Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brooks, Charlie R.
New York: McGraw-Hill, 1979
672.36 BRO h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brooks, Charlie R.
Metals Park, Ohio: American Society for Metals, 1995
669 BRO h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Azwar Amat
"Penelitian tesis ini mengembangkan pemodelan matematis pembangkitan panas pada FSSW. Pemodelan secara analitik dibuat untuk empat jenis geometri pahat. Parameter kecepatan putar pahat yang dipergunakan sangat tinggi saat tidak ada beban asymp; 32000 RPM jika dibandingkan dengan penelitian lainnya yang berkisar 600 ndash; 3000 RPM. Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan bahwa kecepatan putar nilainya sangat dinamis, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, gaya aksial, dimensi pahat, koefisien gaya gesek, kedalaman penetrasi, dan faktor slip.
Fokus dari penelitian ini adalah mencari tahu sejauh mana parameter faktor slip slip factor dapat mempengaruhi nilai pembangkitan panas. Parameter lainnya telah dibatasi dan diasumsikan dengan merujuk pada studi literatur, sedangkan dari keempat geometri yang telah dibuat hanya pahat pelat datar yang dilakukan uji simulasi. Untuk melihat pengaruh variasi faktor slip maka dilakukan uji simulasi pembangkitan panas dengan menggunakan MATLAB dan simulasi temperatur transien dengan menggunakan ANSYS.
Objek benda kerja yang dipergunakan adalah pelat tipis alumunium alloy AA2024 dengan ketebalan 0,4 mm. Hasil simulasi menunjukkan faktor slip sangat mempengaruhi hasil pembangkitan panas, hal ini dikarenakan nilai flow stress yang dihitung dengan menggunakan Sheppard-Wright material model jauh lebih besar dari nilai shear stress sehingga sedikit saja pertambahan faktor slip akan berdampak signifikan terhadap nilai pembangkitan panas.

This thesis research develops mathematical modeling of heat generation in FSSW. Analytical modeling was made for four types of tools geometry. Rotational speed parameters used are extremely high when no load asymp 32000 RPM when compared with other studies ranging from 600 to 3000 RPM. Based on experimental results it is found that the rotational speed is very dynamic, this was influenced by several factors, among others, axial force, tool dimension, coefficient of friction force, penetration depth, and slip factor.
The focus of this study is to find out the extent to which slip factor parameters can affect the value of heat generation. Other parameters have been limited and assumed by referring to literature studies, whereas of the four geometries that have been made only flat tool performed simulation tests. To see the effect of variation of slip factor, the simulation of heat generation using MATLAB and transient temperature simulation using ANSYS.
The object of the workpiece used was a thin plate of aluminum alloy AA2024 with a thickness of 0.4 mm. Simulation results show that the slip factor greatly affects heat generation results, this is because the value of the flow stress calculated by using Sheppard Wright material model is much larger than the shear stress so that a slight increase in the slip factor will have a significant impact on the heat generation value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krauss, George
Ohio : ASM International, 1990
672.36 KRA s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Aliyah
"ABSTRAK
Berbagai macam perlakuan panas pada paduan AA7075-T651 telah diteliti mampu memberikan hasil yang bervariasi baik menguntungkan maupun merugikan. Adapun pengaruh perlakuan panas tempo singkat terhadap AA7075-T651 dalam penggunaan di lapangan masih belum banyak diteliti. Skripsi ini membahas pengaruh perlakuan panas terhadap paduan AA7075-T651 pada suhu 300 derajat C, 400 derajat C, 500 derajat C, dan 600 deraqjat C dengan durasi pemanasan tiap suhu 1 jam. Perubahan struktur mikro diamati menggunakan scanning electron microscope dan energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS). Perubahan kekerasan diamati melalui uji kekerasan Vickers. Perubahan sifat korosi diteliti dengan metode polarisasi diantaranya open-circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectroscopy (EIS), dan potentiodynamic polarization; serta metode hilang berat. Perubahan struktur mikro paduan AA7075-T651 sebagai hasil perlakuan panas mengubah kekerasan dan sifat korosi paduan. Fasa Mg-rich stabil setelah dipanaskan pada suhu 300 derajat C dan 400 derajat C lalu sebagian larut dan hilang pada suhu 500 derajat C dan 600 derajat C. Fasa Fe-rich tetap stabil setelah perlakuan panas. Kekerasan paduan setelah dipanaskan menurun dari 136 HV menjadi hingga 78,5 HV dipengaruhi oleh perubahan distribusi presipitat dan kerapatan partikel dari 18,0 x 104 partikel/mm2 menjadi hingga 5,8 x 104 partikel/mm2. Meningkatnya kerapatan partikel menyebabkan peningkatan kekerasan dan konduktivitas listrik tetapi kekerasan setelah perlakuan panas menurun karena disolusi presipitat metastabil. Penurunan kerapatan partikel memicu penurunan kekerasan dan konduktivitas listrik. Konduktivitas listrik tertinggi bernilai 418 x 106 (Ω.m) -1 didapat setelah pemanasan pada suhu 500 derajat C sedangkan nilai terendah didapat setelah pemanasan suhu 600 derajat C yaitu 4,22 x 106 (Ω.m) -1. Laju korosi tertinggi diperoleh setelah paduan dipanaskan pada suhu 300 derajat C yaitu 45,12 mmpy diikuti morfologi korosi berupa korosi eksfoliasi. Laju korosi terendah diperoleh setelah pemanasan suhu 600 derajat C diikuti morfologi korosi mikrogalvanik yang menyerang matriks di sekitar batas butir.

ABSTRACT
Various types of heat treatment on AA7075-T651 alloys have been investigated capable of providing varied results both beneficial and detrimental. However, the effect of short-term heat treatment on AA7075-T651 in the field application has not been widely studied. This research discusses the effect of heat treatment in a short time on AA7075-T651 alloy at temperatures of 300 derajat C, 400 derajat C, 500 derajat C, and 600 derajat C with the duration of each 1 hour. Alteration of microstructure were observed using scanning electron microscope and energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS). Changes in hardness were observed through Vickers hardness test. Corrosion properties were examined by polarization methods including open-circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectroscopy (EIS), and potentiodynamic polarization; and the weight loss method. The microstructure alteration as a result of heat treatment influenced the hardness and corrosion behaviour. The Mg-rich phase is stable after being heated at 300 derajat C and 400 derajat C then partially dissolved and lost at 500 derajat C and 600 derajat C. The Fe-rich phase remained stable after heat treatment. The hardness of the alloy after being heated decreased from 136 HV to 78.5 HV which was influenced by changes in the distribution of precipitate and particle density from 18.0 x 104 particles/mm2 to down to 5.8 x 104 particles/mm2. Increasing particle density causes an increase in hardness and electrical conductivity but the hardness decreased after heat treatment due to the dissolution of metastable precipitates. Decreasing particle density triggers a decrease in hardness and electrical conductivity. The highest electrical conductivity of 418 x 106 (Ω.m) -1 was obtained after heating at 500 derajat C while the lowest value was obtained after heating at a temperature of 600 derajat C which was 4.22 x 106 (Ω.m) -1. The highest corrosion rate obtained after heat treatment at 300 derajat C is 45.12 mmpy followed by the morphology of corrosion in the form of exfoliation corrosion. The lowest corrosion rate obtained after heating at 600 derajatC was followed by the morphology of microgalvanic corrosion which attacked the matrix around the grain boundaries."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Kusumah
"Pengembangan material baja cor tahan panas HK 40 oleh industri pengecoran Iogam nasional akan menghemat devisa negara, memajukan industri pengecoran logam nasional dan memberikan nilai tambah terhadap mineral ferronickel yang ada Indonesia. Untuk mengembangkan material baja cor tahan panas HK 40 diperlukan karakterisasi sifat-sifat baja cor tahan panas tersebut, dimana salah satunya adalah Creep Rupture Life. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur terhadap creep rupture Iife dari baja tahan panas HK 40 sebagai material untuk membuat Tray pada dapur Heat Treatment yang dihubungkan dengan perubahan struktur mikro pada sampel creep rupture baja cor tahan panas HK 40.
Pengujian creep rupture dilakukan pada temperatur 600, 650, 700, 750 dan 800 °C dengan beban konstan. Pemilihan temperatur uji ini didasarkan pada reori creep dimana proses difusi pada material logam akan terjadi pada temperatur 0, 4 Tm serta pengendapan karbida pada baja cor lahan panas HK -40 terjadi pada range temperatur 600 sampai dengan 950 °C. Pengujian creep rupture ini dipercepat dengan memberikan regangan 70 % dari kekuaran luluh baja cor rahan panas HK 40. Pengujian creep rupture ini mengacu kepadq standar ASTM E 139 - 96 dimana sampel yang digunakan berdiameter 8 mm dan panjang gauge length 40 mm.
Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan dengan semakin tingginya temperatur pengujian maka creep rupture Iife dari baja cor tahan panas HK 40 akan semakin menurun serta perubahan struktur mikro baja cor rahan panas HK 40 yang menunjukkan pengasaran endapan karbida baik pada batas butir maupun di dalam matriks austenil. Pengasaran karbida ini bertanggungjawab terhadap menurunnya creep rupture life baja cor tahan panas HK 40."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma R. Dandian
"Telah dilakukan penelitian kerusakan pada cylinder liner mesin diesel penggerak kapal yang terbuat dari bahan besi cor. Cylinder liner yang diteliti berasal dari mesin diesel merk MAN type KSZ 70/ 125 BL sebanyak 2 buah. Kerusakan yang terjadi membentuk retakan-retakan pada bagian dalam, kerusakan ini terjadi jauh dibawah umur pengoperasian yang direncanakan sehingga menimbulkan kerugian baik biaya maupun waktu. Penelitian dilakukan dengan Pengujian komposisi, metalografi, pengujian sifat mekanis dan pengujian pengaruh temperatur terhadap perubahan struktur dan sifat mekanis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan terjadi akibat beban termal dan getaran yang ditimbulkan oleh kondisi operasi mesin diesel dan dipercepat oleh kualitas bahan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan cylinder liner mesin diesel. Bahan cylinder liner tersebut adalah besi cor kelabu dengan kadar karbon dan silikon yang rendah serta kadar fosfor yang tinggi, kondisi ini menyebabkan ketahanan bahan terhadap temperatur tinggi menjadi rendah sehingga bahan mudah mengalami retak pada suhu tinggi (hot shortness)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aditya Wijaya
"Pertumbuhan industri baja Indonesia mengalami peningkatan signifikan, terutama didorong oleh ekspansi sektor infrastruktur dan konstruksi nasional. Namun, sektor ini menghadapi tantangan kompleks, seperti kenaikan biaya bahan baku, peningkatan biaya energi dan transportasi, dan persaingan ketat dari baja impor. Pandemi Covid-19 lebih lanjut mengganggu rantai pasok baja dan mengubah pola permintaan. Aksesibilitas produk baja internasional di pasar domestik berdampak signifikan pada penggunaan baja yang diproduksi secara dalam negeri. Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan regulasi untuk mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan kompetitif dalam industri ini. Meskipun terdapat potensi pertumbuhan berkelanjutan di industri baja nasional, penting untuk mengakui dan mengatasi dinamika dan tantangan yang ada. Penelitian ini menawarkan analisis komprehensif tentang industri baja, khususnya pada segmen baja lembaran di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk memproyeksikan perkembangan, tantangan, peluang, dan pergeseran dalam pasokan dan permintaan produk baja lembaran dalam negeri melalui simulasi dinamika sistem. Empat hipotesis dinamis dalam sistem diusulkan dan dianalisis secara cermat. Struktur model saat ini menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas pabrik baja dan penerapan regulasi impor produk baja menghasilkan lonjakan produksi baja flat dalam negeri. Selain itu, memberikan insentif pajak dan penyesuaian tarif muncul sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk mengatasi disparitas harga antara baja flat dan bahan baku di dalam negeri. Temuan dari penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan berharga bagi rekomendasi kebijakan yang bertujuan untuk memajukan kemajuan industri baja flat di Indonesia

The growth of Indonesia's steel industry has been substantial, primarily fueled by the expansion of the national infrastructure and construction sector. However, this sector faces intricate challenges, such as rising raw material costs, increased energy and transportation expenses, and stiff competition from imported steel. The Covid-19 pandemic has further disrupted the steel supply chain and altered demand patterns. The accessibility of international steel products in the domestic market significantly impacts the utilization of domestically produced steel. The Indonesian Government has implemented various policies and regulations to promote sustainable and competitive growth to enhance the industry. While there is potential for sustainable growth in the national steel industry, it is crucial to recognize and effectively address the existing dynamics and challenges. This research offers a comprehensive analysis of the steel industry, focusing specifically on the sheet steel segment in Indonesia. The study seeks to project the trajectory of developments, challenges, opportunities, and shifts in the supply and demand for domestic sheet steel products through system dynamics simulations. Four dynamic hypotheses within the system are proposed and rigorously examined. The current model structure indicates that increasing steel mill capacity and implementing regulations on steel product imports result in a surge in domestic flat steel production. Additionally, providing tax incentives and adjusting tariffs emerges as a promising approach to mitigate price differentials between flat steel and its raw materials within the country. The findings of this research have the potential to offer valuable insights for policy recommendations aimed at advancing the progress of the flat steel industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thara Hafiz Rayhan
"Baja S45C adalah salah satu baja karbon rendah yang banyak digunakan di bidang manufaktur dan banyak ditemukan pada poros motor dan suku cadang otomotif. Ini adalah kelas yang lazim di Asia karena harganya yang lebih murah. Sementara baja dapat diproses untuk memasukkan berbagai macam struktur mikro dan karakteristik. Struktur mikro bainit merupakan struktur mikro yang menunjukkan kombinasi kekuatan dan keuletan. Pada penelitian ini baja S45C dipanaskan sampai temperatur austenisasi 850 oC, 900 oC, dan 950 oC. menggunakan muffle furnace kemudian sampel akan ditahan pada suhu 300 oC dalam penangas garam selama 1 jam, 3 jam, dan 6 jam. Kemudian sampel tersebut akan dilakukan uji kekerasan dan uji metalografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro bainitik pada baja S45C terbentuk pada temperatur austenisasi dan holding yang berbeda sedangkan nilai kekerasannya tidak memiliki perbedaan yang signifikan

Steel has an essential role in the industry. Indonesia is classified as a developing country that needs material such as steel for construction to build and provide some facilities for rural and big areas. S45C steel is one of low carbon steel that is widely used in manufacturing and is commonly found in the motor shaft and automotive parts. It is a prevalent grade in Asia due to its cheaper price. While steel can be processed to include a wide variety of microstructures and characteristics. Bainite microstructure is the microstructure that shows the combination of strength and ductility. In this Research the S45C steel is heated to austenization temperature of 850 oC, 900 oC, and 950 oC. using a muffle furnace and then the sample will be held at 300 oC in a salt bath for 1 hour, 3 hours, and 6 hours. Then the sample will be tested for hardness and metallography test. The result shows the bainitic microstructure in S45C steel has formed in different austenization and holding temperatures while there is no significant variance in hardness value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Rizkiana
"Industri manufaktur dewasa ini semakin meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan manusia akan alat transportasi. Salah satu komponen yang digunakan dalam rangka proses produksi ialah casting dies untuk aplikasi proses stamping. Casting dies yang digunakan merupakan jenis besi tuang nodular spesijikasi TGC 600. Beragam permasalahan pun muncul baik dalam rangka proses produksi maupun proses perbaikan komponen. Salah satu masalah yang timbul dalam rangka proses perbaikan material TGC 600 ialah terjadinya retak pada komponen setelah dilakukan proses perbaikan dengan pengelasan (repaired by welding). Diketahui bahwa metode pengelasan yang digunakan ialah SMA W (Shielded Metal Arc Welding) dengan filler metal TM-llCr yang mengandung kadar Cr yang tinggi. Selain filler metal, proses perlakuan panas (heat treatment) pun turut berpengaruh terhadap performance hasil lasan. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penggantian filler metal IM-llCr dengan filler metal MG-CAST 31 yang mengandung kadar nikel yang tinggi serta pengaruh perlakuan panas yang meliputi pemberian panas sebelum proses pengelasan (Preheating) dan pemberian panas setelah proses (Post Weld Heat Treatment) terhadap karakteristik material yang meliputi struktur mikro dan nilai kekerasan. Variabel proses Preheating yang dilakukan ialah pada temperatur 200_C, 300_C dan Non Preheating, sedangkan variabel proses PWHT yang digunakan ialah Non PWHT dan dengan PWHT. Dari penelitian diketahui bahwa dengan melakukan penggantian jenis filler metal dengan jenis MG-CAST 31 serta melakukan proses perlakuan panas pada material, kegagalan berupa retak tersebut dapat dihindari. Dengan makin meningkatnya temperatur Preheating dan PWHT, nilai kekerasan pada daerah base metal, HAZ dan filler metal semakin turun akibat terjadinya proses tempering. Diketahui pula bahwa kondisi optimum dihasilkan pada variabel proses Preheating 200_C dan Non PWHT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>