Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 234659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Pondaag, Joseph
"Pendidikan selama ini dipandang sebagai 'jembatan' melalui mana suatu tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik dapat diraih. Jika demikian, dapat ditafsirkan bahwa jembatan itu mungkin dibangun atas landasan dan kerangka yang berbeda. Bagaimana jembatan itu dibangun tidak terlepas dari cara pandang terhadap kesejahteraan oleh para pengguna jembatan itu.
Masyarakat Irian Jaya saat ini merupakan pembauran antara penduduk asli dan pendatang. Dalam pembauran itu tampak adanya gejala-gejala kesenjangan di bidang-bidang penunjang kesejahteraan dan pada umumnya yang tampil sebagai pihak yang kurang atau lemah adalah kalangan penduduk asli. Di bidang pendidikan formal gejala umum yang dapat langsung kelihatan adalah kurang dalam prestasi belajar.
Dari beberapa literatur dan laporan ternyata ada aspek-aspek budaya tradisional Irian Jaya ditandai sebagai faktor-faktor yang besar andilnya terhadap terbentuknya beberapa karakter khas bagi masyarakatnya. Penelitian ini hendak mempelajari sikap (belajar) yang terbentuk oleh suatu latar budaya dengan asumsi bahwa sikap itu akan mewarnai perilaku individunya; dalam pengertian bahwa kehidupan dalam suatu alam budaya tertentu memberikan suatu pengalaman atau pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan sikap belajar di sini adalah sikap terhadap pembelajaran itu. Apa yang hendak dilihat dalam sikap belajar (variahel dependen) adalah efek-efek dari keluarga, sekolah asal dan jenis kelamin (variabel-veriabel independen) masing-masing sebagai bentuk pranata sosial yang memiliki budaya khas. Secara khusus hendak dilihat pula tentang efektivitas kategori-kategori yang dilibatkan dalam setiap pranata tersebut.
Penelitian ini dilakukan terhadap 1361 responden (siswa kelas I SLTA) yang dijaring dari beberapa wilayah sampel di Irian Jaya. Mereka dikelumpokkan menurut keanggotaannya dalam: keluarga penduduk asli atau keluarga pendatang, berasal dari SLTP swasta atau negeri, berjenis kelamin perempuan atau lelaki; dengan demikian akan ditemukan misalnya sekelompok siswa perempuan penduduk asli yang berasal dari SLTP swasta dan seterusnya.
Dari pengolahan data berdasarkan pengelompokkan responden diperoleh hasil berikut: (1) Dari segi jumlah responden: 94 siswa perempuan penduduk asli dari SLTP swasta. 193 siswa perempuan penduduk.asli dari SLTP negeri, 58 siswa perempuan pendatang dari SLTP swasta, 215 siswa perempuan pendatang dari SLTP negeri, 147 siswa lelaki penduduk asli dari SLTP swasta, 351 siswa lelaki penduduk asli dari SLTP negeri, 51 siswa lelaki pendatang dari SLTP swasta, dan 252 siswa lelaki pendatang dari SLTP negeri. Jumlah responden seluruhnya yang dapat dianalisis adalah 7.98% dari jumlah siswa kelas 1 SLTA se-Irian Jaya. (2) Dari segi keanggotaan responden menurut masing-masing variabel independent 785 siswa kategori penduduk asli, 576 siswa kategori pendatang, 350 siswa dari SLTP swasta, 1011 siswa dari SLTP negeri, 560 siswa perempuan dan 801 siswa lelaki.
Berdasarkan analisis regresi berganda ditemukan beberapa hal berikut: (a) Dari segi proporsi varians: yang dijelaskan bersama oleh semua variabel bebas terhadap sikap belajar adalah sebesar ± 23% yang sangat bermakna pada level p = 0,000 ; tetapi menurut masing-masing variabel bebas hanya variabel keluarga dan jenis kelamin yang memberikan penjelasan yang sangat bermakna pada level p = 0,000, sedangkan penjelasan dari variabel sekolah asal hanya bermakna pada level p = 0,077 < 0.05. Semuanya itu sekaligus menggambarkan Pula kebermaknaan efek dari setiap variabel bebas terhadap sikap belajar. (b) Jika dilihat dari segi efek suatu variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya, tampak bahwa keluarga mempunyai efek bermakna pada level p = 0,01 terhadap sekolah asal dan jenis kelamin, tetapi sampai pada level p 5 0,05 variabel sekolah asal tidak mempunyai efek bermakna atas jenis kelamin. (c) Jika dilihat dari segi perbedaan efek tampak bahwa efek keluarga terhadap sekolah asal swasta tidak berbeda signifikan dengan efek keluarga terhadap sekolah asal negeri: efek keluarga terhadap jenis kelamin perempuan berbeda signifikan dengan efek keluarga terhadap jenis kelamin lelaki; dan efek sekolah asal terhadap jenis kelamin perempuan berbeda signifikan dengan efek sekolah asal terhadap jenis kelamin lelaki."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T5675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganefi Evita Syaftari
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferni Yustiana
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda I. Sumayku
"Sekolah belum berhasil mempersiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat (dunia kerja/kehidupan sehari-hari). Ini disebabkan karena sebagian besar aktivitas sekolah masih dijiwai plinsip surface conception of learning. Prinsip ini mengandung pemahaman bahwa belajar (learning) adalah sekedar proses merekam pengetahuan baru untuk ditambahkan kepada kumpulan pengetahuan yang sudah ada, bukan upaya aktif pelakunya mengkonstruksi pemahaman bagi dirinya seperti terkandung dalam prinsip deep conception of learning. Konteks belajar dapat mempengaruhi conception of learning siswa, yang akan menentukan pendekatan mereka dalam belajar. Pendekatan dalam belajar dapat dilihat dari strategi-strategi self-reguIated learning siswa ketika berhadapan dengan tugas belajar. Metode belajar kolaboratif; yang dirancang berdasarkan prinsip deep conception of learning, memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi munculnya strategi-strategi self-regulated learning.
Masalah-masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimana conception of learning siswa SMU? (2) Bagaimana conception of learning mereka setelah mengikuti kegiatan belajar kolaboratif? Dan (3) Bagaimana hubungan conception of learning yang ditampilkan para siswa tersebut dengan penggunaan strategi strategi self-regulated learning mereka dalam kegiatan belajar kolaboratif?
Penelitian ini adalah penelitian N kecil (N=15). Subyek adalah siswa SMU Islam Dian Ilmu Cinere. Data conception of learning siswa diperoleh lewai wawancara (sebelum dan sesudah kegiatan belajar kolaboratif), sedangkan data strategi sirategi self-regulated learning siswa diperoleh lewat penyelenggaraan kegiatan belajar kolaboratif. Analisis data bertujuan melihat proses/dinamika perubahan yang terjadi, dan pola hubungan dalam proses tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek ternyata memiliki surface conception of learning, namun setelah kegiatan belajar kolaboratif, terjadi perubahan positif. Penelitian ini juga mencatat antara lain ciri-ciri subyek yang memiliki deep learning conception dalam penggunaan self-regulated learning strategies, dan mereka yang mengalami perubahan positif dalam learning conception."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Albert Willy Claussen
"ABSTRAK
Proses penyembuhan dari penderita stroke yang tidak dapat dipastikan dalam hitungan waktu yang jelas, membuat penderita maupun anggota keluarga yang merawat (caregiver keluarga berada pada kondisi psikologis yang menyulitkan Interaksi keseharian yang terjadi antara caregiver keluarga dan penderita stroke memungkinkan timbulnya persepsi ketidakseimbangan peran dengan dua aspeknya yaitu underbenefit dan underinvestment sehingga akan mengganggu fungsi perawatan dari caregiver keluarga yang mengarala pada sindroma burnout.
Penelitian ini dilakukan atas dasar studi korelasional, dengan sampel populasi yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling, kemudian data yag didapatkari diolah dengan menggunakan ruetode uji korelasi Spearman. Kekuatan hubungan antar variabel yang ingin diteliti tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara persepsi underbenefit dan underinvestment dengan burnout pada caregiver keluarga dari penderita stroke.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman, didapatkan hasil hipotesis diterima di taraf signifikansi 5% bahwa aspek persepsi underbenefit dalam berkorelasi signifikan dengan dua aspek burnout yaitu aspek kelelahan emosional dengan nilai korelasi 0:489 dan berkorelasi signifikan pula dengan aspek depersonalisasi dengan adanya nilai korelasi 0.696. Sedangkan aspek persepsi underinveriment dalam variabel persepsi ketidakseimbangan peran tidak berkorelasi secara signifikan dengan ketiga aspek burnout.
Penelitian ini juga menggambarkan taraf burnout yang dialami oleh caregiver keluarga yang dapat dikategorikan sebagai berikut, sebanyak 37.6% atau 21 oang dari 56 subyek mengalami kelelahan emosional (EE) yang tinggi Selanjutnya pada aspek depersonalisasi (DP) sebanyak 21 orang atau 37.6% subyek penelitian berada taraf tinggi. Sementara itu untuk Penurunan Hasrat Pencapaian Diri (PA) ternyata seluruh responden yang berjumlah 56 orang atau 100% masuk dalari kategori rendah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Irvina
"Pemilihan terhadap jurusan/bidang studi tertentu biasanya disesuaikan dengan minat seseorang Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi diasumsikan memilih sekolah tersebut karena minatnya di bidang ekonomi (minat ekonomi). Begitu juga dengan siswa yang mengikuti pendidikan di Sekolah Perawat Kesehatan dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi, karena minatnya di bidang kesehatan (minat kesehatan).
Dalam membicarakan masalah pendidikan, yang menjadi topik utama adalah mutu siswa atau prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena sekalipun keberhasilan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi proses pendidikan itu, namun yang menjadi terminal penilaian adalah prestasi belajar yang dicapai siswa pada akhir pendidikan atau pada saat ujian, baik pengetahuan maupun keterampilan.
Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah minat (Suryabrata, 1983). Menurut Horrocks (1976) minat adalah kumpulan sikap yang tampil dalam bentuk perhatian selektif pada suatu obyek atau aktivitas tertentu.
Dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa, sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, seperti penelitian Fredericksen & Melville, 1954; Barrileaux, 1961; Barak & Rabbi, 1982; serta Wiley & Magnon, 1982 (dalam Brown & Lent, 1984). Namun beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain menunjukkan tidak ada hubungan antara keduanya (Super & Crites, 1962 dan Stanley & Hopkins, 1978 dalam Brown & Lent, 1984).
Perbedaan hasil-hasil penelitian itu mendorong penulis untuk meneliti hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa SMK. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada tahun 1997. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah Incidental Sampling. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas 1 dari dua jurusan SMK, yaitu SMK jurusan/bidang ekonomi (program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi) serta SMK bidang kesehatan (Sekolah Perawat Kesehatan/SPK dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi/SPRG). Penelitian ini memperoleh 158 orang subyek penelitian, yang terdiri dari 84 orang siswa SMK bidang kesehatan dan 74 orang siswa SMK bidang ekonomi.
Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah inventori minat dan tes formatif. lnventori minat digunakan sebagai alat ukur minat siswa dan tes formatif digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase (deskriptif statistik) dan Partial Correlation untuk melihat ada tidaknya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, dengan mengontrol variabel kecerdasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara minat dengan prestasi belajar tidak terbukti secara signifikan pada penelitian ini. Walaupun tidak terdapat hubungan yang signifikan, ada dimensi-dimensi minat ekonomi dan minat kesehatan yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu 'melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bilangan' dan 'menjalankan standar kesehatan'.
Dari penelitian ini memang tidak dapat dilihat kaitan antara minat dengan prestasi belajar. Namun masih banyak aspek lain yang berhubungan dengan minat. Masalah minat siswa SMK ini penting untuk ditelaah, karena akan berkaitan dengan pembinaan siswa itu sendiri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Riyadi
"ABSTRAK
Matematika mempakan mata pelajaran penting yang diberikan di sekolah baik di SD, SMP, SMU/SMK bahkan Perguruan Tinggi. Matematika memiliki fungsi memberi kemampuan berpikir logis, kritis dan sistematis. Matematika juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan ini. Mengingat pentingnya peranan matematika, wajar bila matemaiika mendapatkan perhatian yang utama dibanding pelajaran yang lain dan tidak berlebihan bila diharapkan siswa menunjukkan prestasi belajar yang baik dalam pelajaran tersebut di sekolah. Namun pada kenyataannya banyak siswa yang prestasi belajar matematikanya rendah atau kurang memadai. Bahkan sampai sekarang matematika masih dianggap sebagai momok dalam pelajaran di sekolah.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berhubungan dengan prestasi belajar matematika antara lain adalah self efficacy dan minat terhadap matematika. Setiap siswa memiliki kemampuan dalam mempelajari matematika namun seringkali mereka ragu apakah ia mampu atau tidak dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Siswa seringkali tidak bertingkah Iaku optimal meskipun tahu apa yang harus dilakukannya. Keyakinan seseorang akan kemampuannya inilah yang menurut Bandura (1986) dikenal sebagai self efficacy.
Penulis meneliti hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar matematika yang diduga memiliki hubungan yang bermakna. Di samping itu penulis juga meneliti hubungan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika mengingat kurang minatnya siswa terhadap matematika karena ketika berhadapan dengan matematika siswa terlebih dahuiu menganggapnya sebagai suatu mata pelajaran yang sukar (Sinergi, Januari-Maret 1998). Tujuan penelitian adalah menguji apakah ada hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika. Kemudian berapa besar sumbangan variabel tersebut terhadap prestasi belajar matematika.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8 Jakarta. Alasannya ialah subyek sudah dapat menilai dirinya sendiri secara cukup realistis dan subyek sudah mandiri dalam membentuk minat serta sudah sejak lama mengikuti pelajaran matematika. Subyek yang dijadikan sampel sebanyak 115 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. lnstrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala self efficacy dan kuesioner minat matematika. Data penelitian diolah menggunakan metode multiple regression.
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori Bandura(l986) yang mengatakan bahwa self efficacy berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini juga tidak mendukung penelitian Schunk (1982) yang menyatakan bahwa self efficacy berhubungan secara signifikan dengan prestasi belajar matematika. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian Simanjuntak (1994) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara minat dengan prestasi matematika siswa laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui self efficacy dan minat terhadap matematika secara bersama-sama tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika.
Tidak bemaknanya hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika mungkin disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika seperli inteligensi, motivasi, kecemasan terhadap matematika dan skema tentang pemecahan masalah yang diajarkan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut mungkin mempunyai peran yang lebih besar dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa dibandingkan dengan self efficacy dan minat terhadap matematika. Tidak signifikannya hubungan antara self efficacy dan minat terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika juga bisa disebabkan oleh instrumen-instrumen penelitian ini yang mungkin tidak valid secara eksternal, kecenderungan subyek penelitian untuk menjawab kuesioner secara social desirability dan variabilitas sampel penelitian yang rendah.
Saran untuk penelitian lanjutan yakni melakukan validasi eksternal terhadap instrumen-instrumen ini dengan cara mengkorelasikan skala self efficacy dan kuesioner minat terhadap matematika dengan alat-alat dan metode-metode lain yang valid secara internal maupun eksternal yang mengukur konstruk yang sama. Sebaiknya menggunakan sampel penelitian dan beberapa sekolah agar subyeknya heterogen dan menggunakan teknik pengambilan sampel secara random/acak. Membuat tes matematika yang standar agar valid dan reliabel. Perlu melibatkan valiabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti inteligensi (kecerdasan), motivasi, kecemasan terhadap matematika dan skema tentang pemecahan masalah yang diajarkan sebelumnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>