Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30802 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raditya Christian Kusumabrata
"Skripsi ini membahas mengenai organisasi Resimen Mahasiswa pada tahun 1963-2000. Organisasi yang dibentuk secara langsung oleh militer ini memiliki fungsi sebagai Komponen Cadangan Pertahanan. Penulisan ini melihat terbentuknya Resimen Mahasiswa diawali dengan pelatihan kemiliteran bagi mahasiswa di Bandung dan pembentukan Resimen Mahasiswa Mahawarman. Kedudukan, fungsi dan tujuan pembentukan Resimen Mahasiswa sebagai Rakyat terlatih menjadikan kerancuan status mereka apakah sebagai kombatan atau non kombatan. Selain itu Reformasi pada tahun 1998 juga memberikan dorongan yang kuat untuk membubarkan Resimen Mahasiswa pada tahun 2000.

This thesis discussed the organization's Student Regiment in 1963-2000. Organization formed directly by the military has a function as a Reserve Component of Defense. This saw the formation of Student Writing Regiment began with military training for students in Bandung and the formation of Student Mahawarman Regiment. Status, function and purpose of the establishment of the People's Regiment trained students because they create confusion status either as combatants or non-combatants. Also reforms in 1998 also gave a strong impetus to disperse Student Regiment in 2000."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1038
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nugroho Notosusanto
Jakarta: UI-Press, 1982
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Sirwani
"Strategi pembinaan dan pemberdayaan Resimen Mahasiswa Resimen Mahasiswa adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang dibentuk dalam rnngka melestarikan nilai juang 45, namun masa Orbe dipergunakan sebegai perpenjangan militer di kampus, akibatnya terjadi bentrokan antara Menwa dengan mahasiswa pro demokrasi, hingga berlanjut dengan tuntutan pembubaran Menwa; dengan kejadian ternebut pemerintah mengeluatkan SKB 3 Menteri Tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Menwa betada di tangan pimpinan Perti, yang bardampak pada pengembangan Menwa. Jumlah Menwa hingga tahun 2003 berjumlah 25.000 orang dan alumni 26.000 orang, namun sampai saat ini jumlah Menwa yang aktif mendekati 15.000 orang, terjadi penunman secara kuantitas, Di lain sisi ancaman bangsa Indonesia era globalisasi adalah dalam bidang nir militer, walaupun ancaman militer tetap ada namun kecil kemungkinan terjadi; Menwa yang telah siap menghadapi aneaman nir militer, oleh pemerintah kurang diperhatikan perkembangannyn. Dengan demikian maka tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran posisi stratejik Menwa dalam menghadapi tantangan di abad XXl yang sarat dengan isu demokratisasi dan Ham, kemudian juga untuk menyusun alematif strategi pembinaan dan pemberdayan Menwa daban upeya pembelaan negara dikaitkan dengan ketahanan nasionaL Daiam penelitian ini, peneliti mengambil sampel beberapa organisasi Menwa beserta jajaranya di liga provinsi yakui Sumatern Selatan (Palembang), DKl Jakarta dan Jawa Barat (Bandung), serta memfokuskan pada peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan dalam pengembangan organisasi Menwa dengan mengacu visi. misi, sasaran dan tujuan organisasi Menwa serta melihat operasional organisasi untuk mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi.
Dalam penelitian ini, digunakan desain deskriptif ekaplorntif, dengan metode SWOT untuk menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selain itu juga menggunakan metode AHP untuk memberikan altematif-alternatif dalam penyelesain masalah, memberikan masukan kepada stakeholder guna pembinaan dan pembetdayaan Menwa di masa yang akan datang. Dengan pendekatan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam pengembangan Menwaseperti Perguruan Tinggi, Mahasiswa, Kemhan, Kemdagri, Kempora, Kemdiknas dan Kemsos, maka pembinaan dan pemeberdayaan Menwa diarahkan peda solusi alternatif yaitu peda Perilaku organisasi, Sunaber Daya Manusia dan Peraturan Perundang-undangan sehagai pemeeahan dalam menyelesaikan masalah Menwa. Dati penelitian yang dilakukan, diketemukan bahwa organisasi Menwa berada di posisi kuadran IV SWOT yaitu posisi konsolidasi, dengan dernikian Menwa harus memperbaiki kelemahan organisasi secara internal, agar mampu meraih peluang yang ada guna mengembangkan organisasi. Kemudian strategi pembinaan dan pemberdayan Menwa; adalah dengsa mengupaynkan perhalkan perilaku organisasi Menwa, ini mengambatkan bahwa kesadaran perilaku personel maupun kelompok harus lebih menggambarkan perilaku organisasi yang humanis guna mengembalikan citra Menwa. Untuk beberapa sasaran tersebut diperlukan dukungan beberapa Kementerian yang terkait. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33698
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fachri Rifki
"Artikel ini membahas mengenai upaya Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia tahun 1998—2004, untuk mempertahankan eksistensinya. Resimen Mahasiswa (Menwa) merupakan suatu wadah bela negara pada tingkat perguruan tinggi. Mulai secara resmi terbentuk pada tahun 1963, seseorang dikatakan anggota Menwa jika sudah melaksanakan Latihan Dasar Militer. Menwa memainkan peran penting dalam Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) sebagai cendekia dan penerus bangsa. Akan tetapi, pada akhir Masa Orde Baru timbul tuntutan agar Menwa dibubarkan sebagai ekses dari tuntuan penghapusan Dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Surat Keputusan Bersama 3 Menteri Tahun 2000 merupakan jawaban dari kehadiran dan keberlangsungan Menwa di lingkungan perguruan tinggi. Dalam artikel jurnal ini akan dijelaskan mengenai dinamika Menwa pada masa pra reformasi, kondisi pasca reformasi dan upaya Menwa UI mempertahankan eksistensinya, serta dampak dari bertahannya Menwa UI terhadap minat bela negara mahasiswa di lingkungan Universitas Indonesia. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi/kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada tahapan heuristik, sumber sejarah primer diperoleh dari Arsip Pribadi, Arsip Universitas Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpusatakaan Nasional Republik Indonesia, dan wawancara dengan narasumber terkait. Hasil dari penelitian ini, dapat dilihat bahwa Menwa sebagai salah satu wadah bela negara pada tingkat perguruan tinggi memiliki peran penting dalam sistem pertahanan negara dan kesadaran bela negara, maka dari itu harus dipertahankan keberadaannya dengan beberapa penyesuaian. Dampak dari penyesuaian tersebut di lingkungan Universitas Indonesia, yakni tetap bertahanannya Menwa dan menjadi wadah mahasiswa dalam bidang bela negara.

This article discusses the efforts of the Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia from 1998- 2004 to maintain its existence. The Resimen Mahasiswa (Menwa) is a forum for bela negara at the university level. Began to be officially formed in 1963, a person is said to be a member of Menwa if he has carried out Basic Military Training. Menwa plays an important role in the Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) as scholars and successors of the nation. However, at the end of the Orde Baru period, demands arose that Menwa be disbanded as an excess of demands for the abolition of the Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Surat Keputusan Bersama 3 Menteri Tahun 2000 was the answer to the presence and continuity of Menwa in the higher education environment. This journal article will explain the dynamics of Menwa UI in the pre-reform era, post-reform conditions and Menwa UI's efforts to maintain its existence, as well as the impact of Menwa UI's survival on students' interest in bela negara at the Universitas Indonesia. This article is written using historical methods consisting of heuristics, verification/criticism, interpretation, and historiography. At the heuristic stage, primary historical sources were obtained from private archives, Universitas Indonesia Archives, the National Archives of the Republic of Indonesia, the National Library of the Republic of Indonesia, and interviews with relevant sources. The results of this study, it can be seen that Menwa as a forum for bela negara at the university level has an important role in the national defense system and awareness of bela negara, therefore its existence must be maintained with some adjustments. The impact of these adjustments on the Universitas Indonesia, namely the continued existence of Menwa and becoming a forum for students in the field of state defense."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Cholis Ferdyawan Fauzi
"Tesis ini membahas efektivitas kerjasama kelembagaan kewirausahaan pemuda di Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga dengan pihak Ketiga terhadap keberhasilan program-program kewirausahaan pemuda. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya kerjasama yang dilakukan oleh Asisten Deputi Kelembagaan Kewirausahaan terhadap dunia usaha bila dibandingkan dengan kerjasama dengan instasi pemerintah lainnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriftif analisis. Sedangkan teknik analisis data menggunakan pendekatan model analisis interaktif.
Banyaknya peluang kerjasama yang bisa dijalin dengan dunia usaha kurang bisa optimalkan oleh pihak Kemenegpora dalam membantu mensukseskan program kewirausahaan pemuda. Selama ini kerjasama Kemenegpora yang berhubungandengan kewirausahaan pemuda lebih cenderung ke sesama instansi pemerintah atau bersifat lintas sektoral. Wujud dari kerjasama lintas sektoral adalah berupa pelatihan-pelatihan atau kerjasama program. Biasanya pihak Kemenegpora menyediakan sumber daya manusianya berupa pemuda, sedangkan departemen atau kementerian yang terkait menyediakan programnya.
Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian ini, ditemukan bahwa kerjasama yang dilakukan Kemenegpora dengan instansi pemerintah atau lintas sektoral sudah terlaksana. Sedangkan untuk kerjasama antara Kemenegpora dengan dunia usaha ditemukan tidak efektif. Stakeholders berharap bahwa Kemenegpora dalam lebih aktif dan lebih banyak dalam menjalin kerjasama dengan dunia usaha. Pola kerjasama dengan dunia usaha yang bisa dikembangkan Kemenegpora adalah pola kemitraan dimana Kemenegpora mengambil peran sebagai pembina.

This thesis discusses the effectiveness of youth entrepreneurship institutional cooperation at the State Ministry of Youth and Sports with the third party to the success of the programs of youth entrepreneurship. This research is based on the lackness of cooperation undertaken by the Assistant Deputy of Institutional Entrepreneurship for the business when compared to the cooperation with other government institution. This research is a qualitative research method with deskriftif analysis. While the approach for technical data analysis is using the interactive model of analysis.
Many opportunities for collaboration that can be woven with the business world can be less by optimizing the Kemenegpora in succeeding to help the youth entrepreneurship program. The cooperation of Kemenegpora with third party that associated with youth entrepreneurship is tended to cooperate with fellow government institutions or cross-sectoral. The form of cross-sectoral cooperation is trainings or joined program. Usually the Kemenegpora provide resources such as young resourches, while the other departments or ministries that related provide program.
Based on the discussion of the results of this research, they found that the Kemenegpora cooperation with government institutions or cross-sectoral is being done. While for the cooperation between the business world with Kemenegpora found not effective. Stakeholders hope that Kemenegpora in more active and more in a partnership with the business. The pattern of cooperation with the business world that can be developed Kemenegpora is a partnership where Kemenegpora take the role of coach or advisor."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29153
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Andriwidyatmoko Sunarno
"Tesis ini berupaya menggali diskursus nasionalisme Indonesia pasca Reformasi. Di saat rezim otoriter berkuasa, diskursus nasionalisme merupakan alat untuk menyatukan bangsa dan melanggengkan kekuasaan atas nama pembangunan. Setelah reformasi terjadi, transisi demokrasi pun menjadi pintu masuk untuk mengembangkan wacana nasionalisme yang bermula dari kesadaran masyarakat. Persoalannya adalah bagaimana wacana nasionalisme yang berkembang setelah itu.
Penelitian ini menggunakan dua pintu teoritik: teori tentang nasionalisme dan teori tentang transisi demokrasi. Teori tentang nasionalisme dikembangkan dari Castells (1997) yang menyatakan bahwa proyek nasionalisme tidak selalu berbasis pada tujuan pendirian negara bangsa. Teori itu menggiring penelitian ini pada teori Calhoun (2007) tentang ?nasionalisme sebagai sebuah diskursus.? Teori ini menjawab pertanyaan tentang bagaimana nasib bangsa setelah rezim negara-bangsa yang kuat telah runtuh. asumsinya, nasionalisme lebih merupakan sebuah formasi diskursif daripada suatu proyek identitas. Sementara teori tentang transisi demokrasi mengandaikan bahwa setelah runtuhnya rezim otoriter, sebuah negara memasuki fase transisi demokrasi. Dalam fase ini aktor yang paling banyak berperan adalah civil society. Persoalannya adalah bagaimana diskursus nasionalisme Indonesia diproduksi oleh OKP sebagai bagian dari civil society.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam, studi dokumen, dan studi pustaka. Fokus studi adalah pada empat OKP berbasiskan dari gerakan mahasiswa ekstra kampus. OKP yang dipilih berdasarkan kategorisasi gerakan nasionalis (GMNI), mahasiswa minoritas (KMHDI), Islam moderat (KAMMI), dan Islam fundamentalis (GP). Diskursus nasionalisme mengalami perubahan signifikan. Pada Orde Lama, doktrin nasionalisme diterapkan melalui doktrin anti asing dan kolonialisme. Sedangkan Orde Baru diterapkan melalui doktrinasi tafsir tunggal Pancasila. Sementara itu, nasionalisme pasca reformasi bersifat konstruktifis atau kesadaran. Nasionalisme dikendalikan faktorfaktor yang lebih luas; baik internal maupun eksternal. Secara internal ia ditandai oleh negara yang lemah, desentralisasi, demokratisasi, dan bangkitnya kekuatan kesukubangsaan tertentu. Sementara secara eksternal, ia dipengaruhi oleh globalisasi, neoliberalisme, dan gagasan-gagasan baru tentang keterbukaan. Pendefinisian Nasionalisme Indonesia dan indentitas kebangsaan oleh pemerintah RI maupun OKP memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaan tersebut antara lain: Indonesia adalah negara yang plural, dibentuk dari beragam budaya, suku, dan agama. Nasionalisme merupakan alat, strategi, dan taktik untuk mencapai tujuan organisasi. Pemerintah, KAMMI, KMHDI, dan GMNI memandang bahwa indentitas nasional dibingkai dalam UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Adapun perbedaannya yaitu: OKP Gema Pembebasan memandang bahwa indentitas nasional Indonesia adalah Islam karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas Islam.

This thesis attempts discourses of nationalism post-reform in Indonesia. When the authoritarian regime in power, discourses nationalism is a tool to unify the nation and preserve power in the name of development. After the reform occurs, the democracy transition is the entrance to the discourse of nationalism that began from the public awareness. The problem is how the discourse of nationalism developed after that.
This research uses a two-door theoretic: the theory of nationalism and the theory of democratic transition. Theory of nationalism developed from Castells (1997) which states that the project of nationalism was not always based on the goals of the nation state. Theory that lead this research in the theory of Calhoun (2007) about "nationalism as a discourses." Theory is the question of how the fate of the nation-state regime after a strong nation has come a cropper. The assumption is, nationalism is a more discursive formation of a project identity. While the theory about the transition of democracy presuppose that the authoritarian regime after the fall, the country enters the phase transition of democracy. In this phase most of the actors who play a role is civil society. The problem is how nationalism discourses produced by OKP in Indonesia as part of civil society.
The research employs qualitative approach with in-depth interviews, documentary study, and literature study. The subjects taken by this study are the four OKP selected on the extra-campus movement students. The categorization of nationalist movement (GMNI), minority students (KMHDI), Islam moderates (KAMMI), and Islamic fundamentalists (GP) selected the OKP. Discourses of nationalism experienced significant changes. In the Old Order, the doctrine of nationalism applied through the doctrine of anti-colonialism and foreign. Meanwhile, the New Order is applied through a single doctrines Pancasila. Meanwhile, nationalism after reformation era, developed by constructivism awareness. Nationalism influenced widely factors, both internal and external. Internally marked by the weak of country, decentralization, democratization, and the rise of tribes. While externally, it is influenced by globalization, neo liberalism, and new ideas about openness. Nationalism definitions and nationality identity by Indonesian government and OKP has similarities and differences. Similarities are: Indonesia is a plural country, formed from a variety of cultural, ethnic, and religion; Nationalism is a tool, strategy, and tactics to achieve the goals of the organization; The Government, KAMMI, KMHDI, and GMNI looked the national identity are framed by the 1945 Constitution, Pancasila, NKRI, and Bhineka Tunggal Ika. And The differences are: Gema Pembebasan Exemption the national identities is Islam, because Indonesia is an Islamic majority country."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Satrio
"Lunturnya karakter nasionalis yang ada di dalam diri pemuda Indonesia merupakan masalah kepemudaan yang banyak kita dapati belakangan ini. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kemendikbud tengah melakukan Program Penguatan Karakter (PPK), yang menanamkan karakter religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong. Organisasi remaja masjid menjadi organisasi yang cukup strategis untuk membantu pemerintah melaksanakan program ini. Al Azhar Youth Leader Institute atau AYLI, merupakan salah satu organisasi remaja masjid yang memiliki fokus dalam penguatan karakter nasionalis pemuda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa karakter nasionalis yang ditanamkan oleh AYLI kepada para anggotanya, dan apakah karakter tersebut sejalan dengan yang dimaksud oleh pemerintah. Selain itu, peneliti juga ingin melihat faktor-faktor apa yang menentukan karakter nasionalis dalam program yang dilaksanakan oleh AYLI serta menganalisa strategi apa yang dilakukan oleh AYLI dalam melakukan penguatan karakter nasionalis pemuda.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan analisis faktor serta analisis SWOT. Peneliti mengumpulkan data dengan memberikan kuesioner kepada 100 responden yang merupakan anggota AYLI.
Sejalan dengan pemerintah, karakter religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong merupakan karakter yang ditanamkan oleh AYLI kepada para anggotanya. Selain itu, faktor-faktor yang menetukan karakter tersebut dijelaskan sebagai berikut : karakter mandiri dikuatkan melalui pemberian materi komunikasi, konsepsi diri, dan kepemimpinan; karakter nasionalis dikuatkan melalui momentum mencium bendera, kewajiban membaca buku biografi tokoh nasional, kewajiban membaca buku sejarah Indonesia, materi konsepsi diri, dan materi kepemimpinan; karakter religius yang mengarah kepada akhlak dikuatkan melalui kegiatan membaca Al Quran dan terjemahnya, hadis, dan shirah nabawiyah; karakter gotong royong dikuatkan melalui upacara bendera, materi sejarah Indonesia, pencak silat, dan materi manajemen strategis; karakter religius yang mengarah kepada ibadah dikuatkan melalui sholat sunnah, tadarrus, dan dzikir; dan karakter integritas dikuatkan melalui materi kepemimpinan dan konsepsi diri. Dari hasil analisa SWOT juga didapatkan bahwa strategi AYLI saat ini masih berada di kwadran III, yang berarti harus melakukan strategi yang bersifat defensif. Strategi ini dilakukan dengan menjaga konsistensi pelaksanaan program yang telah berjalan agar eksistensi organisasi tetap terjaga.

The fading of nationalist character in Indonesian youth is a youth problem that we have encountered a lot lately. Therefore, the government through the Ministry of Education and Culture is conducting a Character Strengthening Program (PPK), which instills religious, nationalist, integrity, independence and mutual cooperation. Youth mosque organizations are a strategic organization to help the government implement this program. Al Azhar Youth Leader Institute or AYLI, is one of the youth mosque organizations that has a focus on strengthening the nationalist character of youth.
This study aims to identify and analyze the nationalist character instilled by the AYLI to its members, and whether the character is in line with what is intended by the government. In addition, the researcher also wants to see what factors determine the nationalist character in the program implemented by AYLI and analyze what strategies are carried out by AYLI in strengthening the nationalist character of the youth.
This research uses quantitative methods by carrying out factor analysis and SWOT analysis. The researcher collected data by giving questionnaires to 100 respondents who were members of AYLI.
In line with the government, religious, nationalist, integrity, independent and teamwork are the characters instilled by the AYLI to its members. In addition, the factors that determine the character are explained as follows: independent character is strengthened through the provision of communication class, self- conception, and leadership; nationalist character is strengthened through the momentum of kissing the flag, the obligation to read biographies of national figures, the obligation to read Indonesian history books, self-conception class, and leadership class; religious character that leads to morals is strengthened through reading the Quran and its translations, hadiths, and the history of prophet; the character of teamwork is strengthened through flag ceremonies, Indonesian historical class, pencak silat, and strategic management class; religious character that leads to worship is strengthened through sunnah prayer, reciting the Quran, and dzikir; and the character of integrity is strengthened through leadership and self- conception class. From the results of the SWOT analysis it was also found that the AYLI strategy is currently still in quadrant III, which means that it must carry out a defensive strategy. This strategy is carried out by maintaining the consistency of the implementation of programs that have been running so that the existence of the organization is maintained."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riansa Putra Fajri
"Skripsi ini membahas mengenai Resimen Mahasiswa dan kegiatan penataran yang dilakukan Satuan Tugas Resimen Mahasiswa (Satgas Menwa) di Timor Timur tahun 1978-1979 kepada Hansip, Wanra, serta masyarakat di sana. Kegiatan penataran itu berfokus pada enam bidang utama, yaitu, pertanian, peternakan,perikanan, kesehatan, pertukangan, dan pendidikan. Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah hasil wawancara dengan anggota Satgas Menwa Timor Timur,dokumen, arsip, dan buku teks. Dalam kegiatan penataran itu, dapat dikatakan bahwa Menwa telah berkontribusi dalam pembangunan di Timor Timur yang nyatanya selaras dengan fungsinya sebagai organisasi.

This thesis discusses about Menwa (Resimen Mahasiswa/Student Regiment) and its inservice activities conducted by members of the Menwa in East Timor by 1978-1979. They were known as Satgas Menwa Timor Timur. Satgas Menwa had conducted workshops in agriculture, health, education, carpentry, fishery, and animal husbandry to Hansip (civil defense force), Wanra (people volunteers usually in conflict area), and people there. The datas used in this thesis are the result of interviews with the members of Satgas Menwa Timor Timur, documents,archives, and textbooks. As a result of that inservice activities, it can be said that Menwa had contributed to the development in East Timor, in fact it consistent with its function as an organization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudih Purwadi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S5455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>