Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvi Sofia
"Jika membicarakan seks dan hal yang berkaitan dengannya, maka tak dapat disangkal hal tersebut selalu menarik dan tak akan habis dibahas orang. Di zaman yang telah berubah dan berkembang pesat lni, pembicaraan mengenai seks terjadi dimana-mana, dengan teman, saudara, orang tua, dan di media massa. Orang terbiasa dengan masalah seks dan telah terjadi pembiaran terhadap masalah seks. Daya tarik seks yang merupakan salah satu komponen iklan yang memberikan efek khusus yang dapat meningkatkan kesadaran, sekarang ini banyak digunakan dalam dunia periklanan. Misalnya pada iklan jeans, pakaian dalam, bodyspray, parfum, jamu, obat-obatan, dan lainnya. Tujuannya menarik perhatian dan mempersuasi khalayak. Remaja sebagai salah satu pasar sasaran yang potensial juga tak lepas dari terpaan iklan semacam itu. Berbagai informasi yang menerpa remaja balk dari lingkungan terdekat seperti orang tua dan teman bermain ataupun media massa akan membentuk nilai dan norma yang akan dikeluarkan melalui pendapat. Lingkungan keluarga dianggap dapai memberikan pengaruh bagi pembentukan pendapat remaja. Hal ini diukur dari pola komunikasi keluarganya, yang terbagi dalam tiga kategori yaitu pola komunikasi keluarga tertutup, pola komunikasi keluarga setengah terbuka, dan polo komunikasi keluarga terbuka. Sehubungan dengan itu, peneliti ingin menggambarkan bagaimana pendapat remaja terhadap iklan yang menggunakan daya tarik seks, bagaimana hubungan polo komunikasi keluarga dengan pendapat remaja terhadap iklan yang menggunakan daya tarik seks, dan apakah ada pengaruh dari variabel lain seperti hubungan teman bermain, konsumsi media bermuatan seks dan jenis kelamin terhadap hubungan pola komunikasi keluarga dengan pendapat remaja tersebut. Melalui metode survei yang dilakukan pada murid SMUN 8 Jakarta, diambil 100 sampel dengan teknik penarikan sampel random stratifikasl, Penggunaan pedoman wawancara berstruktur menggunakan Skala Liked, Hipotesa yang diajukan diuji menggunakan Kai Kuadrat untuk melihat apakah ada hubungan antara polo komunikasi keluarga dengan pendapat remaja terhadap iklan yang menggunakan daya tarik seks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan pendapat remaja terhadap iklan yang menggunakan daya tarik seks. Keseluruhan variabel kontrol yang terdiri dan hubungan Leman bermain, konsumsi media bermuatan seks, dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap hubungan pola komunikasi keluarga dengan pendapat remaja terhadap iklan yang menggunakan daya tarik seks. Yang menarik, variabel kontrol tersebut justru mempengaruhi atau ada hubungan dengan pendapat remaja terhadap iklan yang menggunakan daya tarik seks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S4229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kenakalan remaja adalah bagian dari perkembangan remaja yang cenderung mencoba-coba gaya hidup sebagai cara untuk mencari identitas (Stone & Church, 1984). Komunikasi keluarga yang efektif berkontribusi dalam proses pembentukan identitas remaja dan kematangan peran (Cooper ct al., |983 daiam Conger, 1991). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan model pola komunikasi keluarga yang digunakan dengan tingkat kecenderungan kenakalan remaja. Desain yang digunakan adalah deskripsi korelasi dengan isntrumen kuewioner. Penelitian dilakukan di SMUN 38 Jakarta dengan sampcl 90 orang. Analisa data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan dan chi square dengan alfa = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara model komunikasi keluarga yang digunakan dengan tingkat kecenderungan kenakalan remaja (p vakfe = 0.03 >
alfa = 0,05). Penelitian ini dapat menjadi dasar pada penelitian selanjutnya dan dikembangkan sehingga menjadi Iebih komprehensif dan mampu digeneralisasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5711
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar tentang seksualitas terkait dengan tahap
tumbuh kembang yang sedang dialaminya. Informasi yang tidak memadai serta sumber
informasi yang tidak akurat dapat menimbulkan perilaku seksual yang menyimpang.
Keluarga sebagai lingkungan primer dan sistem pendukung diharapkan mampu menjadi
sumber informasi bagi remaja terkait seksualitas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan
pencarian informasi seksualitas remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif korelasi dengan sampel sebanyak 80 responden siswa siswi SMU 99 Jakarta.
Alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji Chi square
didapat nilai p value sebesar 0,007 dan apabila dibandingkan dengan nilai a sebesar 0,05
maka p value lebih kecil dari a yang berarti Ho ditolak atau ada hubungan bermakna
antara pola komunikasi keluarga dengan pencarian inforrnasi seksualitas remaja. Saran
bagi penelitian ini adalah memperluas area penelitian, menguji dan mengembangkan
instrumen penelitian serta sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan pola komunikasi keluarga dan seksualitas remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5314
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pola komunikasi dalam
keluarga dengan perilaku merokok pada remaja. Penelitian deskriptif korelasi ini
dilakukan di RW 007 Kelurahan Jatirasa-Bekasi dengan 84 responden remaja.
Peneliti memperoleh bahwa jumlah responden yang berasal dari keluarga dengan
pola komunikasi fungsional jauh berbeda dengan jumlah responden yang memiliki
pola komunikasi disfungsional sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan
hasil penelitian ini dengan pengujian statistik (p=0,168 ≥ a=0,05). Peneliti tidak
dapat menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola
komunikasi dalam keluarga dengan perilaku merokok pada remaja. Penelitian ini
merekomendasikan adanya penelitian lain mengenai faktor yang lebih
berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5824
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Prestasi akademik pada remaja merupakan salah satu tugas perkembangan psikologis. Namun, dalam proses pencapaiannya, remaja seringkali harus berhadapan dengan berhagai masalah yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik mereka. Pola komunikasi keluarga merupakan faktor yang diteliti dalam penelitian ini, apakah mempunyai hubungan dengan prestasi akademik remaja. Penelitian ini mengambil responden siswa SLTPN 2 Cisauk dengan berbagai latar belakang pola komunikasi keluarga serta prestasi akademik. Mula-mula data diambil dari responden melalui kuesioner, kemudian dilakukan pengelompokan data, pengolahan dengan menggunakan dua uji, yaitu uji regresi dan korelasi dengan menggunakan rumus Pearson, kemudian menginterpretasikan hasilnya. Dari hasil uji regresi, didapatkan adanya hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan prestasi akademik remaja (P value = 0,005); dengan persamaan garis prestasi akademik remaja = 17,95 + 0,13 (pola komunikasi keluarga). Sementara itu, dari hasil uji korelasi menggunakan rumus Pearson, dapat diketahui bahwa kekuatan hubungan tersebut adalah sedang (r = 0,282) dengan pola positif artinya semakin fungsional pola komunikasi yang diterapkan oleh remaja dalam keluarga, semakin tinggi pula prestasi akademik mereka. Nilai koefisien determinasi (R) adalah 0,030; yang berarti bahwa persamaan garis yang didapat hanya menerangkan 8% dari variasi prestasi akademik remaja. Dengan demikian, persamaan tersebut belum cukup baik untuk menjelaskan variabel prestasi akademik. Peneliti menyarankan untuk memperbanyak jumlah sampel dan memperluas area penelitian agar hasil penelitian dapat digeneralisir ke lingkup yang lebih luas. Selain itu, peneliti juga menyarankan penggunaan instrumen penelitian lain selain kuesioner agar data yang diperoleh lebih akurat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5693
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Badan Narkotik Nasional (BNN) memperkirakan jumlah pengguna napza 1,3 — 3 juta orang, dan pemakai terbanyak adalah usia 16 — 25 tahun (Samsuridjal. D, 2004). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara spesifik tentang hubungan komunikasi keluarga terhadap angka kekambuhan pada klien napza khususnya remaja. Penelitian ini dilakukan pada klien yang berada di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusat PeneIitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPKUI), Stigma, dan Exceed Community yang terdiri atas 30 responden, yaitu 22 responden (73%) memiliki pola komunikasi keluarga yang efektif dengan tingkat kekambuhan rendah 9 responden dan tingkat kekambuhan tinggi 13 responden sedangkan 8 responden (26%) memiIiki poIa komunikasi keluarga yang tidak efektif dengan tingkat kekambuhan rendah 5 responden dan tingkat kekambuhan tinggi 3 responden. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan instrumen peneliltian menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah Chi square untuk menganalisa hubungan antar variabel katagorik. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak ada hubungan bermakna antara komunikasi keluarga dengan angka kekambuhan pada remaja pengguna napza (0,5 > P > 0,1 > 0,05). PeneIitian ini menyarankan agar komunikasi pads keluarga dengan remaja dapat ditingkatkan dan lebih diperbanyak lagi penelitian-penelitian yang berhubungan dengan pentingnya komunikasi khususnya pada remaja dari berbagai keilmuan sebagai tonggak penerus bangsa."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5439
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seksual pada remaja seringkali tidak disertai sumber informasi yang memadai
dan bertanggung jawab. Hal tersebut membuat remaja sangat rentan terhadap risiko
kesehatan reproduksi. Mengingat informasi dari sumber lain tersebut bisa keliru, adalah
panting bahwa orang tua pun berperan dalam memberikan informasi yang benar.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara pola
komunikasi keluarga dengan perilaku seksual pada remaja. Desain yang digunakan
adalah deskriptif korelasi, dengan pengambilan sampel secara simple random sampiing
terhadap 96 siswa SMAN 52 Jakarta Utara. Analisis yang digunakan adalah univariat
dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Pearson Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola komunikasi keluarga
dengan perilaku seksual remaja (p=0,08; a=0,05). Disarankan pada keluarga unauk
membimbing anak remajanya agar terhindar dari pergaulan bebas dan perilaku seksual
yang berisiko."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5565
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Elteria
"Pola komunikasi antara orang tua dan remaja sangat penting bagi perkembangan harga diri remaja. Ada beberapa macam komunikasi yang dapat terbentuk dalam keluarga, yang dibahas dalam proses komunikasi keluarga tersebut ialah kornunikasi terbuka dan tertutup. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pola komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan harga diri remaja. Hipotesa penelitian berisikan tidak adanya hubungan antara pola komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan harga diri remaja. Desain penelitian menggunakan pendekatan korelasi dengan sampel sebanyak 67 orang di RW 03 Kelurahan Jati Jajar, Depok. Alat pengumpul data berupa kuesioner berisi pertanyaan sebanyak 20 buah.
Hasil penelitian dengan rnnggunakan uji Chi Square dan kofelasi Spearman menunjukkan ada hubungan antara kedua variabel penelitian, tetapi hubungan kedua hal tersebut lemah. Beberapa hal yang peneliti rekomendasikan adalah dilakukannya penelitian serupa dengan jumlah responden yang lebih besar dan pada beberapa tempat dan karakteristik yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5346
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rintis Putri Nur Anggraini
"Komunikasi merupakan komponen yang panting dari tingkah laku manusia, termasuk komunikasi antara orang tua dan anak mengenai permasalahan seksual. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola komunikasi dalam keluarga dengan persepsi terhadap perilaku seksual pra nikah pada remaja dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 68 remaja di SMA Negeri 2 Nganjuk. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sebanyak 20 remaja (52,6%) yang memiliki po|a komunikasi yang fungsional mempunyai persepsi yang positif.
Dari penelitian disimpulkan tidak ada hubungan pola komunikasi dalam keluarga dengan persepsi terhadap perilaku seksual pra nikah pada remaja (p = 0,80). Saran bagi peneliti selanjutnya adalah meneliti lebih jauh faktor Iain untuk mendapatkan gambaran yang lebih spesitik terkait dengan persepsi terhadap perilaku seksual pra nikah.

Communication is the most imponant things for human behavior, including the parent-child communication about several sexuality topics. This research is a descriptive correlative research using cross sectional design which the purpose is to investigate the relationship between pattem of family communication with adolescent’s perception about sexual behavior before married. The sample in this research is 68 adolescent from SMA Negeri 2 Nganjuk. The sampling technique used in this research is simple random sampling. Twenty (52,6%) of adolescent who has the iimctional pattem of family communication has a positive perception.
The conclusion from this research is there is not a relation between pattem of family communication with adolescent’s perception about sexual behavior before married (p=0,807). Recommendation for the next researcher is searching for the specific aspect that effect adolescent’s perception about sexual behavior before married.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5651
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Edi Sugiarto
"Akhir-akhir ini, perilaku seks bebas pada remaja sudah menghawatirkan, sehingga memerlukan penanggulangan yang serius. Banyak faktor yang diduga berkaitan dengan fenomena tersebut. Penelitian ini memfokuskan pengkajian pada pendidikan seks dalam keluarga, pertimbangan moral, dan sikap terhadap seks bebas siswa SMU Negeri 5 Bogor tahun 2002. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan disainnya adalah cross-sectional survey. Hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk tesis yang ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan yang signifikan antara pendidikan seks dalam keluarga dengan perilaku seks bebas pada remaja; (2) tingkat perkembangan moral memiliki hubungan dengan sikap terhadap seks bebas pada remaja, akan tetapi sikap terhadap seks bebas pada remaja tidak berhubungan dengan penalaran prinsip moral; (3) pendidikan seks dalam keluarga dan tingkat perkembangan moral -secara simultan- mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikap terhadap seks bebas; (4) ada hubungan antara pemberian informasi tentang perbedaan serta fungsi organ seksual antara pria dengan wanita, pemberian informasi tentang berbagai risiko penyalahgunaan organ seksual, pemberian bekal keagamaan dan keterampilan berperilaku sebagai pedoman pergaulan antara pria dengan wanita, penjelasan tentang perubahan yang terjadi pada masa remaja dan tingkat perkembangan moral -secara simultan- dengan sikap terhadap seks bebas.
Merujuk kepada simpulan penelitian di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) pendidikan seks dalam keluarga yang yang selama ini dilakukan oleh para orang tua terhadap remaja di rumah, perlu dipelihara dan dikembangkan sehingga lebih relevan dengan kebutuhan nyata para remaja; (2) untuk meningkatkan kemampuan penalaran moral remaja, pihak sekolah dan orang tua dapat melatihnya melalui latihan diskusi pemecahan masalah-masalah sosial yang nyata; (3) agar remaja terhindar dari perilaku seks bebas, maka yang perlu dilakukan adalah membekali mereka dengan pengetahuan yang lengkap dan tuntas mengenai berbagai isu yang berkaitan dengan seks bebas; (4) untuk meningkatkan komitmen moral agar remaja tidak terjerumus ke dalam perilaku seks bebas, juga dapat dilakukan dengan pembinaan moral dan budi pekerti.

The Correlation between Sex Education in The Family and Moral Judgement with the Attitude toward Free Sex of SMUN 5 Bogor Students, Year 2002Recently, free sex behaviors in adolescence have been critical issue that should be resolved seriously. There were many factors related to these phenomena. This research focuses on the sex education in the family, moral judgment, and the attitude toward free sex of SMUN 5 Bogor students, year 2002. This research used descriptive method through cross sectional survey design. The research report presented in thesis form to complete graduate study in public health program.
The research found that (1) there is significant correlation between sex education in family and free sex attitudes of adolescents; (2) level of moral development correlate with attitude toward the free sex of adolescents, but the free sex attitudes of adolescents has no significant correlation with the principal moral judgment; (3) sex education in the family and-the level of moral development correlate significantly with the attitudes toward free sex; (4) there is correlation between information about differences and function of sex organs between male and female, risks of sex organs abuse, religious norm as guide of social intercourse between male and female, changes of adolescents life, and moral judgment simultaneously with attitudes toward free sex.
In reference to the conclusions, it can be stated the implication as follow: (1) parent?s sex education should be improved that relevant with real needs of adolescents; (2) to increase moral judgment ability of adolescents, teachers (schools) and parents need to collaborate each other to develop ability for real social problem solving; (3) to prevent adolescents from free sex, they should have comprehensive knowledge in dealing' with free sex issues; and (4) to prevent adolescents fall into free sex, reinforcing their moral and ethics also recommended."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>