Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Bambang Triasmono
"Pemerintah melalui Departemen Sosial telah berupaya dan mencari solusi terhadap permasalahan Pelaku Seks Bayaran (PSB) dengan memberikan pelayanan program rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur. Salah satu programnya adalah Bimbingan Keterampilan Usaha (BKU).
Menyikapi uraian tersebut diatas, penulis berusaha untuk melihat upaya yang dilakukan PSKW dalam melaksanakan program Bimbingan Keterampilan Usaha serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah menggambarkan pelaksanaan program BKU di PSKW Mulya Jaya dan untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan program BKU di PSKW.
Kerangka pemikiran pelaksanaan program Bimbingan Keterampilan Usaha di PSKW yang dibahas dalam tesis ini adalah permasalahan PSKW dan Bimbingan Keterampilan Usaha. Selanjutnya dikupas keberadaan Panti sosial sebagai organisasi pelayanan rehabilitasi sosial dan Bimbingan Keterampilan Usaha sebagai salah satu programnya. Keberadaan PSKW tidak bisa dilepaskan dari permasalahan dalam menjalankan kegiatannya. Oleh karena itu pada bagian akhir kerangka pemikiran selanjutnya diuraikan tentang faktor penghambat dan pendukung Bimbingan Keterampilan Usaha.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk menghasilkan informasi-informasi tentang pelaksanaan program. Metoda Penelitian ini menggunakan aiur pelayanan yang selanjutnya diterjemahkan sebagai langkah kegiatan yang ada di PSKW. Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program digunakan kriteria keberhasilan program melalui upaya yang sederhana sebagaimana ketentuan peraturan yang berlaku. Informan penelitian ini adalah pejabat struktural, pekerja sosial dan instruktur sebagai pelaksana dan pihak yang bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan. Sedangkan pada hasil pelaksanaan program Bimbingan Keterampilan Usaha di PSKW selain kepada klien, informan utama adalah enam orang mantan klien yang sedang dalam proses rehabilitasi dan telah selesai mendapatkan Bimbingan Keterampilan Usaha di PSKW dan masing-masing mewakili jurusan keterampilan salon, menjahit (high speed, bordir) dan olahan panganlmasak.
Analisis hasil penelitian pada kondisi sumber daya PSKW menunjukkan bahwa aspek raw material seperti ruang, alat-alat dan bahan pelatihan keterampilan serta pola dan sistem pengajaran sesuai dengan -kriteria ideal yang ditetapkan sebagai suatu standar sebuah program pelatihan. Sedangkan yang tidak sesuai adalah tenaga instruktur, kriteria calon klien, kurikulum dan buku panduan, alat peraga serta target pelatihan. Sementara untuk menilai hasil pelaksanaan program bimbingan keterampilan usaha di PSKW, Iangkah yang dilakukan adalah membedah apa yang menjadi tujuan pelatihan itu sendiri. Pada aspek pertama yaitu jumlah lulusan, pengurangan klien yang selesai atau lulus dad Panti, Aspek kedua tentang tingkat pemahaman klien terhadap materi menujukkan, bahwa tidak seluruh materi dapat dimengerti namun sebagian besar Mien mengaku dapat dipahami. Aspek ketiga yang membahas keberhasilan klien (pekerjaan), klien yang bekerja sesuai dengan BKU yang diikuti dan ada juga yang tidak. Namun demikian bagi klien yang belum dapat bekerja menganggap bahwa bukan berarti pelatihan yang diikutinya menjadi sia-sia. Mereka tetap memperoleh pengaruh lain, yaitu berupa manfaat seperti sadar akan perbuatan yang pemah dilakukan, memiliki motivasi hidup yang tinggi, dan terus berupaya memperbaiki pola hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu keberadaan instruktur disatu sisi merupakan faktor pendukung, namun sekaligus menjadi faktor penghambat karena tidak memiliki kemampuan profesional dan pengalaman mengikuti diktat yang berkaitan dengan bidang tugas mengajar. Faktor pendukung Iainnya adalah sarana prasarana yang memadai seperti adanya cottages system dan tersedianya anggaran rutin/tetap dari pernerintah. Sedangkan faktor penghambat adalah karakteristik klien yang memiliki tingkat pendidikan beragam, juga keberadaan alat keterampilan yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Selain itu pengadaan bahan pelatihan yang seriing terlambat atau tidak selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh instruktur.
Penelitian ini memberikan beberapa saran yang perlu dilakukan oleh pelaksana di PSKW. Saran berkaitan dengan temuan faktor penghambat yang diuraikan sebelumnya, yaitu perlu memberi kesempatan kepada instruktur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Selanjutnya perlu disusun sebuah kurikulum yang baku, memperketat persyaratan calon klien, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, meningkatkan honor instrktur dan menciptakan transparansi anggaran dalam kaitan dengan penyediaan alat dan bahan keterampilan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Mulyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rangsangan pengembangan kreativitas kepada anak-anak usia prasekolah (46 tahun) yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Menyadari akan anti penting kreativitas bagi upaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya melalui perangsangan sejak usia dini pada anak-anak usia prasekolah, maka peneliti mencoba untuk menyusun suatu paket pelatihan pengembangan kreativitas bagi anak usia prasekolah.
Paket ini terdiri dari dua macam, pertama adalah paket pelatihan pengembangan kreativitas untuk anak; dan kedua adalah Paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak bagi ibu, agar dapat mengupayakan pengembangan kreativitas anaknya di rumah melalui kegiatan bermain.
Dalam pelaksanaannya, kelompok penelitian dibagi empat kelompok yaitu: (1) Kelompok anak memperoleh pelatihan dan ibu juga memperoleh pelatihan (AP-IP), (2) Kelompok anak memperoleh pelatihan tetapi ibu tidak memperoleh pelatihan (AP-ITP), (3) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan tetapi ibu memperoleh pelatihan (ATP-IP), (4) Kelompok anak tidak memperoleh pelatihan dan ibu juga tidak memperoleh pelatihan (ATP-ITP).
Sebelum pelatihan dimulai, kepada semua kelompok diberikan prauji Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) Figural Form A. Kemudian kelompok (1) dan (2) memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas anak, sementara kelompok (1) dan (3) ibunya memperoleh paket pelatihan cara pengembangan kreativitas anak. Pada kelompok (2), ibunya tidak memperoleh paket pelatihan, pada kelompok (3) anak tidak memperoleh paket pelatihan dan pada kelompok (4) baik anak maupun ibu tidak memperoleh paket pelatihan. Pada akhir masa pelatihan, seluruh kelompok penelitian memperoleh pascauji TTCT Figural Form-A.
Sampel penelitian ini adalah anak usia 4-6 tahun yang mengikuti kegiatan di beberapa Taman Kanak-kanak di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga buah hipotesis kerja ternyata ketiga-tiganya dinyatakan diterima. Hipotesis tersebut adalah :
Hipotesis Kerja I :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang telah memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang tidak memperoleh pelatihan pengembangan kreativitas.
Hipotesis Keria II :
Peningkatan kreativitas pada anak usia prasekolah yang ibunya telah memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak secara bermakna Iebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kreativitas anak usia prasekolah yang ibunya tidak memperoleh pelatihan cara pengembangan kreativitas anak.
Hipotesis Kerja III :
Ada interaksi yang bermakna antara pemberian pelatihan pengembangan kreativitas anak dan pemberian pelatihan cara pengembangan kreativitas anak terhadap ibu dalam upaya peningkatan kreativitas anak usia prasekolah.
Secara keseluruhan berdasarkan basil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak usia prasekolah dapat ditingkatkan dengan upaya pengembangan kreativitas melalui kegiatan bermain; apakah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak maupun ibu.
Efek pengembangan kreativitas akan menjadi maksimal apabila upaya pengembangan kreativitas pada anak usia prasekolah dilakukan melalui pendekatan terhadap anak dan ibu sekaligus.
Untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang, peneliti menyarankan agar juga dilibatkan anak-anak Taman Kanak-kanak di desa dan di tempat-tempat terpencil, anak-anak usia prasekolah yang tidak sempat mengikuti kegiatan Taman Kanak-kanak, serta melakukan penelitian mengenai potensi ibu dalam upaya pengembangan kreativitas anak di rumah.
Untuk penerapan paket pelatihan pengembangan kreativitas disarankan agar dapat dilaksanakan pada waktu liburan atau sore hari setelah jam sekolah dan dipertimbangkan penyusunan paket pelatihan yang diterapkan dalam waktu yang Iebih singkat namun dengan hasil yang lebih intensif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D220
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zul Arsiah
"Berdasarkan data hasil survey Trends in International Mathematics and Sains Study (TIMSS) tahun 2003, tingkat kemampuan siswa kelas 2 SMP seluruh Indonesia dalam bidang matematika sangat rendah karena berada pada urutan ke 35 dari 45 negara. Hal ini sangat menarik diteliti tentang hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dan prestasi belajar matematika siswa karena sebagian besar siswa beranggapan bahwa hasil pelajaran matematika sangat sulit sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah.
Survey dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur yang terdiri atas skala sikap terhadap matematika dan tes prestasi belajar matematika dengan bentuk soal pilihan ganda, isian, dan uraian.
Hasil uji psikometrik data yang dilakukan pada tugas akhir ini menunjukan bahwa analisis item kuesioner dengan program Iteman dan SPSS untuk uji psikometrik secara klasik menghasilkan nilai reliabilitas (Alpha) sebesar 0.7, dan analisis faktor dilakukan dengan LISREL menunjukan bahwa pada setiap indikator memiliki faktor loading > 0,5 dan r-value > 2. Sedangkan analisis item tes prestasi belajar dengan menggunakan program Quest menunjukkan bahwa item-item pada tes memiliki daya pembeda yang baik.
Hubungan antara sikap dan prestasi belajar siswa diuji dengan menggunakan tiga model pengujian. Pengujian model struktural 1 menghasilkan x2 = 1.39, df = 1, p-value = 0.24; RMSEA= 0,013; GFI = 1 dengan T-value = 1,34 Model struktural 2 menghasilkan x2 = 2,40, df = 3, p-value = 0.49; RMSEA= 0,00; GFI = I dan T-Value = 0,38. Kedua model ini dikategorikan fit. Sedangkan model struktural 3 menghasilkan x2 = 886,46, df = 3, p-value = 0.00; RMSEA= 0,33; GFI = 0,86 dan T-Value = 0,38 dan 0,83. Model ketiga ini tidak fit Berdasarkan data tersebut sikap terhadap matematika memberikan kontribusi lerhadap prestasi belajar matematika secara stalistik tidak signifikan. Untuk siswa di Indonesia sikap terhadap matematika tidak berpengaruh pada prestasi belajar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sri Redatin Retno Pudjiati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
S2279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mugiarsih CH., Widodo
"ABSTRAK< b>
Penelitian ini diawali melalui suatu pemikiran penulis dengan ineinperhatikan jenis kelainan anak luar biasa khususnya anak tunarungu. Anak tunarungu mi meiniliki kelainan pendengaran yang harus mendapat pelayanan pendidikan secara khusus di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu. Anak tunarungu luengalaiui kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan tatabahasa yang balk dan benar dilingkungan kaum tunarungu, keluarga maupun masyarakat secara luas. Bagi anak tunarungu yang duduk di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu secara dini perlu inandapat pelayanan pendidikan dengan inenggunakan media koinunikasi
Adapun sebagai sarana untuk berkoinunikasi bagi anak tunarungu adalah menggunakan media komunikasi total dan oral.
Media komunikasi total dan oral mi dapat digunakan apabila
anak tunarungu dapat mengetahui kosa kata bahasa secara jelas
dan konkrit. Maksudnya bahwa perbendaharaan kosa kata yang
diiuiliki anak tunarungu iuelalui beberapa pengalaman berbahasa
pada masa-masa lalu dengan menunjukan benda gambar tiruan yang
akhirnya terjadi proses penainbahan kata-kata. Sebagai upaya
untuk meningkatkan perbendaharaan kosa kata pada anak tunarungu sesuai dengan kurikulum di Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang
tujuannya antara lain agar anak dapat berbahasa dengan baik
dan benar. Keterainpilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah
biasanya meliputi keterainpilan inenyimak mendengarkan, berbicara, meinbaca dan inenulis.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tiinbul
minat untuk mengadakan penelitian tentang kemampuan keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa di kelas I Sekolah
Luar Biasa bagian tunarungu. Penelitian mi bertujuan untuk
mengetahui perbedaan keterampilan membaca dan keterampilan
menulis permulaan siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu dengan inenggunakan media komunikasi total dan media
koinunikasi oral.
Berdasarkan kajian teori, diajukan 2 hipotesis untuk
dibuktikan kebenarannya. Subyek yang diteliti adalah siswa
tunarungu di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu yang
meiniliki IQ rata-rata normal dan memiliki sisa pendengaran
antara 85-90 db keatas (tuli total), di Sekolah Luar Biasa
bagian tunarungu Santi Rama I dan II, jalan R.S. Fatinawati,
1]].
Cipete Jakarta Selatan dan Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu
Karya Mulya I dan II, jalan A. Yani 6-8, Surabaya pada tahun
pelajaran 1994 1995.
Analisis data dengan rumus t tes inenunjukan hasil penelitian
bahwa keterampilan meinbaca dan inenulis yang menggunakan media
komunikasi total dan yang menggunakan media koinunikasi oral
secara rinci dapat dikeinukakan sebagai berikut
1. Dengan menggunakan media komunikasi total, hasil keterampilan membaca siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak
menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas
I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II
Jakarta yang menggunakan media komunikasi oral.
2. Dengan iuenggunakan media komunikasi total hasil keteraiupilan inenulis siswa di kelad I Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak
iuenunjukan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I
Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II
Jakarta yang inenggunakan media komunikasi oral.
Berdasarkan hasil temuan seperti tersebut di atas penulis
menyarankan agar guru dalain mengajar meiubaca dan menulis
perinulaan siswa di kelas I dipilih guru yang senior, sudah
berpengalainan dalam menghadapi inasing-inasing individu. Maksudnya pada kelas-kelas rendah tingkat dasar dalam pendekatan
terhadap anak inemerlukan ketekunan, ketelatenan dan kesabaran
guru.
Guru di kelas I tidak hanya bertugas untuk mengajar,
tetapi sekaligus niempunyai peran ganda yaitu bisa sebagai
peinbimbing dan yang lebih penting adalah bisa sebagai pengganti orang tua bagi siswa-siswanya. Dengan suasana yang nyaman
tidak jauh berbeda situasi di sekolah maupun di rumah, tentunya dengan perasaan yang aman dan menggeinbirakan, sehingga
siswa dapat berkomunikasi secara luwes, yang keinungkinan besar
dapat menyerap materi pelajaran dengan lancar.
Kemudian bagi siswa yang menggunakan media komunikasi
total perlu diperhatikan dalam mengekpresikan komunikasi
secara terpadu, misal bukan hanya isyarat yang inenjadi pokok
perhatian nainun sekaligus kekompakan baca bibir ucapan lisan
yang jelas untuk inengikuti isyarat baku yang dilakukan.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992
370.157 UTA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>