Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gusti Ketut Gede Arsana
"Translation of a Javanese-Balinese didactic-moralistic poem"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
808.8 IGU d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks Agama Hindu yang memuat judul Siwa Sasana, berawal dengan sebutan beberapa ajaran Sanghyang Siwa Sasana seperti; Siwa Sidanta, Wesnawa; Lepaka; , Ratna Hara dan Sambu, sebagai pedoman para pendeta dan guru besar (Dang Acarya) dalam mendidik para sisiwa. Dilanjutkan dengan uraian kewajiban para siwa (guru) terhadap siswanya atau sebaliknya. Seorang siwa seyogyanya mengajarkan tingkah laku yang baik (karma sila) terhadap siswanya, tidak marah, loba, iri hati dan pilih kasih. Begitu juga seorang murid hendaknya tidak berani (alpaka) terhadap siwa. Seorang siswa harus bakti, setia dan taat terhadap ajaran siwa. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.40-LT 262a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Wrtti sasana adalah teks agama Hindu yang menguraikan tentang persyaratan atau disiplin seorang wiku/pendeta. Seorang pendeta harus berpedoman, memahami, menjalankan ajaran panca yama brata dan panca niyama brata. Panca yama brata meliputi: ahimsa (tidak membunuh), brahmacarya (tidak beristri), satya (berkata jujur), awyawaharika (tidak berkata-kata muluk), astya (tidak mengingini milik orang lain). Sedangkan panca niyama brata meliputi: akroda (tidak marah), guru susrusa (hormat kepada guru), saoca (berhati bersih serta bakti kapada Tuhan), haharalagawa (tidak makan sembarangan), apramada (tidak berkata kasar terhadap orang lain). Dilanjutkan dengan ajaran dasa yama brata dan dasa niyama brata yang juga harus dipegang teguh oleh seorang pendeta. Disinggung pula uraian tentang brahmacarya yang terdiri dari sukla brahmacari (tidak beristri selamanya), kresna brahmacari (hanya beristri satu orang setelah memasuki fase grehasta/berumah tangga), swala brahmacari (beristri lebih dari 1 orang setelah memasuki fase grehasta/berumah tangga). Bandingkan naskah LOr 9126 dan Kirtya 78. Data penulisan teks atau penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.50-LT 50
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali yang berjudul Rsi Sasana ini berisi uraian tentang kewajiban siswa terhadap guru, di antaranya sikap berbakti, taat akan perintah (tidak pemah menentang), berlaku sopan, dan sebagainya. Dilanjutkan dengan kewajiban guru terhadap siswa, antara lain: bersikap adil (tidak pilih kasih), memberikan segala ajaran kebenaran, dan sebagainya. Selain itu, dalam teks diuraikan pula jenis-jenis pakaian (bernama bawa) pendeta antara lain: ktu agung, apopol, mamumutut, maketu genitri, agimbal, aburu, angododo, manyurarak, mabeben sirah, dan sebagainya. Dilanjutkan dengan nama-nama busana pendeta seperti: mas ampet, maganitri, magundala, magoduha, makanta barana, madodot, masawit, makuta mulya, masabuh, macota, dan lain-lain. Disinggung juga tentang ajaran tri kaya parisuda, uraian dasendria (sepuluh indria) yang terdapat dalam bhuwana alit (tubuh manusia) yaitu telinga, hidung, mulut, lidah, tangan, kaki, pantat, kemaluan, dan kulit. Teks diakhiij dengan ajaran panca siksa, uraian tentang sukla brahmacari (tidak beristri), sawala brahmacari (hanya satu istri), dan tresna brahmacari (beristri lebih dari satu). Semuanya ini merupakan pegangan para resi atau sasana (tata laku) dalam memberikan ajaran kepada siswanya. Terdapat juga larangan-larangan yang tidak patut dilakukan oleh para siswa. Untuk naskah-naskah yang sejudul, lihat antara lain LOr 9127; Kirtya/266 dan 1333e. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.2-LT 53
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Suwidja
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., 1992
899.223 8 SUW r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks putra sasana marti (atau suta sasana marti) menguraikan tentang sikap anak (seorang putra) terhadap orang tua, dan ajaran-ajaran kebenaran dari orang tua kepada seorang putra. Sikap-sikap yang ditonjolkan dalam naskah ini antara lain: seorang putra hendaknya berlaku sopan, berbakti, taat akan segala perintah, selalu menegakkan kebenaran, serta menjauhi segala hal yang bersifat adharma. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) wirangrong; 2) rak; 3) sik; 4) mad; 5) wirangrong; 6) sik; 7) wirangrong; 8) rti; 9) srd. Semua teks dalam naskah ini disertai titik-titik yang membentuk garis lengkung sebagai upaya pemenggalan kata-kata dalam proses pembacaan sebuah kakawin yang disesuaikan dengan guru basa. Teks-teks kakawin dalam naskah ini tertulis pada baris kedua, sedangkan artinya dalam bahasa Bali tertulis pada baris pertama dan ketiga ditandai dengan titik-titik sebagai petunjuknya. Keterangan pada h.1a menyatakan bahwa naskah ini merupakan karya seorang pengarang yang mengikuti sang yogi swara (sastrawan penuh) seperti bagawan Wararuci. Hal ini terlihat pada baris kedua yang menyebutkan ?wonten sastra damel ni sang parama pandhita wararuci tutening hulun? (?ada sastra karya sang sastrawan penuh?). Bagawan Wararuci yang hamba ikuti). Sedangkan data yang ada pada margin kiri h.1a (belum dihitamkan), menyebutkan Jlantik (t.t) 1895. Berdasarkan hal tersebut di atas, kiranya naskah ini disalin atau (diprakarsai?) oleh Jlantik pada tahun 1895 di Bali. Untuk teks-teks lain dengan judul putra sasana dapat dilihat pada katalog Pigeaud 1970: 355. Untuk naskah lain dengan judul putra sasana marti, lihat Kirtya 1333d."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.76-LT 240a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisikan teks yang memberi pelajaran mengenai tata cara kehidupan menurut Islam Jawa dalam jaman Kyai Jasadipura II. Ditambah juga ajaran dari kitab Ramayana. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dhandhanggula; 2. Sinom; 3. Asmarandana; 4. Kinanthi; 5. Dhandhanggula; 6. Megatruh; 7. Sinom; 8. Pucung; 9. Dhandhanggula; 10. Sinom; 11. Dhandhanggula; 12. Kinanthi; 13. Dhandhanggula; 14. Mijil."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.6-KS 68
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999
899.21 AJI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini berisi dua teks, yaitu: 1. Tutur Purwa Wacana (Dharma Pawayangan) h.1-11, berisi uraian tentang kewajiban atau syarat seorang dalang dalam menekuni dunia pewayangan (lihat FSUI/WY.5 dan 6). Keterangan tambahan yang terdapat dalam naskah ini, yakni menyangkut peralatan dalam pergelaran wayang seperti kelir, kropak, dan sebagainya, yang dihubungkan dengan dunia mikrokosmos (bhuwana alit) sang dalang. Disebutkan juga mantra-mantra pengeger agar pihak penonton tertarik hatinya, mantra-mantra penyimpanan wayang, brata seorang dalang, mantra sehabis ngwayang, dan tetulak lengkap dengan mantranya, agar terhindar dari marabahaya. Bandingkan FSUI/WY.5-6 dan MSB/W.17-18 untuk naskah lain yang berisi teks Dharma Pawayangan. 2. Dharmaning Pawayangan (Sanghyang Kencana Widhi) h.1-14, berisi uraian tentang perlengkapan/sarana pewayangan berikut lambangnya masing-masing, seperti: batang pohon pisang sebagai tanah, kelir sebagai langit, lampu sebagai surya; dan wayang sebagai manusia, disertai mantra-mantra. Dilanjutkan dengan mantra-mantra: pengeger, mantra kayon, mantra segeh, bebayon, panyampi dan lain-lain. Pada h.6b terdapat keterangan tentang hal-hal yang harus dipahami oleh seorang dalang, antara lain: sangut, delem, mredah, twalen, dilengkapi dengan tempat, warna dan sabdanya masing-masing. Disebutkan juga peranan Aji Kembang bagi dalang kaitannya dengan penyudamalan (pangruwatan), sarana dan mantra pangalup, diakhiri dengan Aji Pangebek Bhuwana. Pada sampul depan dijumpai kata pawayangan, Mengwi (tempelan kertas bertulisan tinta biru). Keterangan ini kemungkinan menunjukkan asal naskah, yaitu dari Mengwi, atau dibeli Pigeaud (?) di Mengwi, Bali. Teks tidak menyebutkan keterangan penulisan/penyalinan maupun pemerolehan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.4-LT 171
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar Bali ini berisi teks Dharma Pawayangan, menguraikan kewajiban- kewajiban seorang dalang atau yang berkecimpung dalam dunia pedalangan. Disebutkan bahwa seorang dalang hendaknya memahami perwatakan dari semua tokoh wayang, mampu memasukkan ke dalam jasmaninya (bhuwana alii) serta memerankannya lewat kata-kata dan gerak. Ada tiga kasuksman (ajaran) yang dipegang atau disembah seorang dalang, yakni menyembah sang Hyang Guru Reka yang ditempatkan di dalam pikiran, sang Hyang Saraswati (di lidah), dan sang Hyang Kawi Swara di dalam kata-kata (wakya), yang dilatarbelakangi segala tatwa atau tutur. Selain itu, seorang dalang hendaknya memahami aturan-aturan, sesajen serta mantra-mantra yang harus dilakukan sewaktu mengambil wayang, sekaligus memerankan, sampai memasukkannya ke dalam sebuah kropak. Pangeger (daya tarik) bagi seorang dalang mutlak diperlukan dalam dunia pewayangan, karena akan dapat memikat hati penonton dalam menyaksikan pergelaran wayang. Disebutkan juga tentang woton atau piodalan (ulang tahun) wayang yang bertepatan pada hari Sabtu Kliwon wuku Wayang, yang dinamakan Tumpek Wayang. Dilengkapi dengan sarana, tatacara pelaksanaannya dan mantra-mantra sehubungan dengan piodalan tersebut. Banyak lagi disebutkan kewajiban bagi seseorang yang mendalang. Pada h.7a disebutkan bahwa naskah ditulis oleh Ida Agung Gde Rai, asal Puri Anyar di Banjar Tingas, Desa Tingas, Prabekel MambalabakKecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung, pada hari Senin Pon Warigadyan tahun 1894 Saka (1972)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.5-LT 259a
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>