Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andes Rizky
"Telah dilakukan penelitian untuk membuat material komposit dengan menggunakan poxy sebagai matriks dan woven roving E-Glass sebagai fiber. Pembuatan material enggunakan metode Vacuum Assisted Resin Infussion (VARI). Material dibuat dengan struktur serat terjalin 0°, 45°, dan -45° yang disusun sebanyak tujuh lapis. Uji tarik dilakukan untuk mengukur kekuatan mekanik material dan membandingkannya dengan hasil perhitungan menggunakan MATLAB 7.0.1. Pengujian dilanjutkan dengan penyinaran ultraviolet-A pada panjang gelombang 340nm yang lama penyinarannya divariasikan selama 10 jam, 20 jam, dan 30 jam. Kemudian, dilakukan kembali uji tarik dan didapatkan penurunan kuat tarik maksimum sebesar 28,22% sesudah penyinaran 30 jam, sedangkan modulus elastisitas relatif tidak berubah. Kerusakan yang terjadi akibat penyinaran pada ermukaan fiber dan matriks dilihat dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).

An experiment to make composites using epoxy as a matrix and woven roving E-Glass as a fiber was produced by a Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) method. The laminate systems consisted of seven woven fiber laminas with a pattern of 0°, 45°, and -45° degrees of orientation. Tensile properties of composites were obtained and compared with the result of MATLAB 7.0.1 program calculation The specimens were exposed by an ultraviolet-A (λ=340nm) with exposure period of 10, 20, and 30 hours The environmental tested specimens were followed by tensile test. The Ultimate Tensile Stress (UTS) of the composite decreased by 28,22% after 30 hours exposure. However, there was no reduction in the stiffness values. The Failure surfaces of specimen were observed using Scanning Electron Microscope. Failure was dominated with matrix rupture in transverse direction. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S666
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asrikin
"Pengujian fatigue dilakukan pada material komposit fiber glass berjenis woven roving dengan epoxy sebagai matriksnya. Material yang diuji merupakan material yang lolos uji pada serangkaian uji mekanik statis sebelumnya, yaitu WR 200 asimetris epoxy dan WR 400 asimetris-epoxy. Material ini dibuat dengan metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) pada suhu ruang. Hasil pengujian fatigue dilanjutkan dengan ekstrapolasi data dari kurva S-N dengan Matlab 7.4 yang berisi curve fitting probabilitas kegagalan untuk memperkirakan masa pakai material.
Hasil curve fitting menunjukkan material mempunyai daya tahan di atas siklus 108 untuk pemakaian sekitar 20 tahun. Hasil pengamatan dengan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan mekanisme kegagalan material akibat uji fatigue, diawali dengan retaknya matriks, putusnya ikatan permukaan matriks-fiber, diikuti putusnya fiber yang menyebabkan patahnya material.

Fatigue test was carried out on composite materials with the type of woven roving fiberglass with an epoxy as a matrix. The specification of the fatigue tested materials was selected from previous static mechanical tests, namely WR 200 asymmetric-epoxy and WR 400 asymmetric-epoxy. These materials were produced by using Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) at room temperature. The fatigue test result followed by extrapolation of data from the S-N curve with Matlab 7.4 curve fitting, which contains the probability of failure to estimate the lifetime of the materials.
Curve fitting results indicate the materials have a resistance above 108 cycles for the use of about 20 years. The observation with optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM) shows the mechanism of failure due to fatigue test, begins from a matrix cracking, followed by a fiber-matrix interfacial debonding, then a fiber breakage that caused the final fracture.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S28
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Febriyanto
"Telah dilakukan penelitian untuk membuat material komposit sandwich dengan menggunakan epoxy dan lamina E-glass sebagai kulit dan polyurethane foam sebagai inti. Pembuatan material menggunakan metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI), dan dibagi menjadi empat jenis material. Uji tarik dan uji tekan dilakukan untuk mengukur kekuatan mekanik material dan mengkarakterisasi jenis spesimen yang baik untuk digunakan dalam aplikasi kapal bersayap Wing in Surface Effect-8 (WiSE-8). Dari hasil pengujian didapatkan kekuatan mekanik terbaik dari panel III yang memiliki empat lapisan fiber dengan arah serat 0o, 90o, +45o, -45o dengan kuat tarik dan kuat tekan masing?masing bernilai 28,18 MPa 5,75 MPa. Kerusakan yang terjadi pada material berupa patahan yang dimulai dengan kegagalan pada inti dilanjutkan dengan kegagalan pada kulit akibat pengujian mekanik dilihat dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).

Sandwich composite materials consisting of epoxy and lamina E-glass as the facing layer dan polyurethane foam as the core layer. The materials were manufactured using a Vacuum Assisted Resing Infussion (VARI) method, the products were classified into four types of panels, panel I, II, III, and IV. Tensile and flextural tests applied to the materials to measure the mechanical strengths and to characterize whether is applicable for WiSE-8 application. The mechanical properties were obtained from panel III which consisted of four layers and a fibre direction of 0o, 90o,+45o, -45o. The tensile and flextural strengths were 28,18 MPa and 5,75 Mpa respectively. Scanning Electron Microscope (SEM) observation of the mechanical tested sampler showed that the failure of the materials started from the core and propagated to the facing layer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Agita
"Kebutuhan akan material penyerap gelombang elektromagnetik semakin tumbuh pada aplikasi militer dan juga pada aplikasi sipil. Material penyerap gelombang elektromagnetik yang selanjutnya akan disebut dengan Radar Absorbing Material (RAM), pada frekuensi tertentu akan melemahkan radiasi gelombang elektromagnetik yang datang dan mendisipasi energi yang diserap dalam bentuk panas. RAM berhasil dibuat dengan metode hand lay up yang tersusun dari carbon black/epoksi/E-Glass fiber. Variasi carbon black sebagai filler diberikan sebesar 0 wt%, 1 wt %, 3 wt %, dan 5 wt%. Karakterisasi penyerapan gelombang elektromagnetik RAM dilakukan dengan uji Vector Network Analyzer (VNA) pada pita frekuensi X-Band 8,2-12,4 GHz. Spesimen RAM dengan kandungan carbon black 5 wt% menunjukkan nilai reflection loss paling optimal sebesar -10,7 dB pada frekuensi 9,5 GHz dengan penyerapan gelombang EM mencapai 91,48 %.

The need for an electromagnetic wave absorbing material has beengrowing formilitary as well as for civil application. Electromagnetic wave absorbing material which would be referred to the Radar Absorbing Material (RAM), at a certain frequency weakens the incoming electromagnetic wave radiation and dissipates the absorbed energy in the form of heat. RAM was successfully made by hand lay-up method which wascomposed of carbon black / epoxy / E-Glass fiber. Variation of carbon black as filler was given by 0 wt%, 1 wt%, 3 wt%, and 5 wt%. Characterization of the electromagnetic wave absorption ofRAM was conducted by Vector Network Analyzer(VNA) test on the X-Band frequency of 8.2 to 12.4 GHz. RAM with the 5 wt%carbon black showedthe most optimal value reflection loss of - 10.7 dB at 9.5 GHz with electromagentic wave absorption reached up to 91.48%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Huwae
"ABSTRAK
Dalam rangka penelitian dan pengembangan turbin cross flow maka penulis melakukan perancangan, fabrikasi dan pengujian sudu arah dan saluran masuk untuk jenis turbin ini. Hal yang diteliti dan dikembangkan adalah penggunaan material komposit untuk sudu arah dan saluran masuk. Pengujian dilakukan di laboratorium Tenaga Air Mini Cipayung.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif baru untuk pembuatan turbin crossflow yang lebih ringan, tahan karat, lebih mudah pembuatannya dan lebih mudah dalam pemasangannya.
Beberapa masalah dijumpai dalam pengujian adalah : banyaknya terjadi kebocoran pada sambungan komposit, selain itu dalam masalah fabrikasi tidak dapat dihindari penbentukan fillet pada siku komponen, hal ini denyebabkan daerah kerja sudu arah menjadi berkurang.
Hasil pengujian menunjukan bahwa jenis sudu arah ini mempunyai efisiensi yang cukup tinggi, yaitu : 95%

"
1996
S36575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Jaya
"Bahan penyerap radar atau Radar Absorbent Material adalah salah satu material maju untuk keperluan teknologi siluman. Penambahan sejumlah kecil clay terhadap komposit Epoksi/E-Glass telah terbukti dapat membuat bahan penyerap gelombang elektromagnetik lebihbaik dibandingkan bahan komposit Epoksi/E-glass. Penelitian ini, yang merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai penyerapan gelombang elektromagnetik, bertujuan mempelajari sifat tarik, sifat tekuk, dan permukaan patahan komposit Epoksi/E-glass/Clay.. Empat jenis sampel dibuat, yaitu, komposit Epoksi/E-Glass dan Epoksi/E-Glass/Clay dengan komposisi clay 1 wt%, 3 wt %, dan 5 wt %, yang difabrikasi dengan metode hand lay-up. Berdasarkan hasil uji tarik dan uji tekuk, nilai kuat tarik dan kuat tekuk tertinggi diperoleh pada komposit Epoksi/E-glass/Clay dengan fraksi beratclay 3 wt %, yang berturut-turut kenaikan kuat tarik dan kuat tekuknya sebesar 182,24% dan 23,5% terhadap komposit Epoksi/E-glass/Clay. Sedangkan nilai modulus tarik dan modulus tekuk pada komposit Epoksi/E-glass/Clay dengan fraksi berat clay 3 wt % memiliki nilai 11,5 GPa dan 6,04 GPa secara berturut-turut. Pengamatan permukaan patahan menggunakan Scanning Electrons Microscope menunjukkan jenis-jenis mode kegagalan yang terjadi adalah fiber pull-out, delaminasi, kegagalan matriks, fiber patah, dan keretakan mikro pada matriks. Selain itu, sisa matriks yang cukup banyak di fiber pada komposit Epoksi/E-glass/Clay dibanding komposit Epoksi/E-glass menunjukkan ikatan interfacial yang lebih baik saat sejumlah kecil clay ditambahkan.

Radar Absorbent Materials are one of new advanced materials to be used in stealth technology. It was an evidence that the addition of a small amount of clay in Epoxy/E-glass composites provided a better electromagnetic wave absorber materials compared to Epoxy/E-glass composites. This research, which was a continuation of the previous research about electromagnetic wave absorption, aimed to study the tensile and flexural properties,as well as the modes failure of Epoxy/E-glass/Clay composites. Four different samples were made; they were Epoxy/E-Glass and Epoxy/E-Glass/Clay with 1 wt %, 3 wt %, and 5 wt % clay loadings. The samples were fabricated with a hand lay-up method. Tensile and flexural test results showed that the highest tensile and flexural strengths were obtained on the Epoxy/E-glass/Clay with 3 wt % clay?s weight fraction, which was increased up to 182,24 % and 23,5 % respectively from the tensile strength and flexural strength of Epoxy/E-glass composites. The tensile and flexural modulus values of Epoxy/E-glass/Clay composites with 3 wt % clay?s weight fraction were 11,3 GPa and 6,04 GPa respectively. An observation of fracture surface using Scanning Electrons Microscope showed that the failure modes that occurred on the fracture surfaces were fiber pull-out, delamination, matrix failure, fiber fracture, and matrix micro-cracks. Moreover, some amount of remaining matrix on the glass fiber at Epoxy/E-glass/Clay composites compared to Epoxy/E-glass composites showed that a better interfacial bond was obtained when a small addition of clay were added.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrix Noviyanto
"ABSTRAK
Turbin angin adalah salah satu teknologi sebagai penghasil listrik terbarukan. Struktur pembentuk tubin angin antara lain bilah, nacelle, hub, dan tower. Hub merupakan suatu struktur yang digunakan untuk menghubungkan bilah dengan poros (shaft) yang memutar
generator supaya dapat menghasilkan listrik. Nacelle merupakan struktur yang bertujuan untuk melindungi generator / kelistrikan dari lingkungan sekitar. Struktur nacelle ini bukan untuk mensuport turbin angin dalam kaitannya dengan kekuatan sehingga nacelle pada rancangan ini tidak dilakukan analisis tegangan. Pada penelitian ini bertujuan merancang dan membuat puwarupa hub dan nacelle untuk aplikasi turbin angin. Model yang diusulkan untuk struktur Hub ada tiga, yaitu 2 jenis slot dan 1 jenis lap joint. Untuk Nacelle hanya mengusulkan 1 model dikarenakan nacelle adalah struktur yang hanya dibuat untuk melindungi generator dari udara sekitar bukan untuk kekuatan. Proses pemilihan hub
didasarkan pada kemudahan saat proses pembuatan dan pemasangan bilah dengan hub. Hub yang dipilih adalah jenis lap joint. Nacelle yang diusulkan adalah jenis yang mudah dibuka dan ditutup sehingga mudah dalam membantu proses perawatan. Proses pembuatan
purwarupa dimulai dengan pembuatan Hub dan kemudian nacelle. Proses pembuatan Hub dimulai dengan membuat desain komposit sandwich dengan kayu jati sebagai core. Desain sandwich ini ditujuan membantu hub untuk memperoleh kekakuan."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2018
600 JIA X:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfia Aswin Amvani
"Material FRP (Fiber Reinforced Polymer) diaplikasikan sebagai pipa pada offshore platform dan shipboard piping. Fluida yang mengalir dalam pipa FRP bersifat korosif dengan suhu operasi 75˚C dan 95˚C. Material FRP mudah menyerap molekul air yang mengakibatkan penurunan sifat mekanis dan degradasi kimia. Komposit epoksi/E-glass pada penelitian ini diberikan perlakuan melalui uji celup dalam larutan NaCl 3,5% pada suhu 75˚C dan 95˚C. Setelah proses perendaman, komposit epoksi/E-glass dilakukan pengujian tarik, SEM dan FTIR. Hasil pengujian tarik menunjukkan tidak ada perubahan sifat mekanis pada epoksi/E-glass setelah proses perendaman. Pengujian SEM menunjukkan adanya microvoid berukuran ±3µm pada epoksi/E-glass yang diperoleh dari proses manufaktur. Seiring dengan peningkatan suhu, terdapat microvoid baru berukuran ±2µm yang disebabkan oleh fibre entanglement pada 75˚C dan rongga-rongga berukuran ±100µm di dekat serat gelas yang disebabkan oleh pembelahan rantai molekul pada matriks epoksi. Microvoid dan rongga tersebut menyebabkan meningkatnya mampu serap air epoksi/E-glass namun ternyata tidak mempengaruhi sifat mekanis. Perubahan warna larutan NaCl 3,5% dan hasil pengujian FTIR membuktikan adanya degradasi kimia pada epoksi/E-glass setelah proses perendaman pada suhu 75˚C dan 95˚C.

Fiber Reinforced Polymer was applied as a pipe on offshore platforms and shipboard piping. The fluid which flows in that FRP pipe is corrosive with an operating temperature 75˚C and 95˚C. FRP material readily absorbs water molecules resulting in a decrease in mechanical properties and chemical degradation. Epoxy/E-glass composite in this study are given treatment by immersion test in 3.5% NaCl solution at temperature 75˚C and 95˚C. After immersion, epoxy/E-glass composite is tested by tensile testing, SEM and FTIR. The results of tensile testing showed there is no change in the mechanical properties of epoxy/E-glass after immersion. Photo SEM showed there is microvoid with size ± 3μm in epoxy/E-glass that obtained from manufacturing process. As temperature increases, there is new microvoid with size ± 2μm caused by fibre entanglement at 75˚C and many cavities that located near fibre glass with size ± 100μm caused by the termination of molecule chain in an epoxy matrix. The microvoid and the cavity is able to cause an increase in water absorption of epoxy/E-glass, but did not affect the mechanical properties. Color change of 3.5% NaCl solution and FTIR testing results prove there is chemical degradation of epoxy/E-glass composite after immersion at temperature 75˚C and 95˚C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurunnadriyah Adya
"Komposit sandwich merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material penyusun rancang bangun struktur ringan karena memiliki perbandingan strength to weight yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat mekanik komposit sandwich dengan kulit epoksi berpenguat woven roving glass fiber dan inti honeycomb polypropylene dengan metode fabrikasi cold press-adhesive dan Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI). Uji tekan, uji tarik, serta uji lentur dilakukan untuk mengetahui kekuatan mekanik, pengamatan morfologi komposit sandwich sebelum dan sesudah pengujian dilakukan untuk mengetahui kerusakan material komposit sandwich tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan komposit sandwich metode VARI memiliki sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan komposit sandwich metode cold press-adhesive, yaitu memiliki kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur secara berurutan sebesar (2,21 ± 0,02) MPa, (0,36 ± 0,04) MPa, dan (26,87 ± 0,30) MPa.

Sandwich composite is one of the materials that has been widely used as a material for lightweight structures because it has a high strength-to-weight ratio. Sandwich composites with woven roving glass fiber reinforced epoxy skin and honeycomb polypropylene core and their mechanical properties was studied. This research aimed to compare mechanical properties of sandwich composites woven roving glass fiber reinforced epoxy skin and honeycomb polypropylene core with cold press-adhesive and Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) fabrication methods. Compression, tensile, and flexural tests were carried out to determine the mechanical strengths, while morphological observations of the sandwich composites before and after the tests were observed to determine the failures. The results showed that the sandwich composites fabricated by VARI method had better mechanical properties than ones by the cold press-adhesive method, with compressive, tensile, and flexural strength were (2.21 ± 0.02) MPa; (0.36 ± 0.04) MPa; and (26.87 ± 0.30) MPa, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Fortiana
"Latar Belakang. Kebocoran mikro masih menjadi masalah utama dalam bidang kedokteran gigi karena dapat menyebabkan bakteri dan cairan mulut masuk diantara dinding kavitas dan tumpatan. Tujuan. Mengevaluasi kebocoran mikro pada tumpatan GIC Konvensional
dan RMGIC.
Metode. Gigi premolar dipreparasi pada bagian oklusal dengan ukuran 3 x 3 x 2,5 mm, kemudian ditumpat dengan GIC Fuji IX, Fuji II dan Fuji II LC. Kemudian, spesimen direndam dalam akuabides, setelah 24 jam direndam dalam larutan pewarna methylene blue 1%, kemudian dipotong melintang arah bukolingual dan diamati di bawah stereomikroskop.
Hasil Penelitian. Kebocoran mikro paling besar terjadi pada GIC Fuji IX, diikuti dengan Fuji II dan Fuji II LC.
Kesimpulan. Terdapat kebocoran mikro pada tumpatan GIC Konvensional dan RMGIC, dimana derajat kebocoran mikro pada GIC Konvensional lebih besar dibandingkan RMGIC.

Background. Microleakage around restoration is still a major problem in clinical dentistry, which can cause the penetration of bacteria and oral fluids between the cavity wall and the restoration. Objectives. To evaluate the microleakage of Conventional GIC and RMGIC restoration.
Methods. The premolars were prepared oclusally to a size of 3 x 3 x 2,5 mm dimensions, and were filled with GIC Fuji IX, Fuji II, and Fuji II LC. Then, all specimens were stored in aquabidest, after 24 hours all specimens were immersed in 1 % methylene blue dye, then were sectioned in a buccolingual direction, and inspected under stereomicroscope.
Results. GIC Fuji IX showed maximum leakage followed by Fuji II and Fuji II LC.
Conclusions. The microleakage was evident in Conventional GIC and RMGIC restoration, where the microleakage degree in Conventional GIC were greater than RMGIC."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>