Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reny Yuniar
"Brisk Cream Styling Gel hadir di pasaran dengan suatu mini untuk menampilkan citra yang baik, setelah sekian lama produk pendahulunya --Brisk Hair Cream-- diidentikkan sebagai produk untuk pria berusia lanjut, dari kalangan menengah ke bawah, dan berdomisili di daerah pedesaan. Dengan formula unik, paduan cream dan gel, serta dikemas dalam tube yang terkesan praktis dan modern, Brisk Cream Styling Gel mencoba menampilkan citra produk inovatif yang diidentikkan dengan kaum muda yang modern, bergaya dan penuh percaya diri. Iklan-iklan Brisk Cream Styling Gel ditampilkan di berbagai media massy dengan strategi yang sama; menampilkan citra yang dikehendaki produsen. Namun, apakah citra tersebut sama dengan citra yang dimiliki pasar sasaran, perlu diteliti lebih lanjut. Dan apakah sebetulnya yang menjadi kecenderungan remaja pria dalam mempertimbangkan atau memperhatikan penampilan diri? Lebih lanjut lagi; apa pendapat remaja pria mengenai produk penataan rambut yang sesuai dengan kebutuhan mereka?. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, diadakan penelitian dengan metode survey sampel. Populasi dalam penelitian adalah remaja pria yang diasumsikan mengetahui adanya produk Brisk. Cream Styling Gel dan potensial sebagai pasar sasaran. Sampel diambil secara accidental di tempat yang telah ditentukan. Penqumpulan data dilakukan dengan wawancara berstruktur dan wawancara mendalam. Dari data yang terkumpul, dilakukan tabulasi dengan menjabarkan kembali elemen-elemen yang akan dianalisis berdasar kerangka konsep yang digunakan. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara keseluruhan citra yang terbentuk di benak konsumen bisa dikatakan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengiklan. Namun, bukan berarti tidak ada yang hares diperbaiki dari cara pengiklanan yang telah ada. Dengan data-data yang terkumpul dari penelitian, diharapkan ada masukan yang berguna baik bagi praktisi periklanan maupun pihak yang tertarik pada bidang iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4180
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Monica Mira Mantra Hadiprana
1987
S8955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Usia remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa, yang ditandai
dengan tingkat kelabilan yang tinggi pada diri mereka. Pada masa ini remaja berusaha
untuk melepaskan diri dari orangtua tapi remaja belum yakin dengan kemampuan yang
dimiliki, karena sedang dalam proses pencarian identitas diri. Banyak hal yang dilakukan
remaja sebagai usaha untuk menemukan identitas diri. Salah satunya adalah bergaul
dengan teman-teman sebaya dan melakukan kebiasaan merokok yang saat ini sudah
sangat marak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh kebiasaan
merokok terhadap citra diri remaja pria. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian
deskripsi korelasi. Penelitian dilakukan pada populasi siswa pria di SLTP 217 Jakarta
Timur yang melakukan kebiasaan merokok. Dalam pengambilan sampel dilakukan
dengan metode quota sampling. Sebanyak 63 responden diambil dari populasi dengan
cara random sistemik. Data yang diperoleh kemudian ditampilkan dalam bentuk jumlah
dan persen dengan menggunakan diagram dan tabel, sedangkan tingkat kemaknaannya
dianalisa dengan menggunakan uji Chi-square bentuk tabel 2x2 untuk mengetahui
pengaruh pengetahuan tentang merokok dan status merokok terhadap citra diri remaja
pria. Hasil penelitian untuk mengetahui pengaruh pengetahuan merokok terhadap citra
diri diperoleh nilai P hitung 1,000 atau lebih besar dan nilai nilai alpha sehingga keputusan
yang diambil adalah menerima Ho. Yang berarti tidak ada pengaruh pengetahuan tentang
merokok terhadap citra diri. Uji kemaknaan untuk mengetahui pengaruh status merokok
terhadap citra diri didapatkan niIai P hitung 0,013 atau lebih kecil dari nilai alpha, dengan
demikian keputusan yang diambil adalah menolak Ho. Ini berani bahwa ada pengaruh
antara status merokok terhadap citra diri. Dari penelitian ini diharapkan pada pembina
UKS dari puskesmas agar dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja yang
merokok ataupun tidak, dan untuk pihak sekolah khususnya guru bimbingan konseling
dan pengurus UKS melakukan pemantauan dan tindak Ianjut terhadap perrnasalahan yang
ada sehingga angka kejadian merokok pada remaja tidak meningkat dan waktu ke
waktu,untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik
dengan menambah jumlah sampel dan melakukan penelitian pada tempat yang berbeda
agar hasil yang diperoleh dapat digeneralisasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5425
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rubiono Rusman
"Citra pada suatu merek produk dirasakan penting sekali
oleh karena konsumen tidak hanya meembeli produk berdasarkan
kebutuhan secara fisik saja tetapi mereka membeli atas
pertimbangan psikologisnya.
Citra yang positif pada suatu merek produk memberikan
nilai tambah pada produk tersebut sekaligus memberikan ciri
khusus yang membedakan merek tersebut dengan merek yang lain
diantara produk yang sejenis.
Berangkat dari pentingnya citra yang positif pada suatu
merek produk, peneliti ingin memberikan suatu gambaran
mengenai Citra Merek Kartu Kredit AMEX (American Express) di
kalangan pemeg~ng kartu kredit AMEX, dan faktor-faktor yang
diduga berperan, yaitu faktor Persepsi Terhadap Kelompok
Referensi (Kelompok Referensi Prestise, Kelompok Referensi
Karir dan Kelompok Sesama) dan faktor Persepsi Terhadap Sampel sengaj a (purposive sample) adalah sampel yang
digunakan pada penelitian ini, yaitu pemegang kartu kredit
AMEX. Penarikan sampelnya dilakukan secara kebetulan (accidental)
maksudnya, orang-orang yang secara kebetulan diketahui
peneliti dan memenuhi syarat sebagai sampel pene litian,
langsung dijadikan responden, yaitu sebanyak 100 responden.
Citra merek kartu kredit AMEX diukur melalui 5 buah
aspek yaitu Citra Tipe Konsumen kartu kredit AMEX, Citra Kep ribadian kartu kredit AMEX, Citra Pelayanan kartu kredit
AMEX, Citra Perusahaan kartu kredit AMEX dan Citra iklan
kartu kredit AMEX.
Metode yang digunakan untuk mengukur citra merek ini
adalah Semantic Differensial yang disajikan dalam bentuk
grafik. Sedangkan Kelompok Referensi dan Pengalaman pemegang
kartu kredt AMEX diukur dengan metode pengukuran skala
Likert disajikan dalam bentuk grafik.Untuk mengetahui apakah
Kelompok Referensi dan Pengalaman mempunyai hubungan dengan
citra merek kartu kredit AMEX diperlihatkan dalam bentuk
tabel silang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S4109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasti Yulianti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Wahyuli
"ABSTRAK
Salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya adalah karena kemampuannya dalam mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Segmentasi pasar merupakan alat untuk mengidentifikasi baik kendala maupun peluang yang dihadapi perusahaan, yang pada gilirannya akan berfungsi sebagai pedoman dalam perumusan Strategi Marketing Mix agar aktivitas pemasaran menjadi semakin efektif. Merosotnya posisi Bata di pasaran mendorong Bata untuk menambah jajaran produknya, untuk meraih segmen baru yakni segmen kelas sosial menengah dan atas. Sehingga Bata mengeluarkan sederetan produk .baru yang salah satu diantaranya adalah sepatu olah raga Power Analisis yang dilakukan pada segmen remaja untuk melihat keberhasilan Power dalam meraih segmen baru bagi Bata menunjukkan bahwa Power kurang mampu bersaing pada segmen kelas menengah dan atas seperti yang diharapkan perusahaan. Pasar didominasi oleh merek-merek lain yang telah lebih dulu merebut hati remaja. Usaha-usaha pemasaran Power yang memang kurang agresif ternyata tak mampu mengusik minat remaja, sehingga merek tersebut makin tenggelam yang ditandai oleh penurunan penjualan tiap tahunnya. Power yang mulanya ditujukan untuk segmen menengah ke atas ternyata mendapat tanggapan yang sediki lebih baik pada segmen non sasaran, yakni pada segmen kelas sosial bawah. Secara teoritis basis segmentasi yang digunakan Bata yakni kelas sosial cukup memenuhi syarat yang diberikan Kotler yakni measurability Accesibility dan Substantiality. Hambatan utama justru ketidakberhasilan dalam mengiplementasikannya ke dalam program pemasaran. Dalam menghadapi situasi persaingan yang semakin ketat Strategi Pemasaran Power dirasakan kurang defensif terhadap persaingan, sudah saatnya Bata tidak hanya, mendasarkan starategi segmentasi atas basis kelas sosial semata. Sebagai produsen sepatu yang tergolong besar, Bata terlalu berani mengambil risiko untuk memasarkan produk tanpa melalui usaha mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui riset pemasaran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti R. Ngadawiyah
"ABSTRAK
Titik tolak dari kegiatan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran sebagai falsafah bisnisnya, harus menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari target. konsumennya. Untuk itu perusahaan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian merumuskannya menjadi strategi produk yang akan di jalankannya. Atas teori yang diajukan oleh Philip Kotler akan strategi produk "item" maka PT. Gaya Favorit Press menetapkan strategi produk yang berkenaan dengan produk inti dan fisik dari majalah Gadis. Terhadap strategi produk inti ada dua puluh satu informasi yang ditetapkan oleh penerbit untuk disajikan pada majalah Gadis. Sedangkan terhadap fisik majalah ada dua puluh lima ciri-ciri yang ditetapkan untuk ditampilkan pada majalah yang bersangkutan. Studi ini mencari tahu apakah kedua puluh satu informasi yang merupakan isi majalah Gadis dan kedua puluh lima ciri fisik majalah Gadis yang ditetapkan sebagai strategi produksi sesuai dengan kebutuhan dari keinginan konsumen. Tingkat kesesuaian tersebut diukur melalui skor-skor, sehingga akan diketahui apakah strategi produk inti dan fisik majalah Gadis itu sangat sesuai, sesuai atau kurang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk itu penarikan sampel menggunakan tehnik penarikan sampel bertahap. Hasil studi menunjukkan bahwa kedua puluh satu informasi yang ditetapkan sebagai strategi produk inti sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Artinya keduapuluh satu informasi tersebut lebih banyak remaja putri yang membutuhkan dan menginginkannya daripada yang kurang atau tidak membutuhkan dan menginginkannya. Untuk keduapuluh lima ciri-ciri fisik majalah Gadis yang di tetapkan sebagai strategi produk intinya, delapan belas ciri-ciri fisik itu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk kedelapan belas ciri-ciri fisik ini lebih banyak konsumen yang membutuhkan dan menginginkannya dari pada yang kurang atau tidak membutuhkan dan menginginkannya. Untuk tujuh ciri-ciri fisik lainnya kurang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, yaitu jumlah konsumen yang kurang atau tidak membutuhkan dan menginginkan ciri-ciri fisik tersebut lebih banyak dari pada yang membutuhkan dan menginginkan ciri-ciri fisik tersebut. Ketujuh ciri-ciri fisik tersebut adalah ukuran dari model sampul, posisi model sampul, warna dasar sampul, tata letak teks sampul, warna teks sampul, penggunaan gadis "tomboy" yang merupakan ciri khas majalah Gadis, dan pemunculan dari ciri khas tersebut Untuk kedua strategi produk ini melalui pengukuran yang dibuat baik strategi produk inti maupun strategi produk fisik yang ditetapkan dan dijalankan oleh penerbit majalah Gadis sudah relatif sangat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya. Analisa hubungan antara variabel umur, pendidikan, pendidikan orang tua dan penghasilan orang tua terhadap kesesuaian strategi produk inti maupun strategi produk fisik menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut menunjukkan hubungan yang lemah. Hal ini juga ditunjukkan melalui hasil perhitungan kendali bahwa hubungan keempat variabel tersebut kurang dari 0,20 yang menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut memiliki hubungan yang lemah sekali dengan tingkat kesesuean stategi produk inti tersebut. Berarti usia, pendidikan, pendidikan orang tua dan penghasilan orang tua sangat kurang berpengaruh dengan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap strategi produk inti maupun strategi produk fisik yang ditetapkan oleh penerbit majalah Gadis. Berarti strategi produk yang telah ditetapkan penerbit dapat tetap dipertahankan, .kecuali tujuah ciri-ciri fisik majalah Gadis yang banyak kurang diinginkan oleh konsumennya sebaiknya dirubah sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk ukuran model sampul nya sebaiknya berganti-ganti antara close-up, hingga dada dan hingga tiga perempat badan. Posisi model sampul ada di tengah-tengah. Warna dasar sampul adalah warna-warna cerah. Tata letak teks sampul menyebar. Warna teks sampul sebaiknya Tata letak teks sampul menyebar. Warna teks sampul nomor penerbitan dan digunakan sebagai ilustrasi apa saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S6710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Kusumawardhani
"Persaingan antar merek setiap produk semakin tajam dalam merebut konsumen. Produsen berlomba-lomba untuk membuat serta memasarkan produk mereka, khususnya produk-produk yang dikategorikan dengan 'consumer goods'(barang konsumsi). Kategori produk cologne di Indonesia sangat pesat perkembangannya, dan pengguna produk cologne ini cukup bervariasi, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Produk Colonge ini dapat dikategorikan sebagai produk kecantikan/kosmetika.
Cologne termasuk dalam pilihan produk konsumsi remaja wanita karena cologne dipersepsikan sebagai salah satu produk yang mendukung penampilan mereka. Cologne memberikan keharuman dan membuat mereka menjadi lebih percaya diri. Bila dilihat dari sudut kuantitas saja, jumlah remaja di Indonesia jelas merupakan target pasar yang sangat potensial. Karena potensi ini pula maka para pemasar berlomba-lomba untuk merebutnya.
Produsen atau para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan mereka, apa seleranya, dan bagaimana mereka mengambil keputusan. Apa yang tepat untuk target konsumen yang satu belum tepat untuk target konsumen lainnya. Salah satu strategi pemasaran adalah dengan menggunakan iklan.
Salah satu media bagi produsen untuk beriklan yang dianggap masih cukup efisien adalah Televisi. Tayangan iklan televisi saat ini sudah sangat banyak (cluttered). Tidak tertutup kemungkinan bagi pemirsa televisi memindahkan channel/saluran pada saat iklan berlangsung. Bagaimana iklan yang ditayangkan oleh produsen tersebut dapat mempengaruhi konsumennya, khususnya remaja. Bagaimana pemahaman dan sikap target market remaja ini terhadap iklan yang ditayangkan oleh produsen cologne merek Pucelle.
Subyek penelitian berjumlah 322 orang, terdiri atas remaja putri kelas 1 dan 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang dipilih dari 3 SLTP di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan secara kuesioner, dengan metode penelitian survey.
Secara umum hasil pnelitian menunjukkan bahwa pemahaman dan sikap remaja terhadap ikian produk kosmetika pada target konsumen remaja wanita dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan mereka sendiri. Sedangkan tingkat konsumsi media, persepsi kreatif tentang ikian, terpaan ikian, proses pembelajaran pesan ikut mempengaruhi brand awareness produk tersebut pada target konsumen remaja wanita tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>