Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
Lap. Penelitian Bud N10s
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Olivia Kuswandani
"It is believed that to achieve Healthy Indonesia 2010 vision health financing is a significant factor that affects the quality public health. However, according to Human Development Index?s indicators, Indonesia is at 110th position of 177 countries in the world. The present study has been carried out to understand the politic and financing policy in the management of government hospitals own by DKI Jakarta. Two DKI Jakarta own hospitals i.e. Pasar Rebo Hospital and Duren Sawit Hospital were selected as samples. This study is qualitative research with using indepth interviews. To collect primery data deal with relevan roles from which the data on hospital rules and regulations as well as finance were collected during 2004-2008 period. The results of actor, content, context, and process analyses showed that financing policy consists of tariff, local revenue and expenditure budget (APBD) subsidy, poor households (gakin), notification letter for the poor (SKTM) as well as financial pattern related to hospital status. In deciding this policy, legislators of local people representative (DPRD) are the main actors. Decision making process of financing agenda and formulation was imperfect which in turn causes implementation constraint. In addition, financing policy evaluation, and adaptation processes are not implemented properly. It takes discussions and cooperation between various policy actors to produce policy. Hospital administrator who has a stategic funtion should make effort to improve internal hospital toward independence as well as external hospital by advocates legislative to correct next policy.

Telah diyakini bahwa untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010 pembiayaan rumah sakit merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Namun, menurut indikator Indeks Pembangunan Manusia, Indonesia masih menempati posisi ke-110 dari 117 negara di dunia. Penelitian ini telah dilaksanakan untuk memahami politik dan kebijakan pembiayaan pengelolaan rumah sakit pemerintah DKI Jakarta. Dua rumah sakit milik Pemerintah DKI Jakarta, yaitu Rumah Sakit Pasar Rebo dan Rumah Sakit Duren Sawit dipilih sebagai sampel. Studi ini merupakan penelitian kualitatif dimana pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Pada kedua rumah sakit ini dikumpulkan data mengenai peraturan dan regulasi serta keuangan rumah sakit selama tahun 2004-2008. Hasil analisis aktor, konten, konteks, dan proses menunjukkan bahwa kebijakan pembiayaan rumah sakit terdiri dari penentuan tarif, subsidi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), keluarga miskin (gakin), dan surat keterangan tidak mampu (SKTM) serta pola pembiayaan yang terkait dengan status kelembagaan. Dalam penetapan kebijakan ini, anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) merupakan aktor utama. Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan agenda dan rumusan keuangan masih belum sempurna sehingga menghambat pelaksanaannya. Selain itu, proses evaluasi dan adaptasi kebijakan pembiayaan belum dilaksanakan dengan baik. Dibutuhkan diskusi dan kerja sama antara berbagai aktor kebijakan untuk menghasilkan kebijakan. Administrator rumah sakit berfungsi strategis untuk melakukan upaya peningkatan secara internal menuju kemandirian rumah sakit dan kemandirian eksternal dengan cara advokasi pihak legislatif untuk perbaikan kebijakan selanjutnya."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gunaraksawati Mastra
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilmi
"ABSTRAK
Adanya peningkatan kejadian insiden keselamatan pasien merupakan salah satu refleksi
dari penurunan kinerja petugas kesehatan di rumah sakit. Disamping itu adanya
peningkatan turn over karyawan menjadi salah satu faktor kurangnya quality of work life
di tempat kerja. Perawat menempati proporsi terbesar dari sumber daya manusia di rumah
sakit dan merupakan tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien selama
dua puluh empat jam. Kinerja perawat merupakan cerminan kinerja rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk hubungan Quality of Work Life dengan kinerja dan
komponen mana yang memiliki hubungan paling dominan. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dimana pengukuran variabel
dependen dan independen dilakukan pada satu waktu. Populasinya adalah semua perawat
pelaksana yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 111 orang. Hasil
penelitian secara umum kinerja perawat baik, tapi ada tiga unit pelayanan yaitu instalasi
gawat darurat, ruang rawat inap sakura dan ruang rawat inap bluebels memiliki kinerja
perawat kurang ≤5o persen Hanya delapan variabel dari komponen kualitas kehidupan kerja
yang memiliki hubungan bermakna yaitu Keterlibatan Perawat, Kompensasi yang
Seimbang, Rasa Aman terhadap Pekerjaan, Keselamatan Lingkungan Kerja, Rasa Bangga
terhadap Rumah Sakit, Pengembangan Karir, Penyelesaian Masalah dan Komunikasi.
Berdasarkan analisis multivariat didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan
terhadap kinerja adalah Komunikasi. Komponen Kualitas kehidupan kerja (Quality of
Work Life) memiliki pengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Prima Pekanbaru.
Manajemen diharapkan memberikan perhatian terhadap program pengembangan kualitas
kehidupan kerja perawat terutama komponen komunikasi, rasa aman terhadap pekerjaan,
keterlibatan perawat sebagai upaya meningkatkan kinerja dan produktivitas

ABSTRACT
In recent year there has increased case of patient safety incident in Prima Hospital that
reflection of declining health workers performance. Furthermore, there was also an
increase in staff turnover which was apparently caused by a lack of quality of work life
in the workplace. Nurses are the largest population human resource in hospital and giving
the services for 24 hours.The performance of nurses reflects the performance of hospitals
generaly. This study aims to analyze relationship between the quality of work life
component to nurses performance and which components have the most dominant
relationship. This research is a quantitative study with a cross-sectional design in which
measurements of the dependent and independent variables are held at one time. The
population all implemented nurses who met the inclusion and exclusion criteria for a total
of 111 people. The results of the study in general are good nurse performance, but there
are three service units, namely emergency department, sakura inpatient room and
inpatient room bluebels have a nurse performance of less than 50 persen. Only eight variables
from the components of work life quality have a significant relationship, namely Nurse
Involvement, Balanced Compensation, Job Safety, Work Environment Safety,
Hospitality, Career Development, Problem Solving and Communication. Based on
multivariate analysis, it was found that the most dominant variable related to performance
was Communication. The component of quality of work life (Quality of Work Life) has
an influence on the performance of nurses at the Prima Pekanbaru Hospital. Management
is expected to pay attention to the development programs of nurses working life quality,
especially the communication component, job security, nurse involvement in an effort to
improve performance and productivity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nickolai Bayu Indrarajasa
"Latar belakang, melalui peraturan presiden nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan ditetapkan pembayaran pelayanan kesehatan tingkat lanjut di rumah sakit menggunakan pembayaran pra upaya yaitu menggunakan pola INA-CBG. Penerapan tarif INA-CBGs menimbulkan polemik bagi rumah sakit karena terdapat selisih bayar yang cukup besar antara tarif rumah sakit dan tarif INA-CBG. Salah satu komponen yang harus dipersiapkan oleh rumah sakit adalah membuat suatu system kendali biaya berbasis clinical pathways.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dan kualitatif dengan mendapatkan data berupa wawancara secara mendalam untuk mengetahui persepsi para pimpinan RS.PMI Bogor dan dokter bedah umum atas kesiapan RS.PMI Bogor untuk melakukan kendali biaya pada pasien-pasien yang menggunakan jaminan BPJS.
Hasilnya disimpulkan bahwa terdapat variasi biaya antar penjamin terhadap pasien appendicitis akut tanpa penyulit dan komplikasi yang dirawat di kelas 3 di RS.PMI Bogor, dan rumah sakit belum melakukan kendali biaya secara efektif atas pasienpasien BPJS karena hanya mengandalkan pengalamannya untuk mengelola pasienpasien Jamkesmas dan Jamkesda di kelas 3.

Background,through a presidential decree No. 12 of 2013 on health insurance set up payment of health services at the hospital level using prospective payment system that based on INA-CBGs. Implementation of INA-CBGs rates for hospital is polemical, because there is some gap between the hospital tariffs and INA-CBGs tariff. One of the components that must be prepared by the hospital is making a financial cost containment program based on clinical pathways.
This study uses descriptive quantitative and qualitative research to get the data in the form of indepth interviews to determine the perceptions of leaders RS.PMI Bogor and general surgeon on the readiness of PMI Bogor Hospital to control costs in patients who use BPJS.
The research concluded that there are variations in costs between the guarantors against acute appendicitis patients without complications that are treated in class 3 room and board in PMI Bogor Hospital, and hospitals do not perform effective control costs on patients BPJS because it only rely on its experience to manage patients JAMKESMAS and JAMKESDA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Irianti
"ABSTRAK
Nama : Dewi Indah IriantiProgram Studi : Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatPeminatan : Kesehatan ReproduksiJudul : Kesintasan Hidup Penderita Kanker Payudara BerdasarkanStadium Kanker di Rumah Sakit Cipto MangunkusumoBerdasarkan data GLOBOCAN tahun 2012, insidensi kanker yang tertinggi diIndonesia adalah kanker payudara. Saat ini masih banyak kematian yang disebabkanoleh kanker payudara. Kesintasan hidup penderita kanker payudara tergantungbeberapa faktor yang sangat penting untuk diketahui, termasuk stadium kanker.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stadium kanker, umur,pendidikan, pekerjaan, pernikahan, status jaminan kesehatan, riwayat keluarga, jenisterapi dan jarak tempat tinggal terhadap kesintasan hidup penderita kanker payudara.Rancangan penelitian menggunakan metode kohort retrospektif. Sampel padapenelitian ini adalah 135 penderita kanker payudara yang pertama kali didiagnosiskanker payudara dari bulan Januari 2007 sampai dengan Juni 2012 di RS CiptoMangunkusumo. Analisis data menggunakan program SPSS dan metode KaplanMeier serta faktor yang berhubungan dianalisis dengan Cox regression. Hasil analisisbivariabel menunjukkan bahwa stadium kanker memiliki hubungan yang signifikanterhadap kesintasan hidup kanker payudara p value=0,000 ; HR 19,227 95 CI1,395-265,101 . Sedangkan pada analisis mutivariabel hubungan stadium terhadapkesintasan hidup tidak signifikan p value=0,102 setelah dikontrol oleh variabelpendidikan, pekerjaan, jenis terapi dan interaksi stadium kanker dengan pendidikanpenderita. Kesintasan hidup penderita kanker payudara pada penderita kankerpayudara dengan stadium dini lebih tinggi 94,1 dibandingkan penderita stadiumlanjut 70,1 . Penderita dengan stadium lanjut berisiko 11 kali lebih tinggidibandingkan stadium dini HR=10,923 ; 95 CI 0,623-191,417 . Maka diperlukankesadaran dan upaya deteksi dini kanker payudara untuk lebih meningkatkankesintasan hidup penderita kanker payudara.Kata Kunci: Kanker payudara, kesintasan hidup, stadium kanker, RSCM

ABSTRACT
Nama Dewi Indah IriantiProgram Magister of Public HealthMajor Reproductive HealthTitle Breast cancer survival based on cancer stage at RumahSakit Cipto MangunkusumoBased on GLOBOCAN data of 2012, the highest incidence of cancer in Indonesiais breast cancer. Currently there are still many deaths caused by breast cancer. Thesurvival of breast cancer survivors depends on several factors that are veryimportant to know, including the stage of cancer. This study aims to determine theeffect of stage of cancer, age, education, occupation, marriage, health insurancestatus, family history, type of therapy and distance of residence to survival ofbreast cancer survivors. The study design used a retrospective cohort method.Samples in this study were 135 breast cancer patients who were first diagnosedwith breast cancer from January 2007 to June 2012 at RS Cipto Mangunkusumo.Data analysis using SPSS program and Kaplan Meier method and related factorswere analyzed with Cox regression. The results of bivariable analysis showed thatthe stage of cancer had a significant relationship to survival of breast cancer pvalue 0,000 HR 19,227 95 CI 1,395 265,101 . While in the analysis ofmutivariabel the relationship of stage to life survival is not significant p value 0,102 after controlled by education variable, work, therapy type and interactionof cancer stage with education of patient. The survival of breast cancer survivorsin early stage of breast cancer was higher 94.1 than those in advanced stage 70.1 . Patients with advanced stage 11 times higher risk than the early stage HR 10,923 95 CI 0.623 191,417 . So needed awareness and efforts to earlydetection of breast cancer to further improve survival of breast cancer patients.Keywords Breast cancer, life survival, cancer stage, RSCM"
2017
T48535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Wijaya
"Pelaksanaan SPM bidang farmasi Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu dipengaruhi faktor input: SDM, jenis pasien, jenis resep, ketersediaan obat, peresepan dokter, sarana dan prasarana, formularium obat, SOP pelayanan resep serta faktor proses pelayanan resep yang meliputi: penerimaan resep dan pemberian harga obat, pembayaran, pengambilan dan peracikan obat, pemberian etiket obat, dan penyerahan obat kepada pasien.
Hasil penelitian didapatkan ratarata waktu tunggu pelayanan resep jadi tunai 13,07 menit, resep jadi jaminan 21,36 menit, resep racikan tunai 26,31 menit, resep jadi jaminan 31,28 menit; tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100%; kepuasan pelanggan 90,17 %; penulisan resep sesuai formularium 100 %.

The implementation of the minimum service standard in the pharmacy section at Tugu Ibu hospital influenced by input factors: human resources, types of patients, kinds of prescription, availability of medicines, doctor's prescribing, facilities, medicine formulation, prescription service operational standard and the process of prescription service, which includes the acceptance of the prescription and priceing medicines, the payment, the receipt and extraction of medicines, the medicine procedure and medicine delivery to patients.
From the research, the average waiting period needed to change a prescription into cash is 13,07 minutes, a prescription into a guaranty 21,36 minutes, medicine extraction into cash 26,31 minutes, a prescription into a guaranty 31,28 minutes; prescription delivery with no mistakes is 100%; customers' satisfaction 90,17%; the accuracy of prescription with medicine formulation 100%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30937
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Fitri Angga
"Poli Umum Puskesmas Kecamatan Tebet telah melaksanakan prinsip manajemen kualitas sesuai klausul persyaratan ISO 9001:2000. Namun, pada tahun
2005, masih terdapat masalah yang mengganggu pelayanan bermutu yang diberikan. Tujuan penelitian ini mendapat gambaran penerapan delapan prinsip
manajemen kualitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di Poli Umum Puskesmas Kecamatan Tebet. Metode yang digunakan adalah kualitatif studi ka-
sus dengan analisis dokumen, wawancara mendalam, dan observasi. Prinsip terfokus pelanggan diterapkan dengan melakukan survey kepuasan pelang-
gan dan temu pelanggan secara rutin. Prinsip kepemimpinan diterapkan melalui motivasi, rapat tinjauan manajemen secara rutin. Prinsip keterelibatan se-
mua diterapkan dengan memberi kesempatan petugas poli umum dalam pengambilan keputusan serta mengikuti pendidikan dan pelatihan. Prinsip pen-
dekatan proses mengacu pada hasil pencapaian sasaran mutu poli umum yang ditetapkan. Prinsip pendekatan sistem manajemen dalam bentuk penetapan
prosedur mutu di poli umum. Prinsip perbaikan terus menerus diterapkan berdasarkan hasil survei dan temuan yang tidak sesuai. Prinsip pengambilan kepu-
tusan berdasarkan fakta mengacu hasil survey kepuasan pelanggan, audit internal dan eksternal, sehingga dihasilkan keputusan akurat. Hubungan saling
menguntungkan antara Puskesmas Kecamatan Tebet dengan pemasok regulasi meliputi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kesehatan
Masyarakat Kodya Jakarta Selatan.
The general polyclinic at Tebet Community Health Center, South Jakarta has already implemented quality management principles based on ISO 9001:2000.
However, it was noted in 2005 that the implementation was hindered by several constraints. The objective of this study is to describe the implementation of
eight principles of ISO 9001:2000 quality management system in general polyclinic at Tebet Community Health Center, South Jakarta. Methods used in this
study is qualitative through document analysis, in-depth interview and observation. Client focus principles was applied through client satisfaction survey and
routine client meeting. Leadership principle was applied through motivational support and routine management review meeting. Involvement principle was
applied by providing opportunity for all personnel in decision making and attending further education and training. Process approach principle was applied
by referring to quality output accomplishment. Systemic approach principle was applied by determination of quality management procedure. Continuous im-
provement principle was applied through revision based on survey results and findings. Fact-based decision making principle was applied through utilisation
of survey and audit (both internal and external) results in the decision making process to produce accurate decisions. The study also found a mutually be-
nefit relationship between Tebet Community Health Center and regulators including DKI Jakarta Health Office and Sub-office of Public Health of South Jakarta
City."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cintia Septiani
"Penelitian mengenai manajemen sumber daya manusia perpustakaan telah dilakukan di Perpustakaan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, pada bulan April hingga Juni 2008.Tujuannya adalah untuk memahami manajemen sumber daya manusia, yang meliputi penerapan fungsi-fungsi manajemen yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan atau Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan) serta hambatan-hambatan yang dihadapi di dalam manajemen SDM Perpustakaan RSUP Fatmawati. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Bagian SDM RSUP Fatmawati, pimpinan serta staf Perpustakaan RSUP Fatmawati. Selanjutnya yang menjadi objek penelitian adalah manajemen SDM Perpustakaan RSUP Fatmawati. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia di Perpustakaan RSUP Fatmawati telah dilakukan secara konsisten. Dalam mengelola sumber daya manusia yang ada, perpustakaan telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Hanya saja fungsi-fungsi manajemen tersebut tidak berdasarkan pada teori-teori ilmu manajemen, tetapi berdasarkan kebutuhan dan pengalaman yang ada di perpustakaan. Manajemen sumber daya manusia Perpustakaan RSUP Fatmawati tidak lepas dari hambatan, yaitu: Perencanaan pengembangan yang terkadang tidak semua dapat terlaksana; Keterbatasan sumber daya manusia yang ada di perpustakaan; Adanya kendala yang terkadang dihadapi oleh pimpinan perpustakaan di dalam mengarahkan dan menggerakkan stafnya. Dalam rangka meningkatkan manajemen sumber daya manusia Perpustakaan RSUP Fatmawati dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: untuk mengatasi perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang tidak dapat terlaksana, staf perpustakaan dapat mengikuti pelatihan atau diskusi perpustakaan yang tidak mengeluarkan banyak biaya agar tetap dapat meningkatkan kualitas mereka, penambahan staf perpustakaan sangat diperlukan agar staf dapat melaksanakan uraian tugasnya dengan baik sehingga kegiatan perpustakaan akan dapat berjalan secara optimal, hubungan dan komitmen antara personel perpustakaan hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan agar kerja tim dapat lebih solid lagi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>