Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baby Ingrid
"Seiring dengan perkembangan yang terjadi di berbagai bidang kehidupan, kini wanita maupun pria memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri. Wanita yang bekerja di luar rumah menjadi sorotan masyarakat ketika ia memutuskan untuk tetap bekerja setelah menikah dan mempunyai anak. Pandangan tradisional masyarakat menuntut wanita untuk bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangga dan pengasuhan anak. Ada berbagai alasan mengapa seorang istri memutuskan untuk bekerja. Selain untuk memperoleh penghasilan (ekonomis) juga adanya kebutuhan untuk memperluas wawasan intelektual dan interaksi sosial (non-ekonomis).
Keputusan istri untuk bekerja mendatangkan konsekuensi pada tiga aspek dalam lingkungannya, yaitu pada hubungan perkawinan, pada anak serta pada dirinya sendiri. Penelitian-penelitian yang dilakukan selama ini cenderung berfokus pada konsekuensi negatif tanpa lebih dalam melihat pandangan obyektif, dari pihak istri dan suami. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran yang lebih mendalam mengenai persepsi kedua pihak terhadap tujuan dan konsekuensi istri yang bekerja penuh waktu. Adapun yang dimaksud persepsi adalah interpretasi secara selektif oleh individu untuk memberi arti pada Iingkungannya Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini ialah : Bagaimanakah persepsi suami dan istri terhadap istri yang bekerja sebagai karyawati penuh waktu ?
Penelitian ini menggunakan pengumpul data berupa kuesioner dan wawancara sebagai pelengkap. Subyek penelitian ialah pasangan suami-istri yang bekerja penuh waktu sudah mempunyai anak, berpendidikan minimal SLTA. Istri berusia 22-45 tahun dan bekerja di instansi swasta.
Hasil yang diperoleh dari 57 pasang suami-istri menunjukkan bahwa istri dan suami mempersepsi adanya tujuan ekonomis dan non-ekonomis dari bekerja. Adapun terhadap konsekuensi, suami mernpersepsi konsekuensi yang positif dari istri yang bekerja sedangkan istri mempersepsi adanya konsekuensi yang positif dan sekaligus negatif pada hubungan perkawinan, anak dan diri istri yang bersangkutan. Hasil tambahan menyatakan bahwa semakin positif persepsi suami terhadap konsekuensi istri bekerja semakin negatif persepsi istri, sebaliknya semakin positif persepsi istri semakin negatif persepsi suami. Hasil wawancara mendukung hasil di atas dan memberi data tambahan bahwa pasangan suami istri cenderung rnenjalankan peran tradisional.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa istri bekerja untuk tujuan ekonomis dan non-ekonomis, dimana hal ini dipersepsi sama pentingnya oleh suami maupun istri. Berkaitan dengan konsekuensi istri bekerja, ternyata persepsi suami Iebih positif dibandingkan dengan persepsi istri bekerja yang bersangkutan. Sebagai tambahan, hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pasangan suami-istri mempersepsikan peran masing-masing dalam rumah tangga yang masih cenderung tradisional."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessie Octavillisia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S27853
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Menur Karen K.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Kencana Wulan
"ABSTRAK
Dalam rumah tangga berkembangnya peran tradisional wanita sebagai ibu dan
istri menjadi peran pekerja tidak saja menuntut penyesuaian dari pihak wanita tetapi
juga dari pihak pria (suami). Di satu sisi kehadiran istri bekerja dapat mengurangi
beban suami menghidupi keluarga. Namun di sisi lain dapat menyebabkan pergeseran
kekuatan dalam perkawinan dan menimbulkan sejumlah tuntutan untuk berbagi tugas
pengasuhan anak dan rumah tangga. Bahkan situasi ini berpeluang menyebabkan
harga diri suami terganggu karena suami merasa tersaingi oleh tingkat pendidikan,
jabatan dan penghasilan istri.
Keadaan ini dipengaruhi oleh kuatnya nilai-nilai tradisional yang ditanamkan
masyarakat. Sejak kecil, orang tua dan lingkungan oenderung mengarahkan
seseorang untuk berperilaku sesuai dengan stereotip peran jenis kelaminnya. Jika
pada wanita yang ditanamkan adalah pentingnya aspek keluarga, maka pada pria yang
ditanamkan adalah pentingnya aspek kerja. Hal ini menyebabkan pria memandang
karir pekerjaan sebagai sumber harga dirinya.
Di samping itu, stereotip peran jenis kelamin juga mempengaruhi terbentuknya
sex-role beliefs seseorang yaitu: kepercayaan seseorang tentang hubungan peran
yang pantas antara pria dan wanita. Sex-role beliefs merupakan suatu kontinum yang
memiliki dua kutub yaitu tradisional dan liberal. Seseorang yang memiliki sex-role
beliefs tradisional percaya bahwa pria memiliki kedudukan yang Iebih tinggi
dibandingkan wanita, sedangkan suami yang memiliki sex-role beliefs liberal percaya
bahwa kedudukan pria dan wanita setara. Sex-role beliefs mempengaruhi
keseimbangan kekuatan dalam perkawinan; sex-role beliefs tradisional berasosiasi dengan pembagian kekuatan suami istri yang tidak seimbang. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa suami dengan sex-role beliefs tradisional lebih sering
mengalami stres dan kecemasan apabila memiliki istri bekerja dibandingkan apabila
istri tidak bekerja. Sedangkan pria yang memiliki sex-role beliefs liberal cenderung
menunjukkan gejala depresi yang lebih ringan dibandingkan suami dengan sex-role
beliefs liberal dalam menghadapi situasi keluarga dengan istri bekerja.
Di landasi penelitian tersebut, diduga keterlibatan istri pada suatu pekerjaan
yang berorientasi karir yaitu: pekerjaan yang menonjol bagi identitas seseorang,
membutuhkan pendidikan dan komitmen tinggi serta memiliki prestis dan identik
dengan penghasilan yang memadai akan lebih berpengaruh terhadap harga diri suami
dengan sex-role beliefs tradisional dibandingkan suami dengan sex-role beliefs liberal.
lni disebabkan suami dengan sex-role beliefs tradisional memiliki dorongan untuk
menjadi pihak yang dominan dalam rumah tangga khususnya dalam menjalankan
peran pencari nafkah
Penelitian ini ingin menguji kebenaran dan dugaan tersebut yaitu dengan
melihat bagaimanakah pengaruh sex-role beliefs terhadap harga diri suami. Selain itu,
juga ingin diketahui apakah usia berpengaruh terhadap harga diri suami dan
bagaimanakah pengaruh perbedaan tingkat pendidikan, jabatan, dan penghasilan
suami istri terhadap harga diri suami yang memiliki sex-role beliefs tradisional dan
liberal.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta terhadap 68 responden. Sampel penelitian ini
adalah suami dan istri bekerja minimal sebagai supervisor, berusia 25-50 tahun,
berpendidikan minimal akademi atau pendidikan lain yang sederajat, memiliki anak dan
berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas. Alat ukur yang digunakan
berupa kuesioner yaitu kuesioner harga diri dan sex-role beliefs.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam harga diri antara suami yang memiliki sex-role beliefs tradisional dan liberal.
Keduanya memiliki harga diri yang tergolong tinggi. lni berarti sex-role beliefs bukan
merupakan faktor yang berpengaruh pada sampel penelitian ini. Diduga tingginya
harga diri subyek dipengaruhi oleh kekhususan sampel penelitian ini yaitu mayoritas
subyek adalah orang-orang yang sukses karena memiliki pendidikan tinggi, menduduki jabatan tinggi dan berpenghasilan tinggi pula. Hasil lainnya menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh usia terhadap harga diri suami. Sementara itu, dari hasil penelitian untuk
mengetahui pengaruh perbedaan tingkat pendidikan, jabatan dan penghasilan suami
istri terhadap harga diri suami yang memiliki sex-role beliefs tradisional ternyata hanya
variabel penghasilan saja yang terbukti berpengaruh terhadap harga diri suami dengan
sex-role beliefs tradisional yaitu ditemukannya perbedaan yang signifikan dalam harga
diri suami tradisional yang berpenghasilan sama dengan istri dan yang berpenghasilan
lebih rendah dari istri. Sedangkan pada suami dengan sex-role beliefs liberal, tidak
ditemukan pengaruh perbedaan tingkat pendidikan, jabatan dan penghasilan suami
istri terhadap harga diri.
Harga diri yang menjadi dependent variable dalam penelitian ini adalah harga
diri umum (globali self esteem) yaitu penilaian diri yang menyeluruh yang diberikan
seseorang pada dirinya. Selain harga diri umum, pengukuran harga diri juga dapat
ditinjau per dimensi, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti
pengaruh sex-role beliefs terhadap harga diri pada dimensi tertentu misalnya harga diri
suami pada dimensi kompetensi peran pencari nafkah. Selain ttu untuk melengkapi
hasil penelitian ini, dapat pula dilakukan penelitian serupa yang melibatkan keiompok-
kelompok subyek dengan karakteristik berbeda, misalnya pada suami yang memiliki
penghasilan lebih rendah dari istri atau suami yang memiliki jabatan lebih rendah dari
istri."
1997
S2652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fuliawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Theresia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agustina M. Indrawati
"Adanya kesesuaian peran suami isteri dalam perkawinan merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan perkawinan. Secara uiaum, kepuasah perkawinan lebih bergantung pada kesesuaian antara harapan suami terhadap perilaku isterinya dibandingkan dengan kesesuaian antara harapan isteri terhadap perilaku suaminya. Hal ini disebabkan oleh pengertian budaya yang mengatakan bahwa wanita lebih toleran dan memiliki tingkat penyesuaian diri yang lebih tinggi daripada pria. Namun, pengertian ini kemungkinan tidak berlaku lagi seiring dengan adanya perubahan-perubahan peran wanita.
Fenomena isteri yang bekerja diduga akan membawa dampak bagi aspirasi dan harapan mereka, termasuk harapan terhadap peran suami isteri dalam kehidupan perkawinan yang dijalaninya. Penelitian ini hendak melihat apakah ada perbedaan harapan terhadap peran suami, perbedaan kesesuaian antara harapan dan perilaku peran suami, serta perbedaan kepuasan perkawinan antara isteri yang bekerja dan isteri yang tidak bekerja. Selain itu, hendak ditelaah bagaimanakah pengaruh kesesuaian antara harapan dan perilaku peran suami terhadap kepuasan perkawinan pada isteri yang bekerja dan isteri yang tidak bekerja. Subyek dari penelitian ini adalah 38 isteri yang bekerja dan 33 isteri yang tidak bekerja dengan usia perkawinan maksimal 2 tahun, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dengan pengambilan sampel secara accidental sampling.
Dari penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan antara kepuasan perkawinan dengan kesesuaian antara harapan dan perilaku peran suami pada kelompok isteri. Masing-masing aspek kesesuaian antara harapan dan perilaku peran suami ternyata juga memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan perkawinan. Aspek-aspek tersebut adalah aspek pengurus rumah tangga, pencari nafkah, hubungan seksual, hubungan kekerabatan, pelaksanaan rekreasi, diikungan emosional, pengambilan keputusan, hubungan interpersonal, komunikasi, dan partisipasi dalam bidang keagamaan.
Dari penelitian ini diketahui pula bahwa status pekerjaan, yaitu bekerja dan tidak bekerja, tidak berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan, kesesuaian antara harapan dan perilaku peran suami, serta harapan terhadap peran suami. Hasil lain dari penelitian ini adalah bila ditinjau dari aspek-aspek kesesuaian antara harapan dan perilaku peran suami, aspek dukungan emosional merupakan faktor yang memberikan pengaruh terbesar bagi kepuasan perkawinem, baik pada isteri yang bekerja maupxin isteri yang tidak bekerja. Meski demikian, isteri yang bekerja juga beranggapan bahwa aspek pencari nafkah adalah juga faktor yang paling tinggi memberikan pengaruh terhadap kepuasan perkawinan dibandingkan aspek-aspek lainnya.
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya metode kuesioner ditunjang dengan wawancara untuk mendapat hasil yang lebih kaya dan mendalam. Selain itu, disarankan pula untixk diadakan penelitian pada kelompok usia perkawinan dari beberapa tahapan daur kehidupan berkeluarga, serta melibatkan keloiapok isteri dengan posisi manajerial di pekerjaannya atau yang memiliki penghasilan lebih tinggi daripada suaminya- Untuk melengkapi hasil penelitian ini, dapat pula dilakukan penelitian mengenai pengaruh kesesuaian antara harapan dan perilaku peran isteri terhadap kelompok suami yang memiliki isteri yang bekerja dan kelompok suami yang memiliki isteri yang tidak bekerja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>