Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rino Bagas Nugroho
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat resiko terhadap gempa bumi yang cukup tinggi. Namun beberapa bangunan gedung di Indonesia dibangun sebelum diterapkannya standar perencanaan ketahanan gempa, SNI 03-1726-1989 yang kemudian diperbaharui menjadi SNI 03-1726-2002, sehingga diperkirakan tidak memperhitungkan aspek-aspek ketahanan gempa pada saat bangunan tersebut dibangun. Gedung X adalah bangunan beton bertulang portal terbuka empat (4) lantai yang dibangun pada tahun 1965 dan merupakan salah satu bangunan yang dimaksud.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja struktur eksisting Gedung X untuk memastikan kelayakan struktur bangunan dalam mengakomodir beban gempa sesuai SNI 03-1726-2002. Apabila ditemukan ketidaksesuaian struktur dalam menahan beban gempa maka dibutuhkan suatu perencanaan metode perbaikan (perkuatan/retrofit) terhadap bangunan tersebut sehingga bangunan itu dapat memenuhi kualifikasi ketahanan gempa sesuai dengan SNI 03-1726-2002 hingga umur pakainya berakhir. Salah satu metode perbaikan yang paling umum digunakan adalah dengan menambahkan elemen baru pada struktur gedung eksisting berupa penambahan dinding geser dan bresing baja konsentrik biasa.
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan elemen dinding geser dan bresing baja dapat memperbaiki defisiensi¬defisiensi yang ada pada Gedung X sehingga ketahanan bangunan eksisting terhadap gempa pun meningkat.

ABSTRACT
Indonesia is an archipelago with high level of seismic risk. However, some buildings in Indonesia was built before the adoption of seismic resistance standards of planning, SNI 03-1726-1989 which was then updated to SNI 03-1726-2002, so it could be assumed that the seismic resistance aspects were not taken into account when the building was built. X Building is an open frame reinforced concrete building and one of buildings in question.
This study was conducted to evaluate the performance of existing structures of X Building to ensure the feasibility of its structures to accommodate seismic loads in accordance with SNI 03-1726-2002. If discrepancies is found in the structures, it needs a repairing (strengthening/retrofit) method plan so that the building qualifies for seismic resistance in accordance with SNI 03-1726-2002 until its expiry date. One of the most common retrofit method is to add new elements to the existing building with addition of shear walls and ordinary concentric braced frame.
Based on the results of the study, the addition of shear walls and braced frame can remove the deficiencies that occur, so the resistance of X Building against seismic increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S822
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Andreas Sadero
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang rentan akan potensi kerusakan struktur akibat gempa bumi karena terletak pada perbatasan antar lempeng utama dunia. Dalam upaya memitigasi kerusakan tersebut, telah diterbitkan peraturan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03- 1726-2002). Namun demikian, masih terdapat bangunan gedung di Indonesia, terutama di Jakarta, yang dibangun sebelum peraturan ketahanan gempa diterbitkan sehingga perancangan struktur bangunan tersebut mungkin tidak memperhitungkan ketahanan terhadap gempa, seperti pada Gedung X. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keamanan dan kelayakan struktur bangunan eksisting seperti Gedung X dengan melakukan evaluasi sesuai kerangka evaluasi ketahanan gempa bangunan eksisting yang terdiri dari analisis struktur, pemeriksaan kekuatan dan kekakuan struktur.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini, ditemukan defisiensi pada kekuatan struktur Gedung X dalam menahan beban gempa. Struktur itu kemudian diperbaiki menggunakan metode peningkatan kinerja elemen eksisting dengan teknik concrete jacketing pada kolom dan fiber reinforced polymer (FRP) pada balok. Setelah dilakukan analisis struktur dan pemeriksaan kembali, didapatkan bahwa struktur tersebut telah memiliki kekuatan dan kekakuan yang cukup dalam menahan beban gempa nominal akibat gempa rencana sesuai dengan SNI 03-1726-2002.

ABSTRACT
Indonesia is one of the most vulnerable regions of structural destruction potencies due to earthquake because it lays on the major tectonic plates boundaries in the world. To mitigate the destruction of building structures due to earthquake, the regulation of the Seismic Design for Buildings (SNI 03-1726-2002) has been published. Nevertheless, There are existing buildings in Indonesia, in particular Jakarta, that had been constructed before the first seismic design regulation was published thus the structural design of them might not include the seismic design, like that of X Building. Therefore, this research aims to determine the safety dan proper level of existing building structures like X Building by carrying out an evaluation based on seismic evaluation of existing building framework that consists of existing structural analysis and strength-stiffness check.
Based on the evaluation that has been done, the deficiency on structural strength of X Building in resisting the earthquake induced force was found. The structure was then rehabilitated using enhancing the performance of existing elements methods by concrete jacketing on columns and fiber reinforced polymer (FRP) technique on beams. After the structural analysis and check had been done again, it was found that the structure already had sufficient stiffness and strength capacity in resisting the nominal earthquake loads due to design earthquake based on SNI 03-1726-2002."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1145
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Salsabila
"Pada jembatan segmental sambungan antar segmen membutuhkan kunci geser. Penelitian ini dibahas untuk mengetahui perilaku sambungan kunci geser ferro cast ductile (FCD) dengan epoksi. Hasil pemodelan tipe 1 menunjukan bahwa beban potensi retak beton akan meningkat jika kombinasi mutu beton dan FCD semakin tinggi, gaya prategang semakin besar, dan jumlah shear key semakin banyak; akan tetapi, semakin turun jika epoksi semakin tebal. Sedangkan pemodelan tipe 2, hasil force control hubungan tegangan utama serta tegangan geser dengan perpindahan setelah fase linier akan meningkat; akan tetapi pada hasil displacement control menunjukkan adanya penurunan tegangan utama serta tegangan geser setelah mencapai tegangan tertinggi.

On segmental bridges connection for each segment need shear key. This study purposed to observe the behavior of ferro cast ductile (FCD) epoxied shear key. The results of this study on modelling type 1 is the potential crack of concrete would be increased if the combination of the quality of concrete and FCD were higher, prestressing forces were greater, and the number of shear key were increased but potential crack of concrete would be decreased if the thickness of the epoxy were increased. While model of type 2, for force control relationship of maximum principal stress and shear stress with vertical displacement would be increased after linear phase but for displacement control decreased after maximum principal stress and shear stress reached the highest stress.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, 1983
624.1834 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yudho Wibowo
"Beton adalah material yang berprilaku baik dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak dapat terjadi pada taraf pembebanan yang masih awal ataupun rendah. Permasalahan yang sampai sekarang cukup menarik perhatian para peneliti adalah getaran, misalnya getaran akibat beban tumbukan berulang yang bekerja pada struktur.
Dalam skripsi ini akan dibahas respon akibat beban tumbukan terhadap benda uji balok yang telah diberikan coakan pada tengah bentang dengan lebar 3,2 mm dan tinggi 1,6 cm, dan ditumpu dengan perletakan sendi-rol. Benda uji yang digunakan terbuat dari beton fiber dan balok pratarik mutu K-300 yang terdiri dari Beton Tanpa Serat (BTS), Beton Serat (BS), Beton Pratarik Tanpa Serat (BPTS), dan Beton Pratarik Serat (BPS). Parameter yang akan diteliti terhadap prilaku balok yang dibebani tumbukan adalah parameter frekuensi. Keempat jenis balok beton tersebut kemudian diuji terhadap beban berulang dengan tinggi jatuh sama hingga benda uji mencapai keruntuhan. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur tercatat pada osiloskop dan terekam oleh komputer. Sinyal inilah yang merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah dengan menggunakan program - program yang telah ada untuk mendapatkan frekuensi alami balok tersebut.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa, serat dapat memberikan konstribusi pada struktur dalam menahan tarik, sehingga struktur mampu menahan jumlah tumbukan yang lebih banyak. Hal ini membuktikan bahwa dari 4 jenis spesimen yang diuji, BTS (Beton Tanpa Serat) mengalami keruntuhan lebih cepat jika dibandingkan dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya. Sedangkan balok beton pratarik dengan serat metal 1% dari volume total menjalani proses untuk runtuh yang paling lama dibandingkan dengan 3 (tiga) jenis balok yang lainnya. Pola retak yang dihasilkan akibat beban tumbukan pada semua jenis balok adalah pola retak lentur.

Concrete is a good material to face compression but it is weak to resist tension. Due to this weakness, possibility of fracture to appear in early staging of loading is quite high. Vibration problem is still concerned by the researchers i.e. vibration problems caused by repeated impact loading on structure.
This study will disscuss mainly about concrete beam response to repeated impact loading. The beam is notched at its middle span. Notch dimension are 3,2 mm wide and 1,6 cm high. All beams have concrete characteristic stress of K-300 and they are supported by a roller and hinged on each side. There are four different samples of beam: Non-Fiber Concrete Beam (BTS), Fiber Concrete Beam(BS), Non-Fiber Pretension Beam(BPTS), Fiber Pretension Beam (BPS) Frequency parameter will be used to study the behaviour of beam due to impact load. The four samples are tested by repeated impact load with constant height until the beam are in failure condition. Acceleration signal that is resulted from the structure will be showed on the osciloscop and recorded by the computer. This signal as initial data will be processed by the Fast Fourier Transform program to get natural frequency.
The study shows that fiber material contributes to the improvement of tension strength of beam; thus beam with fiber can accept more hammer blow. The examination shows that from 4 types of concrete beam, collapse for the nonfibered concrete beam is earlier than the fibered ones. While the pretensioned concrete beam with 1% of metal fiber volume survive better before it crashed compare to the other concrete beam types. Fracture pattern at all types of beams due to blow are flex fracture patterns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winarni Hadipratomo
Bandung: Nova, 1988
624.171 WIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lin, Tung Yen
Jakarta: Erlangga, 1989
693.5 LIN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Nuvisa
"Infrastruktur di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Salah satunya adalah pembangunan gedung bertingkat. Pembangunan gedung bertingkat saat ini sebagian besar menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan beton bertulang dengan cara cor di tempat. Metode ini banyak digunakan karena sudah lama digunakan dan kekuatannya sudah teruji. Namun, metode konvensional tersebut membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama dan membutuhkan banyak bekisting. Selain metode konvensional, terdapat metode lain, yaitu metode beton pracetak. Metode beton pracetak membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih cepat dikarenakan pengecoran dilakukan tidak langsung di lokasi proyek. Namun, kekuatan sambungan antar komponen pracetak tidak sebaik sambungan beton yang dicor langsung. Selain itu, proses pengangkatan dan pemasangannya pun perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kerusakan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kekuatan dan metode konstruksi sambungan balok-kolom pracetak dan balok induk-balok anak pracetak. Penelitian meliputi desain sambungan, pengecekan kekuatan sambungan, analisis kekuatannya balok dan kolom pracetak saat proses pengangkatan, transportasi, dan pemasangan, serta metode konstruksi yang digunakan. Penelitian akan direalisasikan dengan studi kasus Rumah Sakit XYZ yang terletak di daerah Bogor.

Infrastructure development in Indonesia is now growing rapidly. One of them is the construction of multi-storey buildings. The construction of multi-storey buildings mostly uses conventional methods, using reinforced concrete by cast in place. This method is widely used because it has been used for a long time and it's strength has been tested. However, the conventional method requires a longer working time and requires a lot of formwork. In addition to conventional methods, there are other methods, that is precast concrete method. The precast concrete method requires a faster processing time because the casting is done indirectly at the project site. However, the strength of joints between precast components is not as good as joints that are cast directly. Furthermore, the lifting and installation process also needs attention so that no damage occurs. In this research, the strength analysis and construction methods of precast beam-column joints and precast beam-joist joints were carried out. Research includes joint design, checking connection strength, analysis precast components during the lifting, transportation and installation processes, and the construction method used. The research will be realized through a case study of XYZ Hospital that is located in Bogor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Aviana
"Bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang paling banyak dipakai hampir di seluruh negara, namun pada umumnya menghadirkan eksplorasi desain yang masih sederhana dalam wujud dinding pengisi pada desain yang konvensional. Sementara desain eksploratif yang menantang prinsip-prinsip struktur, pada umumnya menggunakan material dan teknologi modem seperti beton, sehingga keberadaan material bata tergusurkan dan lagi-lagi melahirkan bentuk-bentuk konvensional yang kurang optimal. Sebuah inovasi konstruksi mengubah bata biasa menjadi reinforced masonry, penulis coba untuk hadirkan sebagai referensi dan inovasi kekiniannya, untuk membuka wawasan tentang teknologi konstruksi bata.
Inovasi reinforced masonry dapat mengatasi permasalahan kelemahan bata biasa sebagai dinding non-struktural), sehingga penggunaan material bata yang mencitrakan kesan hangat dan humble ini dapat terwujudkan melalui bentukan desain yang eksploratif. Sebuah studi kasus yang dilakukan pada arsitek Eladio Dieste sebagai arsitek yang melakukan inovasi struktur dengan material reinforced masonry, dilakukan dengan menganalisis pembahasaan beban yang mengalir pada desain, terkait dengan kemampuan kekuatan materialnya, sehingga interpretasi kembali akan struktur dengan teknologi konstruksi reinforced masonry diharapkan dapat menambah sense (kepekaan) struktural akan bentuk-bentuk struktur selain pengetahuan tentang hal-hal teknis reinforced masonry sendiri.

Masonry is one of most common in use raw material in almost all over countries, but usually presented in practical use as filling as conventional design do. While explorative design that challenges structural principes usually uses modem material and technology like concrete, so brick is forgotten and - again - its use only creates another conventional form. A construction innovation has change ordinary masonry becomes reinforced masonry.
This innovation has solve the problems of ordinary masonry weaknesses as non-structural wall, so the use of masonry that represents warm and humble atmosphere can be created by explorative design forms. A study case by Eladio Dieste as an architect that use reinforced masonry as structural innovation will be presented here as an structural analysis related to material strength. This analysis hoped to be a study that stimulates our structural sense of stuctural form besides technical knowledge of reinforced masonry itself.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudolfus Rivaldo Raharja
"Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan bekisting untuk pekerjaan struktur beton mengalami peningkatan yang signifikan, memicu pengembangan berbagai sistem dan metode bekisting dengan menggunakan berbagai jenis material, termasuk kayu, logam, dan polimer HDPE. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mengevaluasi kinerja bekisting berbahan dasar polimer HDPE pada elemen struktur beton vertikal dalam proyek konstruksi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui observasi lapangan dan dokumentasi proyek, serta data sekunder dari studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan bekisting Polimer HDPE mampu memberikan hasil pengecoran yang baik. Kapasitas produksi menggunakan papan bekisting Polimer HDPE mendekati atau sesuai dengan standar kapasitas pekerja bekisting metode semi sistem dinding, menunjukkan efektivitas dalam mempertahankan efisiensi kerja. Analisis biaya menunjukkan bahwa meskipun Polimer HDPE memiliki biaya awal yang lebih tinggi dibandingkan multipleks dan polyfilm, biaya jangka panjangnya lebih ekonomis karena ketahanannya yang tinggi dan biaya pemakaian yang konsisten. Secara keseluruhan, bekisting berbahan dasar Polimer HDPE adalah pilihan yang efektif dan efisien untuk pekerjaan bekisting dalam proyek konstruksi yang memerlukan material tahan lama dan ekonomis dalam jangka panjang.

In recent years, the demand for formwork for concrete structures has significantly increased, prompting the development of various formwork systems and methods using different materials, including wood, metal, and HDPE polymer. This research aims to observe and evaluate the performance of HDPE polymer-based formwork in vertical concrete structural elements in construction projects in Indonesia. The research utilizes primary data collected through field observations and project documentation, as well as secondary data from literature studies. The results show that HDPE polymer formwork panels can provide good casting results. The production capacity using HDPE polymer formwork panels is close to or in line with the standard capacity of workers using the semi-system wall formwork method, demonstrating effectiveness in maintaining work efficiency. Cost analysis indicates that although HDPE polymer has a higher initial cost compared to multiplex and polyfilm, its long-term cost is more economical due to its high durability and consistent usage costs. Overall, HDPE polymer-based formwork is an effective and efficient choice for formwork work in construction projects that require durable and long-term economical materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>