Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Larasati Hadju
"Penelitian ini mencoba melihat persepsi siswa SMTA, khususnya siswa kelas III, dalam melihat pesan iklan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di surat kabar.
Persepsi yang dilihat di sini meliputi sense (penginderaan) terhadap pesan iklan, atensi (perhatian), interpretasi (penafsiran), dan comprehension (pengertian).
Responden penelitian dilihat berdasar perbedaan jenis kelamin, dengan asumsi kelompok yang berbeda mungkin akan mempunyai gambaran yang berbeda terhadap pesan iklan yang diteliti. Data penelitian dikumpulkan melalui penelitian survei, dengan instrumen kuesioner.
Hasil persepsi yang tergambar dari data, menunjukkan sebagian besar responden menyatakan pesan iklan yang diteliti memiliki suatu keunikan, dan unsur iklan yang berupa "sub-judul" (subheadline) merupakan unsur yang paling menarik perhatian. Selain itu, penggunaan unsur visual yang bersifat akademis (visual "piala") terbukti berhasil menarik perhatian dan mendorong khalayak untuk mengetahui isi pesan iklan lebih jauh, karena dianggap relevan dengan pesan iklan produk lembaga pendidikan.
Gambaran persepsi yang terlihat antara responden
laki-laki dan responden perempuan terlihat tidak
menunjukkan perbedaan yang besar (menyolok), walaupun perbedaan-perbedaan itu tetap ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Novianti Reyvina Anggraini
"Sejak dahulu ada semacam mitos korelatif di masyarakat antara keberhasilan hidup dengan latar belakang kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dalam perkembangan saat ini, mitos tersebut bergeser karena masyarakat semakin realistik dalam memperoleh pendidikan sehingga menyebabkan PTN bukanlah satu-satunya pilihan bagi calon mahasiswa. Kondisi ini menyebabkan terjadinya persaingan antara PTN dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan PTS dengan PTS lainnya dalam hal mencari dan mendapatkan mahasiswa baru. Salah satu cara yang dilakukan oleh PTS dalam rangka persaingan mencari dan mendapatkan mahasiswa baru yaitu dengan pencantuman klausula baku dalam formulir pendaftaran. Hal demikian juga dilakukan oleh Universitas Bina Nusantara pada saat penerimaan mahasiswa baru. Tindakan yang dilakukan oleh Universitas Bina Nusantara merupakan suatu pelanggaran terhadap perlindungan konsumen sehingga dapat dikenakan sanksi. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah case study, dengan alat pengumpulan data berupa studi kepustakaan yang bersifat yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif menggunakan sumber hukum primer dan sumber hukum sekunder. Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Universitas Bina Nusantara melakukan pelanggaran mengenai hak-hak konsumen hak-hak konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UUPK, pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 UUPK Mengenai kewajiban pelaku usaha, dan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 18 UUPK mengenai pencantuman klausula baku. Sanksi yang dapat dikenakan kepada Universitas Bina Nusantara terhadap pelanggaran yang telah dilakukan yaitusansi sebagaimana diatur di dalam Pasal 62 ayat (1) UUPK serta dapat dijatuhi hukuman tambahan berdasarkan ketentuan Pasal 63 UUPK. Mengenai klausula bakuyang dicantumkan oleh Universitas Bina Nusantara dalam formulir pendaftaran melanggar ketentuan Pasal 18 UUPK. Oleh karena itu, klausula baku tersebut batal demi hukum."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradewi Iedarwati
"Implikasi apa atas peningkatan peran ganda wanita terhadap kedudukan wanita dalam rumah tangga menjadi ide yang mendasari penulisan thesis ini. Dengan dimilikinya peran ganda berarti wanita memiliki dua fungsi yaitu reproduksi dan produksi. Bagaimana peran kontribusi yang diberikan istri terhadap posisinya dalam mengambil keputusan menjadi tujuan dalam penelitian ini.
Teori pertukaran Blau digunakan untuk menjelaskan proses pertukaran yang terjadi pada tingkat mikro sehingga dapat mengungkap peran kontribusi pribadi dalam pengambilan keputusan. Pendekatan AGIL dari Parsons dipilih sebagai suatu upaya untuk menjelaskan bagaimana suatu mekanisme pertukaran berjalan dalam suatu sistim/struktur. Penelitian ini cenderung bersifat kualitatif yang didukung oleh pendekatan kuantitatif sederhana maka dipilih metode survei untuk memperoleh gambaran umum atas kelompok yang diteliti. Metode studi kasus dengan wawancara mendalam digunakan untuk memberikan penjelasan khusus atau untuk mengungkap ciri-ciri tertentu.
Hasil penelitian mengungkap bahwa ternyata besar kecilnya sumber pribadi yang disumbangkan tidak mempengaruhi terhadap besar kecilnya pecan pengambilan keputusan, karena sumber pribadi bukanlah satu-satunya faktor yang melandasi pertukaran dan bukan satu-satunya faktor yang dipertukarkan. Faktor intrinsik yaitu dukungan.sosial sangat mewarnai terjadinya keseimbangan dalam proses pertukaran antara suami istri. Keseimbangan pertukaran dapat dilihat melalui pecan pengambilan keputusan dimana baik istri maupun suami dalam mengambil keputusan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama. Hal ini dilakukan oleh hampir sebagian besar responden dalam membuat keputusan yang menyangkut masalah alokasi dana, reproduksi, kekerabatan.
Untuk masalah aktualisasi diri dan pembagian atas penyelesaian tugas-tugas rumah tangga ternyata hampir separuh responden masih belum memiliki keseimbangan dalam proses pertukaran karena karir pribadi masih menjadi urutan yang terakhir dan porsi penyelesaian togas rumah tangga hampir seluruhnya masih diselesaikan oleh istri. Namun demikian secara rata-rata sebagian besar istri memperoleh keseimbangan dalam proses pembuatan keputusan sehingga dapat diartikan bahwa kelompok dosen wanita cukup memiliki otonomi yang diartikan memiliki pecan pengambilan keputusan yang menyangkut diri sendiri maupun keluarganya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Murtiani Munajat
"Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi budaya organisasi terhadap relevansi lulusan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka analisis dimulai dengan mengidentifikasi budaya organisasi serta relevansi lulusan, dan kemudian mencoba mengaitkan kontribusi budaya organisasi tersebut dengan relevansi lulusan yang ada.
Penelitian ini didasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh William Ouchi, Peters dan Waterman. Kotter dan Hesket pada beberapa perusahaan di Amerika, yang mencoba menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja tersebut relatif sering dilakukan terhadap perusahaan/dunia usaha, dibandingkan terhadap organisasi pendidikan, khususnya penelitian yang mencoba menganalisis kontribusi budaya organisasi terhadap relevansi lulusan. Namun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu dalam skala kecil, karena hanya menggunakan satu objek penelitian saja, yakni perguruan tinggi "X" dengan alumni yang telah dihasilkan, juga dalam dimensi waktu yang relatif singkat. Selain itu penggunaan data primer dalam penelitian ini juga diduga dipengaruhi oleh persepsi responden, sehingga untuk mengambil kesimpulan yang komprehensif tidak mudah dilakukan.
Adapun teori yang menjadi landasan kerangka konseptual penelitian ini adalah teori budaya organisasi serta relevansi. Beberapa variabel budaya organisasi yang diduga memberikan kontribusi terhadap relevansi lulusan adalah komunikasi, inovasi, sikap terhadap tugas, etika kepribadian serta tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, sedangkan variabel relevansi alumni diidentifikasi dari bidang studi serta pekerjaan alumni. Agar budaya yang dimiliki oleh anggota organisasi tersebut memberikan kontribusi yang optimal terhadap relevansi lulusan, maka budaya tersebut harus diyakini oleh seluruh anggota organisasi sehingga menjadi budaya yang tangguh. Oleh karena itu, dalam studi ini peneliti menduga, bahwa antara variabel budaya organisasi terdapat hubungan yang signifikan, selain itu karena budaya organisasi juga dipengaruhi oleh attribute/karakteristik responden, sehingga dalam studi ini peneliti menduga, bahwa karakteristik responden tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan budaya organisasi.
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner. Untuk mendapatkan data budaya organisasi tidak digunakan teknik sampel, tetapi populasi dengan seluruh anggota perguruan tinggi "X" menjadi responden penelitian, sedangkan data relevansi diperoleh melalui teknik stratified random sample dengan alumni dari angkatan 1988 sampai 1992 menjadi sampel penelitian. Data mengenai budaya organisasi didapatkan melalui identifikasi nilai-nilai budaya yang hidup pada anggota organisasi, yang kemudian menjadi realitas budaya organisasi, terlepas dari peraturan yang dikehendaki oleh pimpinan.
Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah secara umum budaya organisasi yang telah dimiliki oleh PTS "X" cukup kontributif terhadap relevansi lulusan, namun terdapatnya beberapa anggota organisasi dengan jabatan penting yang masih memiliki budaya kurang kontributif menunjukkan, bahwa budaya organisasi PTS "X" belum optimal. Selain itu, kurang optimalnya budaya organisasi PTS "X" tersebut dapat dibuktikan melalui uji statistik yang menunjukkan (1) beberapa variabel budaya organisasi tidak saling berhubungan secara signifikan, misalnya; tidak adanya hubungan yang signifikan antara budaya komunikasi dan respon terhadap kebutuhan pelanggan, budaya inovasi terhadap sikap terhadap tugas, budaya inovasi dan respon terhadap pelanggan, budaya sikap terhadap tugas dan etika kepribadian maupun respon terhadap pelanggan, serta etika kepribadian dan respon terhadap pelanggan (2) terdapatnya budaya kontradiktif, misalnya; anggota organisasi yang mempunyai
budaya komunikasi tertutup ternyata lebih adaptif daripada yang memiliki budaya komunikasi terbuka, dan budaya kontradiktif ini terdapat pada hampir semua karyawan yang menjadi sampel penelitian, serta (3) terdapatnya pengaruh atau hubungan yang signifikan dari attribut/karakteristik responden, yang berarti bahwa budaya organisasi yang dimiliki belum diyakini oleh seluruh anggota organisasi, dengan perkataan lain nilai-nilai yang diyakini oleh seluruh anggota PTS "X" belum seragam. Kurang optimalnya (belum kuatnya) budaya yang dimiliki oleh anggota organisasi tersebut, telah memberikan kontribusi yang tidak optimal pula terhadap kerelevanan lulusan, dimana hanya 51,09% saja dari alumni yang memiliki status relevan dan 48,91% yang tidak relevan (diantaranya terdapat 27,17% yang tidak memiliki kegiatan).
Dalam rangka memperkuat budaya organisasi yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kerelevanan para alumni PTS "X", peneliti menyarankan agar Pimpinan PTS"X" menemukan kembali atau menciptakan budaya yang fungsional terhadap pencapaian tujuan dan agar seluruh anggota organisasi memiliki persepsi yang seragam, make budaya organisasi tersebut perlu dikomunikasikan secara ekspilisit, baik melalui slogan atau perilaku sehari-hari. Perlu pula ada tekanan serta pengawasan dan penghargaan dalam pelaksanaanya. Dalam rangka meningkatkan kerelevanan lulusan, perlu dilakukan komunikasi yang terarah dengan pihak eksternal dan dilakukannya penyempurnaan (inovasi) terhadap program studi, kurikulum, sarana dan prasarana.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Hanny N.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengujian empirik tentang pengaruh tingkat birokrasi organisasi terhadap kepuasan kerja. Disamping juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan faktor-faktor formalisasi, kompleksitas, sentralisasi dengan pelbagai tingkatan birokrasi, dan bagaimana hubungan antara variabel formalisasi, kompleksitas, sentralisasi dengan kepuasan kerja.
Landasan teori penelitian ini adalah teori organisasi dengan pendekatan makro dan mikro. Fokus pendekatan teori organisasi makro pada birokrasi organisasi yang diwakili dengan dimensi struktural organisasi dalam formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi. Sedangkan fokus pendekatan teori organisasi mikro pada kepuasan kerja.
Berdasarkan teori yang ada, organisasi dikatakan tinggi tingkat birokrasinya jika memiliki formalisasi, tinggi, kompleksitas tinggi, dan sentralisasi tinggi. Disamping juga bahwa organisasi dengan tingkat birokrasi tinggi akan mengakibatkan kinerja organisasi rendah. Kinerja organisasi dalam penelitian ini difokuskan pada kepuasan kerja.
Beberapa penelitian terdahulu mengkaji hubungan antara dimensi struktural organisasi terhadap kepuasan kerja. Namun penelitian-penelitian tersebut tidak secara khusus melihat hubungan birokrasi organisasi terhadap kepuasan kerja, kecuali secara parsial yaitu hubungan dimensi formalisasi, desentralisasi, kompleksitas terhadap kepuasan kerja.
Metodologi penelitian ini termasuk ex post facto, yaitu mengkaji hubungan antara variabel birokrasi organisasi yang diwakili dengan formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi, dengan variabel kepuasan kerja. Instrumen penelitian adalah kuesioner dengan model skala "Likert", yang bertujuan untuk memperoleh data primer. Disamping itu uji kuesioner telah dilakukan di suatu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Jumlah observasi penelitian adalah 131 responden. Teknik analisa data dengan menggunakan metode uji beda dua rata-rata, analisa korelasi, dan analisa regresi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kepuasan kerja relatif tinggi pada organisasi dengan tingkat birokrasi rendah. Tingkat birokrasi yang diwakili oleh formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi ternyata lebih didominir oleh sentralisasi. Uji beda dua rata-rata membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan hanya pada sentralisasi, selanjutnya analisa regresi membuktikan bahwa hubungan positip antara formalisasi dan kompleksitas dengan kepuasan kerja. Di pihak lain hubungan negatip antara sentralisasi dengan kepuasan kerja. Jika ketiga variabel digunakan secara bersama-sama maka kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh variabel tersebut hanyalah sebesar 18,87%. Namun pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja diperoleh dan formalisasi dan sentralisasi dengan variabel lainnya sebagai variabel kontrol.
Temuan penelitian dapat menjadi masukan bagi organisasi secara umum, dengan kesimpulan bahwa tinggi/rendahnya formalisasi dan kompleksitas tergantung kepada karakteristik anggota organisasi. Disamping itu untuk memberi arti kontribusi 18,87% terhadap kepuasan kerja, pemahaman terhadap karakteristik organisasi diperlukan sebagai dasar untuk penetapan formalisasi, kompleksitas, dan sentralisasi.
Untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini disarankan agar dikembangkan penelitian lanjutan antara lain studi yang mengkaji faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja, studi hubungan antara gaya kepemimnpinan dan budaya organisasi terhadap birokrasi, dan studi komparasi birokrasi pada jenis organisasi yang berbeda.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syahdan
"
ABSTRAK
Penelitian tentang sikap pustakawan dan staf perpustakaan terhadap otomasi di PTS Jakarta telah dilakukan pada tanggal 11 Oktober 1996 sampai 30 Januari 1997. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran gambaran mengenai sikap pustakawan dart staf perpustakaan (responden) terhadap otomasi di FTS Jakarta yang sistem otomasinya telah terintegrasi, dengan melakukan pendekatan terhadap 3 (tiga) aspek yang berpengaruh terhadap otomasi dan 1 (satu) aspek harapan. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek fasilitas komputer, sumber daya manusia, tugas perpustakaan, dan harapan responden untuk pengembangan otomasi di masa datang.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengujian kuesioner. Jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pemilihan responden dijelaskan. Cara menganalisa data dilakukan berpedoman pada penggunaan metode skala likert dan rumus chi-square.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 4 aspek yang diteliti, hampir seluruhnya cenderung bersikap positif oleh responden (baik pustakawan maupun staf perpustakaan). Walaupun demikian, data hasil penelitian juga menunjukkan adanya harapan responden terhadap pengembangan otomasi yang lebih baik di masa yang akan datang. Selain itu, berdasarkan pengumpulan pendapat dan pertanyaan terbuka mengenai harapan responden terhadap otomasi sebelum otomasi tersebut diterapkan, terdapat tiga jawaban terbanyak, yaitu otomasi memudahkan pencarian informasi secara cepat dan akurat, memudahkan seluruh tugas perpustakaan, dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Selanjutnya, berdasarkan uji hipotesis didapat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan sikap terhadap otomasi perpustakaan antar responden dengan membedakan sebutan karyawan perustakaan dan kebiasaan mengg nakan komputer. Sedangkan dalam hal perbedaan usia dan jenis kelamin, tidak didapat perbedaan sikap.
"
1997
S15713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuni Prabawanti
"ABSTRAK
Uang bisa berdampak positif maupun negatif terhadap manusia sebagai
sarana pemuas kebutuhan yang akan memberikan kepuasan dalam
kehidupannya. Dampak tersebut akan menimbulkan sikap terhadap uang yang
berbeda-beda. Oleh karena itu sikap terhadap uang akan berdampak pada
kepuasan hidup seseorang.
Berkaitan dengan sikap terhadap uang dengan kepuasan hidup maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan
sikap terhadap uang dengan kepuasan hidup dosen tetap pada Perguruan
Tinggi swasta di Jakarta.
Sampel penelitian adalah 100 orang dosen dari 3 Perguruan Tinggi
swasta di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan
instrumen penelitian berupa kuesioner skala sikap yang diadaptasi dari Money
ethic scale (Tang & Tang, 2002).
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap terhadap uang dengan kepuasan hidup. Berdasarkan
dimensi sikap terhadap uang dari Tang (2002), hubungan yang signifikan
terjadi pada 2 dimensi , yaitu dimensi Good (uang adalah faktor yang penting
dalam kehidupan) dan Make money (perilaku menghasilkan uang). Jika sikap
terhadap uang dianalisis berdasarkan analisis faktor, hubungan yang signifikan
terjadi pada 4 dimensi, yaitu dimensi Good, Make money, Consumerism(uang
digunakan untuk membeli barang dan jasa) dan lnvestment{\x2x\g digunakan
untuk investasi).
Peneliti menyarankan, untuk penelitian selanjurnya bisa dikembangkan
dimensi sikap terhadap uang yang secara signifikan berpengaruh pada
kepuasan hidup, penelitian terhadap kelompok kerja lain, dan
mengikutsertakan variabel lain yang tidak langsung berhubungan dengan uang,
seperti nilai/etika kerja, iklim etis Perguruan Tinggi."
2004
S3321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>