Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afrike Wahyuni Saputri
"Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam menunjang kehidupan manusia. Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Tangerang secara umum, maka kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Dan usia instalasi yang sudah tua (28 tahun) serta belum pernah dilakukan evaluasi dan perbaikan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan optimalisasi kinerja dari instalasi. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi (IPA) Babakan. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas pengolahan dari instalasi. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah observasi secara langsung ke IPA Babakan. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 80 L/dtk adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

Water is one of the major needs in supporting human life. The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Tangerang city in general, the demand for drinking water will also continue to increase. The installation was old (28 years) and has never been evaluated and repaired before. That is why, it needs an evaluation and performance optimization of the installation. The Performance of water treatment plant can be known through the evaluation by reviewing the quality and quantity of raw water used, quality of water production, and installation of processing capacity (IPA) Babakan. From the results of the evaluation we can do an optimizing the performance of the installation to determine the effectiveness of the installation process. The research method is done by direct observation on the IPA Babakan. The results of the evaluation of existing installations with the discharge 80 L / sec are able to treat raw water to produce drinking water that meets quality standards. But there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Noviyanti Nurzanah
"Perbedaan pedesaan perkotaan dalam hal air dan sanitasi menjadi hambatan utama bagi Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Di Provinsi Bengkulu, hanya 39,22% memiliki akses ke sanitasi dan 41,08% akses ke air bersih. Perbedaan sosial ekonomi di daerah perkotaan dan pedesaan dan rendahnya akses di Provinsi Bengkulu menjadi masalah besar untuk memastikan peningkatan fasilitas air dan sanitasi untuk semua, sehingga membantu mengendalikan sejumlah besar penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan tata ruang pedesaan perkotaan dalam akses terhadap peningkatan fasilitas air dan sanitasi di Provinsi Bengkulu. Data diperoleh dari Potensi Desa 2018 dari BPS dengan 148 sampel di setiap kategori wilayah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menggambarkan perbedaan perkotaan dan pedesaan untuk akses peningkatan jamban, pengelolaan limbah, pembuangan air limbah, air bersih, air minum, dan kondisi struktural. Hasil dari penelitian ini menemukan daerah perkotaan memiliki akses yang lebih baik ke sanitasi dan air yang lebih baik daripada di daerah pedesaan. Tata ruang pedesaan perkotaan memiliki perbedaan yang signifikan untuk memperbaiki jamban (OR 11.091, 95% CI 6.393-19.240), pengelolaan limbah (OR 85.792, 95% CI 34.679-212.239), air limbah buangan (OR 9.197, 95% CI 5.341-15.835), bersih air (OR 2,988, 95% CI 1.048 - 8.521), dan air minum (OR 0,114 95% CI 0,047-0,279).

Urban rural differences in water and sanitation become a major obstacle for Indonesia to achieve the Sustainable Development Goals. In Bengkulu Province, only 39.22% had access to sanitation and 41.08% access to clean water. Socioeconomic differences in urban and rural areas and low access in Bengkulu Province are major problems to ensure improved water and sanitation facilities for all, thus helping to control a large number of infectious diseases. This study aims to describe the differences in urban urban spatial planning in access to improved water and sanitation facilities in Bengkulu Province. Data was obtained from Village Potential 2018 from BPS with 148 samples in each regional category. This study uses a cross-sectional design to describe urban and rural differences for improved access to latrines, waste management, waste water disposal, clean water, drinking water, and structural conditions. The results of this study found that urban areas have better access to better sanitation and water than in rural areas. Urban rural spatial planning has significant differences to improve latrines (OR 11,091, 95% CI 6,393-19,240), waste management (OR 85,792, 95% CI 34,679-212,239), waste water (OR 9,197, 95% CI 5,341-15,835) ), clean water (OR 2.988, 95% CI 1.048-8.521), and drinking water (OR 0.114 95% CI 0.047-0.279)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunasrun
"Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Penyediaan air minum dan sanitasi yang baik akan memberi dampak pada peningkatan kualitas lingkungan, kesehatan masyarakat dan peningkatan produktivitas masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pelaksanaan Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Program Pamsimas di Kabupaten Padang Pariaman pada Tahun 2010 telah dilaksanakan pada 12 korong/desa, dimana untuk pengelolaan infrastruktur yang telah dibangun tersebut telah dibentuk Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BPSPAMS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja BPSPAMS dalam mengelola aset infrastruktur air bersih perdesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui kuisioner kepada responden secara langsung kemudian selanjutnya dianalisis menggunakan analisis faktor. Sampel diambil dari 12 desa penerima Program Pamsimas tahun 2010 dibedakan berdasarkan teknologi yang digunakan serta sistem layanan air bersih yang diterapkan. Variabel-variabel yang diteliti berdasarkan aspek pengukuran kinerja sektor publik yaitu aspek masukan, aspek proses, aspek keluaran, aspek hasil, aspek manfaat, dan aspek dampak. Dari 35 variabel awal berdasarkan persepsi masyarakat melalui hasil jawaban kuisioner dengan menggunakan analisis faktor berhasil direduksi menjadi 19 variabel yang menggambarkan kinerja BPSPAMS. Dari analisis faktor kinerja tersebut diperoleh skor BPSPAMS di Kabupaten Padang Pariaman dengan tiga tingkatan, yaitu BPSPAMS yang tidak berkembang dengan prosentase skor kurang dari 48%, BPSPAMS kurang berkembang prosentase skor 48% s/d 74,5% serta BPSPAMS yang berkembang dengan prosentase skor lebih dari 74,5%.

Water supply and sanitation is a public service that has strong links to poverty alleviation. Water supply and sanitation will have an impact on improving the quality of the environment, public health and public productivity improvement. One of the government's efforts is through the implementation of the National Programme for Water Supply and Sanitation Community-Based (Pamsimas). Program Pamsimas in Padang Pariaman district in year 2010 was held on 12th surroundings / village, where for the management of the infrastructure that has been built has been formed Management Agency for Water Supply and Sanitation (BPSPAMS). This study aims to determine the factors that affect performance in managing infrastructure assets BPSPAMS water village. The method used in this study is a survey method through questionnaires to the respondents directly then further analyzed using factor analysis. Samples were taken from 12 villages in 2010 Pamsimas Program recipients are distinguished based on the technology used and the water service system is applied. Variables studied based on aspects of public sector performance measurement is the input aspects, aspects of the process, the output aspect, the aspect of the results, the benefit aspects, and aspects of the impact. From the initial 35 variables based on the perception of the public through the answers to the questionnaire using factor analysis successfully reduced to 19 variables that describe the performance BPSPAMS. From the analysis of performance factors obtained scores in the district of Padang Pariaman BPSPAMS with three levels, namely BPSPAMS were not developed with a percentage score of less than 48%, less developed BPSPAMS percentage score of 48% - 74.5% and growing BPSPAMS percentage score more than 74.5%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2103
T33027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yety Yanutriastuti
"Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bogor merupakan instansi yang mempunyai kewenangan dalam hal penyediaan air bersih sesuai dengan Surat Keputusan Mendagri nomar 5 tahun 1977 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 28/KPTS/1984. Berdasarkan SK tersebut target cakupan pelayanan PDAM Kota Bogor (termasuk kota sedang) adalah 80 % pelayanan. Sebelum terjadi perkembangan wilayah dan pertumbuhan penduduk target tersebut telah terpenuhi, namun dengan perkembangan yang teljadi cakupan pelayanan PDAM saat ini sebesar 53 %.
Agar dapat terpenuhi target raihan, PDAM hams melakukan pengembangan jaringan pipa air bersih di wilayah baru. Untuk itu sisa kapasitas produksi yang ada (idle capacity) perlu dievaluasi dengan pertambahan pelanggan yang dapat dilayani.
Total kapasitas produksi sebanyak 1102 liter/detik. Jumlah yang didistribusikan sebanyak 954 liter/detik. Sisa produksi = 1102 lt/det - 974 lt/det = 128 lt/det.
Dengan kondisi sisa produksi tersebut diatas dan pertumbuhan penduduk pada saat ini serta untuk memenuhi kebuluhan di masa mendatang jaringan sistem yang ada perlu dievaluasi, apakah masih diperlukan penambahan unit-unit pengolahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utama Pranata
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberlangsungan program pengelolaan sarana air bersih dan sanitasi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat di Desa Karangsuko Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan analisis isi melalui wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Keberlangsungan program pengelolaan sarana air bersih dan sanitasi dapat dilihat dengan terpeliharanya manfaat sarana air bersih dan sanitasi sampai dengan penelitian ini berlangsung, terlembaganya Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi "Sumber Maron" menjadi organisasi yang berbadan hukum dengan bukti Akte pendirian Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sumber Maron Nomor AHU-0462.AH.02.01 Tahun 2010 tanggal 28 Januari 2010, dan meningkatnya cakupan layanan dan akses sarana air bersih menjadi 4 Desa yaitu Desa Karangsuko, Desa Sukosari, Desa Panggungrejo dan Desa Gondanglegi Kulon dengan total layanan 1.225 Kepala Keluarga (KK). Munculnya dorongan menjaga kesinambungan sarana air bersih dan sanitasi disebakan rasa memiliki terhadap program WSLIC-2 yang sepenuhnya melibatkan partisipasi masyarakat dalam tahapan pembangunannya.

This research aims to determine the sustainability of the program management of water supply and sanitation trough community empowerment approach in Karangsuko 2012. This research used a qualitative approach through content analysis through in-depth interviews, document review and observation. Sustainability of management program of water supply and sanitation can be seen within the maintenance of the benefits of water supply until now, organization Badan Pengelola Sarana Air Bersih dan Sanitasi "Sumber Maron" into an organization with legal status in fact of establishment of the Certificate No: AHU-0462.AH.02.01 Tahun 2010 tanggal 28 Januari 2010 and increased service coverage and access to clean water became four villages, Desa Karangsuko, Desa Sukosari, Desa Panggungrejo dan Desa Gondanglegi Kulon with total service 1.225 families. Encouragement to maintain continuity of management of water supply and sanitation was caused by sense of belonging to WSLIC-2 is fully involves community participation in its development stages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31241
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Surya Senjaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Nabilah
"Escherichia coli merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai parameter terkait cemaran tinja dan sanitasi. Keberadaan nitrat pada air juga menjadi salah satu indikator terkait sanitasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sanitasi dapat mempengaruhi konsentrasi TDS (Total Dissolve Solids) dalam air tanah. Adanya kandungan E .coli, nitrat, dan TDS berlebih dalam air tanah yang digunakan sebagai air minum rumah tangga dapat berdampak pada kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kondisi sanitasi rumah tangga dengan kualitas air minum rumah tangga bersumber air tanah berdasarkan parameter E .coli, nitrat, dan TDS. Kondisi sanitasi yang diteliti meliputi 7 aspek, yaitu sarana buang air besar, tempat pembuangan akhir tinja, jarak tempat pembuangan akhir tinja, tempat pembuangan sampah rumah tangga, jarak TPS/TPA terdekat, sarana pembuangan limbah cair rumah tangga, serta jarak sarana pembuangan limbah cair rumah tangga. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode cross sectional. Analisis dilakukan dengan uji univariat dan uji bivariat menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 90%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara tempat pembuangan akhir tinja dengan kandungan TDS (p=0.086), tempat pembuangan sampah dengan cemaran E. coli (p=0.054), dan jarak TPS/TPA terdekat dengan kandungan TDS (p=0.061). Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menganalisis lebih lanjut mengenai keterkaitannya dengan kesehatan.

Escherichia coli is a commonly used bacteria as a parameter related to fecal contamination and sanitation. The presence of nitrate in water is also an indicator related to sanitation. Several studies show that sanitation can affect concentration of TDS (Total Dissolve Solids) in groundwater. So, the presences of E. coli, nitrate, and TDS in groundwater that used as daily needs household drinking water can affect human health. This study aims to analyze the relationship between seven household sanitation conditions and the quality of household drinking water from groundwater based on the presence of E. coli, nitrate, and TDS as the parameters. The sanitation conditions include 7 aspects, such as defecation facilities, faecal disposal sites, the distance between feces disposal sites and drinking water sources, household waste disposal sites, the distance between household and temporary storage sites (TPS)/Final Processing Sites (TPA), household waste water disposal facilities, and the distance between household waste water disposal facilities and drinking water source. This research uses secondary data with a cross sectional analysis method. The analysis was carried out with univariate test and bivariate test using chi square test with a confidence level of 90%. The research results showed that there was significant relations between faecal disposal sites and TDS (p=0.086), waste disposal sites and E. coli (p=0.054), the distance to the nearest waste disposal sites and TDS. Therefore, the suggestions for further researcher to analyze the relations with health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handini
"ABSTRAK
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih di Departemen Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengamanan kualitas air bagi berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk, baik berada di perdesaan maupun di perkotaan. Salah satu kebijakan yang telah ditetapkan adalah Penyuluhan Penyehatan Air.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan penyuluhan penyehatan air yang telah dilakukan pada pemakai sarana air bersih dan tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pengetahuan, sikap dan prakteknya.
Fokus penelitian ini adalah penyuluhan dengan jenis peneiitian pra eksperimen, dengan kategori Static Group Comparison, yang bertujuan untuk membandingkan dua kelompok.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara penyuluhan penyehatan air yang telah diberikan oleh petugas sanitasi puskesmas dengan pengetahuan, sikap dan praktek tentang air bersih penjaja air keliling di Kecamatan Cilincing. Penyuluhan diberikan tahun 1996.
Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan Mei 1999 dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Responden penelitian ini adalah kelompok penjaja air keliling yang telah mendapat penyuluhan dan penjaja air keliling yang tidak mendapat penyuluhan. Daerah penelitian di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sampel diambil secara purposif.
Sebagai kesimpulan dari hasil penelitian adalah pengetahuan, sikap dan praktek penjaja air keliling yang telah mendapat penyuluhan penyehatan air menunjukkan hasil yang berbeda dengan pengetahuan, sikap dan praktek penjaja air keliling yang tidak mendapat penyuluhan.
Disarankan pada petugas sanitasi puskesmas agar meningkatkan kegiatan penyuluhan secara berkesinambungan dengan memperhatikan media dan metode yang digunakan di lapangan.

ABSTRACT
Correlation between the Water Sanitation Education and Knowledge, Attitude & Practice of Traditional Water Seller's (so Called "Tukang Gerobak Air") in Subdistrict Cilincing, North Jakarta, 1999.Department of Health's water supply and water management program aims to enhance water quality assurance for all kind of human needs in life and for all people, for urban as well as rural communities. One of the programmed policy is water health education.
In order to measure the level of success of the health education on water sanitation given to the users of clean water facilities, evaluations on the user's knowledge, attitude and practices were conducted. The focus of this study is health education and its methodology uses pre-experiment design in static group comparison.
The objectives of this study is to know the correlation between the water sanitation education and knowledge, attitude and practice of traditional water sellers (so called "tukang gerobak air") in Subdistric Cilincing, North Jakarta 1999.
The primary data were collected in May 1999 by using questioner as an instrumentation. The respondent in the study was one group of traditional water seller have received the health education program and one group of traditional water seller have not yet received the education. Area of study was taken in Subdistrict Cilincing, North Jakarta. The sampling method was purposive.
The result of this study shown that knowledge, attitude, and practice are significantly different between traditional water seller have received health education on water sanitation and those who have not yet received. It is advised that supervisors of clean water program should improve education activities periodically with improvement on facilities and methods used at site.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Yasser Syahrial
"Studi evaluasi ini menawarkan pendekatan baru dalam metode evaluasi dampak program CSR berbasis PROPER, dengan menggabungkan metode meansend analysis dengan SROI yang masih jarang dilakukan oleh evaluator CSR maupun perusahaan. Banyak dari studi sebelumnya hanya melihat analisis PROPER dengan gap analysis yang hanya bersifat administratif dan prosedural, sehingga belum sejalan dengan nilai PROPER. Selain itu, masih banyak program CSR yang implementasinya hanya bersifat charity, dan tidak menghasilkan impact berupa pengembangan kapasitas dari komunitas penerima program. Oleh karenanya, studi ini mengkombinasikan metode Gap Analysis untuk melihat kesesuaian program dengan pedoman PROPER, lalu metode means-end analysis untuk menangkap permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dan proses implementasi, serta metode Social Return On Investment (SROI) untuk mengukur valuasi moneter dari dampak sosial yang diberikan oleh program. Hasil evaluasi memperlihatkan program telah sesuai dengan pedoman PROPER, tetapi masih ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi celah. Pada capaian dampak, program juga berhasil memberikan dampak dengan perubahan yang signifikan, namun hanya parsial pada sebagian penerima manfaat. Adapun analisis nilai dampak menghasilkan besaran dampak moneter yaitu 1.86 kali lebih besar dari nilai investasi perusahaan, angka yang cenderung kecil tersebut disebabkan oleh dampak yang cenderung parsial, intangible, karena kapasitas masyarakat yang masih relatif terbatas. Secara keseluruhan, hasil memperlihatkan bahwa program perlu memperhatikan pemetaan dampak pada stakeholder, terutama pada aspek community development.

This evaluation study offers a new approach in evaluating the impact of PROPER-based CSR programs, by combining the Means-end Analysis method with SROI which is still rarely carried out by CSR evaluators and companies. Many of the previous studies only looked at the PROPER analysis with a Gap Analysis that was only administrative and procedural, so it was not in line with the PROPER value. In addition, there are still many CSR programs whose implementation is only charity, and does not produce an impact in the form of capacity building of the program recipient community. Therefore, this study combines the Gap Analysis method to see the suitability of the program with PROPER guidelines, then the Means-end Analysis method to capture problems that arise in the management and implementation process, and the Social Return On Investment (SROI) method to measure the monetary valuation of social impacts. provided by the program. The evaluation results show that the program has complied with the PROPER guidelines, but there are still some shortcomings that become gaps. In terms of impact, the program has also succeeded in having an impact with significant changes, but only partially for some beneficiaries. As for the impact value analysis, the magnitude of the monetary impact is 1.86 times greater than the value of the company's investment, the figure which tends to be small is caused by the impact which tends to be partial, intangible, due to the relatively limited capacity of the community. Overall, the results show that the program needs to pay attention to mapping impacts on stakeholders, especially in the community development aspect."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>