik work from home untuk mengurangi work-life conflict pada karyawan.

The purpose of this paper is to investigate the effect of work from home on work-life conflict, with employee well-being and time pressure as mediators on private sector employees in Jakarta Metropolitan Area. Data was collected from 270 non-essential private sector employees through an online survey. Structural Equation Modelling (SEM) was used to analyse the data. The findings show that work from home a has a direct and significant negative effect on work-life conflict. Moreover, the results showed that the effect of work from home on work-life conflict was partially mediated by employee well-being and time pressure. This study highlights whether companies have the need to develop certain policies or programs related to the practice of work from home on private sector employees in Jakarta Metropolitan Area."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Hanny N.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengujian empirik tentang pengaruh tingkat birokrasi organisasi terhadap kepuasan kerja. Disamping juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan faktor-faktor formalisasi, kompleksitas, sentralisasi dengan pelbagai tingkatan birokrasi, dan bagaimana hubungan antara variabel formalisasi, kompleksitas, sentralisasi dengan kepuasan kerja.
Landasan teori penelitian ini adalah teori organisasi dengan pendekatan makro dan mikro. Fokus pendekatan teori organisasi makro pada birokrasi organisasi yang diwakili dengan dimensi struktural organisasi dalam formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi. Sedangkan fokus pendekatan teori organisasi mikro pada kepuasan kerja.
Berdasarkan teori yang ada, organisasi dikatakan tinggi tingkat birokrasinya jika memiliki formalisasi, tinggi, kompleksitas tinggi, dan sentralisasi tinggi. Disamping juga bahwa organisasi dengan tingkat birokrasi tinggi akan mengakibatkan kinerja organisasi rendah. Kinerja organisasi dalam penelitian ini difokuskan pada kepuasan kerja.
Beberapa penelitian terdahulu mengkaji hubungan antara dimensi struktural organisasi terhadap kepuasan kerja. Namun penelitian-penelitian tersebut tidak secara khusus melihat hubungan birokrasi organisasi terhadap kepuasan kerja, kecuali secara parsial yaitu hubungan dimensi formalisasi, desentralisasi, kompleksitas terhadap kepuasan kerja.
Metodologi penelitian ini termasuk ex post facto, yaitu mengkaji hubungan antara variabel birokrasi organisasi yang diwakili dengan formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi, dengan variabel kepuasan kerja. Instrumen penelitian adalah kuesioner dengan model skala "Likert", yang bertujuan untuk memperoleh data primer. Disamping itu uji kuesioner telah dilakukan di suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Jumlah observasi penelitian adalah 131 responden. Teknik analisa data dengan menggunakan metode uji beda dua rata-rata, analisa korelasi, dan analisa regresi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kepuasan kerja relatif tinggi pada organisasi dengan tingkat birokrasi rendah. Tingkat birokrasi yang diwakili oleh formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi ternyata lebih didominir oleh sentralisasi. Uji beda dua rata-rata membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan hanya pada sentralisasi, selanjutnya analisa regresi membuktikan bahwa hubungan positip antara formalisasi dan kompleksitas dengan kepuasan kerja. Di pihak lain hubungan negatip antara sentralisasi dengan kepuasan kerja. Jika ketiga variabel digunakan secara bersama-sama maka kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh variabel tersebut hanyalah sebesar 18,87%. Namun pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja diperoleh dan formalisasi dan sentralisasi dengan variabel lainnya sebagai variabel kontrol.
Temuan penelitian dapat menjadi masukan bagi organisasi secara umum, dengan kesimpulan bahwa tinggi/rendahnya formalisasi dan kompleksitas tergantung kepada karakteristik anggota organisasi. Disamping itu untuk memberi arti kontribusi 18,87% terhadap kepuasan kerja, pemahaman terhadap karakteristik organisasi diperlukan sebagai dasar untuk penetapan formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi.
Untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini disarankan agar dikembangkan penelitian lanjutan antara lain studi yang mengkaji faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja, studi hubungan antara gaya kepemimnpinan dan budaya organisasi terhadap birokrasi, dan studi komparasi birokrasi pada jenis organisasi yang berbeda.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carla Lucia Wantania
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLIP terhadap Pelestarian Lingkungan di kotamadya Jakarta Barat , DKI Jakarta. Masalah lingkungan hidup sangat kompleks karena menyangkut dimensi ruang dan waktu serta dampaknya bersifat lokal, wilayah tertentu, daerah, negara bahkan global. Karenanya diperlukan penanganan dengan pendekatan terpadu dan komprehensif antar disiplin ilmu, pihak-pihak terkait serta partisipasi masyarakat.
Untuk mendukung pengelolaan lingkungan hidup ini perlu ditanamkan pemahaman tentang lingkungan hidup sejak dini mulai dari masa prasekolah, SD, SLTP dan SMU sampai perguruan tinggi. Inilah yang menjadi dasar pijak penelitian kami.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa SLTP mengenai materi lingkungan hidup sebagai hasil belajar pendidikan lingkungan hidup.
2. Mengetahui bagaimana sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan sebagai hasil pengajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Mengetahui hubungan antara pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa SLTP di Jakarta terhadap pelestarian lingkungan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
"Terdapat hubungan yang berarti antara pemahaman materi pendidikan lingkungan dengan sikap siswa SLTP DKI Jakarta terhadap pelestarian lingkungan".
Penelitian ini dilakukan secara ekspos fakto di SLTP Negeri Jakarta Barat dengan jumlah sampel sebanyak 320 siswa kelas III dari 8 SLTPN Sanggar yang diambil secara acak sistematik juga dilakukan wawancara pada sejumlah guru dan Kepala Sekolah.
Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil tes tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan dan kuesioner sikap yang disusun sesuai dengan skala Likert untuk mengukur sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan.
Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menerapkan teknik korelasi Pearson Product Moment yang dikuntkan dengan Uji T. tes. Sedangkan untuk melihat bentuk hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan) dengan variabel terikat (sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan) digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan petunjuk pengujian hipotesis dari Putrawan (1990).
Hasil Penelitian menunjukkan :
1. Tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP rata rata cukup (skor rata-rata 23,4625 dari maksimum skor 36,0000).
2. Sikap siswa SLTP terhadap pelestarian lingkungan umumnya baik (rata-rata skor 83,1844 dari maksimum skor 100,0000).
3. Ada hubungan yang cukup bermakna antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup dengan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (r= 0,3680; r tabel = 0,118)
4. Model regresi antara tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup (variabel x) dan sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan (variabel y) adalah linear dengan rumus Y^ = 71,01 + 0,523
Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada kontribusi positif dari tingkat pengetahuan materi pendidikan lingkungan hidup siswa SLTP kepada sikap siswa terhadap pelestarian lingkungan sebesar 13,54%.

ABSTRACT
This thesis was undertaken to know the correlation between environmental education and Junior High School Students' attitude towards environmental conservation in Jakarta. Environmental problems are very complex because it involved the dimensions of time and space and the impact could be locally, a certain area, a region, national, even global in nature.
Therefore, it is necessary to manage this living environment in an integrated and comprehensive manner, based on many disciplines, many parties concerned and also community participation. To support the management of this living environment, it is necessary to introduce environmental concepts early commencing since preschool, elementary school, junior high school and secondary high school up to tertiary education. That then is the basic idea of this research.
The objectives of this research are to :
1. Determine the level of Junior High School Student's knowledge on living environment.
2. Determine the student's -attitude towards environmental conservation as the result of environmental education.
3. Know the con-elation between the level of student's knowledge on the living environment and their attitude towards environmental conservation. The hypothesis formulated in this study is as follows : "There is a significant correlation between the level of student's knowledge on the subject of environmental education and their attitude towards environmental conservation".
The research had been conducted at the Public Junior High School in the municipality of West Jakarta. Samples were taken using the systematic random sampling technique numbering 320 students of the third grade from 8 (eight) workshop schools.
In addition, to complete the data, a number of headmasters and teachers were interviewed.
The data used in this research were gathered from assessment of environmental knowledge's test and questionaires that was used conform with the Liked Scale method to measure student's attitude towards environmental conservation.
To assess the correlation between the environmental knowledge (X-variable) and student's attitude (Y-variable) the Correlation Coefficient of Pearson Product Moment and the 1-test was used.
To seek out the regression model between the independent variable and dependent variable, a simple linear regression was used with the test-guideline of Putrawan (1990).
The research results showed that
1. The level of environmental knowledge of the student's average score was 23.4625 out of 36.0000.
2. The student's average score of attitude using Likert Scale was 83.1844 out of 100.0000. There was a significant correlation between environmental knowledge's level and the student's attitude towards environmental conservation 0-0,3680 ; r table = 0,118).
3. Regression model between indicator of the independent variable and dependent variable is shown as : YA =71,01+0,52X.
The conclusion that can be drawn is : "there is a positive contribution (13,54%) of the environmental knowledge's level towards junior high school student's attitude on environmental conservation".
Number of References : 41 (1982-1997).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Luhut Haposan
"Sebagai alat pembelian dan pertukaran yang sah uang selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman seseorang terhadap uang secara tidak langsung membentuk persepsi orang itu terhadap uang. Dari persepsi yang dihasilkan akan membentuk sikap tertentu terhadap uang, apakah orang tersebut menganggap uang sebagai hal yang menyenangkan atau tidak. Uang adalah sesuatu yang simbolis dan emosional dalam bentuk besaran yang berbeda-beda pada masing-masing individu (Lynn, dalam Fumham, 2000). Arti-arti simbolis itu menjadi penting, karena ada orang yang berpikir uang sebagai hal yang baik (good) atau jahat (evil). Uang merupakan salah satu motivator orang bekeija (Robbins, 1993). Orang dapat saja beketja pada perusahaan besar atau kecil maupun swasta atau negeri. Kesesuaian antara nilainilai dan tujuan orang tersebut bekerja dengan nilai-nilai dan tujuan perusahaan dinamakan komitmen organisasi.
Carolina (2003) dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan antara besarnya penghasilan dengan komitmen organisasi. Seseorang yang memiliki penghasilan yang besar akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi terhadap perusahaannya. Besar atau kecilnya gaji seseorang sangat bergantung dari kemampuan tiap perusahaan. Untuk perusahaan negara, dalam hal ini BUMN sumber pembiayaan berasal dari perusahaan itu sendiri sama halnya dengan perusahaan swasta. BUMN sendiri mempunyai tujuan perusahaan untuk mencari keuntungan dan pelayanan masyaratkat. Prestasi pengukuran kerja di BUMN sulit disebabkan memiliki tujuan perusahaan yang bersifat ganda tersebut. Maksud dari peneitian ini adalah melihat bagaimana hubungan antara sikap terhadap uang dengan komitmen organisasi pada karyawan BUMN yang memiliki gaji yang tidak sebaik karyawan swasta pada umumnya dan bekeija dengan pengukuran prestasi keija yang sulit.
Penelitian mengenai sikap terhadap uang dan komitmen organisasi dilakukan pada subyek yang beketja pada perusahaan BUMN sebanyak 54 orang. Dalam penelitian ini digunakan non probability sampling, yaitu tidak semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama sebagai subyek penelitian. Alat ukur yang digunakan berbentuk kuesioner. Pengukuran sikap terhadap uang dalam penelitian ini menggunakan Money Ethic Scale pada bagian Altitude Toward Money terdiri dari 58 item dan alat ukur yang digunakan untuk komitmen organisasi adalah Organizational Commitment Quesionnaire (OCQ) oleh Porter & Smith ( Mowday et al., 1982) yang memiliki jumlah item sebanyak 15 buah.
Hasil dari pengolahan data yang dilakukan serta analisisnya dapatlah didapatkan, ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang, faktor behavior, faktor cognitive dengan komitmen organisasi dan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor affective sikap terhadap uang dengan komitmen organisasi pada karyawan BUMN. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di BUMN memandang uang sebagai hal yang menyenangkan dan mereka juga memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya. Penambahan metode kualitatif seperti wawancara akan lebih baik untuk menghindari kelemahan metode kuesioner, dan menambah jumlah sampel agar hasil penelitian lebih maksimal dalam nilai reliabitas dan validitas sehingga gambaran hasil penelitian dapat lebih digeneralisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>