Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhanita
"Sektor pariwisata diproyeksikan menjadi andalan pemasukan devisa Indonesi pada akhir Repelita VI. Namun posisi strategis ini rentan dipengaruhi fluktuasi permintaan terhadap produk wisata. Kasus issue wabah kolera di
Bali atas wisatawan Jepang menunjukkan pengaruh negatif perkembangan issue yang dapat men±mbulkan krisis pada sektor pariwisata. Untuk menangani krisis itu, pendekatan kehumasan terutama manajemen issue dan manajemen krisis menjadi suatu kebutuhan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yang menguraikan manajemen krisis kehumasan
saat menangani issue wabah kolera di Bali atas wisatawan
Jepang serta dilengkapi dengan pendapat wisatawan Jepang
tentang issue wabah kolera pasca tindakan kehumasan.
Untuk mengetahui manaj emen krisis, peneliti
melakukan wawancara mendalam dan analisis data sekunder.
Informan yang dikumpulkan secara purposive, terdiri dari
pihak Kanwil Depparpostel Propinsi Bali, Kanwil Depkes
Bali, Persatuan Hote & Restoran Indonesia Propinsi Bali,
Asosiasi Biro Perjalanan Wisat Propinsi Bali da Garuda
Indonesia. Sementara untuk mengetahui pendapat wisatawan
Jepang tentang issue, peneliti mengadakan survei ersampel
50 responden, yang dikumpulkan secara accidental.
Berdasarkan acuan manajemen krisis model inverted
loop, yang mengenal tiga tahap tindakan kehumasan yaitu
tindakan segera untuk mengurangi efek negatif, manaj emen
krisis proaktif dan pembangunan kembali citra, hasil
penelitian menunjukan koordinasi penanganan masalah
antarpihak yaitu gubernur (sebagai sentral koordinator)
dengan Depparpostel (sebagai koordinator operasional)
yang mengatur penerapan peran komponen pariwisata terkait
saat menangani krisis, masih perlu ditingkatkan, untuk
mernpercepat proses pernulihan keadaan rnenuju pascakrisis"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schroeder, Roger G.
Jakarta: Erlangga, 1996
658.5 SCH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Raihan Putri Masemi
"Tesis studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan manajemen risiko kredit PT Bank CEF, Tbk. berdasarkan kerangka manajemen risiko kredit dan peraturan yang berlaku, dalam hal ini POJK No.48/POJK.03/2020, serta dampaknya terhadap kinerja keuangan bank di tahun 2021. Salah satu dampak terbesar akibat Covid-19 terhadap sektor perbankan adalah adanya peningkatan risiko gagal bayar yang turut mempengaruhi kinerja bank. Manajemen risiko kredit merupakan salah satu bagian terpenting dalam aktivitas suatu organisasi. Dengan begitu, bank diharapkan dapat mengetahui risiko yang dihadapinya dan membuat mitigasi yang komprehensif sehingga dapat memastikan bahwa objektifnya dapat tetap tercapai. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui wawancara dan analisis dokumen seperti Dokumen Kebijakan Internal Bank, Laporan Tahunan, dan Laporan Keuangan. Studi ini menunjukkan bahwa walaupun masih terdapat beberapa kelemahan, PT Bank CEF, Tbk. telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko kredit sesuai kerangka evaluasi dan peraturan yang berlaku. Bank CEF juga telah mengadopsi peraturan tersebut ke dalam pedoman internal bank. Penerapannya memiliki dampak yang positif terhadap kinerja keuangan bank di tahun 2021 seperti Rasio Kredit Bermasalah dan Rasio Kecukupan Modal Minimum.

This study aims to evaluate the implementation of credit risk management by PT Bank CEF, Tbk., during Covid-19 based on credit risk management framework and related policy, POJK No.48/POJK.03/2020, and the effect on the bank’s financial performance in 2021. One of the biggest impacts of Covid-19 on banking sectors is the increasing numbers of default, which also affects the overall performance of a bank. Credit risk management is an important part that must be involved in the daily activities of an organization. By implementing it, an organization is expected to be aware of the risks that they may face and build a comprehensive mitigation plan to manage the risks to keep their abilities to fulfill their objectives. The method of this study is using qualitative research through interviews and is supported by the organization's documents such as Internal Policy Document, Annual Report, Financial Statement, and others. The study shows that PT Bank CEF, Tbk. has implemented credit risk management for the consumers that were affected due to Covid-19 based on the framework and related policy. They also embedded it in their internal policy to minimize the potential of credit risk. It also shows that the implementation has affected their financial performance in 2021, which can be seen from Non – Performing Loan Ratio and Capital Adequacy Ratio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Hielmy
"Pemberian kredit yang melibatkan lebih dari satu kreditur maupun debitur menjadi hal yang sering dijumpa, hal ini mengakibatkan terdapat lebih dari satu hubungan hukum, untuk menjamin terlunasinya utang debitur, hak atas tanah seringkali dijadikan sebagai agunan bersama terhadap beberapa perjanjian kredit. Dalam kondisi demikian, Bank atau Notaris mencantumkan klausul cross default dan cross collateral, guna menjamin kepentingan bank dalam rangka eksekusi, adanya klausula cross default maka bilamana debitur wanprestasi, mengakibatkan perjanjian kredit terkait perjanjian tersebut juga default. Sedangkan klausul cross collateral dimaksudkan bahwa jaminan yang diserahkan debitur mengikat beberapa perjanjian kredit.
Rumusan masalah dalam tesis ini mengenai penerapan cross default dan cross collateral pada perjanjian kredit serta prosedur eksekusi hak atas tanah yang dibebani lebih dari satu hak tanggungan pada BNI. Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini ialah yuridis normatif dengan menggunakan jenis data primer dan sekunder, alat pengumpul data berupa studi literatur didukung wawancara, dan metode analisis kualitatif, tipologi yang bersifat deskriptif yang menghasilkan penelitian deskriptif analitis.
Dalam tesis ini diperoleh kesimpulan bahwa klausul cross default dan cross collateral belum menjadi klausul yang distandarisasi dalam perjanjian kredit BNI, namun pada praktik, klausul cross default selalu dicantumkan guna menjamin kepentingan bank, sedangkan klausul cross collateral hanya dicantumkan bilamana agunan menjadi agunan bersama. Dalam hal debitur wanprestasi, maka prosedur eksekusi hak tanggungan terhadap hak atas tanah yang menjadi agunan bersama diawali terlebih dahulu dengan pemberitahuan kepada kreditur lain, dan pelunasan utang dari penjualan agunan dilakukan secara berurut sesuai peringkat hak tanggungan.

Provision of credit which involves more than two debtors and / or two creditors is very common nowadays, as a result, there are more than two legal relationship between creditor and debtor. To guarantee the repayment of debtors debt, land rights is commonly used as a collateral for several credit agreements. In such conditions, Bank or Notary includes cross default and cross collateral clauses to protect the banks interest, with cross default clause, in the event of default of credit agreement, other credit agreement related to it will be also in default condition. Meanwhile, cross collateral clause is intended that collateral binds several credit agreements.
The problems in this thesis is about the application of cross default and cross collateral clause in credit agreement and the procedure of land rights execution which binds with several credit agreements in BNI. The method that has been used in this thesis is juridical normative.
As a conclusion of thesis, the cross default and cross collateral clauses have not become standardized in BNI credit agreements, but in practice, the cross default clause is always included to guarantee banks interest, in contrast to the cross collateral clause which is only included when collateral objects become collective collateral. In the case of defaults, the procedure for executing the mortgage of land rights that become collective collateral begins with notification to other creditors, and the repayment of debt from the sale of collateral is carried out in sequence according to the rating of the mortgage rights.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T54993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Prasetyo
"ABSTRAK
Sebelum reformasi di tahun 1998 proses suksesi kepemimpinan nasional di Indonesia tidak pernah melewati proses yang normal yaitu Pemilihan Umum. Presiden Soekamo dan Presiden Soeharto diturunkan di tengah masa pemerintahannya oleh tekanan krisis ekonomi dan gelombang demonstrasi penolakan administrasi mereka. Hak konstitusional warga negara tidak memperoleh tempat semestinya pada masa sebelum tahun 1998.
Setelah reformasi bergulir enam tahun lalu, Indonesia telah mengalami empat kali pergantian administrasi pemerintahan. Dimulai dari BJ. Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati, dan terakhir Susilo Bambang Yudhoyono. Pada era reformasi ini sudah berhasil diselenggarakan dua Pemilu yang relatih jauh lebih bebas daripada pemilu-pemilu sebelumnya.
Banyaknya partai politik peserta pemilu-tahun 1999 terdaftar 48 partai, 2004 terdaftar 24 partai dan kandidat presiden, tiga kandidat di tahun 1999 dan lima kandidat tahun 2004. Merupakan atmosfer yang sangat baik bagi berkembangnya pemasaran politik di tanah air.
Begitu banyak partai politik yang menawarkan produknya pada konsumen, lantas bagaimana konsumen mengolah semua tawaran tersebut dalam benak mereka? Kemampuan otak untuk memproses stimuli yang ditangkap panca indera terbatas, maka konsumen akan memberi perhatian pada stimuli-stimuli tertentu. Konsumen akan mencari atau memproses stimuli yang dianggap relevan dengan proses pemenuhan kebutuhan mereka.
Dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut, stimuli-stimuli yang diproses oleh konsumen berbeda-beda tergantung pada latar belakang, pengalaman dan keyakinan konsumen. Untuk itu pemasar politik perlu mengetahui stimuli-stimuli yang mendapat perhatian oleh kelompok-kelompok konsumen yang ada, guna memenangkan sejumlah suara tertentu.
Bauran pemasaran yang di program oleh pemasar perlu disesuaikan dengan segmen yang hendak dicapai agar stimuli-stimuli yang dikirimkan tepat sasaran dan mendapat perhatian konsumen. Pada pemasaran kandidat presiden stimuli-stimuli tersebut tersimpan dalam atribut-atribut kandidat. Untuk mengetahui atribut-atribut yang menarik perhatian konsumen tersebut maka penelitian ini dilaksanakan.
Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder dan data primer. Analisis data sekunder dilakukan untuk mengetahui tingkat antusiasme pemilih dalam memberikart hak suara mereka, kepercayaan mereka pada penyelenggaraan pemilu. Data primer dikumpulkan dengan metode riset eksploratori Focus Group Discussion, tujuannya untuk:
1. Mengetahui atribut apa yang melekat pada diri kandidat yang dianggap penting bagi kelompok remaja.
2. Apakah media yang digunakan untuk mencapai pemilih pemula remaja?
3. Apakah yang menjadi faktor pertimbangan pemilih pemula remaja saat mengevaluasi altematif produk yang tersedia?
Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut-atribut yang menjadi perhatian dan pertimbangan konsumen pemilih pemula remaja adalah terfokus pada sosok personal kandidat dan individu-individu pendukungnya. Dan sosok yang dibutuhkan oleh konsumen
kelompok pemilih pemula remaja adalah sebagai berikut:
a. Moralitas seorang kandidat, dalam arti tidak terkait isu-isu berkaitan dengan korupsi, kolusi, nepotisme serta HAM dengan penekanan pada kejujuran.
b. Latar belakang agama dan keimanan yang dilegitimasi oleh ulama.
c. Integritas dan karisma seorang kandidat, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan adalah kemampuan mempengaruhi khalayak dan bisa menjadi teladan.
d. Intelektualitas dan wawasan yang luas, dengan faktor yang menjadi pertimbangan adalah latar belakang pendidikan kandidat minimal lulusan strata 1 dari perguruan tinggi yang dapat diidentifikasi dan kemampuan mengetahui isu-isu ekonomi dan hukum.
e. Kandidat presiden adalah seorang pria beragama Islam dan berasal dari suku Jawa, dengan kata lain harus berasal dari suku dan agama mayoritas.
f. Memiliki empati dan simpati pada masyarakat banyak dengan faktor yang menjadi pertimbangan adalah sensivitas pada isu-isu kontemporer yang berkembang di masyarakat.
g. Prioritas program berantas KKN dan perbaikan ekonomi, isu HAM, otonomi daerah dan lainnya (diluar pemberantasan KKN dan ekonomi) tidak dipertimbangkan.
h. Kandidat presiden dan wakil presiden harus membawa suasana pembaharuan, baik individu baru maupun budaya kerja yang baru.
Kesimpulannya bauran pemasaran politik yang digunakan saat pemilu menekankan
penciptaan citra tokoh seperti diatas pada saat memasarkan kandidat presiden ke pemilih
pemula remaja, tampaknya dapat memenangkan hati mereka.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romauli
"Indonesia merupakan negera dengan penerimaan terbesar dari pajak, salah satunya pajak atas orang pribadi maka dari pada itu Compliance Risk Management diterapkan di Direktorat Jenderal Pajak pada September 2019 dengan tujuan meningkatkan pengawasan kepatuhan wajib pajak berbasis risiko yang merupakan reformasi perpajakan dalam membangun profil kepatuhan yang lebih baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi Compliance Risk Management di Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Jakarta dengan mengunakan teori Mazmanian dan Sabatier dan menganalisis strategi Direktorat Jenderal Pajak dalam mensukseskan penerapan Compliance Risk Management di Jakarta. Peneliti mengunakan metode kualitatif serta mengadopsi paradigma pos-positivisme. Berdasarkan hasil analisis melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dan wawancara mendalam dengan narasumber, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Compliance Risk Management. lmplementasi Compliance Risk Management dapat membantu Direktorat Jenderal Pajak dalam menangani Wajib Pajak dengan lebih adil dan transparan, manajemen sumber daya menjadi lebih efektif dan lebih efisien sehingga pada akhirnya akan mewujudkan paradigma kepatuhan yang baru bagi Direktorat Jenderal Pajak yaitu kepatuhan yang berkelanjutan bahwa implementasi Compliance Risk Management yang dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak dapat meningkatkan kinerja staf Account Receivable yang ada di Kantor Pelayanan Pajak  dalam menentukan risiko, kekurangan pada implementasi ini adalah kurangnya staf di unit Compliance Risk Management dalam menyusun logaritma sistem yang lebih efektif. Hasil penelitian terkait strategi yang dilakukan dalam mensukseskan penerapan yaitu Direktorat Jenderal Pajak Unit Compliance Risk Management melakukan percepatan persebaran sosialisasi dengan sistem shareknowledge yaitu dengan cara mengambil sampel dari masing – masing Kantor Pelayanan Pajak sebagai responen yang nantinya akan dibagikan ke seluruh staf terkait di unit masing -  masing, selain itu juga dengan menanamkan visi dan misi perubahan paradigma di seluruh Direktorat Jenderal Pajak. Namun kekurangan dari hal ini adalah tidak adanya mandatori sehingga masih ada beberapa staf yang tidak melaksanakan kewajibannya dalam melakukan share knowledge.

Indonesia is the country with the largest tax revenues, one of which is tax on individuals, so Compliance Risk Management was implemented at the Directorate General of Taxes in September 2019 with the aim of increasing supervision of risk-based taxpayer compliance, which is tax reform in building a better compliance profile. The purpose of this study is to analyze the implementation of Compliance Risk Management at the Directorate General of Taxes in increasing taxpayer compliance in Jakarta by using Mazmanian and Sabatier theory and analyzing the Directorate General of Tax's strategy in the successful implementation of Compliance Risk Management in Jakarta. Researchers used qualitative methods and adopted the positivism paradigm. Based on the results of the analysis through data collection conducted using literature studies and in-depth interviews with informants, it can be concluded that with the Compliance Risk Management. Implementation of Compliance Risk Management can help the Directorate General of Taxes to handle Taxpayers more equitably and transparently, resource management becomes more effective and more efficient so that in the end it will realize a new compliance paradigm for the Directorate General of Taxes namely sustainable compliance that implements Compliance Risk Management conducted at the Directorate General of Taxes can improve the performance of Account Receivable staff in the Tax Service Office in determining risk, the lack of this implementation is the lack of staff in the Compliance Risk Management unit in developing a more effective system logarithm. The results of the research related to the strategy carried out in the successful implementation of the Directorate General of Tax Compliance Risk Management Unit accelerate the dissemination of information dissemination using the shareknowledge system by taking samples from each Tax Service Office as a response that will later be shared with all relevant staff in each unit - respectively, but also by instilling a vision and mission of paradigm shift in the entire Directorate General of Taxes. But the drawback of this is the absence of a mandatory so there are still some staff who do not carry out their obligations in conducting knowledge sharing."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T55329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arik Syifaul Khofifah
"Peningkatan fluktuasi nilai tukar mendorong perusahaan untuk membentuk kebijakan manajemen risiko yang optimal. Hedging merupakan salah satu bentuk kebijakan perusahaan untuk memitigasi risiko nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh antara keputusan hedging dengan instrumen derivatif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 71 perusahaan non-keuangan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2018 yang melakukan aktivitas hedging dengan instrumen derivatif. Penelitian ini menggunkan teknik penarikan sampel purposive sampling dan pengujian regresi data panel pada model model penelitian mengikuti Afza, T., & Alam, A. (2016). Hasil penelitian ini menemukan bahwa keputusan hedging dengan instrument derivatif tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

The increase in exchange rate fluctuations push companies to form the optimal risk management policies. Hedging is a form of company policy to mitigate exchange rate risk. This study aims to determine the effect of hedging decisions with derivative instruments on firm value measured by Tobins’Q variable. The sample used in the study were 71 non-financial firm that listing on Bursa Efek Indonesia in 2014 to 2018 which used hedging with derivative instrument. This study use purposive sampling and regression testing of panel data in the research model following Afza, T., & Alam, A. (2016). Results show that the corporate usage of hedging with derivative instrument does not affect the firm value."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardy Muhammad Ichsan Sukirman
"Risiko dan ketidakpastian dalam kegiatan pemboran merupakan suatu hal yang lumrah dihadapi di industri hulu migas. Tidak diantisipasinya risiko akan berakibat fatal pada biaya pemboran. Kesiapan aspek material tangible oleh KKKS (Owner Company) adalah suatu keharusan dan menjadi faktor pertimbangan utama jadi atau tidaknya proyek. Pemboran tidak bisa dimulai atau dilanjutkan ke tahap trayek berikutnya, ketika material tidak tersedia dalam kuantitas yang mencukupi. Perusahaan harus menjamin ketersediaan material dengan tetap memperhatikan faktor keekonomian dan finansial dalam sudut pandang proses bisnis SCM (Supply Chain Management): Pengelolaan persediaan.
Penelitian dilakukan terhadap 12 jenis material tangible utama, dalam rentang waktu 2 tahun (2018-2019), mencakup 33 sumur bor (7 eksplorasi dan 26 eksploitasi), berdasarkan 4 parameter data primer sebagai informasi historis berupa jumlah: Persediaan, permintaan, pembelian, dan pemakaian. Kerangka berpikir yang digunakan dalam analisis risiko ini mengacu pada ISO 31000 Supply Chain Risk Management (SCRM). Analisis risiko dilakukan secara kuantitif dengan bantuan Crystal Ball®[1] untuk memperoleh nilai perkiraan risiko serta melakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh, sehingga dapat dilakukan berbagai upaya untuk menurunkan risiko pada tingkatan yang dapat diterima.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan utama adalah Casing 9.5/8 in. Simulasi model optimasi dapat meningkatkan probabilitas tercapainya kondisi persediaan sehat hingga 78,19%. Dengan menerapkan faktor koreksi sebesar 8,33% terhadap keputusan pembelian secara keseluruhan, sehingga kondisi persediaan sehat dengan toleransi risiko sebesar 10% dari nilai persediaan dapat tercapai.

The risks and uncertainties in gas well drilling activity are common in upstream oil & gas industry. The non-anticipated risk will be fatal to the drilling costs. Readiness of Tangible material aspect by PSC’s (Owner Company) is a must and becoming major consideration factor to the project do or not. Drilling can’t be started or continue to the next trajectory, when the material is not available on sufficient quantity, without ignoring quality. The company must guarantee the availability of material by taking into economic and financial factors in perspective of SCM (Supply Chain Management) business processes: Inventory management.
The research was carried out on 12 main tangible material items, in a span of 2 years (2018-2019), including 33 wellbores (7 explorations and 26 exploitations), based on 4 primary data parameters as historical information of quantity: Initial, requirement, purchasing, and usage. The thinking framework used in this risk analysis refers to ISO 31000 Supply Chain Risk Management (SCRM). Risk analysis used quantitatively method with Crystal Ball® to get the risk forecasting and sensitivity analysis indicating risk priority of the most decisive variable, so that various efforts can be implemented to reducing the risk at a tolerable level.
The results show that the most dominant factor is 9.5/8-inch Casing. Optimization model can increase the probability of health stock achieved up to 78.19%. With implementing correction factor by 8.33% towards purchase decision in overall, so that the health stock condition with 10% risk tolerance of inventory value can be achieved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pamiarsih
"Jepang dan AS dikenal dunia sebagai dua negara industri maju dengan perekonomian yang sangat baik. Dan Waters mengatakan bahwa suatu perekonomian hanya bisa efisien jika perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya juga demikian, dan suatu perusahaan hanya bisa begitu kalau para personil dan metode bisnisnya juga efisien. Sehubungan dengan itu, dapat ditarik benang merah bahwa perekonomian kedua negara itu dapat berkembang pesat, selain karena sumber daya manusianya yang berkualitas, mereka menerapkan metode bisnis atau manajemen bisnis yang efisien. Meskipun begun, Jepang dan AS menerapkan gaya manajemen yang berbeda, salah satunya dalam hal proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat dipahami karena Jepang dan Amerika adalah dua negara yang mempunyai latar be]akang sosial budaya dan masyarakat yang berbeda. Tema dalam skripsi ini adalah pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan AS. Dan yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah pengaruh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan Amerika. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengambilan keputusan dalam kedua gaya manajemen tersebut, kemudian menganalisa untuk mengetahui pengaruh masyarakat kedua negara itu terhadap proses pengambilan keputusan, dengan memakai metode deskriptif analisis. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui penganrh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen gaya Jepang dan Amerika. Ringiseido dalam manajemen gaya Jepang mempunyai ciri khas yaitn cara kerja proses pengambilan keputusan ini dilakukan secara berkelompok, dari menunjuk kepada pengambilan keputusan dengan konsensus. Hal ini terbenluk karena masyarakat Jepang adalah masyarakat berkelompok, dan masyarakat vertikal. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat sadar kelompok. Mereka mennberi perhatian utama pada harmonisasi atau wa dalam memihara keutuhan kelompok. Dan sebagai rnasyarakal vertikal yang memperhatikan jenjang hierarki, bangsa Jepang mengenal oyabun-kobuit, dan senpai-kohai kankei. Dalam hubungan ini terjadi hubungan resiprositi, yaitu atasan memberi bantuan kepada bawahannya, dan sebagai gantinya bawahan akan selalu siap untuk membantu atasannya. Hubungan seperti ini timbul karena mereka menyadari rasa saling ketergantungan di antara mereka sendiri. Sedangkan Amerika Serikat, top- down desicion making yang ada dalam, manajemen Amerika, mengutamakan kekuatan individu. Dalam perusahaan Amerika, peranan dan kemampuan individu menjadi perhatian utama untuk dapat naik ke jenjang yang lebih tinggi. Karena itu, persaingan individu di antara mereka sangat ketat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika seseorang berhasil rnenduduki posisi penting dalam perusahaan, berarti ia telah rnampu membuktikan bahwa kemampuan individunya lebih menonjol dibandingkan yang lain. Karena itu, hak untuk mernbual keputusan menjadi wilayah eksklusif bagi manajer. Dengan demikian, masyarakat suatu negara sangat menpengaruhi pembentukan gaya manajemennya. Begitu pula dengan Jepang dan Amerika, khususnya dalam hal proses pengambilan keputusan Jepang dan dengan penekanan mereka pada kelompok, lebih mengutamakan proses pengambilan keputusan secara berkelornpok pula. Berbeda dengan Amerika yang menghargai individualiame, proses pengambilan keputusan pun ditekankan pada kemampuan individu."
2000
S15437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Chrisafi
"Tesis ini membahas penerapan manajemen risiko sumber daya elektronik, suatu kajian kesiapan pada sistem hybrid learning di Universitas Utama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode observasi dan wawancara terhadap 9 sampel yang dipilih berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia  memberikan informasi lengkap dan akurat.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan risiko sistem hybrid learning di Universitas Utama berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan dapat dikatakan masih banyak kekurangan dan memerlukan berbagai upaya untuk mencapai kesempurnaan dalam penerapan ke depan.

This thesis discusses the application of electronic resource risk management, a study of readiness in hybrid learning systems at the Utama University. This research is a qualitative research with observation and interview methods for 9 samples chosen based on the principle of subjects who master the problem, have data, and are willing to provide complete and accurate information. The results of the study indicate that the risk readiness of the hybrid learning system at the Utama University based on the identification that has been done can be said to be still many shortcomings and requires various efforts to achieve perfection in the future application."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>