Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titik Pudjiastuti
"ABSTRAK
Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa meskipun arsip-arsip Banten dan teks-teks SB berada dalam satu konteks, tetapi tidak scmua inforrnasi yang tennuat dalam arsip Banten dapat digunakan untuk menafsirkan teks-teks SB. Banyak hat, terutama yang berkenaan dengan unsur-unsur kehidupan dari zaman ketika teks SB ditulis tidak ditemukan penjelasannya dalam arsip-arsip Banten. Umpamanya, gambaran yang rnencrangkan tang peperangan yang terjadi antara Banten dan Belanda, sehingga menghasilkan damaian yang menguntungkan Banten atau gambaran yang menunjukkan kebesaran item di masa lalu seperti yang tercermin dalam teksnya. mernuat keterangan mengenai silsilah Sultan Banten juga berisi `cerita' yang menjelaskan berdirinya kesultanan Banten oleh Molana i lasanudin. Akan halnya arsip-arsip l3anten yang dapat digunakan untuk menunjukkan kesamaan peritiwa dengan teks-teks SB kelompok SBK cukup hanyak, di antaranya pada arsip Inv 19, 26, 85, 63, 64, 81h, 74, 80, dan CO 77/14. 3 dan 4. Peristiwa-peristiwa yang berisi penggambaran situasi keadaaan negara Banten di mansa pemerintahan Sultan Abu Nassr Abul Kahar (Sultan Haji) terdpat dalarn arsip inv. 19 dan 26, sedangkan peritiwa penting yang menggamharkan situasi peperangan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Ahu Nassr Abul Kahar (Sultan I laji), perjanjian antara Ahu Nassr Abul Kahar (Sultan I laji) dan Belanda, dan huhungan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Inggris yang hanya terdapat dalarn teks T dan Dd2 termuat dalarn arsip: 63, 64, 81 b, CO 77/14. . Adapun peristiwa yang menyehutkan pengangkatan Ratu Syarifah (Ratu Sarip) dan Sultan Ishak yang te4ipat dalarn teks T tercatat dalam arsip nomor Inv. 74 dan 80. Adapun cerita rakyat Banten yang menunjukkan unsur kesejarahan seperti yang tercermin dalam teks-teks SB terlihat pada cerita rakyat yang herjudul Tuhuv dan Bunten I6NO. Pada cerita Tubu, peristiwa sejarah yang digambarkan adalah peristiwa pengislaman Banten oleh Molana I lasanuddin, sedangkan peristiwa sejarah yang tergambar dalarn cerita Banteng Banten 1680 adalah peristiwa peperangan antara Sultan Ageng Iirtayasa dan putranya Sultan Abu Nassr Abul Kahar (Sultan Haji)."
2000
D1668
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
"ABSTRAK
Warisan budaya lama yang sampai saat ini masih banyak mendapat perhatian para pengamat adalah karya tulisan (Soebadio, 1975: 11) dan salah satu bentuk dari karya tulisan itu adalah sastra sejarah. Hoesein Djajadiningrat (dalam Soedjatrnoko, 1995: 58) menyebutnya sebagai `historiografi tradisional lokal', suatu bentuk karya sastra yang dihasilkan oleh pusat-pusat kekuasaan.
Penyebutan `sastra sejarah' menimbulkan persoalan yang fenomenologis, karena istilah ini mengisyaratkan kesesuaian konsep antara sastra yang merupakan rekaan dan sejarah sebagai proses, perkembangan dari kejadian-kejadian masa lampau. Menurut Ekadjati (1982: 6) obyek studi semacam ini dalam karya tulis masa lampau adalah hal yang biasa, karena di masa lalu kegiatan sastra dapat dikatakan bersatu dengan kegiatan sejarah. Bahkan Taggart (1962: 12) mengatakan bahwa sejarah pada mulanya adalah cabang ilmu sastra. Oleh karena itu, tidak heran apabila Raffles (1817), Hoesein Djajadiningrat (1913), Worsley (1972), De Graaf & Pigeaud (1974), Ras (1986), Ricklefs (1987), dan Abdullah (1987) berpendapat bahwa karya sastra sejarah - dengan bantuan disiplin ilmu filologi dan sejarah kritis - dapat dipandang sebagai sumber atau pencatat sejarah. Namun, pengamat lainnya seperti Onghokham (1981: 2) dan Widja (1991: 7) mengatakannya sebagai karya yang kurang bermutu, karena isinya hanya mengenai uraian tentang asal usul daerah tertentu atau mementingkan pemenuhan rasa cinta kedaerahan yang berlebihan. Sementara itu, Teeuw (1976) dan Soeratno (1991) memandangnya sebagai perwujudan dari kreativitas penciptanya, karena fakta yang hidup dalam reality disesuaikan dengan selera pengarang berdasarkan struktur teksnya. Perbedaan pandangan ini, menurut Cicero yang dikutip Hamilton disebabkan karena prinsip kedua ilmu tersebut berbeda; dalam studi sejarah yang panting adalah kenyataan atau fak-ta, sedangkan dalam ilmu sastra yang panting adalah menyenangkan (Hamilton, 1996: 9).
Selintas sastra sejarah memang mengesankan karya rekaan, karena bangunannya berupa cerita yang rangkaian peristiwanya diramu dengan aspek fiktif dan estetis. Akan tetapi, jikaceritanya dicermati akan tampak bahwa peristiwa-peristiwa yang terkandung di dalamnya merupakan gambaran dari fakta-fakta yang pernah berlangsung. "
2000
D272
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
D1553
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2010
899.222 TIT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Shoheh
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas teks al-Jawa>hir al-Khamsah karya Shaykh Muh}ammad al-Ghawth al-Hindi>. Teks ini merupakan buku manual bagi para pengikut tarekat Shat}t}a>riyah dalam menempuh jalan tasawuf. Penelitian ini bertujuan menjawab tiga pertanyaan: di antara naskah-naskah al-Jawa>hir al-Khamsah yang ditemukan, naskah al-Jawa>hir al-Khamsah yang manakah yang dapat dijadikan landasan untuk edisi teks, apa saja isi kandungan teks al-Jawa>hir al-Khamsah, bagaimana konteks yang melatarbelakangi proses penyalinan naskah al-Jawa>hir al-Khamsah dari Banten. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan suntingan teks, terjemah, dan tinjauan isi teks al-Jawa>hir al-Khamsah serta mengungkap kontek penyalinan naskah al-Jawa>hir al-Khamsah dari Banten. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan beberapa metode dan pendekatan, seperti: filologi, kodikologi dan analisis tema. Riset ini berhasil membuat suntingan teks dan terjemahannya, mengungkap isi teks al-Jawa>hir al-Khamsah salinan dari Banten yang berisi ?tiga permata? yakni tatacara beribadah, tatacara berzuhud, dan tatacara berdo‟a dengan menggunakan al-Ism al-A?z}am, serta menjelaskan konteks penyalinan naskah al-Jawa>hir al-Khamsah Banten.;

ABSTRACT
This study discusses the text al-Jawa>hir al-Khamsah, a work of al-Shaykh} Muhammad Ghawth al-Hindi>. This text is a manual for the followers of the shat}t}a>riyah congregation in the path of Sufism. This study aims to answer three questions: among of al-Jawa>hir al-Khamsah manuscripts that was found, which one of them can be used as the basis for edition, what are the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah, how is the context underlying the process of copying manuscripts of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study aims to present the text editing, translations, and reviews the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah and copying manuscripts reveal the context of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study is the research literature by using several methods and approaches, such as philology, codicology and tematic analysis. This research managed to make text editing and translation, revealing the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten which contains a copy of the "three gems" that is the procedure of worship, zuhud procedures, and method and procedures of praying by using al-Ism al-A'z}am, as well as explaining the context of the manuscript copy of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten.;This study discusses the text al-Jawa>hir al-Khamsah, a work of al-Shaykh} Muhammad Ghawth al-Hindi>. This text is a manual for the followers of the shat}t}a>riyah congregation in the path of Sufism. This study aims to answer three questions: among of al-Jawa>hir al-Khamsah manuscripts that was found, which one of them can be used as the basis for edition, what are the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah, how is the context underlying the process of copying manuscripts of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study aims to present the text editing, translations, and reviews the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah and copying manuscripts reveal the context of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study is the research literature by using several methods and approaches, such as philology, codicology and tematic analysis. This research managed to make text editing and translation, revealing the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten which contains a copy of the "three gems" that is the procedure of worship, zuhud procedures, and method and procedures of praying by using al-Ism al-A'z}am, as well as explaining the context of the manuscript copy of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten.;This study discusses the text al-Jawa>hir al-Khamsah, a work of al-Shaykh} Muhammad Ghawth al-Hindi>. This text is a manual for the followers of the shat}t}a>riyah congregation in the path of Sufism. This study aims to answer three questions: among of al-Jawa>hir al-Khamsah manuscripts that was found, which one of them can be used as the basis for edition, what are the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah, how is the context underlying the process of copying manuscripts of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study aims to present the text editing, translations, and reviews the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah and copying manuscripts reveal the context of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study is the research literature by using several methods and approaches, such as philology, codicology and tematic analysis. This research managed to make text editing and translation, revealing the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten which contains a copy of the "three gems" that is the procedure of worship, zuhud procedures, and method and procedures of praying by using al-Ism al-A'z}am, as well as explaining the context of the manuscript copy of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten., This study discusses the text al-Jawa>hir al-Khamsah, a work of al-Shaykh} Muhammad Ghawth al-Hindi>. This text is a manual for the followers of the shat}t}a>riyah congregation in the path of Sufism. This study aims to answer three questions: among of al-Jawa>hir al-Khamsah manuscripts that was found, which one of them can be used as the basis for edition, what are the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah, how is the context underlying the process of copying manuscripts of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study aims to present the text editing, translations, and reviews the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah and copying manuscripts reveal the context of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten. This study is the research literature by using several methods and approaches, such as philology, codicology and tematic analysis. This research managed to make text editing and translation, revealing the contents of the text of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten which contains a copy of the "three gems" that is the procedure of worship, zuhud procedures, and method and procedures of praying by using al-Ism al-A'z}am, as well as explaining the context of the manuscript copy of al-Jawa>hir al-Khamsah from Banten.]"
2015
D2007
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
"ABSTRAK
Banten is one of the 34 provinces which helped to establish the Republic of Indonesia. Although it was just acknowledged as a province of Indonesia in 2000, as a pepper producer Banten had been known around the world long before its sultanate even existed. The various written sources consist of scripts, archives, and inscriptions from various backgrounds, such as history, literature, and religion. This research found that there are several scripts used as a written medium in Banten, such as Arabic, Jawi (Malay-Arabic), Pegon (Arabic-Javanese), Hanacaraka, and Latin. From the text content point of view, it has been found that these scripts also function as an information depositor of Banten"
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
306 UI-PJKB 6:2 (2016) ; PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H.S. Suhaedi
"Runtuhnya struktur politik kesultanan Banten telah membawa dampak sosioligis berupa pergeseran dimensi stratifikasi sosial masyarakat Banten. Jawara, yang menempati posisi terendah dalarn sejarah stratifikasi sosial masyarakat, telah mengalami mobilitas sosial menjadi strata atas dalam hirarki sosial masyarakat Banten saat ini.
Permasalahan penelitian ini, yaitu bagaimana mobilitas sosial jawara dapat terjadi dan apakah yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan mobilitas sosialnya. Mobilitas sosial mengacu kepada perubahan status baik yang berkaitan dengan individu maupun kelompok. Aspek-aspek historis untuk itu menjadi permasalahan panting untuk dapat menjelaskan bagaimana sebuah perubahan terjadi. Untuk mengelaborasinya, dan dalam upaya mendapatkan sebuah pemahaman dan gambaran yang bersifat holistik terhadap obyek kajian, lebih tepat apabila dilakukan dengan pendekatan historis yang meliputi situasi sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, dan aspek-aspek lainnya yang dipandang menjadi indikator yang turut mempengaruhi mobilitas sosial jawara.
Metode penelitian adalah studi kasus dengan paradigma kualitatif. Sumber data primer dari individu yang merepresientasikan sebagai tokoh jawara atau individu yang merepresentasikan dirinya dalam kelompok, organisasi, atau masyarakat. Adapun pola mobilitas sosial yang dikaji meliputi mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal serta aspek-aspek yang mempengaruhinya.
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa; pertama, aneksasi kesultanan oleh pemerintahan kolonial Belanda selain telah meruntuhkan struktur politik tradisional juga memberikan pengaruh terhadap melemahnya status sosial bangsawan dalam struktur sosial masyarakat. Perubahan tersebut mempengaruhi Penguasaan terhadap sumber-sumber kekuasaan tidak lagi didasarkan kepada status sosial kebangsawanan seseorang.
Kedua, pada awal abad ke 19, sebagian terbesar masyarakat pedesaan di Banten telah mengalami dampak sistem komersialisasi, kapitalisasi sistem agraria, proses birokratisasi, edukasi, dan inovasi-inovasi Iain yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial. Rakyat beserta para pemimpinnya terancam kepentingan dan kedudukannya sehingga mempengaruhi keresahan sosial dan munculnya sikap anti kolonial. Kebijakan-kebijakan pemerintahan kolonial mengakibatkan masyarakat kehilangan hak-hak atas tanah dan pekenjaannya. Kondisi tersebut diperparah dengan kebijakan pajak yang sangat tinggi dan sangat memeberatkan masyarakat kecil secara umum. Dalam kondisi tersebut jawara dipandang sebagai tokoh yang dapat memberikan perlindungan dan perimbangan kekuatan (balance of power) terhadap praktek kolonialisasi.
Ketiga, untuk memperluas kekuasaannya, pasca berakhirnya kolonialisasi jawara melakukan metamorfosa tubuh dengan melakukan peran-peran sosial politik. Jawara menjadi centeng atau keamanan tradisional pada sentra-sentra ekonomi atau masyarakat. Padajabatan pemerintahan menjadi jaro atau kepala desa.
Keempat, kekerasan menjadi salah satu strategi untuk rneningkatkan mobilitas sosial jawara. Kehormatan yang diterima jawara dari masyarakat adaiah kehormaian yang bercampur dengan rasa ketakutan. Karena begitu dominannya rasa takut yang luar biasa sehingga kekuasaannya cenderung diikuti.
Kelima, motif dari tindakan sosial-politik jawara memiliki orientasi kuat terhadap penguasaan sumber-sumber ekonomi.
Keenam, dalam mengembangkan mobilitas sosialnya, jawara melakukan pola mobilitas vertikal dan horizontal. Secara vertikal, jawara melakukan mobilitas intragenerasi yang berkaitan dengan pengalaman hidupnya sebagai seorang jawara. dan secara horizontal, jawara mengembangkan mobilitas dengan meningkatkan peran-peran sosial-politiknya.
Ketujuh, mobilitas sosial jawara selain didukung oleh faktor-faktor budaya, juga didukung oleh struktur politik orde baru. Struktur politik orde baru memberikan peluang akses politik dan ekonomi jawara. Partai politik menjadi instumen untuk memperluas otoritas kekuasaan jawara.
Kesimpulan teoritik, mobilitas jawara mengalami proses yang cukup komplek dan tidak cukup menggunakan satu pendekatan teori. Oleh karena itu teori kekuasaan Lenski yang menempatkan power (kekuasaan) sebagai dimensi utama dalam mempengaruhi stratifikasi sosial perlu dimodifikasi dengan teori Weber tentang posisi ekonomi, status sosial dan partai yang turut menentukan stratifikasi sosial. Persebaran kekuasaan melalui partai politik sangat strategis dan efektif memperluas pengakuan terhadap kepemimpinan jawara dan secara langsung mempengaruhi dimensi privilise dan prestise jawara. Penguasaan terhadap sumber-sumber ekonomi akibat kekuasaan yang dimilikinya, bagi jawara menumbuhkan sifaf-sifat altruisme yang tidak hanya memiliki hubungan yang bersifat parsial dengan dimensi privilise. Adanya sikap jawara untuk bekerjasama atau adanya perhatian terhadap kepentingan yang bersifat kemasyarakatan, bagi jawara memiliki hubungan langsung dengan kepentingan prestise dan memiliki dimensi politis yang cukup kental untuk memperkuat otoritas kekuasaannya. Sikap altruisme jawara tidak hanya muncul satu arah yang berhubungan dengan dimensi privilise sebagaimana dijelaskan Lenski.
Kekerasan jawara telah melahirkan generasi penakut terhadap masyarakat Banten secara keseluruhan. Untuk itu dipandang perlu bagi semua pihak, terutama pemerintah daerah memberikan perhatian kepada kualitas pendidikan yang berorientasi kepada pemahaman sivil society bagi jawara. Mengingat para jawara banyak yang bergerak di bidang usaha jasa, pemerintah daerah perlu mengadakan pembinaan secara intensif manejemen usaha profesional dan modern. Pemerintah daerah dipandang perlu membuat peraturan daerah Komisi Tranparansi dan Partisipasi (KTP). Perlu juga membuat peraturan daerah tentang visi yang berkaitan dengan capaian target pembangunan Banten ke depan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Prima Santosa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kelanjutan perlawanan penduduk Banten terhadap pemerintah kolonial Belanda setelah pemberontakan komunis 1926. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pemberontakan Komunis 1926 telah membuat pemerintah kolonial Belanda melakukan pengetatan keamanan di Banten. Selama periode penelitian ini tidak terjadi pemberontakan atau kerusuhan seperti yang terjadi selama abad ke-18 dan 19. Perlawanan penduduk Banten terhadap pemerintah kolonial yang pada masa sebelumnya disimbolkan dengan kerusuhan dan pemberontakan, berganti dengan aksi-aksi jawara yang meresahkan keamanan dan ketertiban bagi pemerintah Belanda. Penyebaran sentimen negatif dari kyai kepada santri dan penduduk Banten menyebabkan hambatan interaksi antara pemerintah kolonial dan penduduk Banten. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bentuk perlawanan penduduk Banten yang sebelumnya dilakukan dengan kerusuhan dan pemberontakan, selama masa ini tergantikan oleh penyebaran sentimen ideologis kyai dan aksi-aksi jawara yang didukung oleh penduduk Banten.

ABSTRACT
This thesis discusses about the continuation of the resistance of the Banten people to Dutch colonial government after the communist uprising 1926. The methodology used in this study is the historical method, consists of heuristic, criticism, interpretation, and historiography. Communist uprising in 1926 has made the Dutch colonial government to tighten security in Banten. During the period of this study there is no uprising or riot as happened during the 18th and 19th century. The resistance of the Banten people against colonial government which in the past symbolized by unrest and uprising, changed to the spread of negative sentiment by kyai to their santris and Banten people and cause barriers interaction between the colonial government and Banten people. And also by the actions of jawara by disturbing Dutch governments security and order. From this research, it can be concluded that the shape of Banten resistance previously done by riots and rebellion, during this time is replaced by the deployment of ideological sentiment by kyai and jawara actions supported by Banten people."
2017
S68144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hoesein Djajadiningrat
Jakarta : Djambatan , 1983
959.82 HOE ct
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Munadi Patmadiwiria
Jakarta: 1974
499.27 MUN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>