Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arlika Yustiarini
"Berbagai operator selular bermunculan dan semakin memperkaya khasanah persaingan perebutan kue pasar pelanggan selular. Umumnya masing-masing perusahaan mempunyai tujuan yang akan dilaksanakan melalui suatu strategi komunikasi pemasaran tertentu. PT Telkomsel Indonesia, dinilai sebagai suatu perusahaan operator selular yang mengalami pertumbuhan pesat, dan telah memiliki jumlah pelanggan lebih dari 50% seluruh jumlah pelanggan selular. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan bagian komunikasi pemasaran PT Telkomsel selama tahun 2002, yang pada akhirnya dapat menanamkan awareness dan membentuk branding dalam benak khalayak. Suatu strategi komunikasi pemasaran dari setiap perusahaan adalah hal yang biasa, dan selalu dibuat pada pergantian tahun. Tetapi adalah hal yang luar biasa jika suatu strategi komunikasi pemasaran tertentu, yang dalam hal ini adalah strategi komunikasi pemasaran PT Telkomsel pada tahun 2002 yang pada akhirnya dapat membangun kesadaran merk (brand awareness) di benak pelanggan / khalayak dan lebih dalam lagi dapat membentuk suatu persepsi pelanggan tertentu mengenai kualitas produk Telkomsel. Hal tersebut diataslah yang menjadi tujuan utama dalam pelaksanaan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan konsep / metode analisa Simpler Pattern Matching , yaitu suatu pola yang digunakan untuk membandingkan, dimana peneliti memiliki pola dasar dan dibandingkan dengan pola yang digunakan, dimana pola tersebut memiliki variasi yang minim pada variabel dependen / independen. Cara penelitian / metodologi yang digunakan yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dengan sifat penelitian deskripsi. Sementara, metode penelitiannya adalah studi kasus dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan Multiple Source of Evidence. Hasil Brand Awareness adalah sangat baik, terbukti dari hasil riset bahwa baik Brand, produk maupun program pemasaran Telkomsel, cukup dikenal masyarakat luas. Perceived Quality PT Telkomsel diasosiasikan bahwa Telkomsel adalah Best Selular in Indonesia, dan dibuktikan juga dengan dimenangkannya berbagai penghargaan antara lain ICSA dan IBBA."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Wahyu Widowati
"Media televisi di Indonesia scmakin bcrkcmbang dari masa ke mwa. Jika
dahulu televisi merupakan baxang mewah, maka saat ini televisi merupakan
barang sehari-hari. '
Dunia pertclevisian di Indonesia diawali dengan berdirinya TVRI (Televisi
Republik Indonesia) pada tahun 1962. K udian setelah menjadi stasiun televisi
satu-satunya selama benahun-tahun, pemerintah mengeluarkm peraturan di
bidang pertelevisian dimana pemerintnh, mengizinkan teievisi swasta untuk
melakukan siaran. Pada masa inilah, dunin pertelcvisian Indonesia berkembang
pesa. Hal ini ditandai dengan mulai benmmculannya televisi swasta nasioml.
Gelombang pertama berdirinya melevisi swasta nasional dimulai oleh RCTI
(Rajawali Citra Televisi Indonesia) kemudian diikuti oleh SCTV (Surya Citra
Televisi), TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), ANTV (Andalas Televisi) dan
IVM (lndosiar Visual Mandiri). Sedangkan gelombang kedua dimulai oleh
Trans'I'V, kemudian oleh Metro TV, Global TV, TV 7 (kemudian berubah
menjadi Trans?) dan Lativi (kemudian berubah menjadi TV One).
Melihat perkembangan pesat di dunia pertelevisian maka beberapa pihak
swasta melihat potensi pmar di dunia pertelevisian untuk dik bangkan dengan
jangkauan yang lebih kecil, yaitu bersiilt lokal di daerah-daerah. Khusus imtuk di
Jakarta sendiri, terdapat 5 (lima) televisi lokal swasta yang sudah berdiri dan
terdaftar dalam ATVLI (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia), yaitu 0 Channel,
Jak'I`V, Elshinia TV, Space Toon dan DaAi TV.
Dengan semakin banyaknya jumlah sinsiun televisi swasta, baik nasiona]
maupun lokal, tentu saja persaingan dalam melebut pangsa pasar dan belanja iklan
semakin kctat dan kompctitif. Bcbcrapa hal yang perlu diperhatikan bagi
pengelola stasiun televisi adalah dumber daya manusia, fasilitas, teknologi,
keuangan dan strategi, khususnya strategi komunikmzi pemasaran, sangatlah
berpengamh dalam mengingatkan amz membujuk atau mempengaruhi pemirsa
dan pengiklan akan stasiun televisi dan produk yang ditawarkan.
Analisis hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa strategi
komunikasipemasman0Channelcuhzpbaik.Halinidapmdiliha1,anmn1ain
dengan adanya straiegi pemasamn yang dirumuskan oleh tim Marketing, program
acara yang berbeda deugan televisi lain berkat adanya tim programming yang
terus menerus memantau perkembangan progmm O Channel, pelayanan yang
memuaslcan baik kepada pemirsa oleh tim corporate communication. Seluruh
koordinasi dan usaha ini dilakukan demi temapainya tujuan perusahaan.
ix Unlvelsltas Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T34569
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bernard Edwin S.
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Liyandra
"Branding menjadi suatu usaha yang penting untuk membedakan suatu perusahaan dari kompetitornya. Sayangnya, kebanyakan perusahaan business-to-business (B2B) belum memprioritaskan usaha branding karena masih menganggapnya sebatas gimmick pemasaran. Berbeda halnya dengan Qiscus Pte Ltd. Sebagai sebuah perusahaan B2B yang bergerak dalam bidang software-as-a-service (SaaS), Qiscus menyadari pentingnya untuk membangun branding sejak awal berkembangnya perusahaan. Tulisan ini membahas mengenai brand positioning Qiscus sebagai tahap pertama pembentukan branding melalui usaha komunikasi pemasaran terpadu. Strategi tersebut menggunakan delapan elemen bauran pemasaran yang mencakup advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, dan word-of-mouth marketing. Dalam implementasinya, Qiscus telah berhasil memadukan elemen-elemen tersebut untuk menghasilkan strategi yang terintegrasi dalam skala kecil. Tagar #EnablingConversations menjadi pesan kunci dalam menjalankan strateginya. Usaha yang konsisten tersebut bertujuan untuk membangun brand positioning Qiscus sebagai perusahaan yang menghubungkan berbagai pihak melalui adanya percakapan.

Branding has become an important aspect for a company to be able to differentiate itself from its competitors. Unfortunately, most business-to-business (B2B) companies still think of branding as a marketing gimmick. But this is not the case for Qiscus Pte Ltd. As a software-as-a-service (SaaS) company which targets business consumers, Qiscus realizes the importance of branding since its early days. This essay analyses Qiscus's brand positioning as the first step of branding through its integrated marketing communication strategy. The strategy consists of eight elements of the marketing mix, which includes advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, and word-of-mouth marketing. Qiscus has succeeded to combine those elements to become a small-scale integrated strategy. Throughout the implementation, the hashtag #EnablingConversations has been used consistently as a key message to build Qiscus's brand positioning as a company which connects people through communication."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mafrita Maria Elysabeth
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Santosa
"Produk Sangobion merupakan produk anti anemia/hematinic. Sudah dipasarkan sejak 30 tahun yang lalu, dan untuk pertama kalinya Sangobion dipasarkan ke konsumen melalui peresepan dokter-dokter. Jadi aktifitas komunikasi pemasaran Sangobion adalah melakukan promosi kepada dokter-dokter, baik dokter umum atau spesialis supaya meresepkan Sangobion sebagai obat anti anemia. Sejak tahun 1994 strategi komunikasi pemasaran Sangobion dirubah dan diarahkan langsung kepada konsumen sebagai upaya memasuki pasar obat bebas. Hal ini membawa konsekwensi pada komunikasi produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan pada saat akan memasuki pasar obat bebas. Setelah itu dilakukan analisis terhadap strategi komunikasi pemasaran ini dengan menggunakan teori-teori komunikasi pemasaran. Penelitian dilakukan dengan pendekatan secara qualitatif dengan tujuan supaya mendapatkan informasi dan data yang lengkap mengenai strategi komunikasi pemasaran Sangobion. Desain penelitian dalam analisis dan penyusunan tulisan ini akan dilakukan secara deskriptif. Metode pengumpulan data untuk keperluan analisis dilakukan dengan wawancara dan analisis data sekunder seperti rencana pemasaran Sangobion tahun 1994 dan 1995. Dari analsis terhadap strategi komunikasi pemasaran ini, mendapatkan kesimpulan penting antara lain mengenai posisioning, distribusi, visi perusahaan, publisitas dan humas, keterpaduan bauran pemasaran dan bauran promosi. Posisioning yang dibangun pada produk Sangobion dengan menonjolkan keunggulan produk Sangobion dan penentuan keunggulan produk ini berdasarkan perkiraan bagian pemasaran. Posisioning Sangobion juga dibedakan antara konsumen, pesaing hematinic dan pesaing multivitamin. Rencana untuk meningkatkan jalur distribusi Sangobion dengan memasuki jalur distribusi makanan (wet murkel) akan memberikan dampak kontra produktif terhadap posisioning Sangobion sebagai obat anemia yang terpercaya. Visi perusahaan untuk menjadi market leader dalam setiap core bisnisnya termasuk dalam bisinis CHC/Sangobion belum dikomunikasikan dalam rangka mendukung posisioning Sangobion. Fungsi dan peranan publisitas dan humas belum dimanfaatkan secara maksimal. Aktifitas humas dalam rencana program komunikasi pemasaran baru mengadakan sponsor untuk seminar dan belum memberikan dampak luas pesan kepada konsumen. Selain itu membuat artikel-artikel yang dimuat di media cetak. Program komunikasi bauran pemasaran dan bauran promosi sudah diupayakan untuk dilaksanakan secara terpadu, hanya ada beberapa elemen yang pemanfaatannya belum maksimal seperti publisitas dan humas, dan juga visi perusahaan. Dengan adanya temuan-temuan seperti diatas dapat memberikan saran-saran untuk memperbaiki program komunikasi pemasaran. Setiap elemen bauran pemasaran, bauran promosi dan visi perusahaan harus memberi sumbangan dalam membentuk brand equity Sangobion melalui posisioning. Selain itu temuan diatas juga menggambarkan adanya ketidak konsistenan program komunikasi terutama dalam distribusi karena bertentangan dengan teori-teori komunikasi khususnya dalam persepektif komunikasi pemasaran terpadu."
2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duncan, Tom
London: John murray, 1985
621.381 DUN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Ika Hendrani
"Musik merupakan salah satu jenis hiburan yang sclalu dibuluhkan olch masyarakat apapun Tatar belakang ckonomi dan budayanya. Masyarakat dapat mcnikmali musik secara massal salah satunya berkat adanya perusahaan rekaman yang inencari penyanyi atau artis potensial, merekam dan mempcrbanyak album, ialu mendistribusikan dan rnempromosikan album tersebut. Kcgiatan operasional demikian dilakukan baik oleh perusahaan rekaman besar (nactjor label) maupun perusahaan rekaman independen (ludic label) dalam skala kecil. Industri rekaman merupakan industri yang menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat, mulai dari perubahan sclera masyarakat, masalah penibajakan yang semakin ]nerajalela, perkembangan intemet, digitalisasi musik, banyak dan beragamnya antis-antis pendatang bale, dan lain sebagainya.
Selain itu, industri rekaman juga menghadapi masalah internal seperti talent scouting dan keterbatasan anggaran. Khusus untuk perusahaan rekaman independen juga menghadapi masalah minimnya kapabilitas distribusi dan promosi serta keeilnya pangsa pasar. Dengan pcrn-iasalahan-permasalahan di atas, bagaimana sebuah perusahaan rekaman dapat membangun ekuitas mcrcknya? Untuk itu penulis menggunakan Aksara Records. sebuah perusahaan rekaman independen yang berbasis di Jakarta. sebagai studi kasus. Aksara Records bcrsikap aktif, kreatif, selcktif, dan Fleksibel dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran untuk membangun ekuitas mereknya.
Berkaitan dengan karya akhir ini memlliki dua tjuan, Tujuan pertama adalah rnelihat dan menganalisa strategi komunikasi pemasaran atau Integrated Marketing Communication yang telah dan sedan; dilakukan olch Aksara Records untuk membangun ekuitas merek. Tujuan berikutnya adalah menemukan aitemati f strategi komunikasi pemasaran lain yang dapat membantu meningkatkan ekuitas merek Aksara Records.
Unluk mencapai tujuan tersehul. karva akhir iiri nlcnggunakan meiotic kualitati I yang mcliputi studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kcpustakaan dilakukan dengan nlcmpelajari buku-buku, artikel-artikel jurnalistik, karva-karya ilmiah, dokunlentasi pcrusahaan, dan bahan-bahan bacaan lain yang berhubungan dengan masalall yang diteliti untuk nlenlperolch dasar pcmbahasan masalah. Studi lapangan yang nleliputi proses wawancara dengan manajemen Aksara Records, observasi terhadap aktivitas komunikasi pemasaran Aksara Records, serta wawancara dengan pihak media, nlusisi, dan pemerhati musik.
Untuk menganalisa strategi komunikasi pemasaran yang telah dan sedang dilakukan oleh Aksara Records serta bagaimana ckuitas mereknya, penulis melakukan wawancara dengan manajemen Aksara Records dan pihak media yang diwakili olch majalah Trax, majalah bulanan khusus musik. Untuk mendapatkan fakta-fakta yang obyeklif, penulis juga mengumpulkan dan membaca berbagai artiket di media massa dan inlemet tentang aktivitas komunikasi pemasaran Aksara Records. Selain itu, penulis juga melakukan kunjungan langsung dan pengamalan pada saat Aksara Records melakukan kegiatan komunikasi pemasarannya seperti kegiatan konferensi pcrs, perilisan album. listening session, dan perrunjukan musik. Penulis pun berdiskusi dengan ahli pemasaran dan nlcrck untuk nlengetahui pendapatnya mengenai strategi komunikasi pemasaran yang Mal) dan sebaiknya dilakukan Aksara Records dalam menlbangun ekuitas mereknya.
Di dalam upaya meneinukan altematif strategi komunikasi pemasaran, penulis memperluas lingkup bahan bacaan dengan mencari artikel-artikel yang berkaitan dengan industri musik secara keseluruhan, yang mencakup pengaruh pembajakan terhadap industri musik, pcrkembangan digitalisasi musik, penggunaan internet sebagai media penlasaran, potensi kerja Santa dengan perusahaan non-musik, dan aktivitas komunikasi pemasaran perusahaan rekaman lain. Penulis juga melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku pasar sasaran Aksara Records mclalui kunjungan kc hagian musik toko buku Aksara dan kcgiatan musik yang diselenggarakan Aksara Records. Di sawing itu, penulis juga mcmperluas lopik pertanyaan yang diajukan kepada ruanajemen, media, musisi, pcmcrhati musik dan ahli branding tentang peluang-peluang yang bclum digarap dengan scrius olch perusahaan rekaman di Indonesia pada umumnya.
Hasil penulisan karya akhir ini diharapkan akan memberikan masukan berharga bagi manajemen Aksara Records, memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang industri musik bagi rnasyarakat umum dan akademisi. scrta memberikan pencerahan bail( ihnu dan spiritualitas kepada penulis. Bagi manajemen Aksara Records, karya akhir ini dapat menjadi bahan kajian tcrhadap apa yang telah dan sedang dilakukan dalam aktivitas komunikasi pernasaran serta bahan masukan untuk mengembangkan strategi komunikasi pemasaran guna meningkatkan ekuitas nierek mereka. Bagi masyarakat umum, karya akhir ini diharapkan dapat membuka mata mereka tentang proses di balik pembuatan dan promosi album serta membuat mereka lebih menghargai karya cipta. Bagi akademisi, karya akhir ini dapat menjadi bahan rujukan tentang industri rekaman dan bagaimana suatu pcrusahaan rekaman dapat bertahan dan membangun ekuitas mereknya di tengah lingkungan yang `keras' dan di dalam ketcrbamsan slumber daya. Bagi penulis, karya akhir ini memberikan pengetahuan tentang praktek aktivitas komunikasi pcmasaran dalam membangun ckuitas merek serta memberikan contoh konkret untuk tidak menyerah dalam rncnghadapi persaingan ketat.

Music is one kind entertainment that people always needs. Whatever their economic and cultural background. People can listen to mass-produced music because of the record label's role. The record label searches the new and potential talents. records and manufactures the album, then distributes and promotes it. The operational activities are done by both of major label and independent (Indies) label in smaller scale. The recording industry faces the revolutionary environment changes such as the changing-taste of people, the never-ending music piracy, the increasing usage of intimate, music digitalization, the rising of many new talents and soon.
Beside that, the recording industry also faces some internal problems like talent scouting and limited budget. Independent record label even also has unsolved distribution and promotion problems and stocks in niche market. With the problems above, how could a record label build its brand equity? To answer this, the writer did research on Aksara Records, an independent record label based on Jakarta, as a case study. Aksara Records dots integrated marketing communication strategy actively, creatively, selectively and flexible to build its brand equity.
Related to these problems, this research has two goals. The first goal is to see and to analyze the integrated marketing communication strategy that has been done by Aksara Records for building the brand equity. The next goal is to find the other alternative integrated marketing communication strategy that will be helpful in developing the brand equity.
In order to reach the goals, this research uses qualitative method consists of the library research and the field research. The writer does library research by studying the books, news articles, journals, company's documentation and other literatures that relates to the problems to gel the basic of the problems. The field research is consisting of' interviewing Aksara Records' management, observing their integrated marketing communication activities and interviewing the mass-media people, musician and music lover.
To analyze the integrated marketing communication strategy of Aksara Records and its brand equity, the writer did the interview with Aksara Records' management and Trax music magazine's journalist. In order to get the objective facts, the writer collected and read the mass-media and internet articles about Aksara Records' marketing communication activities. In addition, the writer visited and observed Aksara Records' marketing communication activities such as press conference, album launching, listening session and music events. The writer also discussed with the marketing and branding expert to get his opinions about Aksara Records' integrated marketing communication strategy for building the brand equity.
To find the alternative marketing communication strategy, the writer enlarged the subject of literature by studying the articles about music industry in overall. Such as music piracy effects. music digitalization, internet as the marketing tool, partnership potency with non-music organization and other record labels' marketing communication activities. The writer also did direct observation to the target market behavior of Aksara Records through visiting Aksara's music section and Aksara Records' music events. Besides, the writer expanding the subject of questions asked to the management, journalist, musician, music lover and branding expert about the opportunities that have not been done seriously by Indonesian record labels in general.
The result of this research hopefully will give valuable inputs to Aksara Records' management, give knowledge and understanding about music industry to ordinary people and to academic society, and give enlightenment in knowledge and spirituality to the writer. For Aksara Records Management. The research could be used to review their integrated marketing communication they have done and to get inputs for developing the integrated marketing communication strategy to build their brand equity. For the common people. The research hopefully would open their eyes about the album making and promotion process and would make them appreciating the intellectual property. For academic society, the research could become the academic resource about recording industry and how a recording company could survive and build his brand equity in a tight external environment and limited internal resources. For the writer, the research gives knowledge about the implementation of integrated marketing communication activities to build brand equity and also gives ideal example not to give up fighting in the tight competition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rizano
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkifli Usman
"Studi kasus terhadap strategi komunikasi pemasaran program pendidikan dan pelatihan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah dilakukan pada Bidang Pendidikan dan Pelatihan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, yang rutin menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di lingkungan sendiri. Status RSCM dari rumah sakit vertikal Departemen Kesehatan menjadi Perusahaan Jawatan mendorong perubahan orientasi Bidang Diklat dari cost center unit menjadi revenue center Witt. Upaya menyelenggarakan diktat swadana memerlukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mencapai target sasaran. Masalah yang timbul adalah bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang harus dilaksanakan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah, apalagi dengan munculnya pesaing di pasar sasaran yang sama. Kajian terutama diarahkan pada evaluasi proses perencanaan dan pelaksanaan komunikasi pemasaran program diktat swadana oleh Bidang Diktat RSCM, antara lain seperti diuraikan oleh Fill (1999 ; 510) apakah tujuannya memenuhi unsur-unsur mudah dipahami dan jelas (Specific), bisa diukur (Measurable), dapat dicapai (Achievable), wajar (Realistic), dan target sasaran serta waktu pencapaiannya (Targeted and Timed). Selain itu diteliti juga media komunikasi yang digunakan dan bagaimana isi pesan yang disebarluaskan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi kelayakan bauran promosi yang digunakan oleh Bidang Diktat dalam memasarkan program-programnya ke rumah sakit-rumah sakit maupun klinik spesialis di seluruh Indonesia. Dan mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran jasa pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah.
Pengumpulan data melalui studi dokumen dalam bentuk laporan, peraturan, hasil studi maupun buku pedoman yang berhubungan dengan kegiatan diklat. Selain itu diupayakan wawancara mendalam tidak berstruktur kepada narasumber yang terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan.
Dari hasil pengumpulan data yang kemudian dianalisa dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang telah dijalankan baru sebatas memanfaatkan salah satu elemen bauran promosi, yaitu direct marketing. Dalam menghadapi persaingan di pasar terbuka perlu upaya peningkatan promosi agar mampu menjangkau sasaran yang lebih luas. Keberhasilan mempengaruhi para calon konsumen atau pelanggan untuk mengikuti kegiatan diktat melalui telepemasaran amat ditentukan oleh keterampilan berkomunikasi petugas pemasaran yang ditunjuk, sebab promosi yang dilakukan menuntut kemampuan berkomunikasi dua arah.
Implikasi evaluasi komunikasi pemasaran program diktat adalah untuk mengetahui kelayakan strategi yang telah dilaksanakan dalam menghadapi struktur pasar yang berubah. Perubahan struktur pasar ke arah kompetisi terbuka dibuktikan dengan keberadaan rumah sakit swasta disekitar RSCM yang memiliki pusat pendidikan formal telah mulai memasuki pasar sasaran yang sama dengan pasar Bidang Diktat RSCM. Sebagai pesaing baru perlu diantisipasi dengan upaya menonjolkan kelebihan-kelebihan yang sudah melekat sebagai rumah sakit pendidikan maupun pusat rujukan nasional. Selain pesaing baru terdapat pesaing utama yang harus dicerrnati karena sesama rumah sakit pernerintah yang juga mempunyai predikat rumah sakit pendidikan dengan kelebihan sebagai pusat pelayanan kesehatan khusus, seperti RS. Kanker Dharmais, dan yang lainnya. Pemikiran ke arah spesialistik diktat sesuai dengan predikat yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit pendidikan sebagai pusat pelayanan kesehatan dibidangnya sebaiknya bisa direalisasikan.
Unit hubungan Masyarakat di RSCM apabila bisa diberdayakan menjadi mitra kerja Bidang Diktat merupakan salah satu unsur bauran promosi yang juga potensial. Berbagai fasilitas penunjang perlu mendapat perhatian serius dari Kepala Bidang Diktat RSCM maupun Direktur RSCM, mulai dari pintu kedatangan peserta, tempat parkir kendaraan, rambu-rambu yang seyogyanya menjadi petunjuk bagi peserta untuk mencapai lokasi kegiatan diktat, keamanan dan kenyamanan berada di lingkungan RSCM. Dapat merupakan nilai tambah jika Bidang Diktat RSCM memiliki fasilitas penginapan yang akan sangat membantu peserta terutama yang berasal dari luar DKI Jakarta, dan sekaligus bisa dimanfaatkan oleh Direksi RSCM sebagai pemondokan bagi keluarga pasien rujukan dari daerah yang tidak mempunyai keluarga di Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T12099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>