Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184635 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murnandi Subekti
"Organisasi terus menghadapi perubahan lingkungan dari waktu ke waktu. Perubahan lingkungan menuntut adanya perubahan organisasi, sehingga organisasi harus memiliki kapasitas untuk menanggapinya secara cepat dan tepat. Budaya organisasi dan kepemimpinan transformasional merupakan dua faktor penting yang menjadi instrumen bagi organisasi untuk melakukan sebuah perubahan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis persepsi pegawai terhadap budaya organisasi dan kepemimpinan transformasional PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian survei dengan metode campuran, yaitu deskriptif dan kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 128 karyawan yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara yang dianalisis dengan teknik kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum karyawan memiliki persepsi yang tergolong cukup baik terhadap budaya organisasi Perusahaan Air Minum (PDAM) Tirta Benteng, Tangerang. Dari hasil tabulasi silang diperoleh hasil bahwa di antara faktor jenis kelamin, usia, lama bekerja, pendidikan terakhir, status perkawinan, jabatan, dan status kepegawaian yang berhubungan sigifikan dengan persepsinya terhadap budaya organisasi adalah tingkat pendidikan. Sementara terkait dengan kepemimpinan transformasional diperoleh hasil bahwa karyawan pada umumnya memiliki persepsi yang baik tentang kepemimpinan transformasional pada Perusahaan Air Minum (PDAM) Tirta Benteng, Tangerang. Dari hasil tabulasi silang diketahui di antara faktor jenis kelamin, usia, lama bekerja, pendidikan terakhir, status perkawinan, jabatan, dan status kepegawaian yang berhubungan sigifikan dengan persepsinya terhadap kepemimpinan transformasional adalah usia dan lama bekerja.
Rekomendasi yang diberikan terkait dengan budaya organisasi adalah perlunya meningkatkan keterlibatan karyawan dalam forum diskusi, meningkatan keteladanan pimpinan, pemberian penghargaan terhadap karyawan, mengkomunikasikan misi organisasi, dan melakukan sosialisasi atas strategi organisasi. Sementara untuk memperbaiki kepemimpinan transformasional yaitu pimpinan perlu meningkatkan kemampuannya dalam menumbuhkan loyalitas karyawan dan perlu membangun kharisma yang kuat. Pimpinan juga harus banyak mengikuti pelatihan-pelatihan kepemimpinan, pelatihan komunikasi, dan pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) serta banyak belajar dari pengalaman praktis orang lain yang telah sukses dalam menjalankan kepemimpinan.

Organization continually faced environmental change along the times. Environmental change require organizational change, so organization should be have capability to respond its accurately and appropriately. Organizational culture and transformational leadership are two important factors that become instrument for organization change. This research generally aimed to analyzed employee perception regarding organizational culture and transformational leadership at PDAM Tirta Benteng, Tangerang City.
This research using survey research with mixed method, that is descriptive and quantitative. Research sample amount to 128 employees taken through stratified random sampling technique. Data gathering using questionnaire and interview that analyzed with qualitative and quantitative technique.
Research results indicate that generally employee have perception good enough toward organizational culture of PDAM Tirta Benteng, Tangerang City. From the cross tabulation analysis, get results that among the gender, age, tenure, education level, marital status, position and employee status only education level that have relationship with employee perception regarding organizational culture. While related to transformational leadership get results that employee generally have good perception toward transformational leadership of PDAM Tirta Benteng, Tangerang City. From the cross tabulation analysis, get results that among the gender, age, tenure, education level, marital status, position and employee status that have relationship with employee perception regarding transformational leadership are age and tenure.
The recommendation which giving relate to organizational culture is needed to improving employee involvement in the discussion forum, improving leading by example, providing employee reward, communicate organizational mission, and accomplishing socialization for organizational strategy. While for improving transformational leadership that is leader to enhanced their ability in raising employee loyalty. The leader also more following leadership training, communication training, Emotional Spiritual Quotient (ESQ) training, and more learn for practical experience from another that had get success in performing the leadership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29493
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sumarna
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian secara empiris tentang variable Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, Dukungan Organisasi (POS) terhadap Keterikatan Karyawan (Employee enggagement), menganalisis peran Budaya Organisasi dalam memediasi pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Keterikatan Karyawan serta Menganalisis peran Dukungan Organisasi dalam memediasi pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Keterikatan Karyawan. Penelitian ini dilakukan pada PT XYZ Indonesia sebuah perusahaan permodalan asing yang bergerak di dalam industri farmasi. Penelitian ini melibatkan 153 responden yang merupakan karyawan tetap dari PT XYZ.
Hasil penelitian menidentifikasikan bahwa Kepemimpinan Transformasional secara langsung berpengaruh pada Budaya Organisasi dan pada Dukungan Organisasi namun tidak berpengaruh langsung pada Keterikatan Karyawan (Employee enggagement). Melalui mediasi dengan Budaya Organisasi, Kepemimpinan Transformasional ini pun tidak berpengaruh kepada Keterikatan Karyawan, namun melalui mediasi Dukungan Organisasi maka Kepemimpinan Transformasional ini berpengaruh terhadap Keterikatan Karyawan.

The aim of this study is to test empirically variable Transformational Leadership, Organizational Culture, and Perceive Organization Support (POS) on Employee engagement. Analyze the role of organizational culture in mediating the effects of Transformational Leadership on Employee engagement as well as to analyze the role of Perceive Organization Support in mediating the effect of Transformational Leadership on Employee Engagement. This research was conducted at PT XYZ Indonesia a foreign capital company engaged in the pharmaceutical industry. The study involved 153 respondents who are permanent employees of XYZ.
Results of the research identifies that transformational leadership has directly affects the organizational culture and the Perceive Organization Support but has no direct effect on Employee engagement. Through mediation by the Organization Culture, Transformational Leadership is also indicted has not affect to Employee Engagement, but through the mediation from Perceive Organization Support, Transformational Leadership is influence on Employee Engagement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T50071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Budihartono
"Pelayanan publik telah menjadi fokus perhatian masyarakat, terutama seiring dengan kebijakan pemerintah tentang desentralisasi (otonomi daerah). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan salah satu aspek penting dari pelayanan publik yaitu kualitas pelayanan dengan alat penguji servqual model. Selanjutnya menjelaskan budaya organisasi yang berkembang dengan alat organizational culture profile (OCP). Pada bagian akhir menjelaskan peran budaya organisasi (korelasi) dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan studi kasus untuk meneliti aspek budaya organisasi, selanjutnya kualitas pelayanan dilakukan dengan metode survei dan untuk peranan (korelasi) budaya dengan kualitas pelayanan menggunakan metode statistik korelasi.
PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang, merupakan PDAM pertama di Indonesia yang mendapatkan ISO 9002 di bidang pengolahan air minum, yang merupakan salah satu bentuk komitmen pelayanan kepada pelanggan.
Populasi penelitian mencakup pelanggan dan pegawai pada tingkat middle level management yang terdiri dari kepala unit organisasi satuan, bagian, bidang, wilayah, cabang dan IKK dan staf yang terdiri dari tingkat kepala sub bagian, seksi, bidang serta staf non struktural.
Pengambilan sampel untuk masing-masing jenis penelitian adalah sebagai berikut: Untuk penelitian kualitas pelayanan dilakukan dengan menggunakan proportional stratified random Sampling sebanyak 100 orang responden. Sedangkan untuk penelitian budaya organisasi menggunakan random berstrata secara tidak proporsional (disproportioned stratified random sampling) pada kantor pusat, dan unit-unit seperti: kantor wilayah, cabang dan IKK yang berjumlah 120 orang sampel terdiri dari 20 orang di tingkat middle level management dan 100 orang di tingkat staf.
Untuk menguji peranan budaya organisasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan, kepada seliap responden pegawai perusahaan diberikan 2 perrnasalahan yaitu: yang berkaitan budaya organisasi dan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan. Untuk aspek budaya organisasi menggunakan instrumen organizational culture profile (OCP) dengan rnetode pengumpulan data q-short dengan ipsatve scoring. Sedangkan aspek kualitas pelayanan menggunakan instrumen pilihan atas preferensi dengan skala liked (1 -5) yang berhubungan dengan gap 1 sampai dengan gap 4 sesuai konsep servqual.
Berdasarkan hasil penelitian pada aspek budaya organisasi, aspek kualitas pelayanan dan aspek peranan atau tingkat korelasi keduanya dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan belum memenuhi harapan pelanggan balk dari sisi jenis pelayanan, seperti: administratif, tarif, dan teknik (K3) air, maupun dan sisi dimensinya tangibel, reliability, responsiveness, assurance dan empathy.
a). Pelayanan teknik yang berhubungan dengan Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air merupakan jenis pelayanan yang masih mendominasi persoalan pelayanan dengan indikator skor rata-rata gap negatif paling besar).
b). Dimensi daya langgap (responsiveness) merupakan dimensi yang paling bermasaiah dalam memenuhi harapan pelanggan, hal ini tercermin dari skor rata-rata negatif tertinggi.
2. Penyebab dari kondisi di alas, adalah masih terdapat gap (kesenjangan) antara persepsi harapan pelanggan dengan persepsi middle level management dan staf atas kualitas pelayanan. Hal ini terbukli dari terjadinya gap 5, yang merupakan akumulasi dari terjadinya gap 1 sampai dengan gap 4 dalam proses internal perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian budaya organisasi dari 54 atribut (OCP) dengan factor analysis disarikan menjadi 9 (sembilan) faktor utama yang membangun budaya perusahaan yang diamali. Faktor-faktor mama tersebut adalah: 1). Faktor Kejujuran; 2). Faktor Berorientasi pada Hasil; 3). Faktor Adaptabilitas; 4). Cepat Menangkap Peluang; 5). Faktor. Otonomi; 6). Faktor rerorientasi pada Tindakan; 7). Faktor Menjadi Berhati-hati; 8). Faktor Berorientasi pada Peraturan; dan 9). Menghadapi Konflik Secara Langsung.
Berdasarkan analisis faktor-faktor mana tersebut di atas dengan metode statistik (t-rest), (One way Anova) dan dengan membandingkan budaya yang intended (ingin ditanamkan ) top level management kepada deliberate pada middle level management, maka dapat dinyatakan bahwa: Corporate culture PRAM Tirta Kerta Raharja Kabupalen Tangerang lemah dan tidak berkualilas.
Dengan teknik statistik korelasi antara variable 54 OCP dengan gap 1 sampai dengan gap 4 pada aspek kualitas pelayanan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Secara umum korelasinya (< 0,50) atau lemah (tidak kuat);
2). Dari 54 (lima puluh empat) atribut hanya terdapat 6 (enam) atribut yang berkorelasi secara signifikan 2 (dua) diantaranya berasal dari middle level management dan sisanya 4 (empat) berasal dari staf
Lingkungan strategis (faktor eksternal) yang berubah secara turbulence lebih dominan pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan dibandingkan dengan faktor budaya organisasi (faktor internal). Hal ini disebabkan oleh karateristik perusahaan daerah yang lebih berorientasi pada peraruran yang mereduksi kemampuan adaptifnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Ardiansyah
"Pada hakekatnya setiap orang, kelompok dan organisasi mempunyai tanggung jawab social (social responsibility) pada lingkungannya. Tanggung jawab sosial seseorang atau organisasi adalah etika dan kemampuan berbuat baik pada lingkungan sosial hidup berdasarkan aturan, nilai dan kebutuhan masyarakat. Sementara dalam konteks perusahaan, tanggung jawab sosial itu disebut tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Secara etik, perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal kepada pesaham atau shareholders, tetapi juga kewajiban terhadap pihak-pihak lain secara sosial termasuk masyarakat disekitarnya.
Adapun tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui pengaruh program Corporate Social Responsibility (CSR) dan budaya organisasi secara parsial terhadap kepuasan masyarakat Kota Bogor dan untuk mengetahui pengaruh program Corporate Social Responsibility (CSR) dan budaya organisasi secara simultan terhadap kepuasan masyarakat Kota Bogor.
Kesimpulan dari hasil penelitian bahwan Corporate Social Responsibility (CSR) dan budaya organisasi mempunyai pengaruh positif sangat signifikan terhadap kepuasan masyarakat sekitar PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

In the naturally each of the person, group and organization have social responsibility in the environment. Social responsibility of each person or organization is the ethics and the ability to do good effort of the social environment based on the rules, values ​​and needs. In the context of company, corporate social responsibility is called corporate social responsibility (Corporate Social Responsibility). By the ethics, companies is not only have economics obligations and legal for company or shareholders, but also responsibility to others stakeholders, including the surrounding community.
The objectives of this study are: to determine the influence of Corporate Social Responsibility?s program and organizational culture which is partially upon the community satisfaction in Bogor and to determine the influence of its Corporate Social Responsibility (CSR) and organizational culture which is simultaneously in line with community satisfaction Bogor.
The conclusions of the result of the research which is conducted has improved that Corporate Social Responsibility (CSR) and organizational culture has a positive influence significantly with people's satisfaction in PDAM Tirta Pakuan Bogor.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardian Wahyu Pradana
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh budaya organisasi dan kepemimpinan dan kinerja pada anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Depok. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian mendapatkan hasil bahwa budaya organisasi pada anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Depok cenderung kuat, sedangkan kepemimpinan, dan kinerja cenderung tinggi. Selain itu, penelitian ini mendapati adanya hubungan yang cukup dan positif antara variabel budaya organisasi dengan variabel kinerja, dan ada hubungan yang kuat dan positif antara variabel kepemimpinan dengan kinerja.

This research is explaining about the influence of organizational culture and leadership to employee performance in members of Criminal Investigation Unit in Depok local police. The research was designed as a quantitative research. The results of the research are that the organizational culture, leadership, and employee performance in the Criminal Investigation Unit in Depok Local Police are tent to be high. Besides, this research found out that there was a moderate and positive relationship between organizational culture and employee performance, and there was a strong and positive relationship between leadership and employee performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Widagdo
"This study is conducted for analyzing the correlation of organization culture and leadership on the employee's performance in the State Corporation (Perjan) "Harapan Kita" Child and Maternity Hospital (RSAB). Jakarta. This study also tests the significance and determination of organization cultural correlation on employee's performance, leadership on employee's performance, and the correlation of organization culture and leadership on employee's performance.
The population in this study are employees in the Perjan "Harapan Kita" RSAB Jakarta from the management position to staff position as many as 1214 employee's, with the sample respondents of 275 persons (with reference of Krejcie table) divided into two elements, i.e. 40 respondents of managerial position and 235 respondents of staff, respectively are taken by simple random sampling method.
Data collection method used questionnaire composed of 4 parts. Part one contains inquiries related to respondents' identity of 8 points, part two contains inquiries related to organization culture of 26 points, part three is of inquiries related to leadership of 30 points, and part four is of inquiries related to employee's performance that are divided into two: 8 points for managerial and 5 points for staff. A validity and reliability test was once conducted on 25 respondents and all have been stated valid and no single indicator is stated void.
The data processing and analysis used SPSS (Statistical Package For Social Science) program version 10.0 for testing the organization cultural correlation with employee's performance, the leadership correlation with employee's performance, while the correlation of organization culture and leadership on employee's performance uses Pearson correlation test technique (cross tabs).
The result of the test on organization culture and employee's performance indicates a very low correlation, positive with value (r) = 0.120, (p) = 0.047 and determination coefficient = 0.014. The test on correlation of leadership and employee's performance indicates no significant correlation with value (r) = 0.035, (p) = 0.568 and determination coefficient = 0.001, while the test on correlation of organization culture and leadership on employee's performance indicates no significant correlation with (r) = 0.125, (p) = 0.118 and determination coefficient = 0.16.
Thus, the hypothesis of study, stating that there is a correlation between organization culture and leadership on employee's performance in the Perjan "Harapan Kita" RSAB, Jakarta is not proven. In this opportunity, the writer would like to suggest as follows: To be able to survive in the global era, the Management of Perjan "Harapan Kita" RSAB should be willing and able to take the company to a global condition, i.e. a condition prioritizing customers' satisfaction as the service objective by visioner leadership in all lines. Miscommunication and misperception could be controlled by structured or formal and informal communication.
Besides, Perjan "Harapan Kita" RSAB has began to design communication by utilizing information technology, thus the information passed and provided are according to the communication objective. A structured planning should be made for understanding the information technology to avoid technology stammer. Perjan "Harapan Kita" RSAB should immediately attempt to have an evaluation of performance based on the objective or target, so as to be able to avoid subjectivity in evaluation and the most important aspect of all is to developing culture by achievement or results."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rashieqa Maharani
"Penelitian ini tentang pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai; Penelitan ini menggunakan pendekatan  dengan teknik kuantitatif survei dengan kuesioner dan teknik kualitatif dengan wawancara mendalam. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 49 orang pegawai. Metode analisis menggunakan regresi linier. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa budaya organisasi secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai di Diskominfo  Kota Depok. Indikator dari variabel budaya yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Diskominfo  Kota Depok adalah pimpinan mendorong pegawai untuk melakukan inovasi, kerjasama antar tim, komunikasi dengan atasan, dukungan pimpinan dalam menyelesaikan masalah dan penghargaan atas prestasi kerja sehingga dari indikator yang berpengaruh tersebut, dapat dilakukan langkah - langkah strategis peningkatan kinerja pegawai yang tepat sasaran.

This research is about the influence of organizational culture on the performance of the communication and informatics office of the city of Depok. The purpose of this study was to analyze the effect of organizational culture on employee performance; This research uses a mixed method approach with quantitative survey techniques with questionnaires and qualitative techniques with in-depth interviews. The sample used was 49 employees. The analysis method uses linear regression. From the research results obtained that Organizational Culture significantly has a positive influence on improving employee performance in the Diskominfo of depok city. Indicators of cultural variables that affect employee performance at Diskominfo Depok City are leaders encouraging employees to innovate, teamwork, communication with superiors, leadership support in solving problems and appreciation for work achievements. So, from these influential indicators, strategic steps can be taken to improve employee performance that are right on target."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrul Latif
"Penelitian ini berfokus pada penemuan ada/tidaknya hubungan antara nilai budaya organisasi dengan komponen komitmen organisasi. Nilai budaya organisasi seperti yang diungkapkan oleh Hofstede (1980), dan komitmen organisasi yang diungkapkan oleh Allen & Meyer (1997), pada karyawan bank syariah X. Penelitian ini termasuk di dalam penelitian kuantitatif ex post field study yang bersifat korelasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan nilai budaya organisasi dengan komponen komitmen organisasi afektif dan normatif. Dan tidak terdapat hubungan dengan komitmen kontinuans.

This research aims to see the correlation between the quality of work life and teaching commitment among teachers. Quality of work live include seven factors: fair and adequate compensation, safe and healthy school envronment, opportunity to growth and develop, integration in the workplace, social relevance, supervision and participation. While commitment to teaching include five dimensions: identification with teaching subjects, identification with students, involvement in subject teachings, involvement with students, and loyalty to teaching. This research involved 81 respondents who work as teachers in East Jakarta and Depok. This research used quantitative method with the questionnaire as a data collector. This research found that there is no significant correlation between quality of work life and commitment to teaching. Thus it can be concluded that commitment to teaching can not be explained by quality of work life."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gede Oka Utama
"Saat ini, anggota polisi membutuhkan pendidikan tinggi, mobilitas tinggi untuk memaksimalkan pekerjaan mereka, namun lingkungan eksternal yang dihadapi oleh anggota polisi juga telah berkembang lebih kompleks dan dinamis. Perubahan lingkungan dari organisasi kepolisian tentunya menuntut anggota kepolisian untuk memiliki cara dan pola pikir baru dalam bekerja sehingga komitmen semua anggota kepolisian untuk melakukan perubahan sesuai dengan nilai-nilai peradaban masyarakat. Setiap organisasi membutuhkan komitmen dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Semakin tinggi kepuasan kerja, semakin tinggi komitmen karier. Terkait masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi, kepuasan kerja, dan kepemimpinan terhadap komitmen organisasi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei dan studi literatur untuk mendukung hipotesisnya dan menggunakan teori Denison (2000) sebagai dimensi untuk menggambarkan temuan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel kuat yang memberikan pengaruh terhadap komitmen anggota, di sisi lain, kepemimpinan memberikan pengaruh langsung terhadap komitmen, sedangkan budaya organisasi sebagai alat untuk komitmen memberikan pengaruh lebih dari keduanya, kepemimpinan dan kepuasan kerja.

Nowadays, police members need high education, high mobility to maximize their work, however, the external environment faced by members of the police has also developed more complex and dynamic. The environmental change of the police organization certainly requires members of the police to have new ways and mindset of working so that the commitment of all members of the police to make changes in accordance with the values of community civilization. Every organization needs a commitment from organizational members to achieve organizational goals. The higher job satisfaction the higher career's commitment. Regarding to the problem, the purpose of this research is to examines the influence of organizational culture, job satisfaction, and leadership on organizational commitment. This quantitative study uses survey methode and literature studies to support its hyphotesis and uses Denison (2000) theory as its dimention to describe the field finding. The results shows that job satisfaction as a powerful variabel that gives effect to member's commitment, on the other hand, leadership gives direct influence to the commitment, while, organizational culture as a tool to the commitment gives more influence than both, leadership and job satisfaction."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuel Arifin Supriatna
"Perbankan diperkirakan menjadi salah satu bidang usaha yang akan terkena dampak disrupsi dalam perkembangan industry 4.0. Bank Central Asia sebagai perusahan perbankan swasta terbesar di Indonesia tidak melakukan strategi pengurangan karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi serta peran mediasi Komitmen Organisasional terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan Bank Central Asia di Divisi Sentra Layanan Perbankan Elektronik. Target responden penelitian adalah karyawan tetap di Divisi SLPE BCA. Proses analisa data menggunakan metode SEM-PLS untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian menemukan bahwa kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap OCB baik secara langsung maupun melalui peran mediasi Komitmen Organisasional. Sebaliknya budaya organisasi berpengaruh signifikan baik secara langsung maupun melalui peran mediasi Komitmen Organisasional. Oleh karena itu proses internalisasi budaya sangat penting dilakukan kepada setiap karyawan agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan bisa tercapai.

Banking is estimated to be one of the business sectors that will be affected by disruption in industrial development 4.0. Bank Central Asia as the largest private banking company in Indonesia doesnt carry out a strategy to reduce employees. The purpose of this study was to look at the effect of Transformational Leadership and Organizational Culture with the mediating role of Organizational Commitment on Organizational Citizenship Behavior (OCB) of Bank Central Asia (BCA) employees in the Division of Electronic Operations Centers (COE). The target of the research respondents is permanent employees. The data analysis process uses the SEM-PLS method to see the relationships between variables. The results of the study found that Transformational Leadership didnt influence OCB either directly or through the mediating role of Organizational Commitment. Instead Organizational Culture has a significant effect both directly and through the mediating role of Organizational Commitment. Therefore, the process of cultural internalization is very important for each employee so that the organizations stated goals can be achieved."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>