Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Skripsihana Ihtiarto
"Ledakan populasi bintang laut berduri Acanthaster planci telah menyebabkan kerusakan sistem terumbu karang dalam jumlah yang signifikan di wilayah Indo-Pasifik. Usaha kontrol populasi yang dilakukan banyak menghabiskan biaya sementara kandungan enzim Fosfolipase A2 (PLA2) dalam racun duri A.planci yang merupakan molekul efektor penting pertahanan sel belum dimanfaatkan lebih lanjut. Berbagai penelitian mengenai PLA2 A.planci sebagai antibiotic muncul menjadi langkah awal solusi mendatangkan nilai tambah dalam permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya sifat antibakteri PLA2 A.planci terhadap bakteri uji. Melalui metode pemurnian parsial kombinasi presipitasi ammonium sulfat dan pemanasan, penelitian ini berhasil mendapatkan ekstrak racun dengan kemurnian PLA2 tertinggi 2.29 kali crude venom. Hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi menunjukan bahwa enzim PLA2 duri bintang laut Acanthaster planci memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri gram positif B. subtilis, M. luteus, dan S. aureus.

Population outbreaks of the Crown-of-Thorns starfish, Acanthaster planci, have been known to cause considerable amounts of damage to coral reef systems in Indo-Pacific region. Population control already spent a lot of costs while the content of phospholipase A2 (PLA2) enzyme in the venom A.planci which is an important effector molecule of the cell's defense has not been exploited further. Various studies on PLA2 A.planci as antibiotics have been conducted and became the first step to give added value solutions to the problems faced. Using partial purification method combining ammonium sulfate precipitation and heating, this research successfully obtained venom extract with the highest purity of PLA2 2.29 times compare to crude venom. The test results of antibacterial activity by the diffusion method showed that the PLA2 enzyme of Acanthaster planci have antibacterial properties against gram-positive bacteria B. subtilis, M. luteus, and S. aureus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S791
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Respatiphala Ardha Satwika
"Sengatan duri bintang laut Acanthaster planci terbukti mempunyai aktivitas biologi fosfolipase-A2 (PLA2), DNAse II (plancitoxin), dan peptida antikoagulan (plancinin) yang mengakibatkan banyak aktivitas biologi merugikan pada manusia seperti hemolitik, pembengkakan, myonocretic, pembentukan edema dan aktivitas antikoagulan. Penelitian ini berhasil memurnikan enzim fosfolipase-A2 pada spesimen duri A. planci sebanyak 50 gr dengan menggunakan metode sonikasi, pemanasan dan fraksinasi ammonium sulfat. Aktivitas PLA2 tertinggi terdapat pada fraksi pengendapan ammonium sulfat 20% sebanyak 108,48 unit/mg dengan tingkat kemurnian 20 kali lebih besar dari crude venom, telah dibuktikan bahwa metode ini memberikan tingkat pemurnian yang sama dan lebih efisien jika dibandingkan dengan metode-metode yang digunakan untuk memurnikan enzim pada umumnya.

The sting of Acanthaster planci thorns starfish shown to have biological activity of phospholipase-A2 (PLA2), DNAse II (plancitoxin), and anticoagulant peptide (plancinin) which resulted in many adverse biological activity in humans, such as hemolytic, swelling, myonocretic, edema formation and anticoagulant activity. This study succeeded in purifying the enzyme phospholipase-A2 in thorns of A. planci specimens 50 gr by using a simple heating method and the precipitation of ammonium sulphate fractionation. The highest PLA2 activity present in ammonium sulphate precipitation fraction of 20% of 108.48 units/mg with a purity level of 20.75 times greater than the crude venom, it?s proven that this method provides the same level of purification and more efficient than the methods used to purify the enzyme in general."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Florensia
"Acanthaster planci atau yang lebih dikenal dengan bintang laut mahkota duri merupakan salah satu spesies echinodermata yang banyak ditemukan pada perairan tropis dan subtropis di daerah Indo-Pasifik dan merupakan salah satu predator utama dari terumbu karang. Salah satu alternatif pengontrolan populasi Acanthaster planci adalah melalui pemanfaatan kandungan kolagen yang tinggi pada cangkang / dinding tubuh Acanthaster planci. Penelitian ini mengusulkan isolasi kolagen pada keseluruhan jaringan tubuh Acanthaster planci dengan proses ekstraksi bertahap untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ekstrak kolagen yang dihasilkan. Proses isolasi kolagen dari hewan laut umumnya dimulai dengan hidrolisis basa, dengan variasi jenis dan konsentrasi pelarut alkali yang digunakan. Kemudian proses isolasi dilanjutkan dengan ekstraksi enzimatis untuk memperoleh ekstrak kolagen murni. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai manfaat dari Acanthaster planci yang selama ini merupakan parasit pada ekosistem laut, serta sebagai alternatif sumber kolagen alami yang aman dan potensial. Pemurnian hasil ekstraksi dilakukan melalui metode pengendapan protein (salting out) dan dialisis. Selanjutnya ekstrak kolagen murni (Pepsin Solubilized Collagens) dikarakterisasi melalui metode Lowry, elektroforesis SDS Page, spektroskopi UV, analisis komposisi asam amino, dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Variasi pelarut yang terdiri dari pelarut air, NaOH 0,1 M dan Ca(OH)2 0,2 M menunjukkan pelarut yang paling baik untuk ekstraksi dan purifikasi kolagen dari tubuh Acanthaster planci adalah Ca(OH)2 0,2 M yang menghasilkan yield sebesar 2,26%.

Acanthaster planci, or commonly known as crown-of-thorns starfish, is a species of echinodermata found abundantly in tropical and subtropical water of Indo-Pacific. Acanthaster planci is one of the main predators of coral reefs and thus possess a great threat to corals ecosystem. As an alternative of Acanthaster planci?s population control, a research was proposed to utilize collagen content of Acanthaster planci body by extraction with acid and enzyme solutions method. The objective of this research is to increase the utilization of Acanthaster planci as well as increase the quality of marine collagen for medical application. Variation of solvents in the extraction process plays a significant role to purity and yield of the collagen. In this research we will compare aqudest, NaOH 0,1 M and Ca(OH)2 0,2 M in order to obtain the best solvent for marine collagen extraction from Acanthaster planci body. The crude extract from extraction will be further purified by salting out and dialysis method to obtain pure collagen extract called Pepsin Solubilized Collagens (PSC). PSC characterization consists of quantitative and qualitative analysis such as Lowry method, gel electrophoresis, UV spectroscopy, amino acid composition, and Scanning Electron Microscopy (SEM). The result shows Ca(OH)2 0,2 M as the best extraction solvent with 2,26% yield of PSC."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita La Goa
"ABSTRAK
Acanthaster planci (A.planci) merupakan pemangsa karang yang sangat
berbahaya, yang dapat mengganggu ekosistem terumbu karang jika terjadi peledakan populasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian populasi A.planci. Duri A.planci menghasilkan racun yang menggandung fosfolipase-A2 (PLA2) (Shiomi et al., 1998) yang dapat digunakan sebagai anti bakteri, anti virus, anti koagulan dan membantu metabolisme lipid. Sehingga racun tersebut dapat dimanfaatkan untuk bidang kedokteran dan farmasi. Pemanfaatan racun duri A.planci dapat menjadi solusi bagi pengendalian populasinya. Pada penelitian ini isolasi PLA2 dilakukan sesuai dengan metode Savitri et al., 2011 dan modifikasi metode Savitri et al., 2011 yaitu tanpa teknik pemanasan crude venom. Hasil isolasi PLA2 dari duri A.planci yang berasal dari perairan Papua dengan metode Savitri diperoleh aktifitas spesifik PLA2 menurun karena adanya teknik pemanasan crude venom. Hasil isolasi dengan modifikasi metode Savitri diperoleh pada fraksionasi 20% amonium sulfat memiliki aktifitas spesifik 26,67
unit/mg protein dan tingkat kemurnian 37 kali dari aktifitas spesifik crude venom. Uji kation sebagai kofaktor terhadap aktifitas spesifik diperoleh PLA2 yang dihasilkan adalah PLA2 Ca2+ independent.

ABSTRACT
Acanthaster planci is an extremely dangerous corallivores, especially its
dramatic outbreak that disrupt the ecosystem of coral reefs. Therefore necessary to control A.planci population. A.planci spines venom contain phospholiphase- A2 (Shiomi et al., 1998), that can be used as an antibacterial, antiviral, anticoagulant and help lipid metabolism. So that venom can be used for medical and pharmaceutical fields. Utilization of A. planci spines venom can be a solution
for population control A.planci. In this study, the isolation of PL A2 is in accordance with the method of Savitri et al, 2011 and modification of Savitri method which is without heating of crude venom. Specific activity of PL A2 from
Papua's A.planci spines venom which is isolation process with method of Savitri et al., 2011 is decrease because heating technique. Result of isolation PL A2 with modification of Savitri method obtain in 20% ammonium sulfate fractination with specific activity 26,67 units/mg of protein and purity factor 37 times of crude
venom. Assay of the influence cation as a cofactor againts specific activity of PLA2 obtain Ca2 + independent characteristic."
2011
T29933
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Afriyani
"Acanthaster planci anggota filum Echinodermata diketahui memiliki mekanisme pertahanan diri, baik mekanisme fisik maupun kimia. Pertahanan secara kimia karena adanya senyawa metabolit sekunder dalam Acanthaster planci yang diduga membuat hewan ini memiliki sifat antifeedant. Saponin adalah salah satu senyawa metabolit sekunder yang dominan dijumpai dalam A. Planci. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak Acanthaster planci bersifat antifeedant, serta membuktikan apakah saponin adalah senyawa yang bertanggung jawab sebagai senyawa antifeedant. Uji kualitatatif senyawa saponin dilakukan dengan metode Liebermann Burchard pada ekstrak A. planci kering. Untuk mengetahui bahwa senyawa saponin yang bertanggung jawab dalam proses antifeedant tersebut, pengujian juga dilakukan dengan menggunakan ekstrak A. planci fraksi air, etil asetat, dan n-heksan. Objek pengamatan adalah ikan-ikan karang di perairan Pulau Pramuka-Kepulauan Seribu, yang diberikan perlakuan berupa pemberian pakan kontrol dan pakan uji yang mengandung ekstrak metanol A. planci, kemudian diamati jumlah pakan yang dimakan, serta jenis dan perilaku ikan terhadap pakan yang diberikan. Hasil pengamatan dianalisis secara statistik menggunakan uji non-parametrik Wilcoxon dan Friedman. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak A. planci dengan fraksi air bersifat antifeedant, yang juga didukung dengan hasil positif adanya senyawa saponin pada ekstrak A. planci dengan pelarut air dan metanol. Hasil uji saponin pada fraksi n-heksan yang bersifat nonpolar bersifat negatif, sedangkan ekstrak A.planci dengan fraksi etil asetat yang bersifat semipolar menunjukkan adanya senyawa lain selain saponin, yaitu terpenoid.

Acanthaster planci as member of phylum Echinodermata having mechanical defense both physical defense and chemical defense. Its chemical defense showed by secondary metabolites that is consider as antifeedant. Saponin is one of dominant secondary metabolites on A. Planci star fish. The research determines A. planci extract is antifeedant, furthermore saponin is the compound which responsible of this. The Liebermann Burchard test to A. planci dry extract to determine the saponin. In order to know that saponin has consider to be antifeedant, the test also use to fractionation extract with three different solvents, aquades, n-hexane, and etile acetate. Antifeedant test use the reef fishes on Pramuka Island water-Seribu Islands, as predator. Feeding experiments involve reef fishes making choices between food treated with A. planci extract and control foods. The data contains food score and fish behaviours. Field experiments with food treated methanol extract analyze with Wilcoxon paired-sample test, and experiments with fractionation extract using Friedman non-parametric test. Experiments result show that A. planci with methanol extract and aquades fraction are antifeedant. It`s also support by qualitative test about saponin. Saponin found negative on extract with n-hexane and etile acetate fractions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Regina Sudiarta
"Ledakan populasi bintang laut berduri Acanthaster planci telah membuat kerusakan terumbu karang dalam jumlah yang besar di Peraiaran di Indonesia. Usaha kontrol yang dilakukan telah banyak menghabiskan uang dan tidak efektif, sementara di dalam Acanthaster planci mengandung saponin yang dapat berperan sitotoksik yang dapat dimanfaatkan menjadi insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatan saponin sebagai insektisida ramah lingkungan untuk membasmi hama rayap Kalotermitidae, dimana saponin diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, diperoleh yield saponin rata ? rata sebesar 9.036% dan 4.660%. Purifikasi saponin dengan karbon aktif dengan massa 1:2 (b/v) sdengan volume sampel selama 20 menit dengan pengadukan didapatkan sampel saponin tanpa pengotor (protein dan residu bintang laut). Sapogenin dapat diisolasi dengan hidrolisis asam hidroklorik (HCl) dan diperoleh massa sapogenin 168.334 mg.

The outbreaks of Acanthaster planci starfish has made the destruction of coral reefs in large number in Indonesia's seawater. control efforts that have done use a lot of money but ineffective, while in A. planci contain saponins that act as cytotoxic compound and can be used as environment-friendly insecticide to eradicate Kalotermitidae pest, where saponins extracted by maceration using ethanol 96% with total yield of saponins 9.036% and 4.660% for two test. Purification of saponin using activated carbon with mass of carbon: volume sample 1:2 (w/v) and stirred for 20 minutes. Sapogenin can be isolated by hydrolyse using hydrochloric acid and sapogenin is obtained 168.34mg."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Krisanta Enda Savitri
"Racun duri Acanthaster planci memiliki beragam aktifitas biologi yaitu aktifitas lethal, aktifitas hemolitik, aktifitas myonecrotic, aktifitas pendarahan, peningkatan aktifitas permeabilitas kapiler, aktifitas edema, aktifitas phospholipase-A2 (PLA2), aktifitas pelepasan histamin dari mast cell dan aktifitas kardio vaskular. Racun duri Acanthaster planci mengandung phospholipase A2 (PLA2), plancitoxin yang homolog dengan deoxyribonuklease II pada mamalia dan plancinin peptida antikoagulan. Berbagai penelitian terdahulu membuktikan bahwa racun yang berasal dari berbagai hewan mengandung senyawa yang potensial dikembangkan sebagai bahan antibiotik dan terapeutik untuk mengobati suatu penyakit. Dengan potensi aktivitas biologi tersebut racun Acanthaster planci dapat berkontribusi di bidang medis yang bisa menjadi masukan bagi pendapatan negara. Efek antimikrobial hasil aktifitas hidrolisis komponen fosfolipid membran sel mikroba oleh enzim PLA2 dapat bermanfaat bagi pengembangan bahan antibiotik. PLA2 yang dimurnikan dari racun ular memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, and Burkholderia pseudomallei. Selain itu, PLA2 memiliki aktifitas antiHIV melalui mekanisme penghambatan pelepasan intraseluler protein capsid virus dan diasumsikan PLA2 memblok virus masuk ke dalam sel inang sebelum virus tersebut membuka selaputnya dan secara independent memanfaatkan koreseptornya. PLA2 melindungi sel limfosit T manusia dengan memblok virus yang memiliki selubung luar mengandung fosfolipid. Acanthaster planci merupakan predator yang mengancam populasi karang terutama ketika terjadi peledakan populasi. Pemanfaatan Acanthaster planci untuk produksi PLA2 dapat menjadi alternatif produktif upaya pengendalian populasinya sekaligus membuatnya menjadi lebih berguna. Purifikasi PLA2 racun duri Acanthaster planci telah dilakukan oleh Shiomi dan koleganya menggunakan rangkaian kolom kromatografi bertingkat, memerlukan biaya yang relative mahal dan membutuhkan waktu beberapa hari, sehingga dalam penelitian ini dikembangkan metode purifikasi yang sederhana dan cepat dengan biaya yang relatif murah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi upaya pemanfaatan Acanthaster planci untuk menghasilkan PLA2 yang berpeluang dikembangkan sebagai bahan antibakteri dan antiHIV. Penerapan metode percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini memberikan hasil sebagai berikut :
- Proses ekstraksi racun dari jaringan duri Acanthaster planci berlangsung efektif melalui proses sonikasi pada 20 kHz selama 2x8 menit (intensitas 80% dan output 10). Racun yang terekstraksi tertampung dalam larutan 0,01 M bufer fosfat pH 7,0 mengandung 0,001 M CaCl2 yang digunakan sebagai media ekstraksi disebut crude venom. Pengujian secara kualitatif menggunakan darah manusia yang diberi perlakuan crude venom (1:1) memperlihatkan antikoagulasi darah oleh plancinin yang terkandung dalam racun membuktikan keberhasilan proses ekstraksi. Pada awalnya dilakukan pula metode ekstraksi dengan cara duri diblender terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan disonikasi. Untuk meminimalisir protein kontaminan yang berasal dari jaringan duri dan mempertimbangkan efisiensi maka metode ini kemudian tidak diterapkan. Purifikasi phospholipase A2 racun duri Acanthaster placi dari Ambon-Maluku melalui pengendapan amonium sulfat bertahap pada tingkat kejenuhan 20% terhadap crude venom yang telah dipanaskan efektif memurnikan PLA2. Hasil elektroforesis SDSPAGE memperlihatkan isolat PLA2 memiliki satu pita protein sedangkan crude venom memiliki empat pita protein. Isolat PLA2 yang dihasilkan memiliki aktifitas spesifik 20 kali aktifitas spesifik crude venom. Pemanasan crude venom pada 60oC selama 30 menit yang diikuti dengan sentrifugasi selama 30 menit pada 15.000xg dan 4oC memisahkan protein tidak tahan panas dari PLA2. Metode purifikasi ini juga diterapkan pada racun duri Acanthaster planci dari Sorong-Papua namun belum berhasil. Sedangkan purifikasi PLA2 melalui pengendapan menggunakan etanol dengan tingkat kejenuhan 80% tidak efektif memurnikan PLA2 namun dapat meningkatkan aktifitasnya menjadi lima kali aktifitas crude venom. Hasil eksperimen ini dipublikasikan di International Journal of Pharma and Bio Science Vol 2/issue 2/Apr-Jun 2011 and International Journal of Pharma and Bio Science 2012 Oct; 3(4):(B) 603-608
- Pengujian aktifitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram memperlihatkan terbentuknya zona bening disekitar cakram PLA2 pada kultur Staphylococcus aureus yang mengindikasikan bahwa PLA2 racun duri Acanthaster planci memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus pada dosis 2, 98 mg/ml. Hasil eksperimen ini dipublikasikan pada International journal of Pharma and Bio Sciene 2013 Apr; 4(2) : (B)1-5
- Pengujian aktifitas antiHIV secara kualitatif menggunakan PBMC pasien HIV (ODHA) memperlihatkan terjadinya penurunan intensitas pita protein DNA pada hasil elektroforesis RT-PCR RNA sampel kultur HIV yang diberi perlakuan PLA2. Selanjutnya analisis kuantitatif hasil Green Fluoresence Particle memperlihatkan terjadinya penurunan jumlah sel yang terinfeksi HIV secara signifikan oleh perlakuan PLA2 dari 9,72% menjadi 0,29% yang mengindikasikan PLA2 racun duri Acanthaster planci memiliki aktifitas antiHIV. Hasil eksperimen ini dipublikasikan pada Asian Pacific Journal of Tropical Medicine (2014) 412-420
- Biaya purifikasi PLA2 merupakan pembiayaan yang dibayarkan untuk 1) bahan kimia dan peralatan habis pakai, 2) listrik untuk operasional alat, 3) sewa peralatan dan 4) tenaga kerja. Hasil perhitungan biaya isolasi-purifikasi PLA2 menghasilkan nilai Rp. 446.192,- per 50 gram duri dengan hasil yang diperoleh adalah 4,622 mg PLA2. Biaya purifikasi PLA2 miniscale yang dilakukan dalam penelitian ini efisien untuk diterapkan dimana harga komersial PLA2 racun ular Crotalus amandetus (Worthington, USA) adalah Rp. 590.000 per mg (59.00 US Dolar).
Hasil pengolahan data citra satelit tahun (2006) yang diunduh dari website NASA pada Juni 2013 memperlihatkan luas areal terumbu karang yang merupakan habitan Acanthaster planci adalah 94,83 hektar. Diperkirakan pada luas areal tersebut terdapat 550 individu dewasa dan jumlah yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan PLA2 adalah 20% dari ketersediaannya per bulan. Berdasarkan hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
- Metode sederhana dan cepat dengan biaya operasionil relatif murah melalui pengendapan 20% amonium sulfat terhadap crude venom yang dipanaskan terlebih dahulu efektif memurnikan PLA2 dari racun duri Acanthaster planci dengan tingkat kemurnian dan aktifitas spesifik yang tinggi. Sedangkan metode pengendapan menggunakan etanol 80% tidak efektif memurnikan PLA2 dari racun duri Acanthaster planci namun dapat meningkatkan aktivitasnya menjadi 5 kali crude venom. PLA2 racun duri Acanthaster planci memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan aktifitas antiHIV.
- Biaya miniscale operasional purifikasi PLA2 efisien untuk diterapkan dan ketersediaan Acanthaster planci di perairan Liang dan pulau Pombo yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan PLA2 adalah sebesar 20% per bulan.

Spines venom of Acanthaster planci have various biological activities: lethal activity, hemolytic, myonecrotic, bleeding, increased capillary permeability, edema, phospholipase A2 (PLA2), the activity of histamine release from mast cells and cardio vascular activity. Spines venom of Acanthaster planci containing phospholipase A2 (PLA2), plancitoxin which is homologous with mammals deoxyribonuklease II and plancinin anticoagulant peptide. Previous studies prove that the venoms derived from animals contain various compounds that are potential to be developed as antibiotic and therapeutic agents to treat a disease. Acanthaster planci spines venom with various potential biological activity may contribute in the medical field that can be input for the state revenue. Antimicrobial effect results by hydrolysis activity of PLA2 on microbial cell membrane phospholipids can be beneficial to the development of antibiotic agent. PLA2 purified from snake venom have antibacterial activity against Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, and Burkholderia pseudomallei. In addition, PLA2 has antiHIV activity through inhibition of the release mechanism of intracellular viral capsid proteins and assumed PLA2 blocking viral entry into host cells before the virus opens membranes and independently utilize koreseptornya. PLA2 protect human T lymphocytes by blocking viruses that have outer sheath containing phospholipids. Acanthaster planci is a predator threatens coral populations, especially when there is a outbreak population. Acanthaster planci utilization for the production of PLA2 can be an effort population control productively and make it more useful. Purification of Acanthaster planci spines venom PLA2 has been done by Shiomi and colleagues by using a series of chromatography columns which is relatively expensive and takes a few days, so a simple and fast method with a relatively low cost was developed in this study.
The results of this study are expected to be input for utilaization of Acanthaster planci to produce PLA2 that can be developed as antibacterial and antiHIV agents. Experiments method were conducted in this study gave the following results:
- Venom extraction from the spines of Acanthaster planci was effective through the process of sonication at 20 kHz for 2x8 minutes (intensity 80% and 10 outputs). Venom was accumulated in extraction medium solution of 0.01 M phosphate buffer pH 7.0 containing 0.001 M CaCl2 called crude venom. Qualitative tested by using human blood treated with crude venom (1: 1) showed the blood anticoagulation by plancinin contained in the venom, proves the extraction process successfully. At the previous conducted on a method of extraction, the spines were blended first and followed by sonicated. To minimize contaminant proteins derived from spines tissue and consider the efficiency, this method was not implemented. Purification of phospholipase A2 from spines venom of Ambon-Maluku Acanthaster placi by using fractionated ammonium sulfate precipitation at 20% saturation of the heated crude venomwas done effectively. SDS-PAGE electrophoresis showed PLA2 isolates has one protein band while the crude venom has four protein bands. PLA2 isolates has a specific activity 20 times the specific activity of crude venom. Heated the crude venom at 60°C for 30 minutes followed by centrifugation for 30 minutes at 15.000xg and 4°C separated PLA2 from the other heat sensitive proteins. This method was also implemented to purify PLA2 spines venom of Acanthaster planci from Sorong-Papua, but have not been successful. While PLA2 purification by using ethanol precipitation at a level of 80% saturation was not effective but increased the specific activity into five times crude venom specific activity. This Experimental results were published in the International Journal of Pharma and Bio Science Vol 2 / issue 2 / Apr-June 2011 and the International Journal of Pharma and Bio Science 2012 Oct; 3 (4) :( B) 603-608.
- Investigated of antibacterial activity by using disc diffusion method exhibited clear zone around the disc pre-added PLA2 on Staphylococcus aureus culture, indicated PLA2 of Acanthaster planci spines venom has antibacterial activity against Staphylococcus aureus. This experimental result was published in International journal of Pharma and Bio Sciene 2013 Apr; 4(2) : (B)1-5
- Qualitative investigated of antiHIV activity by using PBMCs of HIV patient showed a decrease of the DNA protein band intensity in electrophoresis result of RT-PCR RNA sample of the HIV cultured treated with PLA2. Furthermore, quantitative analysis of the Green Fluorescence Particle results showed the decline significantly from 9.72% into 0.29% in the number of HIV-infected cells by PLA2 treatment, indicated PLA2 of Acanthaster planci spines venom has antiHIV activity.This experimental result was published in Asian Pacific Journal of Tropical Medicine(2014) 412-420
- The cost of PLA2 purification was paid for : 1) chemicals and equipment consumables, 2) electricity for the operation of the tools, 3) tools rental and 4) labor. The cost of PLA2 purification was Rp. 446.192,- per 50 grams spines with the results obtained was 4.622 mg PLA2. Miniscale purification costs performed in this study was efficiently implemented which is the commercial prices PLA2 is ± 590,000 rupiahs per mg (59,00 US dolar) (Worthington USA product of snake venom Crotalus amandetus PLA2). Thus purification of PLA2 from Acanthaster planci spines venom might be have a good prospect to be developed.
- Acanthaster planci survay was done on March 2013 in Eastern part Ambon water, especially in Liang (dusun Tanjung and dusun Batu Dua) and Pombo island obtained the average density value of 5.8 adult individuals per hectare. Satellite images (2006) downloaded from NASA website in June 2013 shown coral reefs area as the habitat of Acanthaster planci is 94.83 acres. Total estimated of adult Acanthaster planci in those area was 550 and the availablelity number that can be used to produce PLA2 was 20% per month.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1932
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Annafi`u Azlou
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemanfaatan tepung bintang laut mahkota duri sebagai bahan
substitusi protein pakan ikan mas hias telah dilakukan pada bulan Februari--Mei
2016. Penelitian bertujuan untuk menghitung nilai kesukaan, mengukur
pertumbuhan dan warna ikan Carassius auratus yang diberi pakan ikan berbahan
tepung Acanthaster planci. Penelitian dilakukan dengan membuat A. planci
menjadi tepung kemudian merancang formulasi pakan dan dilakukan pembuatan
pelet ikan. Pelet dengan tepung Acanthaster planci merupakan pakan perlakuan
dan pelet dengan tepung ampas tahu merupakan pakan kontrol. Selanjutnya pelet
yang sudah dibuat diujikan kepada ikan C. auratus yang sebelumnya sudah
diaklimasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan C. auratus lebih menyukai
pakan perlakuan dibandingkan pakan kontrol dengan persentase pakan yang
dimakan secara berurutan 68,2% dan 48% dan nilai indeks elektivitas Ivlev 0,24
dan 0,11. Pengaruh pemberian kedua pakan terhadap pertumbuhan tidak terlalu
berbeda. Berdasarkan rata-rata penilaian oleh panelis terhadap warna ikan
C. auratus selama tujuh minggu, pakan perlakuan memicu perubahan warna yang
lebih cepat dibandingkan dengan pakan kontrol.

ABSTRACT
A study of utilization of crown-of-thorn starfish (Acanthaster planci) powder as a
protein substitution in pellets for goldfish (Carassius auratus) has been conducted
on February--May 2016. The objectives of the study were to calculate the value of
Carassius auratus preference against the pellets contain Acanthaster planci
powder and to measure the effect of pellets to the growth and body color of
Carassius auratus. The study was initially conducted by making A. planci into a
powder, design formulation of pellets and finally transform it into the pellets. The
pellet that made with Acanthaster planci is a treatment pellet and the pellet that
made with tofu residue is a control pellet. The pellets tested to the acclimatized
C. auratus. The results showed that C. auratus prefers to eat treatment pellets
rather than control pellets. The percentage of treatment and control pellets eaten
by C. auratus is 68.2% and 48% respectively and the Ivlev electivity index value
is 0.24 and 0.11 respectively. The growth effect of both pellets showed no
considerable difference. The average valuation by the panelists for seven weeks,
showed that treatment pellets triggered the change of fishes? body color faster
than the control pellets."
2016
S65552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Nugraha
"Peledakan populasi bintang laut Acanthaster planci menyebabkan terjadinya kerusakan parah pada populasi terumbu karang, dan proses penanggulangannya memakan biaya besar. Oleh sebab itu, alternatif yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan nilai tambah pada bintang laut, dengan memanfaatkan bintang laut tersebut menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.
Penelitian sebelumnya memperlihatkan duri dari A. planci memiliki kandungan racun yang terdiri dari peptide-plancinin, enzim Plancitoxin, dan enzim Phospholipase A2. Plancitoxin diketahui memiliki homologi struktur dengan enzim DNase yang berpotensi sebagai terapi kanker.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengekstraksi plancitoxin menggunakan metode yang sederhana. Racun plancitoxin dengan konsentrasi 11,75 mg/ml dengan aktivitas 9198,200 Kunitz unit/ml terekstrak pada fraksi 60 % amonium sulfat. Selain itu, analisis SDSPAGE menunjukkan racun plancitoxin berada pada berat molekul 27 kDa.

Population outbreaks of Acanthaster planci starfish have been known to cause severe damages for coral reefs population. The control of starfish population also known spent a lot of costs. One of the alternatives to solve the problem is to use part of its body to be a product with higher economical value.
ormer researches saw that A.planci's spines contain venoms consist of three protein, peptideplancinin, plancitoxin, and Phospholipase A2. One of the protein is plancitoxin, a protein known having homologue structure with DNase enzyme, an enzyme which has been experimented to be supplement for cancer remedies.
So then the aim of this research is to study plancitoxin from A.planci?s spines. In this research, plancitoxin extracted by using ammonium sulfate precipitation method. The experiment results plancitoxin successfully extracted with protein concentration up to 11.75 mg/ml and its activity reaches 9198.200 Kunitz/ml in 60% ammonium sulfate fraction. SDS-PAGE analysis showed that plancitoxin's molecular weight is 27 kDa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43839
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lischer, Kenny
"A. planci dilaporkan memiliki enzim phospolipase A2 (PLA2) yang memiliki aktivitas antimikroba, antikanker dan antiviral. Sementara itu, penyakit AIDS semakin menyebar yang diakibatkan oleh virus HIV atau Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dalam penelitian ini digunakan PLA2 yang berasal dari A. planci dapat memiliki aktivitas antiviral juga. Dalam penelitian ini dilaporkan hasil preparasi untuk uji aktivitas antiviral PLA2 pada HIV. Enzim PLA2 diekstraksi dan dimurnikan kemudian difraksinasi dengan amonium sulfat. Hasil dari ekstraksi, pemurnian, dan fraksinasi didapatkan sampel CV, PV, F20, F40, F60, dan F80. Sampel yang didapatkan dilakukan pengukuran uji aktivitas yang diukur melalui absorbansi pada spektrofotometer UV-VIS, uji konsentrasi dengan metode lowry, dan SDS-PAGE.
Sementara itu, inkubasi virus dimulai dari persiapan PBMC dari elusi sel darah merah. PBMC yang didapatkan kemudian diinfeksi dengan darah yang mengandung virus HIV. Virus kemudian diidentifikasi dengan menggunakan PCR.Dari hasil uji aktivitas, didapatkan sampel F20 yang akan digunakan untuk uji antiviral karena memiliki aktivitas spesifik dan kemurnian 16,39 kali lebih murni dari CV. PBMC yang didapatkan mencapai ± 107 sel/ml. Setelah 1 bulan inkubasi, dilaporkan tidak adanya virus yang terdeteksi. Setelah ditelusuri terdapat kontaminasi bakteri pada media yang mempengaruhi pertumbuhan virus.

A. planci has enzyme, phospolipase A2 (PLA2), which has ability as antimicrobe, anti-cancer, and antiviral agent. AIDS had become big pandemic in the world cause of the spread of HIV virus. Furthermore, experiment of PLA2 from A. planciwhich had antiviral activity must be identified.This report was reporting preparation result for PLA2 antiviral test to HIV. Extract of venom from A. planci was purified by heat and amonium sulfate fractionation, resulting CV, PV, F20, F40, F60, and F80. Specific activity was measured by spectrofotometer UV-VIS, concentration of enzyme by lowry method, and purity of enzyme by SDS-PAGE.
Meanwhile, virus incubation was started from PBMC preparation by elution of red blood cell. Then, PBMC would be infected by HIV virus. Identification of the presence of virus in the growth media was identified by using PCR. From the result, F20 have biggest specific activity and purity level by 16.39 times bigger than CV. Obtained PBMC was around ± 107 cell/ml. After one month incubation, report that there were no virus which was detected. Then, it also indicate that there are bacteria contamination in the media which affect the virus growth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42635
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>