Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tarigan, Christiani R.
"Remaja Putri adalah pasar potensial untuk produk kosmetika dan perawatan tubuh. Di akhir tahun 1992 PT. Mustika Ratu mengeluarkan seri kosmetika yang khusus ditujukan bagi remaja putri, dan diposisikan sebagai kosmetika alami yang sesuai dengan kondisi kulit remaja. Dalam memperkenalkan produknya, iklan yang bersifat multi media, yang ditampilkan di radio, televisi, dan juga di majalah Gadis, Anita Cemerlang, Puteri memanfaatkan Mode, dan Aneka ria. Iklan dibuat dalam suasana keremajaan agar sesuai dengan karakteristik khalayak yang ingin dituju, dan dapat menangkap perhatian khalayak dan memberikan informasi tentang keberadaan produk. Penelitian ini mencoba untuk melihat sampai sejauh mana kognisi atau pengetahuan khalayak tentang iklan Futeri, meliputi tingkat perhatian dan interpretasi khalayak. Penelitian mengenai kognisi khalayak tentang iklan Futeri bersifat deskriptif-analltis dan dilakukan dengan metode survei. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 100 orang siswi kelas 2 SMA yang dipilih secara random.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Tingkat pengenaan responden terhadap media dapat dikatakan tinggi, rata-rata mengkonsumsi lebih dari satu majalah, termasuk Gadis dan Pnita Cemerlang, dan juga radio dan televisi. Ini membuka peluang bagi responden untuk terkena iklan. Pengenaan responden terhadap iklan-iklan di kedua majalah juga tinggi. Responden cukup sering melihat iklaniklan yang ditampilkan di kedua majalah tersebut, terlihat dari jawaban responden dalam menyebutkan jenis-jenis produk dari iklan yang aaa di kedua majalah itu. Perhatian responden terhadap iklan Puteri cukup baik, terlihat dari terpilihnya iklan tersebut sebagai iklan kosmetika yang paling sering dilihat c!i kedua majalah di atas. Perhatian responden terhadap iklan Puteri juga diikuti oleh pemberian makna yang relatif sesuai dengan maksud pengiklan. Responden dengan tepat menginterpretasikan jenis produk yang diiklankan Puteri dan juga dapat menyebutkan maksud dari keseluruhan penampilan iklan tersebut. Tingkat kognisi atau pengetahuan responden tentang judul, naskah, dan ilustrasi iklan cukup baik. Sebagian besar responden dapat menyebutkan unsur-unsur iklan tersebut. Ini didukung oleh tingginya frekuensi responden melihat iklan tersebut di kedua majalah. Hanya saja pengetahuan responden tentang slogan tidak begitu baik, karena lebih dari separuh responden tidak dapat menyebutkan slogan iklan Puteri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Wirawan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S9206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ketut Shanty
"Produk yang di tujukan untuk wanita begitu banyak
ragamnya. Dari sekian banyak produk tersebut, produk pembalut
wanita yang ada di pasaran pun b e gitu· banyak, bai k dari merek
yang ada maupun jumlahnya. Masing.,...masing ·menawarkan kelebihan
produk, dan menawarkan s uatu perne cahan· masa ah yang dialami
dalam kehidupan wanita. Car e free adalah salah satunya.
Produk ini mempos isikan produknya sebagai pembalut
.
wanita yang bukan untuk m a s~ haid, tetapi di pergunakan
setiap hari guna mengatasi kelembaban sebe l um dan sesudah
masa haid wanita.
Untuk membangun pengetahu n mengenai produk pembalut irii
memang tidak mudah , kare na masyarakat umumnya hanya mengenal
pembalut-pembalut wanita yang dipergunakan untuk masa haid
saja. Salah satu strategi promosi yang mereka pilih adalah
iklan. Media yang dipilih hanya majalah wanita, seperti
Femina, Kartini, dan Sarinah. Setelah lima tahun, pihak Johnson. & Johnson mulai
memperluas segmen pasarnya ke remaja,.melalui majalah Gadis.
Untuk melihat sampai seberapa j~uh pengetahuan remaja putri,
maka dilihat dari proses persepsi dimana akan dilihat juga
· apakah unsur...;.unsur iklan Carefree mampu menarik perhatian
mereka.
Penulis mengambil 100 responden remaja putri SMP dan
SMA, yang pernah li at iklan Carefree d i wilayah Pondok Indah
dengan pengambilan. sampel secara acak sederhana. Tehnik
pengumpul an ~at a menggunakan wawancara berstr uktur , wawancara
dengan pihak Johnson & Johnson, serta studi kepustakaan .
Penelitian · ini menghasilkan jawaban , bahwa ilustrasi
(gambar utama) merupak:an unsur yang paling menarik , yang
p~rt am a kali d ilihat, dan juga unsur y ang pa1ing mudah
diingat . Sebagiban besar r esponc;ten kurang mengetahlii mengenai
headline iklannya, mayoriias responden cukup mengetahui
ilustrasi ikl an , dan umumny l ebih mampu menyebutkan gambar
utama saja dar i 4 ilustrasi ¥ang ada. Responden yang pernah
membaca naskah iiklan · rnaupun yang t iaak pernah cukup
mengetahuinya. Baik responden yang pernah membaca naskahnya
maupun yang tidak pernah membaca ternyata kurang tahu
penggunaan sebenarnya dari
pembalut tersebut digunakan
Carefree, mereka beranggapan
untuk masa-masa haid. Mengenai slogan yang digunakan, mayoritas responden tidak pernah
membacanya, sehingga pengetahuan mereka mengenai unsur iklan
ini adalah rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victor Abdi Negara
"Saat ini ada pergeseran ke arah Integrated Marketing Communications (IMC), yang melibatkan pengkoordinasian dari berbagai elemen promosi dan aktivitas pemasaran lainnya untuk berkomunikasi dengan konsumen. Karena iklan merupakan salah satu elemen panting dalam bauran promosi, perusahaan harus mendesain iklannya agar tujuan komunikasi dan promosi yang dilakukan bisa tercapai. Salah satu cara adalah menggunakan endorser yang memiliki kredibilitas tinggi dan ditunjang dengan kredibilitas perusahaan, sehingga terbentuk sikap yang positif terhadap iklan, merek, dan intensi membeli produk bersangkutan.
PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah salah satu produsen barang-barang konsumen yang sudah lama berdiri dan beroperasi di Indonesia. Salah satu produk Unilever yang cukup sukses di pasaran adalah sabun mandi cair Lux Ekstrak Green Tea, yang diposisikan sebagai sabun kecantikan untuk mendapatkan pesona para bintang.
Perumusan masalah penelitian ini adalah analisis pengaruh dan kredibilitas artis sebagai endorser dan kredibilitas PT. Unilever Indonesia, Tbk sebagai produsen pada sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, dan intensi membeli produk sabun mandi cair dari konsumen.
Penelitian ini didasarkan pada Dual Credibility Model (DCM) yang mencoba melihat pengaruh dari kredibilitas perusahaan dan kredibilitas endorser pada sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, dan intensi membeli. DCM terdiri atas 5 (lima) variabel.
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis faktor untuk menguji validilasnya dan menggunakan Cronbach?s Alpha untuk menguji reliabilitasnya.. Selanjumya dilakukan analisis statistik menggunakan analisis regresi berganda, untuk menguji hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kredibilitas endorser dan kredibilitas perusahaan (PT. Unilever Indonesia, Tbk) memiliki pengaruh pada sikap seorang konsumen terhadap iklan sabun mandi cair Lux Ekstrak Green Tea. Dan penelitian ini juga dapat dijelaskan bahwa kredibilitas perusahaan dan sikap terhadap iklan memiliki pengaruh yang kuat dan positif pada sikap terhadap merek. Selanjutnya didapatkan bahwa intensi membeli untuk produk sabun mandi cair Lux Ekstrak Green Tea hanya dipengaruhi oleh kredibilitas perusahaan dan sikap konsumen terhadap merek tersebut. Sedangkan sikap terhadap iklan sabun mandi cair Lux Ekstrak Green Tea tidak mempunyai pengaruh terhadap intensi membeli produk tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S4637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Aster
"Representasi gender dalam iklan ikut memiliki andil dalam memperkuat persepsi masyarakat tentang konsep perempuan yang cantik. Tontonan iklan mengagungkan kecantikan perempuan lewat wajah cantik, kulit putih dan halus. Iklan di televisi cenderung menjual mimpi dan imajinasi yang melambung tinggi. Media mengkonstruk sebuah realitas semu dari realitas sosial yang terjadi. Pasar perempuan merupakan pasar potensial yang selalu dieksplorasi oleh pemasar karena perempuan merupakan pengambil keputusan dalam pembelanjaan barang kebutuhan sehari-hari. Dari sini, peran kreativitas periklanan dalam mengadu rayuan menjadi sangat penting. Perempuan akhimya menjadi sasaran utama dari iklan sebuah produk. Mereka menjadi incaran utama dari sebuah pemasaran produk. Melalui interaksi simbolik, persepsi khalayak perempuan dibangun sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu konstruksi realitas mengenai perempuan cantik yang mendorong perempuan untuk menjadi serupa dengan perempuan cantik tersebut.
Penelitian ini membahas mengenai persepsi perempuan terhadap iklan sabun kecantikan dalam kaitannya dengan konstruksi realitas mengenai kecantikan yang terbentuk di dalam masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Peneliti menggunakan tehnik wawancara terhadap 9 informan perempuan yang adalah wanita pekerja, ibu rumah tangga dan mahasiswi. Kerangka konsep yang digunakan adalah proses persepsi yang melalui 4 tahapan, yaitu Attention, Interest, Memory dan Impact (Moriarty, 1991). Melalui proses kreatif iklan mampu membangun suatu realitas sosial yang sering disebut sebagai kesadaran palsu (Berger, 1990) Ditinjau dari persepsi informan, mereka menggunakan sabun kecantikan karena keinginan mereka menjadi perempuan yang sesuai dengan iklan tersebut. Hal ini membuat iklan sabun kecantikan mengutamakan keindahan, kecantikan dan mengkonstruksi wanita sebagai mahiuk yang harus cantik dan mendorong khalayak untuk mencontoh dan berpola pikir sesuai dengan apa yang dipesankan di dalam iklan. Pemasar dengan sengaja membuat suatu konstruksi realitas sosial mengenai pola pikir ataupun gaya hidup masyarakat melalui iklan televisi yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara luas. Konstruksi realitas sosial ini membuat wanita selalu ingin mengungguli sesama wanita dengan berpatokan pada suatu bentuk ideal yang sebenamya adalah semu. ReaIitas semu ini dibentuk dari interaksi simbolik yang muncul pada saat menonton iklan. Melalui penelitian ini membantu pemaharnan terhadap konstruksi realitas sosial yang terjadi di masyarakat mengenai bentuk ideal seorang perempuan dan persepsi perempuan terhadap suatu produk. Hal ini dapat digunakan oleh pengiklan dalam membuat kreatif iklan untuk menarik minat khalayak perempuan. Sebaliknya penelitian ini juga membantu konsumen agar tidak serta merta memilih produk. Di satu sisi akan menguntungkan produsen dalam memperkenalkan produknya melalui iklan, di sisi lain konsumen harus dapat menyikapi sikap konsumtif dan mengikuti konstruksi iklan yang dibangun oleh produsen agar tidak terjadi pembodohan terstruktur.

Gender representation in advertising contributes a big part in constructing audience perception regarding `beauty' concept. Advertisements mostly highlight `beauty' concept with using female star which have a beautiful face, white and smooth skin. The TV ad usually sells unreal reality and high expectations. Media construct this unreal reality from social reality which already occurred. Women segmentation always becomes potential segment which always explore by marketers due to women are the decision maker in buying daily need. From this point of view, creativity in making an ad especially for women is very important. Women finally the main target from the marketers and from the ad itself. Women perception is build using symbolic interaction in the ad and it construct a social reality regarding `beautiful' women and insist them to become those `beautiful' women by using their products.
This research explains women perception regarding a beauty soap TV ad from the reality social construction about `beautiful' women. Method that being used in this research is qualitative method. Researcher interviewed 9 (nine) women, who is professionals, housewives and students to know their perception. Researcher used perception process which has 4 steps which is attention, interest, memory and impact (Moriarty, 1991). The ad creative process can construct social reality which sometimes said as an unconsciously awareness (Berger, 1990). From informants perception can conclude that they using a beauty soap because they want to be the same with the women in the ads. This make soap ad always using beautiful women and always stress on beauty, smooth skin and these construct women's idea about `beautiful' women and encourage them to duplicate the ad. Marketers construct a social reality regarding beauty by using TV ad which can reach a big number of people. This social reality construction make women always want to be perfect which means the same as the social construction which already exist. This research hopefully can help audience understanding regarding the social construction about `beautiful' women and their perception about soap ad, which can used by advertising in making attractive ad for women. Also help consumers in selecting product from advertisement.
"
2005
T14092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>