Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Victoria Imelda Indri
"Kesejahteraan remaja perlu mendapat perhatian, agar tercapai sosok remaja yang sehat secara fisik dan psikologis, berprestasi, dan bermoral, sehingga mereka siap menghadapi masa depannya dengan l^k. Para ahli mengatakan tahap perkembangan penting untuk dilewati dengan baik karena beipengaruh pada tahap selanjutnya. Masa remaja menipakan periode *i>adai dan tekanan" masa yang stressful!, karena ada perubatian fisik d^ biologis serta penibafaan tunohitan dari lingkvmgan, sehingga ^'perlukan suatu proses penyesuaian diii dari remaja. Remaja mengalami perubahan secara primer (menarche pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki) dan perubahan secara sekunder (perubahan suara, tinggi badan, otot tubuh, dan Iain-lain). Perubahan primer yang dialami remaja menghasilkan efek psikologis, sepeiti adanya efek psikologis daii menarcAe (Sprinthall, 1995).
Remaja periu memberikan peihatian teihadap kesehatan leproduksinya dan mengenal tubuhnya sejak dini. Kesehatan reproduksi menipakan satu keadaan di mana lisik, mental, dan sosial berlangsung baik, serta tidiik hanya absennya penyakit namun berhubun^n dengan sistem reproduksi beserta fimgsi dan prosesnya. Dengan demikian dihi^kan dapat mencegah penlaku-peiilaku kenakalan remaja (seks bebas,aborsi,d!l). Selain kasus-kasus kenakalan remaja yang b^yak teij^ pada remaja puteri, para ahli juga berpendapat bahwa salah satu ciri khas wamta adalah sistem reproduksinya. Seorang anak perempuan yang memasuki masa lemaia akan ditandai dengan menarche, dan temyata ada penghayatan emosionil dari remaja puteri terhadap hal itu. Penelitian terhadap reaksi [»ikologis dan remaja puteri teihadap menarche banyak dilakukan di luar Indonesia dan dan salah satu penelitian diketahui gadis-gadis mengalami menstruasi pertamanya sebagai peristiwa yang menggangpf Han menakutkan serta memalukan (Atwater, 1983). Untuk itu penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang ingin menggali perasaan dan harapan remaja puteri saat memasnki menarche.
Penelitian ini menggunakan Focus Group Discussion (diskusi kelompok terarah) karena remaja sudah terbiasa dengan metode diskusi yang informal dan sikap merefca untuk lebih terbuka kepada kelompok-kelompok teman sebaya. Dengan menggunakan Focus Group Discussion selama I jam, dimana jumlah subyek dalam penelitian adalah 18 remaja puteri dari SLTP Charitas (Jakarta) yang berusia 12-13 tahun dan mengalami haid pertama tidak lebih dari 6 bulan, maka diperoleh basil sebagai berikut, bahwa sebelum mengalami haid pertama, sebagian dari subyek belum mendapatkan persiapan sebelumnya; perasaan negatif (takut, panik, kaget, sedih, marah, bingung dan merasa direpotkan) lebih banyak ditampilkan oleh subyek. dlhandingkan dengan perasaan posirif saat memasuki menarche; remaja puteri juga mengalami kee«nasan selelah pengjdanian menarche-nya (terhadap tingkat pemerkosaan, perilaku Ictrmn-tcman dan lawan jenis terhadap keadaan saat menstruasi. sikap keluarga terhadap mereka, dan adanya ketidaknormalan saat mengalami menstruasi); subyek juga memiliki harapan-harapan setelah mengalami menarche (terhadap orang tua, diri sendiri, dan pentingnya pendidikan seks bagi mereka serta terhadap perilaku teman-teman sebaya); variabel lainnya adalah subyek juga merasakan adanya perubahan terhadap fisik, perilaku dan lingkungan setelah mengalami menstruasi; selanjutnya subyek merasakan adanya efek mentruasi terhadap risik, emosi dan perilaku mereka; dan dari hasil penelitian diketahui pula kurangnya pengetahuan subyek mengenai menstruasi.
Melihat dari hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan hendaknya untuk penelitian selanjutnya Jumlah sampel yang digunakan lebih banyak perlunya memberikan pendidikan seks secara dini kepada remaja, perlunya memb^ konseling kepada anak-anak perempuan sebelum menarche serta penyuluhan bagi orang tua dan guru serta pihak-pihak yang teikait agar mereka mampu membantu petmasalaihan yang dihadapi remaja selama masa perkembangannya; dan dapat pula dilakukan penelitian terhadap usia yang lebih awal dari pada usia yang digunakan dalam penelitian ini, mengingat sekarang ini usia anak perempuan yang kurang dari 12 tahun j uga telah mengalami menarche."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindayati
"Menstruasi pertama atau menarche adalah tanda dimulainya haid yaitu keluamya cairan darah berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Secara umum menarche merupakan dimulainya kematangan kapasitas reproduksi seorang wanita dengan ditandai berkembangnya karakteristik seksual sekunder seorang wanita. Keadaan ini menandakan kesiapan seorang wanita untuk berhubungan seksual, hamil dan melahirkan. Jika dalam usia remaja telah terjadi kehamilan maka akan terjadi kompetisi dalam pemenuhan kebutuhan gizi antara kebutuhan untuk bertumbuh remaja itu sendiri dengan kebutuhan gizi untuk janin yang dikandungnya. Dengan demikian akan terjadi kekurangan gizi diantara keduanya, akan terjadi gizi kurang dan anemia untuk ibunya sedangkan untuk bayi akan lahir dengan berat badan rendah.
Penelitian ini bertujuan diperolehnya informasi tentang hubungan faktor berat badan lahir, status gizi (IM1) dan pola konsumsi iemak, persen lemak tubuh, sosial ekonomi orangtua, umur menarche ibu keterpaparan media massa dan aktivitas olahraga dengan umur menarche remaja putri 9- 15 tahun di Perunmas Kp Baru Kota Pariaman. Waktu penelitian pada bulan Maret - April 2007 dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional dan bersifat deskriptif analitik. Besar sampel sebanyak 255 remaja putri. Analisis data dilakukan secara bertahap dimulai dari univariat untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel, bivariat untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel status menarche (chi square) dan multivariat untuk mengetahui fuktor yang paling dominan dilakukan dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan dari 255 responden sebanyak 158 orang (61,9 %) telah menarche. Rata- rata umur menarche adalah 12,1 ± 0,91 tahun. Umur menarche termuda 9,2 tahun dan tertua adalah 14 tahun. Berat badan lahir responden lebih besar atau sama dengan 2.500 gram (86,5 %), status gizi responden kategori normal (78,8 %), persen lemak tubuh kategori normal (62,4%) , FFQ konsumsi lemak dengan kategori sering berturut-turut !auk hewani, !auk nabati dan makananjajanan (53,3 %, 50,5% dan 52,6 %), pendidikkan orangtua SLTA (41,2 %). Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat badan lahir, status gizi, persen lemak tubuh, Frekuensi lauk nabati, uang jajan, status pekerjaan ayah dan aktivitas olahraga dengan status menarche.
Dari basil uji multivariat terdapat 4 variabel independen berhubungan secara be!lilllkna dengan status menarche yaitu variabel status gizi, frekuensi lauk nabati, berat badan lahir, dan persen lernak tubuh dengan status menarch. Status gizi rnerupakan faktor yang paling dominan. Rernaja dengan status gizi baik lebih cepat menarche 11,320 kali dibandingkan remaja dengan status gizi kurang setelah dikontrol oleh, persen lemak tubuh, berat badan lahir dan frekuensi !auk nabati. Oleh sebab itu disarankan untuk rneningkatkan program promosi kesehatan khususnya kebutuhan gizi remaja untuk menanggulangi kekurangan gizi yang berakibat teljadinya berat badan lahir rendah. Program promosi gizi dan kesehatan reproduksi sudah harus diberikan sedini mungkin, karena remaja mernerlukan persiapan gizi yang baik untuk menjadi calon ibu untuk dapat melahirkan anak dengan berat badan bayi lebih besar dari 2.500 gram.

First menstruation or menarche is a sign of menstruation started when blood drew from process of uterus partition shedding which have some blood vessel. In general menarche is a maturity of women's reproduction capacity which signed by women's secondary sexual grow. In this condition, women ready for sexual activities, pregnant and get birth. This a faster women get menarche the sooner they can do active sexual activities, pregnant and birth deliveri. If young girls had pregnant can be competition in nutrient need between young girl's needed and fetoes needed that hers pregnancies on the other hand. So can be malnutrition all of them, calories protein malnutrition and anemia for young girls and giving low birth weight for the baby.
This research's aim to have some information about the relation of birth weight, nutrition status (BMI), body fat percentage, fat consumption, the girls snack cost, mother's menarche age, parent's social economic (education, occupation, income of parents,have children, nwnber of family size, cost of day food) explanted of information of adult's mass media and sport activities with menarche status of young girls 9 - 15 years old in Perumnas Kp Baru Pariaman City. Research Period on March - April 2007 by cross sectional design and descriptive analytic. The nwnber of samples are 255 young girls is taken randomly from the estate. The data analysis including univariate, bivariate (chi square) and multivariate (multiple logistic regression).
The finding of result are found that 255 respondent, 158 samples (61,9 %) have menarche. The average of the age of menarche 12,1± 0,91 years. The youngest age of menarche 9,2 years old and the oldest is 14 years. Birth weight respondent 2.500 grams (86,5 %), nutrition status respondent in normal category (78,8 %), body fut percentage in normal category (62,4 %), Frequency fat conswnption with category often in succession animal fat, vegetables fut and snack (53,3 %, 50,5 %, and 52,6 %), parent's education categories are senior high school (41,2 %).
Bivariat analysis result shows significant relation between birth weight, nutrition status, body fat percentage , Frequency of vegetable fat, the girls snack cost, father job's status and sport activities with menarche status. According to result of multivariate research, there's 4 independent variable that significant relation with menarche status that are birth weight, nutrition status variable, frequency of vegetable fat and body fat percentages with menarche status. The dominant factor is nutrition status because the Odds Ratio value of nutrition status is the highest than others variables. Young girls whose good nutrition status occurring of menarche 11,320 times than young girls whose under nutrition status after controlled birth weight, body fat percentages and frequency of vegetables fat variables. We suggest to promote teenager nutrient needs and the risks/ danger of food lack and teenager reproduction health information has known in earlier age,because young girls needs good nutrition preparing tobe good mother whose have a baby birth weight more than 2.500 grams.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T11513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purbani Widya Mahati
"Masa remaja suatu tahap dalam perkembangan manusia, merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang diawali dengan pubertas. Pubertas ditandai dengan perubahan besar pada biologis yang menjadikan remaja makhluk seksual dan mampu bereproduksi. Pada remaja pria, perubahan yang terjadi adalah peristiwa ejakulasi pertama (spermarche) dan juga perubahan seks sekunder, seperti kumis, suara yang menjadi lebih besar dan dalam, rambut di kemaluan, wajah, dan ketiak, kulit berminyak, dan sebagainya.
Pubertas merupakan periode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya. Sehingga membutuhkan penyesuaian diri yang baik. Di Indonesia, pentingnya pemberian pendidikan seks pada remaja masih dipengaruhi mitos tradisional yaitu dapat meningkatkan perilaku seksual. Sedangkan Kuther (2000), menyatakan persiapan secara psikologis yang diberikan pada remaja sebelum mereka memasuki masa pubertas menentukan sikap dan perasaan mereka terhadap peristiwa yang teijadi pada masa tersebut. Selain itu, ketika kita membicarakan pubertas, anak perempuan cenderung untuk memperoleh perhatian yang lebih besar. Ini terlihat dari penelitian ataupun pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pubertas remaja pria yang hampir tidak ada tidak ada.
Oleh karena itu, agar dapat memberikan informasi sebagai persiapan memasuki pubertas yang tepat dan sesuai kebutuhan remaja, perlu diketahui perasaan dan harapan yang timbul pada mereka saat memasuki pubertas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perasaan dan harapan remaja pria yang timbul saat mereka memasuki pubertas. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode wawancara. Subyek penelitian adalah remaja pria yang telah memasuki usia pubertas dalam kurun waktu hingga dua tahun, sehingga diharapkan mereka telah mengalami spermarche dan perubahan seks sekunder. Selain itu subyek mendapat pendidikan seks, sebelum ataupun setelah memasuki pubertas. Pada umumnya, selain terjadi perubahan biologis dan fisik, terjadi juga perubahan psikologis, yaitu sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka (Sprinthall, 1995). Selain itu perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh perasaan yang timbul dalam diri mereka mengenai peristiwa yang dialami saat memasuki pubertas, seperti perasaan yang positif, negatif, ataupun gabungan dari kedua perasaan tersebut. Setelah memasuki pubertas, dalam diri mereka juga timbul harapan, yang merupakan keinginan untuk mencapai tujuan atau keadaan tertentu.
Hasil penelitian ini secara umum, meskipun subyek telah mendapat pendidikan seks, pengetahuan mereka tentang seksualitas remaja kurang. Subyek juga merasa kurang dipersiapkan sebelum memasuki pubertas. Perasaan yang timbul terhadap spermarche pada setengah jumlah subyek adalah perasaan negatif berupa perasaan takut, bingung, dan cemas. Sedangkan pada sebagian subyek lainnya adalah perasaan positif, karena tanda mulai dewasa. Subyek merasakan adanya perubahan sikap dan perilaku setelah memasuki pubertas. Pada umumnya perubahan sikap dan perilaku yang terjadi timbul karena dipengaruhi oleh perubahan perlakuan yang diterima subyek dari lingkungan sekitar mereka. Subyek juga tidak merasa terganggu dengan keadaan mereka yang early atau late maturers, seperti yang dikemukakan dalam beberapa literatur, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada remaja pria di luar Indonesia. Harapan yang dikemukakan oleh sebagian besar subyek lebih berorientasi pada diri sendiri dan lingkungan terdekat mereka seperti keluarga, teman dan sekolah.
Dari penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan untuk memberikan pendidikan seks pada remaja pria, sebelum mereka memasuki pubertas sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pemberian penyuluhan pada orangtua dan pendidik dalam memberikan pendidikan seks pada remaja pria juga disarankan agar mereka mengetahui pentingnya pendidikan seks dan dapat memberikan informasi sesuai yang dibutuhkan remaja. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat perasaan dan harapan orangtua saat anak memasuki pubertas dan persiapan mereka menghadapi pubertas anak. Penelitian juga dapat diperluas dengan membandingkan remaja pria dari tingkat sosial ekonomi yang berbeda, serta meneliti cara remaja pria mengatasi dorongan seks yang timbul dan perilaku seksnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Hariani
"Menarche dini merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara yang berhubungan dengan lama pajanan estrogen. Penelitian mengenai faktor-faktor risiko menarche dini belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi, antropometri dan komposisi tubuh, serta aktivitas fisik dengan kadar estradiol dan menarche dini. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan subjek remaja putri 13-15 tahun di Jakarta, sejak Januari 2014 sampai Januari 2015. Analisis asupan gizi dilakukan dengan metode 24-hour recall dan Food Frequency Questionnaires (FFQ) semikuantitatif. Variabel antropometrik dan komposisi tubuh meliputi berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT), dan persentase lemak tubuh. Namun ditambahkan pengukuran lingkar lengan atas (LLA) dan lingkar pinggang (LP). Aktivitas fisik dinilai dengan Physical Activity Questionnaire (PAQ). Kadar estradiol serum diukur pada fase folikuler. Menarche dini adalah usia saat menstruasi pertama kali kurang dari 12 tahun. Terdapat 189 remaja putri usia13-15 tahun yang dilibatkan dari 8 SMP di Jakarta. Asupan gizi remaja putri berdasarkan PUGS cukup karbohidrat, kurang protein, tinggi lemak, dan rendah serat.
Berdasarkan kriteria z-score IMT/U dari WHO, ditemukan sebanyak 3,2% gizi kurang, 73,5% normal, 18% mengalami overweight dan 5,3% mengalami obese. Lebih dari 90% subjek penelitian memiliki aktivitas fisik rendah. Proporsi menarche dini pada penelitian ini 22,8%. Kadar estradiol berkorelasi positif dengan asupan energi, protein, dan lemak. Berdasarkan kategori asupan, median estradiol berhubungan dengan asupan karbohidrat dan lemak. Terdapat korelasi negatif antara kadar estradiol dan LLA, LP serta z-score IMT/U. Terdapat hubungan antara menarche dini dan variabel-variabel antropometrik LLA dan LP serta z-score IMT/U. Tidak terdapat hubungan antara menarche dini, asupan gizi, aktivitas fisik, dan kadar estradiol. Faktor determinan kadar estradiol adalah asupan energi, protein, lemak dan zscore IMT/U, sedangkan faktor determinan menarche dini adalah LP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa untuk menurunkan faktor risiko kanker payudara, perlu memperhatikan faktor-faktor yang terkait kadar estradiol dan menarch.

Early menarche has been known as a risk factor of breast cancer because its association with the length of exposure time to estrogen. There are not much studies has been done on risk factors of early menarche. The aim of this study was to know the association among nutritional intake, anthropometry and body composition, physical activity, estradiol level and early menarche. This was a cross-sectional study involving adolescent girls aged 13-15 years in Jakarta, between January 2014 and January 2015. Interview on nutritional intakes were done by using the 24-hour recall and semiquantitative Food Frequency Questionnaires (FFQ). The anthropometric and body composition variables included body weight, body height, body mass index (BMI) and body fat percentage; however, additional variables were also measured, i.e. mid-upper arm circumference (MUAC) and waist circumference (WC). Physical activity was assessed by using the Physical Activity Questionnaires (PAQ). Serum estradiol levels was measured during follicular phase. Early menarche was defined if the first menstruation occurred before the age of 12 years. There were 189 adolescent girls enrolled in this study from 8 junior high schools in Jakarta.
Based on guidelines of balanced nutrition, nutritiotional intake of adolescent girls were adequate carbohydrate intake, low protein intake, high fat intake, and low fiber intake. based on the WHO z-scores of BMI per age, there was 3,2% underweight, 73,5% normal, 18% overweight and 5,3% obese subjects. More than 90% of the study subjects had mild physical activity. The proportion of early menarche was 22.8%. Estradiol level was positive correlated with the intakes of energy, protein, and fat. Based on the diet intake category, median estradiol level was associate with the intakes of carbohydrate and fat. There was a negative correlation between estradiol level and MUAC, WC, and z-scores BMI per age. There was an association between early menarche and antrophometric measures (MUAC and WC) and z-scores BMI per age. No association was found between early menarche and nutritional intake, physical activity, or estradiol level. Determinant factors of estradiol level were the intakes of energy, protein, fat, and z-score BMI per age; while determinant factor of early menarche was waist circumference. To conclude, in order to reduce breast cancer risk, we should paid attention on factors associated with increased estradiol level and early menarche i.e. fat intake, physical acitivity and normal body weight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kolopaking, Risatianti
"Tujuan penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi sosial yang menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan permisifitas dalam pergaulan seksual di kalangan remaja di Indonesia. Dalam pandangan psikologi perkembangan, masa remaja dinilai sebagai masa transisi perkembangan seksualitas, mengingat pada masa ini terjadi proses kematangan seksual. Kondisi ini berkaitan dengan mulai munculnya perilaku seksual seperti minat terhadap lawan jenis. Nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat kita menempatkan pernikahan sebagai bentuk legalisasi perilaku seksual yang sehat. Namun, kondisi budaya saat ini, memandang pernikahan harus ditunda hingga masa awal dewasa.. Sehingga, pada periode ini, remaja memiliki kesempatan melakukan ekplorasi dengan seksualitasnya. Dalam pergaulan seksual yang lebih permisif, remaja putri dinilai merupakan pihak yang rentan dan lemah menjadi korban secara fisik dan mental.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah banyak membaha-s permasalah psikologis terutama pada remaja putri yang telah melakukan hubungan seksual pranikah.. Namun, dalam pendekatan penelitian ini aspek seksualitas pada remaja putri dipandang sebagai salah satu aspek perkembangan yang secara normatif terjadi dalam proses perkembangan dirinya. Perkembangan seksualitas dinilai sebagai proses kompleks yang melibatkan interaksi atas kondisi psikologis, kematangan biologis dan kondisi sosial yang meliputi batasan nilai-nilai sosial-budaya ataupun agama.
Pada remaja putri kematangan seksual ditandai dengan diperolehnya menstruasi. Proses menstruasi menyebabkan aktifitas hormon seksual meningkat mempengaruhi hasrat dan perilaku seksualnya, sedangkan ajaran dan nilai-nilai agama mengatur tata cara perilaku seksual yang dilarang dan dianjurkan pada masa remaja. Dalam kondisi sosial saat ini, para remaja putri harus menghadapi dilema antara nilai ideal dari ajaran agama tentang seksualitas dengan situasi pergaulan sehari-hari yang terkadang saling bertentangan. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui perkembangan evaluasi remaja pada aspek seksualitasnya dengan melihat profit konsep seksualitas dirinya sebagai pengaruh dari: (i) status menarche , yaitu kondisi dialaminya menstruasi pertama kali, sebagai aspek kematangan biologis; dan (ii) penghayatan religiusitas, yaitu tingkat penghayatan terhadap ajaran-ajaran agamanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Untuk mengukur konsep seksualitas diri digunakan kuestioner yang mengukur 20 dimensi konsep seksualitas diri dari William E. Snell (2001). Pengukuran status menarche digunakan kuestioner dari Cauffinan & Steinberg (1996) yang membagi status dalam 3 periode yaitu premenarche (remaja yang belum mengalami menstruasi), menarche (remaja yang telah mengalami menstruasi kurang dari setahun) dan postmenarche (remaja yang telah mengalami menstruasi selama lebih dari satu tahun). Pengukuran religiusitas digunakan skala orientasi nilai religius ekstrinsik intrinsik dari Allport & Ross (1968); religiusitas intrinsik menunjukkan pada kualitas penghayatan seseorang dalam melaksanakan ajaran agama karena kesadaran diri dalam hubungannya dengan Allah dan religiusitas ekstrinsik menunjukkan pada penghayatan ajaran agama karena dorongan dari luar diri seperti tuntuan atau harapan sosial.
Penelitian ini difokuskan pada remaja putri muslim pada tahapan remaja awal yaitu mereka yang berusia usia 12 -15 tahun. Subyek penelitian terdiri dari 229 remaja putri dari 5 SLTP di 5 wilayah kotamadya Jakarta.
Data dianalisa dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa status menarche, religiusitas dan pengaruh bersama kedua variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap profil konsep seksualitas diri remaja putri muslim. Status menarche sebagai aspek biologis dalam perkembangan seksualitas pada remaja putri, mempengaruhi profit konsep seksualitas diri yang meliputi evaluasi diri pada aspek kognitif aspek afektif, aspek motivasi seksual. Sedangkan, religiusitas tampaknya hanya mempengaruhi profit konsep seksualitas diri pada dimensi yang berkaitan dengan aspek kognitif dan aspek afektif saja, tidak ditemukan pengaruh berarti pada aspek motivasi seksual. Pengaruh bersama antara kondisi status menarche dan religiusitas, menunjukkan bahwa interaksi hanya signifikan pada status premenarche dan postmenarche, dan pada penghayatan religius hanya signifikan pada penghayatan religius intrinsik saja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T10705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swasti Setyorini
"Beberapa studi menunjukkan adanya penurunan rata-rata usia menarche di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Rata-rata usia menarche wanita di Amerika menurun sebesar 0,9 tahun dari tahun 1920 hingga 1980an (McDowell, 2007). Berdasarkan survei nasional pada tahun 1992 – 1995 rata-rata usia menarche remaja putri di Indonesia adalah 12,96 tahun dengan prevalensi menarche dini sebesar 10,3 % dan menarche terlambat sebesar 8,8 % (Batubara, 2010). Faktor determinan dari menarche dini dan menarche terlambat adalah status gizi, lemak tubuh, asupan makronutrien, asupan mikronutrien, sosial ekonomi, rangsangan psikis, hormonal, umur menarche ibu, outcome kelahiran, dan aktivitas fisik. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2010 dan mengikutsertakan 5358 remaja putri (10-19 tahun) diseluruh wilayah Indonesia sebagai populasi eligible. Studi ini menggunakan metode penarikan sampel non simple random sampling, strata, dan cluster sehingga menggunakan desain complex sample dalam analisisnya. Analisis model akhir menggunakan regresi logistik multinomial. Pada hasil multivariat, faktor risiko untuk menarche dini adalah kegemukan/obesitas (POR 3.03, 95% CI 2.39-3.83), hormonal banyak (POR 1.57, 95% CI 1.21-2.05), umur menarche ibu cepat (POR 1.74, 95 % CI 1.39 – 2.19) dan jumlah anak dalam keluarga sedikit (POR 1.64, 95 % CI 1.21-2.23). Sementara itu faktor protektif untuk menarche dini adalah asupan energi kurang (POR 0.73, 95 % CI 0.56-0.94). Faktor risiko untuk menarche terlambat adalah usia menarche ibu yang lambat (POR 2.1 95 % CI 1.68-2.61). Sementara itu faktor protektif untuk menarche terlambat adalah kegemukan/obesitas (POR 0.42, 95% CI 0.27 to 0.63), hormonal banyak (POR 0.7, 95% CI 0.62-0.95), asupan protein rendah (POR 0.68, 95% CI 0.51-0.91), asupan lemak tinggi (POR 0.75, 95 % CI 0.59- 0.95), umur menarche ibu yang lebih muda (POR 0.6, 95 % CI 0.44 – 0.84), pendidikan bapak yang tinggi (POR 0.73, 95 % CI 0.57-0.92) dan jumlah anggota keluarga yang besar (POR 0.75, 95 % CI 0.57-0.99). Pentingnya upaya meningkatkan program pencegahan kegemukan/obesitas anak dan remaja serta meningkatkan program penyuluhan kesehatan reproduksi dengan sasaran usia yang lebih muda yaitu murid sekolah dasar (SD) dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) baik di unit pemerintah maupun swasta.

Several studies have shown a decrease mean age of menarche in the world, including in Indonesia. The mean age of menarche in U.S. women declined by 0.9 years from 1920 to the 1980s (McDowell, 2007). Based on National Suveys conducted in 1992-1995, the mean age of menarche in Indonesian girls was 12.96 years with prevalence of early menarche was 10.3% and late menarche was 8.8% (Batubara, 2010). Determinant factors of early and late menarche was nutritional status, body fat, macronutrient intake, micronutrient intake, social economy, psycological stimulate, height/hormonal, maternal age of menarche, birth outcome, family structural, and phisical activity. This study used data of Basic Health Survey 2010 and include 5358 girls (10-19 years) in all region of Indonesia as eligible population. This study used non simple random sampling, strata, and cluster sampling method so that the analysis using complex sample design. In multivariate, this study using multinomial logistic regression. The risk factors of early menarche is overweight/obesity (POR 3.03, 95% CI 2.39-3.83), more height girls (POR 1.57, 95% CI 1.21-2.05), early maternal age of menarche (POR 1.74, 95 % CI 1.39 – 2.19), small number of children in families (POR 1.64, 95 % CI 1.21-2.23). Meanwhile the protective factors of early menarche is low energy intake (POR 0.73, 95 % CI 0.56-0.94). The risk factors of late menarche is late maternal age of menarche (POR 2.1 95 % CI 1.68-2.61). Meanwhile the protective factors of late menarche is overweight/obesity (POR 0.42, 95% CI 0.27 to 0.63), more height girls (POR 0.7, 95% CI 0.62-0.95), low protein intake (POR 0.68, 95% CI 0.51-0.91), high fat intake (POR 0.75, 95 % CI 0.59-0.95), early maternal age of menarche (POR 0.6, 95 % CI 0.44 – 0.84), high level of father education (POR 0.73, 95 % CI 0.57-0.92), small number of families (POR 0.75, 95 % CI 0.57-0.99). So, this is important to improve prevention programs of child/adolescent obesity and reproductive health education for elementary and junior high school students both in government and private sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhini Wulandari Leksono
"Menarche didefinisikan sebagai awal dari terjadinya menstruasi yaitu waktu dimana seorang perempuan mengalami menstruasi pertamanya. Usia menarche cenderung mengalami percepatan selama 100 tahun terakhir, disamping itu terjadi peningkatan persentase remaja yang mengalami menarche dini dari tahun ke tahun. Usia menarche dini berdampak pada kesehatan psikososial dan kesehatan fisik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menarche pada remaja putri. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni 2022 di SMP PGRI 3 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan dan microtoise, serta pengisian kuesioner untuk mengetahui data usia menarche, tingkat stres, kualitas tidur, keterpaparan media elektronik dan internet, keterpaparan lawan jenis, uang jajan, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36,2% responden yang sudah menarche mengalaminya pada usia dini. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche pada remaja putri ialah status gizi, keterpaparan lawan jenis, pendapatan orang tua, dan pendidikan ayah sebagai variabel confounding. Status gizi menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi usia menarche. Disarankan agar lebih memperhatikan asupan gizi siswi karena status gizi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi usia menarche.

Menarche is defined as the beginning of menstruation, which is when a woman experiences her first menstruation. The age of menarche tends to accelerate in the last 100 years. Furthermore, the percentage of adolescents experiencing early menarche was increased. Early age of menarche can have an impact on psychosocial and physical health.
This study aims to determine the factors associated with the age of menarche. This study took place in June 2022 at SMP PGRI 3 Jakarta. This study is a quantitative study using cross sectional study design. The data collection were process is conducted with anthropometric measurements using weight scales and microtoise, and self-administrered questionnaire to collect information about age of menarche, stress level, sleep quality, electronic media and internet exposure, boyfriend exposure, pocket money, parental education, and parental income.
The results showed that 36.2% of respondents who had menarche experienced it at an early age. The factors associated with age of menarche are nutritional status, boyfriend exposure, parental income, and father's education as confounding variables. The factor that has the highest association with age of menarche is nutritional status. It is recommended to monitor the nutritional intake of students because nutritional status is the dominant factor that affects the age of menarche.
"
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginarhayu
"Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor eksogen, yaitu status sosial ekonomi keluarga, status gizi, keadaan keluarga, tempat tinggal, kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa orang dewasa.
Lebih dari setengah abad ini rata-rata usia menarche mengalami perubahan dari usia 17 tahun menjadi 13 tahun (0,3 tahun untuk setiap dekade). Trend usia menarche yang semakin dini mempunyai implikasi antara lain bahwa resiko terjadinya kehamilan pada usia lebih muda menjadi lebih besar, usia menarche yang terlalu cepat pada sebagian remaja putri dapat menimbulkan keresahan, karena secara mental mereka belum siap. Menstruasi juga berarti pengeluaran Fe rata-rata pada setiap periode adalah kurang lebih 4 mg yang berarti apabila seorang remaja putri mengalami menarche I tahun Iebih awal maka dia akan kehilangan Fe sebanyak lebih kurang 48 mg dalam 1 tahun. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa resiko terjadinya kanker payudara lebih tinggi pada wanita yang mengalami menarche dibawah usia 12 tahun.
Penelitian ini bertujuan diperolehnya informasi tentang rata-rata usia menarche dan faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan status menarche dan usia menarche remaja putri usia (9-15) tahun pada siswi Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Jakarta Timur. Sampel diambil dari SDN 07 Petang dan SLTPN 258 Cibubur, SDN 03 Petang Pinang Ranti Jl. Taman Mini Indonesia Indah, dan SLTPN 20 Kramat Jati yang dianggap sebagai sekolah dengan status sosial ekonomi kurang. Kemudian dari SD dan SLIP Islam Al-Ma'ruf Cibubur dan SDN IMP Jakarta dengan SLIP Lab School Rawamangun yang dianggap mewakili sekolah dengan status sosial ekonomi tinggi. Faktor-faktor yang diteliti adalah status gizi (IMT), konsumsi makanan (sumber energi, karbohidrat, protein dan lemak), aktifitas olahraga, keterpaparan terhadap media informasi orang dewasa, usia menarche ibu dan status sosial ekonomi orang tua (pendidikan, pekerjaan, pendapatan orang tua), uang jajan siswi dan jumlah anggota keluarga yang hidup.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Besar sampel sebanyak 344 remaja putri yang diambil secara random dari 8 sekolah tersebut diatas. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat untuk melihat distribusi dan hubungan setiap variabel dan analisis multivariat untuk melihat distribusi hubungan dan faktor apa paling dominan yang berhubungan dengan usia menarche.
Diperoleh hasil bahwa dari 344 sampel 52.3 % (180 responden) sudah menarche sisanya 47.7 % (164 responden) belum menarche. Rata-rata usia menarche remaja putri adalah 147.3 ± 114 bulan 112.3 ± 1.1 tahun. Berdasarkan status sosiai ekonomi yang termasuk kedalam SES kurang (n = 105) rata-rata usia menarche 151.06 ± 35.9 bulan 1 12.6 ± 3 tahun. Yang termasuk dalam SES tinggi (n = 75) rata-rata usia menarche 141.96 ± 24.04 bulan 1 11,8 ± 2 tahun. Sedangkan dari variabel yang diteliti ternyata hasil uji bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara status gizi, konsumsi energi, konsumsi protein, usia menarche ibu, pendidikan bapak, pendidikan ibu, pekerjaan bapak, pendapatan keluarga, dan uang jajan dengan usia menarche remaja putri, dan variabel status gizi, konsumsi protein, konsumsi energi, frekuensi konsumsi makanan lain, aktifitas olahraga, keterpaparan dengan media informasi, pendidikan bapak, pekerjaan bapak, dan uang jajan berhubungan bermakna dengan usia menarche.
Dari hasil uji multivariat terdapat 4 variabel yang berhubungan bermakna dengan usia menarche yaitu variabel, status gizi (IMT), jumlah anak hidup, umur menarche ibu, dan frekuensi konsumsi protein nabati. Dari ke 4 variabeI tersebut status gizi (IMT) merupakan faktor yang paling dominan.
Karena status gizi atau IMT adalah variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian menarche dan usia menarche maka yang berkaitan dengan status gizi adalah konsumsi makanan sebagai asupan gizi remaja putri perlu mendapat perhatian yang utama. Oleh karena itu disarankan untuk memasyarakatkan pedoman umum gizi seimbang (PUGS) melalui sekolah-sekolah dan Kiat cara memilih makanan yang sehat (pengetahuan gizi) dan pengetahuan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja perlu diberikan sedini mungkin.

Some previously observation findings, indicated that some decreasing of menarche age which is assumed relating to endogen factor that is genetic and exogenous factor, specifically family's social economic status, nutrient status, family condition, residence, physical activities and explanted with adult mass media. More than a half of this century average menarche age is experiencing alteration of 17 years age become 13 years (0.3 for each decade). Trend menarche age is earlier has implication are among others that the risk of pregnancy occurred at the younger age become grower, the age of menarche is too speed of some young girls, it may bring about restlessness, because mentally they have not ready yet. Menstruation is also means release of Fe, the average of Fe of each period is about 4 mg that means, if one of young girls has menarche 1 year earlier, she will suffer from a loss of Fe of approximately 48 mg in 1 year. The last progress shown that the risk of breast cancer is higher to women experiencing of menarche less than 12 years old.
This research aims to have some information regarding approximately the age menarche and the assumed that factor relation to menarche status and menarche age of young girls (9 - 15 years old) to student girl of Elementary School and Junior High School in East Jakarta. The samples are taken from SDN 07 Petang and SLTPN 258, Cibubur. SDN 03 Petang Pinang Ranti Jalan Taman Mini Indonesia Indah, and SLTPN 20 Kramat Jati that considered, as school with a status economy social is less. Then, from SD and SLTP Islam Al-Ma'ruf Cibubur and SDN IKIP Jakarta as well as SLTP Lab School Rawamangun considered as represent the school with high economy social status. The factor is examined that is nutrient status (IMT), foods consumption (energy resource, carbohydrate, protein and fat), sports activities, explanted of in information of the adult's mass media, the age of menarche of maternal and economy social status of parents (education, occupation, income of parents), the students girl's snack cost and the number of part of family is still being life.
The type of this research is quantitative with research design was applied is Cross Sectional. The number of samples as many of 344 young girls is taken randomly from 8 the school above. The data analysis including univariate analysis, bivariate analysis to observe distribution and correlation both variable and multivariate analysis to observe distribution of correlation and what the factor is the most dominant correlating with the age of menarche.
The findings of result are found that of 344 samples of 52.3% (180 respondents) have menarche and the remaining of 47.7% (164 respondents) have not yet menarche. The average of the age of menarche of young girls is 147.3 ± 13.4 months 1 12.3 ± 1.1 years. Based on economy social status including into SES is less (n = 105), The average of the age of menarche is 151.06 ± 35.9 months 1 12.6 ± 3 years. The including into high SES (n = 75) average of age of menarche of 141.96 ± 24.04 months 1 11,8 ± 2 years. Temporarily from the researched variable is appeared that the result of vicariate test represented the significant correlation of nutrient status, energy consumption, frequency of the other foods, sports activities, explanted to media information, paternal education, occupation and snack cost is significant correlation with the age of menarche. From the findings of multivariate test, there are 4 variables which significant correlation with the age of menarche that are variables, nutrient status (IMT), the number of the infants was being alive, the age of maternal menarche, the frequency of vegetables protein consumption. From the four variables, the nutrient status is a most dominant factor.
Because of nutrient status or IMT is a dominant variable is correlating with occurring of menarche and the age of menarche, then it is relating to nutrient status is foods consumption as the nutrient intake of the young girl is needed to obtain the main attention. As a result, suggest that socialize the equal nutrient (PUGS) through the schools and key of how to choose the health foods (nutrient knowledge) and health knowledge concerning with reproduction health of teenager it is necessary to give as early as possible.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marhamatunnisa
"Menarche merupakan istilah untuk menstruasi pertama kali. Dewasa ini, banyak anak yang mengalami menarche pada usia 9 tahun. Tujuan umum penelitian ini adalah menggambarkan respon psikologis saat menarche pada anak usia sekolah. Penelitian dilaksanakan dengan desain kuantitatif pada bulan April hingga Mei 2012 di 4 Sekolah Dasar di Kelurahan Pondok Cina, Kota Depok. Kriteria sampel penelitian ini adalah murid kelas 4,5, dan 6 SD yang sudah mengalami menarche. Total sampel penelitian adalah 58 anak yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Gambaran respon psikologis saat menarche dilihat dari setiap variabel respon, yakni bahagia, takut, cemas, malu, biasa saja, sedih, dan marah yang kemudian dikategorikan menjadi positif dan negatif. Hasil nalisis univariat menunjukkan bahwa 53,4% responden menunjukkan respon positif dan 46,6% menunjukkan respon negatif terhadap menarche.

Menarche is the onset of menstruation. Nowadays, many children has period of menarche at age 9 years. The general objective of this research was to describe the psychological response at first menstruation (menarche) of female school age children. The research was conducted using quantitative design from April to May 2012 in 4 Elementary School and 1 in Pondok Cina, Depok. Sample criteria was: post menarche students in 4,5, and 6 grade of Elementary School. A total of 58 students was choosen by purposive sampling. Psychological response at menarche was described with some variables, happy, fear, anxiety, shame, neutral, sad, and angry, that was categorized by positive and negative. Univariate analysis shows that 53,4% sample has positive response and 46,6% has negative response at menarche."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43390
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tutty Aprianti M.
"

Menarche merupakan tanda seorang remaja putri sudah mengalami pubertas. Kesiapan remaja putri untuk menerima menarche tergantung beberapa hat, salah satunya dipengaruhi oleh faktor perilaku orang tua. Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya perilaku orang tua di Kabupaten Purwakarta terhadap putrinya yang mengalami menarche, dengan ruang lingkup penelitian yaitu menggali perilaku orang tua siswa SMPN I yang terletak di daerah perkotaan dan orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Al Huda I yang terletak di daerah pedesaan di kabupaten Purwakarta Desain pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan analisa data yang digunakan yaitu analisa isi dari hasil diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam.

Basil penelitian ini mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan menarche pada sebagian besar ibu dari siswa SMPN I Purwakarta sudah baik. Sikap informan terhadap menarche postif Pantangan makanan pada saat menarche yaitu tidak boleh makan nenas, pepaya dan mentimun serta larangan tidur pada siang hari, disamping hal tersebut terdapat juga ketentuan-ketentuan yang lain seperti bila menggunting kuku maka guntingan kukunya harus dikumpulkan dan dicuci pada saat berakhirnya menarche.

Budaya informan terhadap menarche dilakukan dengan berdo'a bersama seperti pengajian atau berdoa sendiri-sendiri. informan tidak membedakan perlakuan terhadap putrinya ketika sedang menarche dengan ketika tidak menarche dan membedakan perlakuan ketika sebelum mendapatkan menarche dengan setelah menarche. Cara mencuci alat kelamin saat menarche dengan menggunakan air dan sabun rmandi.

Hasil penelitian pada ibu dari siswa Mts Al Ruda I desa Cilegong kecamatan Jatiluhur kabupaten Purwakarta diperoleh bahwa pengetahuan yang berkaitan dengan menarche pads sebagian besar informan masih kurang. Sikap informan terhadap menarche masih negatif. Pantangan makanan saat menarche yaitu tidak boleh makan nenas, pepaya, mentimun dan ikan serta larangan tidur pada siang hari , larangan untuk menggunting kuku saat menarche. Budaya informan terhadap menarche yaitu dengan cara berdoa yang dilakukan oleh sesepuh. Informan tidak membedakan perlakuan terhadap putrinya ketika sedang menarche dengan ketika tidak menarche dan membedakan perlakuan ketika sebelum mendapatkan menarche dengan setelah menarche. Cara mencuci alat kelamin saat menarche dengan menggunakan pencuci vagina tradisional, seperti air rebusan daun sirih.

Pada saat divalidasi ke putri informan ternyata informasi yang dikemukakan putri informan dengan informan pada umumnya sama, sedangkan menurut pandangan agama Islam bahwa wanita yang sudah menarche berarti ia sudah mempunyai kewajiban melaksanakan ajaran agama dan Islam tidak menganut faham menstrual tabu. Saran pada penelitian ini ditujukan kepada Departemen Kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Sekolah Menengah Pertama dan peneliti lainnya.

Kepustakaan 43 (1980 -- 2000).


Parent's behavior of the student from Government Junior High School and Private Madrasah Tsanawiyah towards their daughters having menarche in Purwakarta District, 2001.Menarche is puberty sign of young girl. Their readiness to accept it depends on many things, one of them is the behavior of their parents. The problem of this tesis is the unknown parent behavor towards their daughter having menarche in Purwakarta district. The stoup of this tesis is to dig the parent behavior of I Junior high school students in the city and the parent behavior of the Madrasah Tsanawiyah Al Buda i in the rural area of Purwakarta district. The design of the tesis is qualitative design and data analysis used is content analysis and focus group discussion and indepth interview.

The result of this tesis is the better knowledge that related to the menarche in most of the mother of I Junior high school Purwakarta students. The informers' attitudes toward the menarche are positive. The forbidden food during the menarche is pineapple, papaya and cucumber and forbidden to take a nap in the afternoon and also there are some other rules such as when they cut their nails, they must collect and wash them after the end of the menarche.

The culture of the informers toward the menarche is praying either done together or alone, such as pengajian The informers did not differ their attitude to their daughters during and the absence of the menarche and differ the attitude while during and after the menarche. The way of washing the genital area during menarche is by using water and soap. The result of the mothers of Madrasah Tsanawiyah Al-Huda I students in Cilegong village, Jatuluhur country, Purwakarta district towards the menarche knowledge is less. The informers' attitudes are still negative. The forbidden food during the menarche is pineapple, papaya, cucumber and fish and forbidden to take a nap in the afternoon and to cut their nails during menarche. The informers' culture is praying which is done by the elder of the village. The informers did not differ their attitudes to their daughters during and the absence of the menarche and differ the attitude while during and after the menarche. The way of washing the genital area during menarche is by using the tradisional vaginal douching, such of boiling water from sirih leaves. When the validation to the informers' daugters is done, the informations found was the same, while to the Islam point of view says that women who had their menarche means they have the obligation to do the rules of the religion and Islam doesn't recognize the menstrual taboo. Suggestion to this research is directed to Health Department, LSM, Junior High School and other researcher.

References 43 (1980-2000)

"
Universitas Indonesia, 2001
T142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>