Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rickevin Malik
"Dalam dunia usaha yang semakin berkembang dan penuh dengan persaingan ini, segmentasi pasar merupakan hal yang sangat penting. Seorang produsen harus memiliki sasaran yang jelas untuk memasarkan produknya. Hal ini sangat berguna bagi produsen untuk menentukan bagaimana cara menjangkau segmen tersebut, bagaimana cara untuk mempertahankan dari serangan pesaing dan lain sebagainya. Setelah didapat segmen pasar yang ingin dituju, kemudian produsen melakukan langkah-langkah berikutnya untuk memasarkan produknya. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah promosi terhadap produk yang dipasarkan. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah strategi promosi yang baik dan efektif dalam kegiatan promosi yang dilakukan. Dalam hal ini, biasanya produsen mempercayakan kegiatan kampanye promosinya kepada sebuah biro iklan: Pemberian kepercayaan kegiatan promosi kepada biro iklan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari lagi saat ini, karena biro iklan memiliki keunggulan tertentu untuk melakukan pekerjaan yang satu ini. Untuk memperkenalkan produk klien-nya kepada konsumen, dikenal dua jenis media yang dapat dipergunakan. Mereka adalah above the line dan below the line. Dalam penelitian ini, jenis media yang dianalisa merupakan media above the line, lebih khususnya lagi media televisi. Media televisi di Indonesia telah menjadi alternatif penempatan media iklan yang penting, setelah diperbolehkannya stasiun televisi swasta sejak tahun 1989. Salah satu alasan bagi televisi untuk menjadi media yang penting bagi sebuah iklan yaitu tampilannya yang berupa audio visual dan jangkauannya yang luas sehingga lebih dapat diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu pemasangan iklan di televisi membutuhkan biaya yang mahal untuk waktu penayangan yang sedikit. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitati£ Dalam penelitian ini akan dilihat pemahaman dari dua karakteristik responden yang berbeda yaitu ibu rumah tangga dan ibu bekerja terhadap sebuah iklan. Sampel yang diambil sebanyak 10% dari populasi. Namun untuk mendapatkan jumlah sampel yang seimbang maka sampel yang diambil sebanyak 30 orang dari setiap kelompok responden. Iklan yang dipakai adalah iklan detergen Surf yang merupakan iklan yang membentuk sebuah jalan cerita. Namun dalam penelitian ini iklan yang dipakai yaitu iklan yang terakhir yang ditayangkan di televisi pada saat penelitian ini dilakukan. Hal ini karena iklan detergen ini sudah ditayangkan sejak bulan Juli tahun 2000. Pemahaman responden terhadap iklan dibandingkan dengan menggunakan teknik pengolahan data SPSS dengan metode independent samples t test. Dari pengolahan data ini dilihat nilai mean yang lebih tinggi. Setelah diolah dengan statistik, ditemukan basil yaitu ibu rumah tangga lebih memahami mengenai iklan detergen Surf bila dibandingkan dengan ibu bekerja. Hasil ini ditunjukkan baik pada tahap kognitif maupun pada tahap afektif. Namun perbedaan kedua tahap ini berbeda, yaitu pada tahap kognitif hanya berbeda sedikit yaitu 2.1 sedangkan pada tahap afektif terdapat perbedaan cukup jauh yaitu sebesar 16.4667. Data ini menunjukkan bahwa pemahaman ibu rumah tangga yang lebih dalam terhadap iklan detergen Surf bila dibandingkan dengan ibu bekerja dapat juga disebabkan faktor lain diluar konsumsi mereka terhadap televisi. Hal ini terjadi karena pada penelitian ini tahap kognitif hanya dilihat dari konsumsi mereka terhadap televisi. Sedangkan faktor diluar konsumsi terhadap televisi tidak dilihat pada penelitian ini. Hal ini dapat menjawab hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga lebih memahami pesan iklan detergen Surf dibandingkan dengan ibu bekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Meutia Sandra Dewi
"Studi ini mempelajari interpretasi khalayak terhadap suatu tanda yang merupakan bagian dari kajian Semiotik. Semiotik mempelajari sistem tanda beserta maknanya. Sebuah tanda dapat diinterpretasi secara berbeda tergantung pada individu yang menginterpretasikannya. Makna tanda yang sama dapat berbeda pada setiap individu. Perbedaan makna terhadap tanda ini karena makna sebenarnya berada di kepala atau kognisi orang yang menafsirkannya. Makna tidak berada pada tanda itu sendiri.
Keberadaan iklan di Indonesia semakin ramai semenjak kehadiran stasiun televisi swasta (RCTI, ANTeve, SCTV, Indosiar, TPI). Khususnya iklan televisi yang menggunakan identitas etnik di Indonesia semakin gencar kira-kira setahun terakhir ini. Identitas etnik tersebut diwujudkan dalam atribut-atribut budaya yang dapat berupa obyek nyata maupun konsep atau nilai budaya dan etnis yang bersangkutan. Atribut budaya sebagai tanda ini diasumsikan sebagai sesuatu yang telah tersosialisasi dalam diri individu, dengan demikian diasumsikan bahwa individu dapat memperoleh makna komprehensif dari atribut budaya tersebut. Berangkat dari asumsi tersebut dan proposisi semiotik bahwa makna tidak berada pada tanda itu sendiri namun pada kepala orang yang menafsirkannya, maka studi ini hendak mengkaji bagaimana khalayak menginterpretasi sistem tanda dalam iklan televisi yang menggunakan pendekatan budaya.
Pada kenyataannya interpretasi individu sangat bervariasi terhadap atribut budaya sebagai tanda dalam pesan iklan yang menggunakan identitas etnik. Hal ini karena pada tiap tahapan proses kognitif, terjadi proses signifikansi terhadap suatu tanda yang dipengaruhi oleh wilayah makna yang terdiri dari makna denotatif dan konotatif (menyangkut pengalaman dan kedekatan individu dengan tanda) serta makna kontekstual dan struktural (menyangkut pengetahuan individu dan cara penggunaan sistem tanda yang ada dalam pesan untuk memperoleh makna).
Dari temuan di lapangan, fungsi atribut budaya dalam iklan etnik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan signifikansi tanda dari atribut budaya tersebut, yaitu (1) atribut budaya sebagai obyek fisik atau referent, dan (2) atribut budaya sebagai nilai budaya yang menyangkut konsep individu yang ada dalam reference-nya.
Identitas etnik yang digunakan dalam iklan-iklan televisi yang diteliti dengan demikian dilihat sebagai `tempelan' yang lebih berfokus pada daya tarik saja, atau sebagai sarana untuk menyampaikan nilai budaya suatu etnis kepada khalayak sasaran, dengan harapan mereka dapat mengasosiasikan karakteristik produknya dengan nilai budaya tersebut. Selain itu terdapat pendapat bahwa iklan yang menggunakan atribut budaya nyata/fisik tidak bisa dikatakan ildan budaya karena budaya hanya menyangkut nilai dan bukan materi. Opini ini berangkat dart pandangan budaya terutama sebagai sistem nilai. Dalam tesis ini budaya pertama dilihat dart obyek nyata dan kemudian dipelajari nilai-nilai yang terkandung di dalam obyek-obyek nyata tersebut.
Asumsi yang mengatakan bahwa budaya tradisional menghambat laju modernisasi dan globalisasi ternyata tidak beralasan, sebaliknya iklan-iklan beratribut budaya tradisional ini merupakan iklan yang paling diminati dan sangat mendongkrak penjualan produkrasa yang diiklankan. Penjualan produkrasa meningkat berarti tingkat konsumerisme meningkat. Tingkat konsumerisme yang tinggi menandakan masyarakat modern versi Rostow. Dengan demikian, budaya tradisional justru merupakan faktor pendukung modernisasi dan globalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Dian Fransiska
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5223
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
TA Panji Indra
"ABSTRAK
Dalam era informasi ini peranan komunikasi nampaknya semakin dibutuhkan dalam upaya penyampaian dan penerimaan pesan-pesan antara komunikator dan komunikan. Sehingga penyusunan pesan dan pemberian makna terhadap pesan merupakan hal yang mendasar dalam proses komunikasi. Periklanan sebagai salah satu bentuk komunikasi merupakan komunikasi penunjang dalam pemasaran berbagai produk. Peranan periklanan adalah menyampaikan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produk kepada konsumennya, wasa ini tidak saja terbatas pada menjual barang atau jasa namun juga bertujuan membangun citra produk secara keseluruhan. Periklanan de- Dalam pelaksanaannya iklan-iklan yang bertujuan membangun citra produk memerlukan perencanaan komunikasi yang baik untuk dapat dipahami oleh khalayak. Di sini pentingnya penentuan tema iklan sebagai gagasan utama yang ingin disampaikan oleh suatu pesan iklan. Sehingga dengan mengetahui pemahaman khalayak terhadap tema iklan, dapat diketahui makna pesan yang terbentuk pada pikiran khalayak. Tema iklan diterjemahkan melalui seperangkat lambang atau baik yang bersifat verbal maupun non- Dimana masing-masing unsur pesan iklan terdiri dari judul, naskah, illustrasi, dan warna, mempunyai peranan tersendiri dalam menyampaikan makna pesan iklan . maupun dalam mendukung kesatuan pesan secara keseluruhan. simbol komunikasi verbal. yang umumnya Sedangkan pemahaman merupakan proses persepsi yang berkaitan dengan bagaimana khalayak menafsirkan makna yang disampaikan oleh pesan iklan dalam pikirannya. Dimana dari pemahaman yang baik, diharapkan menghasilkan citra yang baik pula terhadap produk. Dalam penelitian ini akan dilihat pemahaman khalayak terhadap Tema Iklan Busana Matahari Department Store. Adapun populasi penelitian adalah wanita usia 17 hingga 45 tahun, dengan status sosial ekonomi menengah hingga tinggi, pembaca Femina dan Kartini di Jakarta. Dari populasi tersebut ditarik sampel secara purposive sebanyak 100 orang sebagai obyek penelitian. Sifat penelitiannya adalah deskriptif yang bertujuan terbatas pada menggambarkan pemahaman khalayak terhadap tema iklan busana Matahari Department Store tersebut. Pemahaman khalayak akan dilihat dari penilaiannya pada makna yang diterima oleh khalayak dari berbagai unsur iklan maupun pesan iklan secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman khalayak terhadap iklan busana Matahari Department Store cukup baik. Dari berbagai dimensi makna yang disampai memperoleh penilaian yang positif Hal ini menunjukkan bahwa apa yang hendak didapat dipahami secara umum kan oleh iklan, ternyata dari khalayak, sampaikan pengiklan melalui pesan iklannya dengan baik oleh khalayak sebagai penerima. Bila dilihat dari peranan unsur-unsur iklan, maka unsur Judul dan Illustrasi merupakan dua unsur yang memperoleh penilaian yang tinggi dalam pemahaman khalayak. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kedua unsur ini mampu menyampaikan makna pesan secara baik, dibandingkan unsur-unsur pesan lainnya. Maksud dari keseluruhan iklan busana Matahari Department Store menurut khalayak adalah memberikan kesan tentang kelengkapan produk busana Matahari Department Store. Dari makna pesan yang diterima khalayak ini, menunjukkan bahwa tema iklan busana Matahari Department Store cukup berhasil dalam menampilkan citra produk pada khalayaknya."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yourina Azwar
"ABSTRAK
Iklan televisi merupakan jenis iklan audio-visual yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan karena telah diperbolehkannya ditayangkan siaran komersial di stasiun swasta. Iklan televisi dikatakan media efektif untuk menyalurkan pesan karena kemampuannya dalam mengkombinasikan citra visual, suara dan gerak, sehingga keBampatan untuk mengembangkan pesan kreatif dan imaginatif lebih memungkinkan. Selain itu iklan televtai dapat menjangkau khalayak yang besar. Untuk menyampaikan pesan dalam media audio-visual ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain dengan memakai pendekatan Slice of Life, atau dengan pendekatan Animasi. Pendekatan Slice of life memperlihatkan masalah yang dihadapi khalayak sehari-hari dan bagaimana produk menyelesaikannya, merupakan pendekatan yang mendapat perhatian penonton yang Sedangkan Animasi cukup tinggi karena menarik untuk ditonton. Agar mencapai hasil maksimal, pengiklan sering menggabungkan pendekatan ini, dimana kelebihan keduanya dapat disatukan dan kelemahan masing-masing dapat ditutupi. Salah satu yang memakai pendekatan ini adalah produk permen Vicks Jahe, pengiklan menyalurkan pesan dengan memakai cuplikan kehidupan sehari-hari dan animasi. Terdapat masalah bila khalayak tidak dapat mempersepsikan animasi maupun iklan ini secara keseluruhan sehingga tujuan penyampaian pesan tidak tercapai. Peneliti tertarik akan masalah penyampaian pesan melalui iklan televisi dengan memakai animasi dan Slice of Life karena iklan televisi sedang berkembang sehingga kita perlu tahu bagaimana cara penyampaian pesan yang tepat. Dari hasil penelitian ini te.rgambar persepsi khalayak yang positif terhadap iklan televisi permen Vicks Jahe. Dengan perincian bahwa perhatian khalayak Sebagian besar mengacu pada pendekatan Slice of Life, sedangkan animasi ternyata bukan merupakan unsur yang menarik perhatian khalayak. Pesan secara keseluruhan dapat ditangkap dan dipersepsikan khalayak dengan baik, karakter animasi tidak terlalu mengena tetapi ternyata dengan tidak tertangkapnya makna utama yang seharusnya ditangkap oleh khalayak."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Adisti Dyah Pithaloka
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kathine Diah Purnama Ayu
"Literasi Media adalah salah satu prasyarat untuk mengawasi televisi bagi khalayak yang aktif dan dapat diandalkan, sehingga televisi tidak semata-mata dikuasai oleh orientasi terhadap 'rating' yang pada akhirnya mengarah pada 'market driven orientation.' Literasi Media juga merupakan 'pintu masuk' bagi khalayak pemirsa televisi, penyelenggara pendidikan dan pengambil kebijakan publik untuk menjadi filter dari terpaan programa televisi dan menjembatani tidak memadainya perundangan dan peraturan penyiaran.
Aspek penting dari literasi media adalah adanya 'critical viewing' atau kemampuan kritis untuk menilai tayangan. Ini penting dimiliki khalayak mengingat televisi sebagai media massa memiliki dua peran, yaitu sebagai tembaga penjunjung idealisme sekaligus institusi bisnis, yang membuat televisi merasa 'sah' jika mendahulukan kepentingan bisnis dan terasa 'mengabaikan' kepentingan khalayak.
Demokrasi tak akan ada tanpa warga negara yang babas mendapatkan informasi. Kebebasan mengakses informasi memerlukan masyarakat yang mempunyai multi-literasi dan literasi media yang memadai dan paham akan hak, kewajiban dan kesempatannya dalam berperan serta.
Studi ini menggali pemahaman khalayak pemirsa yang berdomisili di Jakarta Selatan tentang hak, kewajiban dan tanggung jawabnya dalam berperan serta untuk menyelenggarakan televisi nasional seperti tercantum dalam pasal 52 Undang - Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran, untuk mencapai penyiaran televisi nasional yang bermutu, beretika, berbudaya dan bertanggung jawab.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tehnik pengumpulan data melalui focus group discussion, wawancara mendalam, observasi dan kajian pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan kunci belum paham hak, kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai khalayak pemirsa yang dewasa dan bertanggung jawab, sebagai bagian dari masyarakat madani, dalam memengaruhi kualitas penyelenggaraan penyiaran televisi nasional di Indonesia. Literasi media khalayak pemirsa masih terbatas, bahkan pada kelompok dengan pendidikan lulus universitas dan berstatus kerja sebagai guru atau pendidik sekalipun.
Tipisnya kepedulian khalayak pemirsa, sikap apatis terhadap pemerintah yang disertai persoalan yang lebih urgen seperti persoalan kemiskinan dan ekonomi , berpotensi menurunkan kesadaran dan pemahaman akan peran hak, kewajiban dan tanggung jawab khalayak pemirsa, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan mereka melakukan kontrol. Hal ini mengancam mutu penyiaran yang berkualitas, beretika dan bertanggung jawab yang pada akhimya merugikan khalayak di bawah umur dan pihak yang berbagai..."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Riris Loisa
"Persaingan antar bank saat ini memasuki tahap yang
'sengit'. Hal ini terjadi karena penin katan jumlah bank
baru yang oukup tinggi , sementara pasar yang ada relatif
tetap .
Ditengah kompetisi tersebut, Bank Tani Nasional berada
pada posisi yang kurang meng untungkan . Bank ini dipahami
sebagai bank yang terutama melayani para petani serta usahaus
aha pertanian; sebagai anak yang kecil; dari · tidak
bonafid. Karena itu Bank Tan i Nasi onal memutuskan untuk
mengganti nama menjad i Prima Express Bank.
Agar publik menyadari perubahan nama dari B~nk Tani
Nasional menjadi Prima Express Bank, serta memahami bank ini
dengan benar, diputuskan untuk menggunakan iklan perusahaan~
Iklan ini dimuat di berbagai media cetak nasional, seperti harian KOHPAS, harian SUARA PEHBARUAN, harian BISNIS
INDONESIA, majalah TEMPO, dan majalah SWASEHBADA.
Pemahaman memang merupakan suatu daya saing yang
potensial bagi suatu perusahaan. Sementara itu, membangun
pemahaman yang benar bukanlah suatu hal yang mudah, karena
tidak lah mudah untuk menerjemahkan karakter, sikap dan visi
suatu perusahaan ke dalam "hanya~ beberapa kalimat yang
dapat dimuat di dalam suatu seri ik lan p e rusahaan.
Oleh Cipta Citr-a Advertising ber s ama d engan
corporaten y a, SAGA COM MU NICATION, segala hal yang
disampakan kepada publi k in i, di terjemahkan kedalam
yang menggunakan figur orang ketiga (karyawann a ),
menje l s kan figur bank yang diiklankan.
di visi
p erlu
i klan
untuk
Penulis mengambil 100 respo d en yang erat ka itannya
dengan visi Prima Express Bank, yang oleh bank itu sendiri
dijad ikan sebagai slogannya: "terus tumbuh dan be rkembang".
Sebagaimana bank i~i meng iden tif i kas ikan dirinya berdasa rkan
visinya, peneliti mengambil responden yang ber kaitan dengan
masa depan, yaitu ruture u blic yang akan b erpengaruh d alam
opinion former, yaitu mahasi swa.
bahwa responden
baik. Hal ini
Penelitian ini menghasilkan jawaban,
dapat memahami bank dengan cukup
mencerminkan, bahwa iklan perusahaan bagaimanapun cukup
mampu untuk membangun pemahaman yang benar terhadap Prima
Express Bank Dari penelitian ini juga terlihat, bahwa unsur iklan
yang agak menonjol di dalam membangun pemahaman respondeni
pada iklan pertama (iklan Bank Tani Nasional) maupun iklan
kedua (iklan Prima Express Bank), adalah unsur sub - judul dan
teks iklan .
!klan kedua menyampaikan pesan dengan tema ganda, ya itu
tema institusiona l d an tema. even t ual. Dari penelitian i ni,
terli hat, bahwa pada iklan d engan t ema ganda t ersebut, tidak
mud~h bagi res ponden untuk memahami pe s an yang sebenarnya
lebih panting. Walaupun demikian pemahaman mereka tidak
menyi mpang, dan tetap memerlihatkan suatu pemahaman yang
cukup baik tentang bank yang di iklankan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>