Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104255 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqy Syah Shigeo
"Skripsi ini membahas tentang pemilihan prioritas program perbaikan masalah berdasarkan hasil dari analisis data klaim warranty dengan metoda weibull. Prioritas program perbaikan masalah dapat berdasarkan jumlah klaim terbanyak dan/atau jumlah biaya warranty terbanyak. Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah mengetahui prioritas utama untuk perbaikan warranty klaim, sehingga perusahaan dapat menentukan langkah yang tepat untuk merancang program perbaikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus juga menurunkan biaya yang diakibatkan oleh proses warranty. Hasil penelitian menyarankan bahwa suku cadang yang perlu diutamakan dalam program perbaikan warranty klaim yaitu Battery, Absorber Shock Rr, dan Disk Front.

The focus of this study is about selecting priority for warranty claim reduction program based on the analysis result of warranty claims data with Weibull method. Priority for warranty reduction program can be based on the highest amount of warranty claim cases and/or highest amount of warranty costs. The benefits to be gained from this study is to determine priorities to reduce warranty claim, so the company can determine the appropriate steps to design a countermeasure program to improve customer satisfaction while also lowering costs resulting from the warranty process. The results suggest that the parts that need to be prioritized in warranty reduction programs are claim Battery, Shock Absorber Rr, and Disk Front."
2011
S638
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Setawan
"Setiap mannsia selalu menginginkan lingkungan yang nyaman secara thennaL Karena dengan kondisi yang nyaman akan mendulrung me!abolisme tubuh mannsia untuk beJpikirlberl
Dalam merancang AC mobil diperlukan pengetahuan yang cukup antara lain cara kerja AC mobil dan distribusi sirkulasi udara di dalam kabin mobil tersebut. Pengetahan ini dtlakukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan kenyamanan thermal di dalam kabin kendataan penumpang (Toyota Kijang Rover) tanpa ducting dan dengan penambaban ducting kebelakang.
Untuk mendapatkan data tersebut penulis melakukan pembuatan prootype system distribusi udara dengan penambaban ducting kebelakang, yaug selanjutnya digunakan sebagai alat uji untuk mengestimasi penyebaran temperatur udara setiap detik dalam kabin penumpang yang akan diuji sebagai paramĀ­eter kenyamanan thennal dalam kabin mobil dengan system tanpa ducting dan dengan ducting.
Setelah hasil perhitugan didapatkan dan dibandingkan dengan referensi dari parameter standar kenyananan thermal ISO 7730, terlibat bahwa kabin dengan penambahan ducting dalam waktu tertentu, memiliki tingkat kenyamanan thermal dan kelembaban udara yang lebih baik dari poda kabin tandar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Tricahyo
"Setiap manusia selalu menginginkan lingkungan yang nyaman secara thermal. Karena dengan kondisi yang nyaman akan mendukung metabolisme tubuh manusia untuk beraktifitas agar apa yang dikeriakan bisa maksimal. Hal ini terjadi terutama bagi mereka yang berada di dalam ruangan ataupun kabin tertentu yang memerlukan suhu udara tertentu. Dalam merancang AC mobil diperlukan pengetahuan yang cukup antara lain cara kerja AC mobil dan distribusi sirkulasi udara di dalam kabin mobil tersebut. Pengetahun ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan kenyamanan themlal di dalam kabin kendaraan penumpang (Toyota Kijang) tanpa ducting dan dengan penambahan ducting kebelakang dengan nozel individual. Untuk mendapatkan data temebut penulis melakukan pembuatan protorype System distribusi udara dengan penambahan ducting kebelakang dengan kontrol individu yang selanjutnya digunakan sebagai alat uji untuk mengestimasi penyebaran temperatur udara dalam kabin penumpang yang akan diuji sebagai parameter kenyamanan thermal dalam kabin mobil dengan system tanpa ducting dan dengan ducting tambahan. Setelah hasil perhitungan didapatkan dan dibandingkan dengan referensi dari parameter standar kenyamanan themlal ISO 7730, terlihat bahwa kabin dengan penambahan ducting dalam waktu tertentu, memiliki tingkat kenyamauan thermal dan kelembaban udara yang lebih baik dari pada kabin standar"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, (s a)
02 Day a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zulhamsyah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S50416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Rinaldo
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Pemilihan pemasok dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penerapan AHP dalam penelitian ini adalah menentukan prioritas dari pemilihan supplier di Industri Otomotif. Terdapat kelemahan pada proses pemilihan pemasok pada Industri Otomotif. Industri Otomotif hanya memilih pemasok berdasarkan satu kriteria saja yaitu harga, sehingga mengalami beberapa keluhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemilihan pemasok dengan pertimbangan yang lebih komprehensif dan obyektif sesuai dengan kebutuhan. Tahap pertama yang dilakukan agar dapat menentukan tingkat kepentingan kriteria dalam pemilihan pemasok. Terdapat 8 kriteria untuk pemilihan pemasok pada Industri Otomotif. Tahap kedua dilakukan untuk mendapatkan bobot kriteria,subkriteria dan alternatif dengan membandingkan secara berpasangan antara kriteria, subkriteria, dan alternatif. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi dalam memilih kriteria dan alternatif pada Industri Otomotif

ABSTRACT
This research discuss about supplier selection with Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Application of AHP in this research is determine priority of supplier selection at Automotive Industry. Theres is weakness in supplier selection process at Automotive Industry. Automotive Industry chooses the suppliers with just one criteria which is price, so it had some complaints. Therefore, this study aims to perform the selection of suppliers with the consideration of a more comprehensive and objective as needed. The first phase is performed in order to determine the level of interest in the supplier selection criteria. There are 8 criterias for the selection of suppliers in the Automotive Industry. The second stage was to get the weight criteria, sub-criteria and alternatives by comparing in pairs between the criteria, sub-criteria, and alternatives. Results of this study was the recommendation in selecting the criteria and alternatives in the Automotive Industry."
2013
S61445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Tugas akhir ini membahas estimasi dalam penetapan cadangan klaim pada asuransi kerugian termasuk kerugian kerugian yang telah terjadi tetapi belum dilaporkan (Incurred But Not Reported disingkat IBNR) dengan menggunakan metode Chain-Ladder."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sriningsih
"Penelitian ini akan melakukan analisa unjuk kerja dari jaringan token ring dengan mode operasi prioritas oleh disiplin reservasi yang diambil dari Standard IEEE 802.5. Hasil simulasi yang akan dilakukan juga pada penelitian ini akan dibandingkan dengan hasil analisa di atas yang akan membuktikan bahwa jaringan yang dibentuk telah memenuhi syarat. Selama beberapa tahun terakhir ini, Lokal Area Network banyak digunakan untuk pertukaran data dan berbagi pakai pada suatu daerah lokasi seperti perkantoran, pabrik, kampus dll. Namun demikian ada batasan jumlah stasiun yang dapat dibangun untuk jaringan tunggal dan jarak yang terbatas. Untuk menaikkan jumlah stasiun atau memperbesar jarak jangkauan jaringan, Lokal Area Network perlu dihubungkan dengan bridge, yaitu suatu stasiun yang mempunyai fungsi khusus seperti untuk pengaturan route dan operasi store and forward untuk pesan-pesan antar jaringan.
Pada interkoneksi sistem jaringan token ring, yang mana mempunyai 2 macam pesan (internetwork dan intranetwork) yang terdiri dari beberapa metoda untuk operasi mode prioritas memungkinkan pemberian prioritas tinggi pada bridge yang ada pada jaringan. Salah satu realisasinya adalah gabungan dari beberapa disiplin pelayanan contohnya, apabila stasiun berprioritas tinggi mendapat token bebas, stasiun tersebut dapat mengirim pesan secara exhaustive, sedangkan stasiun dengan prioritas rendah akan mengirim hanya satu pesan untuk setiap kali mendapatkan token.
Operasi dengan prioritas yang ditekankan pada penelitian ini adalah operasi prioritas reservasi (disiplin reservasi) yang diambil dari Standard IEEE 802.5. Pada mode operasi prioritas, stasiun yang mempunyai prioritas tinggi (Stasiun ke-1) memesan transmisi berikutnya pada header dari pesan (yang dikirim oleh stasiun berprioritas rendah - stasiun ke-2) bila header pesan melewati stasiun ke-1, kemudian stasiun ke-2 mengirimkan token bebas pada tingkat prioritas tinggi setelah pengiriman pesannya selesai. Stasiun dengan prioritas rendah lainnya tidak dapat mengambil token bebas dan transmisi berikutnya diberikan kepada stasiun ke-1. Hanya setelah seluruh transmisi dari stasiun ke-1 dan stasiun berprioritas tinggi yang lain selesai, token bebas dikembalikan ke stasiun ke-2 dan memberikan token bebas pada tingkat prioritas rendah ke stasiun berikutnya setelah stasiun ke-2.
Pada penelitian ini diteliti suatu sistem yang mana stasiun dengan prioritas rendah terhubung pada jaringan token ring. Suatu stasiun dengan prioritas tinggi yang mana diwakili oleh suatu bridge dihubungkan pada jaringan token ring ini dan menerima pelayanan pilihan oleh disiplin reservasi.
Untuk penerapan disiplin reservasi terhadap interkoneksi sistem jaringan token ring, dibangun suatu model analitik yang mana terdiri dari stasiun berprioritas rendah dengan buffer tunggal dan satu stasiun berprioritas tinggi dengan buffer tak terhingga yang diwakili oleh suatu bridge. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap stasiun dengan prioritas rendah dan stasiun dengan prioritas tinggi untuk disiplin reservasi. Dengan pendekatan secara analitik ini maka dapat diamati kedua kasus yang mana field reservasi berada pada header (kepala) pesan dan pada trailer (ekor) pesan.
Sistem unjuk kerja (waktu tunggu rata-rata dan throughput) dapat diamati dari analisa tersebut dan dibandingkan dengan disiplin gabungan yang mana merupakan metoda alternatif untuk operasi mode prioritas pada jaringan token ring. Simulasi ini dilakukan dengan bahasa pemrograman Turbo S. Dengan adanya bridge dan reservasi prioritas diharapkan daya guna dan unjuk kerja jaringan akan meningkat.

This research is considered to analyze the performance of token ring network with priority-mode operation by a reservation discipline which is adopted by IEEE Standard 802.5. The simulation result will be compared with the analytical result above to prove that the network is available. During recent years, local area network have been widely used for high-speed data exchanges and resource sharing located in a single site such as office building, factory, campus etc. However, there is a limit to the number of stations that can be attached to a single network and to the distance the network can span. In order to increase the number of station and/or to extend the distance covered by the network, Local Area Networks should be interconnected by a bridge, which is a station with special function such as routing and store and forward operation for internetwork message.
In an interconnected token ring network system where two kind of messages (internetwork and intranetwork message) concist several methods for priority mode operation are possible on each network to give a higher priority to the bridge. The one is realized by a mixture of different service disciplines, for example, the high-priority station transmits messages exhaustively when it captures the free token while other low-priority station can transmit at most one message per token possession.
The priority operation which is considered in this research is a reservation priority operation (reservation discipline) which is adopted by IEEE Standard 802.5. In this priority - mode operation, the high priority station reserves the next transmission rights in the header of the message (sent by a low priority station), when the message header passes to the. first station. Then the second station issues the free token at the high-priority level after its transmitting message is returned. Their other low-priority stations cannot seize this free token and the next transmission right is given to the station. Only after all transmission from the first station and other high priority stations have been completed, the free token is return to the second station and it passes the free token at the low priority level to the station immediately downstream of the second station.
In this research are considered the system in which the low-priority station and a single high priority station are connected in the token ring network. Then the high priority station which is intended to represent the bridge in interconnected token ring network system, receives preferential service by the reservation discipline.
To apply this reservation discipline to an interconnected token ring network system, we construct an analytical model which consist of low-priority station with single buffer and a single high priority station with infinite - buffer, which is intended to represent a bridge. We present an analysis for the low-priority station and for the high priority station in the reservation discipline.
By this analytical approach, its can treat both cases where the reservation field reside in the message header and in the message trailer. System performance (mean waiting times and throughput) derive from this analysis are compared to a mixed discipline which is an alternative method for priority mode operation in token ring network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Inge Tjahyadi
"ABSTRAK
Pertumbuhan penjualan otomotif di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dalam penjualan otomotif, garansi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan transaksi. Dari segi perpajakan, praktik klaim garansi ini seringkali menimbulkan koreksi pada transaksi perusahaan. Misalnya, pure reimbursement garansi dari Dealer kepada Perusahaan atas klaim garansi dari konsumen seringkali dianggap sebagai penyerahan jasa sehingga menimbulkan koreksi pajak keluaran. Mengingat transaksi penjualan otomotif akan semakin terus meningkat di masa yang akan datang, maka diperlukan adanya analisis kasus nyata akan reimbursement atas klaim garansi pada perusahaan otomotif yang dapat digunakan sebagai benchmark praktik perpajakan yang benar.

ABSTRACT
Growth in auto sales in Indonesia continues to increase. In auto sales, warranty is an inseparable part of the overall transaction. In terms of taxation, warranty claims practices often lead to a correction in corporate transactions. For example, warranty pure reimbursement to the company from the delaer for warranty claims from consumers is often considered as the delivery of services, thus giving rise to the tax output correction. Given automotive sales transactions will continue to increase in the future, it would require the analysis of the real case of reimbursement claim warranty on auto companies that can be used as a correct tax practice bencmark."
2013
S44572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salama Devi Topobroto
"Industri kendaraan bermotor roda dua (KBRD) di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 1972 dan mencapai puncaknya pada tahun 1982. Namun setelah tahun
tersebut~ perkembangannya mengalami pasang naik surut sejalan dengan perubahan-perubahan yang dan
terjadi pasang pada kondisi perekonomian nasional. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan yang bergerak dalam pemasaran KBRD~ termasuk
perusahaan yang memasarkan KBRD merk Honda~ harus berusaha untuk menetapkan strategi pemasaran yang kompetitif agar dapat menyesuaikan diri dan bersaing dalam situasi perekonomian
nasional yang berubah-ubah tersebut.
Penetapan strategi pemasaran yang kompetitif haruslah dikaitkan dengan posisi atau kekuatan persaingan suatu perusahaan dalam industri. Salah satu cara untuk mengidentifikasi posisi tersebut adalah dengan menggunakan metoda Life Cycle Portfolio Matrik: yang melihat posisi perusahaan tersebut berdasarkan karakteristik industri atau Industry Life Cycle
dan berdasarkan kekuatan persaingannya.
Dengan menggunakan matriks tersebut, penelitian ini dapat mengidentifikasikan bahwa KBRD Honda berada pada posisi kekuatan persaingan yang kuat (strong) dan karakteristik
industri pada tahap pertumbuhan (growth), tidak hanya Llntuk
penjualan KBRD type bebek tetapi juga untuk penjualan semua type secara keseluruhan. Posisi Honda sebagai market leader tersebut mengharuskannya untuk menetapkan suatu strategi
pemasaran yang tidak hanya berusaha u~tuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah dikuasainya sekarang tetapi juga
bagaimana meningkatkan pangsa pasarnya terutama pangsa pasar relatif.
Selama ini Honda telah melakukan upaya-upaya yang cukup baik dan berhasil dalam mengembangkan strategi bauran pemasarannya sehubungan dengan posisi perusahaan tersebut dalam
industri kendaraan bermotor roda dua. Sangatlah penting bagi Honda untuk tetap melakukan investasi yang tidak hanya bertujuan untuk pemeliharaan modal tetapi juga investasi sehubungan
dengan modifikasi produk dan pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>