Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lingga, Gita Fiatri,
"Peningkatan teknologi yang begitu cepat tampaknya telah mendorong
kemajuan dan status posisi wanita dalam masyarakat. Kedudukan wanita telah bergeser dari yang banya menjadi makhluk rumah, menjadi makhluk luar rumah.
Wanita masa "ni ingin dipandang sebagai mahkluk yang berintelektual tinggi,mempunyai keterampilan serta keahlian yang tinggi, dan mempunyai kesempatan luas memasuki pasar tenaga kerja Namun, sampai saat ini ang~pan tradisional tentang superioritas pria atas wanita be'Jum dapat tertumbangkan,biarpun wanita telah berusaha dengan segala cara untuk meningkatkan status dirinya. Kaum pria masih
memandang wanita hanya sebagai obyek seks dan hanya dari penampilan fisiknya Adanya pandangan dan anggapan ters€but tarnpaknya juga mempengaruhi isi media massa, sebagai bentuk kongkrit dari penggambaran budaya, dalam memandang wanita. Media pria dianggap masih terikat pada pandangan tradisional tadi dalam upaya memenuhi kebutuhan khalayaknya, sedangkan media wanita dianggap ingin
terus meningkatkan status dan citra wanita dalam masyarakat. Hal inilah yang akan dilihat sebagai pokok permasalahan dalam penelitian anal isis isi ini.Majalah Matra dan Femina ditentukan secara purposif, karena MatTa dan Femina dianggap sebagai sebuah majalah pria dan wanita yang paling menonjol dan populer dalam masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dari awal penerbitan majalah MatTa, yaitu 1986 sampai 1994. Selain melakukan pengumpulan data
berdasarkan isi kedua media tersebut yang sebelumnya telah dibatasi ke dalam
batasan-batasan tertentu, peneliti juga melakukan wawancara mendalam dengan
kedua Redaktm: Pelaksana masing-masing rubrik ini guna memperoleh informasi
yang lebih Jengkap dan detail mengenai hal-hal yang elatarbelakangi isi kedua
rubrik ini.
Teori yang melandasi ~nelitian ini adalah Teori Rekonstruksi Realitas secara
Sosial oleh Peter Berger. Pemikiran Berger in· hanya digunakan sebagai landasan
teoritis yang menjadi sandaran berpikir. Namun dalam pembahasan dan
penganalisisan lebih lanjut, penelitian ini hanya menekankan pada salah satu aspek
dari pemiktran Berger tersebut, yaitu realitas sirnbolik sosial yang diterapkan dalam
bentuk penggunaan teori-teori komunikasi assa yang berkaitan. Dengan
menggunakan landasan dan kerang)(a teoritis seperti di atas, hipotesis yang diajukan
akan diuji melalui teknik T-Test yang akan melihat tingkat perbedaan penampilan
citra wanita antara majalah Matra de gan Femina.
Bagaimanakah basil penelitian yang diperoleh? Temyata, majalah Matra
melalui Rubrik Kencannya telah mengalami pergeseran konsep dalam penampilan
citra wanita. Matra tidak lagi hanya melulu menyajikan isi yang menampilkan sisi
luar wanita saj~ namun juga telah menampilkan sisi lain dari wanita dengan
menyajikan pemikiran tokohnya. Walau begitu, bukan berarti Matra mengabaikan
penampilan fisik dari para wanitanya, karena Matra tetap meyadari bahwa penyajian isi dan foto yang menampilkan keadaan fisik wanita. Sedangkan Femina melalui
Rubrik Profilnya secara rutin dari awal penerbitannya terus berupaya dan berusaha
meningkatkan statu$ wanita dengan selalu mengangkat masalah seputar wanita dan
selalu berupaya mendorong wanita untuk menunjukkan keberadaan dan kualitas
dirinya tanpa rnelupakan kodmt alaminya sebagai wanita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Ramadani
"ABSTRACT
Penelitian yang berjudul Majalah Daulat Ra' rsquo;jat 1931-1934: Suara Anti Kapitalisme dan Imperialisme ini, membahas mengenai profil majalah Daulat Ra rsquo;jat 1931-1934 yang merupakan organ Pendidikan Nasional Indonesia PNI-Baru , khususnya peranan majalah sebagai wakil rakyat dalam menyuarakan pemikiran anti kapitalisme dan imperialisme dalam usaha untuk mencapai Indonesia merdeka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri atas empat tahap yaitu, Heuristik, Kritik, Interprestasi, dan Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan majalah memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan nasional dalam mendidik kader-kader baru pergerakan nasional.

ABSTRACT
Research entitled Daulat Ra 39 jat Magazine 1931 1934 Voice of Anti Capitalism and Imperialism, discusses the magazine profile between year 1931 1934 which was the organ of Pendidikan Nasional Indonesia PNI Baru , especially about the role of magazines as representatives of the people in voicing the idea of anti capitalism and imperialism in an attempt to reach Indonesia 39 s independence. The method used is the historical method consists of four stages, namely, Heuristics, Criticism, Interpretation, and Historiography. The results of this research indicate that magazine role had a major influence on the national movement in terms of educating new cadres for national movement. "
2017
S66238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Fidiyastuti
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji penggambaran perempuan ideal yang dibangun oleh sampul 2016 majalah Femina. Empat sampul majalah dipilih secara acak dari Agustus sampai November 2016. Sampul majalah dianalisis dengan kerangka semiotik Roland Barthes 39; 1991 dengan melihat elemen visual dan judul utama / sub-judul sebagai teks verbal. Analisis juga mengeksplorasi mitos atau signifikasi wanita ideal setelah tanda-tanda diproses melalui tingkat denotasi dan konotasi. Temuan ini menunjukkan penggambaran Femina untuk wanita ideal sebagian besar berkisar pada ide kecantikan yang terdiri kulit yang putih, sempurna, dan tampak sehat dengan make up ringan dan tubuh ramping. Selain itu terlihat juga perwujudan sifat perempuan feminin, berani, mandiri, sukses dan muda. Seperti yang diperlihatkan oleh temuan tersebut, ada implikasi bahwa meskipun sifat dominan terlihat mencolok, majalah Femina tetap berupaya untuk menampilkan sosok perempuan dengan sifat tradisional yang penurut.

ABSTRACT
This study examines the portrayal of idealized women constructed by the covers of 2016 Femina magazine. The four covers of the magazine are chosen randomly from August 2016 to November 2016. The magazine covers are analyzed using Roland Barthes rsquo semiotic framework 1991 by looking at the visual element and headlines sub headlines as verbal text. The analysis also explores the myth or signification of idealized women after the signs are processed through the level of denotation and connotation. The finding shows Femina 39 s portrayal of idealized women mostly revolves around the beauty idea consisting fair, flawless, and healthy looking skin with light makeup and slender looking body that also embodies women 39 s traits of being feminine, bold, independent, successful and young. As the finding suggests, there is an implication that despite the glaring dominants traits, the magazine attempts to assert the elements of submissive traditional women tropes."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurzakiah Ahmad
"Skripsi ini membahas mengenai perubahan nilai maskulinitas yang direpresentasi melalui iklan-iklan produk kosmetik pria. Kosmetik telah sekian lama terkonstruksi ke dalam area feminin. Namun, hal ini nampaknya kini telah berubah. Terdapat pemaknaan baru mengenai bagaimana nilai maskulinitas itu diyakini sekarang. Dengan menganalisis struktur yang membangun masingmasing iklan, skripsi ini mencoba untuk menganalisis bagaimana tiga iklan produk kosmetik pria, yang sudah dipilih sebagai korpus data, merepresentasi nilai-nilai maskulinitas baru.
This study is about the changing of the idea of masculinity in society, which is represented by the advertisements of men?s grooming products. Since a long time ago, grooming products had been constructed into the area of femininity. But it seems now, this construction is already changed. There is a new idea of how masculinity is now defined. By analyzing structures of each advertisement, this study tries to analyze how the three advertisements of men?s grooming products represent and bring the idea of the new and modern masculinity to society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14997
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yos Rizal Setiawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah gambaran peran jenis
kelamin pria penari tarian tradisional. Pemilihan pokok permasalahan dilandasi oleh
kenyataan bahwa umumnya pria (khususnya remaja pria) tidak tertarik menjadi penari.
Ketidak-tertarikan pria untuk menjadi penari dapat disebabkan oleh unsur-unsur tarian
(gerak, ekspresi, dan ritme), dan juga ketrampilan penunjang tarian (diantaranya tata rias
wajah dan tubuh), yang kesemuanya itu cenderung menuntut pria untuk lebih
mengembangkan sifat/ciri-ciri feminin (kewanitaan).
Kehidupan sanggar tari yang umumnya wanita menjadikan kaum pria sebagai
golongan minoritas. Pergaulan bersama wanita akan menyebabkan remaja pria Iebih
menginternalisasikan nilai-nilai dan ketrampilan wanita, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan ia lebih terpengaruh oleh sifat-sifat feminin. Kondisi ini lebih diperparah
lagi oleh berkembangnya stereotip peran jenis kelamin didalam masyarakat, akibatnya
sebagai golongan minoritas para penari pria sering dianggap memiliki sifat-sifat dari
golongan mayoritasnya (wanita).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas diperkirakan adanya hubungan antara peran jenis
kelamin penari pria dengan faktor-faktor seperti : usia mulai menari, lamanya bergabung
dalam sanggar tari, dan banyaknya tarian yang dikuasai.
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 1996 sampai Desember 1996,
terhadap sejumlah sanggar tari tradisional di Jakarta. Subyek penelitian adalah penari pria
yang berusia remaja, yaitu mulai dari 11 tahun sampai 24 tahun. Subyek diambil secara
accidental/incidental sampling dengan teknik non probability sampling. Subyek
penelitian yang berhasil diperoleh berjumlah 71 orang.
Penelitian ini menggunakan kuesioner dan skala maskulin-feminin. Kuesioner terdiri
dari data kontrol dan data-data tambahan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Skala
maskulin-feminin digunakan untuk mengetahui tingkat maskulinitas dan femininitas
individu. Skala ini merupakan axlaptasi dari Bern 's Sex Role Inventory.
Metode analisa data menggunakan prosentase, dan untuk mengetahui ada-tidaknya
hubungan antara maskulinitas-femininitas dengan usia awal menari, lamanya bergabung
dalam sanggar tari, dan banyaknya tarian yang dikuasai, digunakan perhitungan Chi-
Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran peran jenis kelamin penari pria
cenderung berperan jenis kelamin maskulin, androgini, dan feminim. Selain itu diketahui
bahwa hanya faktor usia awal mulai menari yang terbukti secara signifikan berhubungan
dengan peran jenis kelamin penari pria. Sedangkan faktor lamanya bergabung dalam sanggar tari dan banyaknya tarian yang dikuasai tidak terbukti secara signifikan
berhubungan dengan peran jenis kelamin penari pria.
Dengan demikian, dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa sebagian besar
penari pria ternyata dapat tetap mempertahankan peran jenis kelamin maskulin, yang
merupakan peran jenis kelamin yang cocok bagi pria. Usia awal mulai menari merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan peran jenis kelamin penari pria.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akhirnya peneliti mengajukan beberapa saran,
yaitu : bagi pria yang beminat menjadi penari disarankan untuk memperhatikan faktor usia
saat berniat menjadi penari, pria jangan ragu untuk menjadi penari karena ternyata hanya
sebagan kecil saja penari pria yang tergolong feminin. Sedangkan masyarakat disarankan
untuk Iebih menerima dan mendukung pria menjadi penari."
1997
S2921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nukman Helwi Moeloek
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0133
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Darojad Nurjono Agung Nugroho
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola, perbedaan dan determinan sosioekonomi
dan psikologi-orientasi sosial preferensi fertilitas pria kawin usia 15-54
tahun di Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan dianalisi secara analisis deskriptif
dan inferensial dengan menggunakan model logistik biner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor pendidikan pria dan pasangan, jenis pekerjaan
pria, indeks kekayaan rumah tangga, preferensi komposisi jenis kelamin anak,
akses media, diskusi KB dan peran istri dalam pengambilan keputusan rumah
tangga memengaruhi preferensi fertilitas pria kawin di Indonesia. Faktor-faktor
penguat mempunyai pengaruh paling kuat terhadap preferensi fertilitas, yaitu
preferensi komposisi jenis kelamin anak dan indeks kekayaan.

ABSTRACT
This research aims to study the socio-economic and psychological-social
orientation patterns, differentials and determinants of fertility preference among
merried men aged 15-54 years in Indonesia. The data used come from the 2012
Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). The data were analyzed
descriptively and inferentially using a binary logistic model. The results of the
stady show that the education and couple?s education, occupation, index of
household wealth, children?s sex composition preference, media access, discusion
family planning and couple?s autonomy in household decision-making statistically
have significant effects on the ideal number of children among married men aged
15-54 years. The most significant factor is the children?s sex composition
preference, followed by the wealth index., This research aims to study the socio-economic and psychological-social
orientation patterns, differentials and determinants of fertility preference among
merried men aged 15-54 years in Indonesia. The data used come from the 2012
Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). The data were analyzed
descriptively and inferentially using a binary logistic model. The results of the
stady show that the education and couple’s education, occupation, index of
household wealth, children’s sex composition preference, media access, discusion
family planning and couple’s autonomy in household decision-making statistically
have significant effects on the ideal number of children among married men aged
15-54 years. The most significant factor is the children’s sex composition
preference, followed by the wealth index.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dina Rahmawati
"Kejadian dislipidemia di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun, tak terkecuali pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian dislipidemia. Penelitian yang dilakukan pada sebuah perusahaan alat berat di Cakung, Jakarta Timur ini menggunakan desain studi cross sectional dan metode simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 93 orang pria berusia 25-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80,6% responden mengalami dislipidemia. Terdapat hubungan bermakna antara asupan karbohidrat (OR=10,8 95% CI 1,2-95,4), usia (OR=1,7 95% CI 0,5-5,6), IMT (OR=3,9 95% CI 0,7-21,9 ), lingkar pinggang (OR=2,3 95% CI 0,6-8,4), dan hipertensi (OR=1,5 95% CI 0,4-6,7) terhadap kejadian dislipidemia. Asupan karbohidrat merupakan faktor risiko paling dominan setelah dikrontrol oleh variabel usia, IMT, lingkar pinggang dan hipertensi. Diperlukan sosialisasi mengenai PUGS secara lengkap, program kompetisi olah raga yang menarik, dan penyediaan alat pengukur berat badan, tinggi badan serta lingkar pingang yang memadai dari divisi kesehatan perusahaan.

Dyslipidemia is a public health problem in Indonesia which prevalence is increasing every year, including in workers. The objective of this study was to identify risk factors associated with dyslipidemia. This study was conducted a heavy equipment company located in Cakung, East Jakarta using cross sectional design and simple random sampling method with 93 men aged 25-55 years old. The result showed that 80,6% of respondents are having dyslipidemia. There were significant associations between carbohydrate intake (OR=10,8 95% CI 1,2-95,4), age (OR=1,7 95% CI 0,5-5,6), Body Mass Index (BMI) (OR=3,9 95% CI 0,7-21,9), waist circumference (OR=2,3 95% CI 0,6-8,4), and hypertension (OR=1,5 95% CI 0,4-6,7) with dyslipidemia in which carbohydrate intake was the most dominant risk factors after adjustment of multiple confounders. Comprehensive general direction of balanced nutrition (PUGS)’s elucidations, attractive sport competition, and equipping weight scale, stadiometer, and waist circumference tape are needed to done by health division of the company."
2013
S52882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Oktaviani
"ABSTRAK
Bahasa dan gender memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Penggunaan bahasa yang
dipengaruhi oleh gender penuturnya merupakan bahasan dari variasi bahasa di dalam ilmu sosiolinguistik. Penelitian
ini menganalisis ciri bahasa pada pria dan wanita transgender di dalam Talk show Van Gils & Gasten dengan cara
melacak konjungsi bertingkat penghubung gramatikal, konjungsi bertingkat penghubung logis, dan pronomina relatif
untuk mengetahui struktur kalimat majemuk bertingkat yang diungkapkan oleh kedua orang transgeder. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita transgender tetap
mempertahankan ciri struktur kalimat pria karena ia cenderung lebih banyak menggunakan tiga jenis kata
penghubung tersebut. Sementara, pria transgender cenderung lebih sedikit menggunakan tiga jenis kata penghubung
tersebut meskipun ia telah berusaha memperlihatkan ciri struktur kalimat prianya. Percakapan langsung yang
dilakukan oleh wanita transgender bernama Bo Van Spilbeeck dengan pria transgender bernama Emile Jacobs di
acara Talk Show Van Gils & Gasten menunjukkan bahwa secara alami mereka masih tetap mempertahankan ciri
bahasa berdasarkan gender asli mereka.

ABSTRACT
Language and gender have a close relation and they influence each other. The use of language that influenced by
speakers gender is a discussion of language variations in sociolinguistics. This research analyzes the language
characteristics of transgender man and woman in Van Gils & Gasten Talk Show by tracing grammatical
subordinating conjunctions, logical subordinating conjunctions, and relative pronouns to find the complex sentence
structure expressed by both transgenders. The method used is descriptive quantitative method. The results of this
research indicate that transgender woman retains her man sentence structure because she tends to use these three
types of conjunctions more. Meanwhile, transgender man tends to use fewer of these three types of conjunctions
even though he has tried to show the characteristic of his man sentence structure. Direct conversations conducted by
transgender woman named Bo Van Spilbeeck with transgender man named Emile Jacobs on Van Gils & Gasten Talk
Show show that naturally they still retain their language characteristics based on their original gender."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Oinike Leonora S
"Penelitian ini adalah sebuah analisis diskursus kritis terhadap majalah wanita dengan mayoritas jurnalis perempuan dalam merepresentasi perempuan. Selama ini, representasi perempuan dalam media massa tidak pernah jauh digambarkan dari stereotip wanita yang pasif, tergantung pada pria, dan berada dalam ruang domestik. Untuk mengubah penggambaran tersebut, media massa mempunyai peranan besar karena salah satu fungsinya sebagai transmisi sosial. Karena dunia media massa masih sering dikuasai oleh laki-laki, maka keberadaan perempuan dalam media mempunyai arti yang cukup penting. Jurnalis perempuan diharapkan dapat menghasilkan tulisan yang berperspektif gender yang dapat mengubah posisi kaumnya yang selama ini sebagai subordinan dalam budaya patriarki. Sebagai majalah dengan komposisi jurnalis perempuan yang jauh lebih besar, femina diharapkan dapat merepresentasikan perempuan berbeda dengan penggambarannya di media massa selama ini.
Untuk melihat representasi perempuan dalam majalah femina ini, analisis akan dilakukan pada 3 tingkatan, yakni teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Untuk menganalisis teks, peneliti menggunakan metode framing, karena jenis analisis ini adalah yang paling tepat untuk menangkap ideologi suatu media. Setelah itu, analisis dilanjutkan dengan melihat bagaimana teks dihasilkan, yang menyangkut proses produksi, konsumsi dan pengaruh lingkungan sosial budaya masyarakat. Berdasarkan analisis teks dan intertekstual terhadap 2 artikel tokoh wanita diperoleh gambaran bahwa femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Perempuan digambarkan berperan ganda. Di satu sisi perempuan digambarkan berperan dalam ruang publik, namun di lain sisi perempuan tetap dituntut untuk mengurus rumah tangganya. Representasi perempuan ini ternyata tidak mengalami banyak perubahan dari gambaran perempuan di media massa selama ini. Perempuan tetap digambarkan sesuai dengan stereotipnya, bahwa perempuan yang ideal adalah yang bersifat penyayang dan keibuan Karena itu, meskipun seorang perempuan berperan di ruang publik, bila ia mau dikatakan sebagai perempuan yang ideal harus tetap memperhatikan peran domestiknya. Dihasilkannya teks seperti ini tidak terlepas dari proses produksi dan pengaruh lingkungan sosial budaya di sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis discourse practice dan socioculturalpractice, dapat diakatakan bahwa terjadi tarik ulur antara kepentingan ideal dan kepentingan bisnis.
Sebagai sebuah majalah, femina tidak dapat memungkin bahwa kehidupannya sangat bergantung pada iklan, dan untuk tetap bertahan hidup femina harus memberi perhatian ekstra terhadap kepentingan bisnis tersebut Sebagai majalah yang mengutamakan kepentingan bisnis, femina mau tidak mau harus mengikuti budaya apa yang dominan dan dapat diterima masyarakat, yakni budaya patriarki. Inilah yang menyebabkan femina menggunakan pedoman in harmony yang pada dasarnya tidak merubah posisi subordinat perempuan selama ini. Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa teks yang dihasilkan akhirnya menyudutkan perempuan dalam ruang domestiknya. Dengan demikian, keberadaan perempuan dalam media, bahkan media wanita yang proporsi jurnalis perempuannya jauh lebih besar, tidak mampu merubah penggambaran perempuan selama ini. Ada 2 kemungkinan penyebab: pertama, para jurnalis perempuan tersebut masih menganut pola patriarkal sehingga tidak memiliki kesadaran gender, atau kedua, sensitifitas gender yang dimiliki para jurnalis tidak tampak, terkalahkan oleh kepentingan bisnis yang lebih menguasai orientasi media. Secara keseluruhan, peneliti memperoleh 3 kesimpulan, yakni: Pertama, majalah femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Hasil penelitian Thamrin A Tamagola tentang arah 4 majalah wanita juga menunjukkan hal yang sama.
Penelitian terhadap 4 majalah wanita termasuk di dalamnya femina, menunjukkan bahwa majalah wanita bukannya membebaskan perempuan dan menyetarakannya dengan laki-laki, namun justru mendorong kaum perempuan ke kerangkeng privat yang menjauhkannya dari publik. Kedua, keberadaan mayoritas jurnalis perempuan di media massa tidak akan mengubah gambaran wanita di media massa selama ini bila ia tidak mempunyai kesadaran gender. Jurnalis perempuan ataupun laki-laki, bila masih menganut pola patriarkal akan tetap menghasilkan tulisan yang bias gender. Ketiga, kepentingan bisnis kapitalis patriarki ternyata masih menguasai majalah femina dan menentukan orientasi yang digunakan dalam perusahaan. Itulah sebabnya penggambaran perempuan di majalah ini tetap sama dengan penggambaran perempuan di media massa selama ini. Karena itu, untuk mengubah posisi yang tidak menguntungkan bagi salah satu pihak ini, diperlukan dukungan dari semua pihak, baik pria maupun wanita, untuk memiliki kesadaran bahwa sebenarnya perempuan dan laki-laki adalah setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S3911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>