Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia
"Terdapat sekitar 14.000 orang yang tertular HIV setiap harinya dan kebanyakan dari mereka adalah remaja usia 15 sampai dengan 24 tahun. Persepsi remaja mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sesuai dengan tujuan umum penelitian yaitu mendapatkan gambaran persepsi remaja tentang mitos HIV/AIDS di SMP Islam P.B. Soedirman Jakarta Timur. Sampel pada penelitian berjumlah 96 orang remaja yang berusia 12 sampai dengan 14 tahun, dipilih dengan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki persepsi buruk tentang mitos HIV/AIDS. Pembimbing remaja di SMP Islam P.B. Soedirman Jakarta Timur hendaknya Iebih aktif menambah ilmu sehingga dapat memberikan informasi yang benar kepada peserta didik agar tidak terjadi sikap yang keliru."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5648
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratrieh Nurmala Dewi
"Data surveilan nasional HIV dan AIDS departemen kesehatan mengindikasikan penularan HIV/AIDS yang terus meningkat. Terdapat 12-19 juta orang rawat untuk terkena HIV. Dalam kampanye pencegahan HIV/AIDS sering diinformasikan tentang penggunaan kondom namun sampai saat ini masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi remaja tentang penggunaan kondom sebagai upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS. Desain yang digunakan deskriptif dengan pendekata cross sectional. Karakteristik responden adalah mahasiswa Universitas Indonesia Depok yang berusia antara 17-24 tahun. Sampel dalam penelitian ini yaitu 96 oresponden dipilih melalui purposis sampling. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh mahasiswa memiliki persepsi yang buruk tentang penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS. Peneliti merekomendasikan agar perawat dapat berperan aktif memberikan edukasi kepada remaja mengenai penyakit HIV/AIDS dan kondom. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5606
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ifah Haryanti
"Di seluruh dunia saat ini diperkirakan sebanyak 11,8 juta remaja usia 15-24 tahun hidup dengan HIV/AIDS. Remaja merupakan kelompok usia yang paling berisiko terhadap HIV/AIDS. Di Indonesia, kasus AIDS terus meningkat tiap lahunnya.
Akibat minimnya informasi tentang kesehatan reproduksi. maka remaja merupakan kelompok umur yang rentan untuk menderita penyakit HIV/AIDS.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi terkait penularan HIV/AIDS. Penelitian deskriptif sederhana ini dilakukan pada 96 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan reproduksi terkait penularan HIV/AIDS. Hal ini disebabkan karena sebagian besar remaja aktif mencari informasi mengenai kesehatan reproduksi. Selain itu, kemudahan mengakses informasi melalui berbagai media juga turut mendukung remaja dalam mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi.

Nowadays, for about 11,8 million teenagers up to 15 -24 year live with HIV/AIDS in the world. Instead of adults and children, teenagers have high risk to get it. In Indonesia, HIV/AIDS issues increased each year. Lack of genital hygiene information is the reason why the amount of someone who get on HIV/AIDS increase and the teenagers become object that easy to infect. The aint of this research is to get description about level of teenagers knowledgement about genital hygiene related to transmission of HIV/AIDS. The object of this descriptive research is 96 teenagers. The result shows that teenagers have high level of knowledgement about genital hygiene related to transmission of HIV/AIDS. It is caused by their initiative to out about genital hygiene. Besides that, there are many ways to access the information through media that make the teenagers get the right information about genital hygiene.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5784
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahdini
"Cryptosporidium sp adalah parasit yang merupakan protozoa penyebab diare pada individu imunodefisiensi seperti penderita HIV/AIDS. Diagnosis criptosporidiosis dengan menemukan ookista pada tinja menggunakan metode pulasan tahan asam dinilai kurang sensitif. Deteksi koproantigen Cryprosporidfum sp mengunakan ELISA diketahui lebih sensitif dan spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk deteksi koproantigen Cryptosporidium sp pada pasien HIV/AIDS dengan diare kronik menggunakan ELISA dan MTA serta melihat korelasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista. Sebanyak 95 sampel tinja dari pasien HIV/AIDS dengan diare kronik diperiksa rnenggunakan pulasan tahan asam yang merupakan gold standorr dan deteksi koproantigen. Frekuensi kriptosporidiosis menggunakan deteksi koproantigen sebesar 36,8% dan dengan metode MTA lI,6%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas koproantigen dibandingkan dengan pulasan tahan asam sebesar 100% dan '71,4%. Tidak terdapat korlasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista.

Cryptosporidium sp is a protozoan parasite, causes severe diarrhea in imrnunodeticient hosts like the HIV/AIDS patients. Diagnosis of cryptosporidiosis by finding the oocyst from stool by modified acid fast staining, is insensitive. Coproantigen detection offers more sensitive and specific technique to detect Cqptosporidium infection. The objective of this study is to determine eryptosporidiosis proportion among HTV/AIDS patients by Cryptosporidial antigen detection in stool compare it to modified acid fast staining and determine its correlation with ooeyts count. A number of 95 stool specimens from the HIV/AIDS patients with chronic diarrhea were subjected to coproantigen ELISA test and modified acid-fast staining (gold standard). The frequency of Criptosporidial infection was 36,8% and 11,6% respectively by coproantigen detection and AF staining with 100% sensitivity and 71,4% specificity. There is no correlation between optical density and oocyst count."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahdini
"Cryprosporidium sp adalah parasit yang merupakan protozoa penyebab diare pada individu lmunodefisiensi seperti penderita HlV/AIDS, Diagnosis criptosporidiosis dengan menemukan ookista pada tinja menggunakan metode pulasan tahan asam dinilai kurang sensitif. Deteksi koproantigen Crypto:,poridium sp menggunakan ELISA diketahui lebih sensitif dan spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk deteksi koproantigen Cryptosporidlum sp pada pasien HIV/AJDS dengan diare kronik menggunakan ELISA dan MTA serta melihat korelasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista. Sebanyak 95 sampel tinja dari pasien HIV/AIDS dengan diare kronik diperiksa menggunakan pulasan tahan asam yang merupakan gold standort dan deteksi koproantigen. Frekuensi kriptosporidiosis menggunakan deteksi koproantigen sebesar 36,8% dan dengan metode MTA 11,6%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas koproantigen dibandingkan dengan pulasan tahan asam sebesar 100% dan 71A%. Tidak terdapat korelasi antara nilai absorbansi dengan hitung ookista.

Cryptosporidium sp is a protozoan parasite, causes severe diarrhea in immunodeficient hosts like the HIV/AIDS patients. Diagnosis of cryptosporidiosis by finding the oocyst from stool by modified acid fast staining, is insensitive. Coproantigen detection offers more sensitive and specific technique to detect Cryptosporidium infection. The objective of this study is to determine cryptosporidiosis proportion among HIVIAIDS patients by Cryptosporidial antigen detection in stool compare it to modified acid fast staining and determine its correlation with oocyts count. A number of 95 stool specimens from the HIV/AIDS patients with chronic diarrhea were subjected to coproantigen ELISA test and modified acid-fast staining (gold standard). The frequency of Criptosporidial infection was 36,8% and 11,6% respectively by coproantigen detection and AF staining with 100% sensitivity and 71.4% specificity. There is no correlation between optical density and oocyst count."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32063
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Ike M.S.
"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia. Kasus HIV/AIDS di Indonesia banyak terjadi pada kelompok usia produktif. Remaja merupakan bagian dari kelompok usia produktif yang sangat rentan untuk tertular HIV/AIDS.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan sikap remaja terhadap HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 104 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap remaja terhadap HIV/AIDS (p value = 0,1 18; a = 0,05). Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan penelitian terdahulu disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini. Penelitian ini merekomendasikan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS di kalangan remaja lebih ditingkatkan lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5879
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Rachmanissa
"Kepatuhan terapi antiretroviral (ARV) merupakan faktor utama keberhasilan manajemen terapi. Terapi ARV yang diminum seumur hidup diperlukan dukungan untuk menjaga kepatuhan. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) terhadap kepatuhan terapi ARV pada penderita HIV & AIDS di Jakarta Timur. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang. Jumlah responden berpartisipasi 96 orang dengan teknik non random sampling convenience. Instrumen yang digunakan adalah AACTG dan FSSQ Duke-UNC yang dimodifikasi. Hasil analisis Chisquare tidak ada hubungan KDS dengan kepatuhan ARV (p= 1,00; α = 0,05; OR = 1,150). Hasil ini merekomendasikan program dari LSM dan pelayanan kesehatan untuk membantu kepatuhan terapi ARV dari sesama ODHA melalui KDS rutin.

Adherence antiretroviral (ARV) therapy is a major factor in successful of this therapy management. ARV therapy that taken for life is required support system to maintain adherence. This study aimed to show the relationship between peer support group and arv adherence in patient with HIV and AIDS in East Jakarta. This study used descriptive correlation design with cross sectional. The number of sampel was 96 respondents, who was collected with no-random sampling with convinience techique. The instrument used was AACTG and FSSQ Duke-UNC modified. The result of chi-square analysis showed that there was no relation between peer support group with ARV adherence (p=1,00; α=0,05; OR=1,150). Because of that NGO and health service have to make program to enhance ARV therapy adherence with participations from peer support group regularly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratno Lulut Ratnoglik
"Infeksi Human Immunodeficiency Virus tipe I (HIV-1) sebagai penyebab AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu masalah utama kesehatan dunia yang barns segem diatasi. Sejak ditemukannya penyakit tersebut, vaksin yang dihampkan tidak kanjung tersedia karena berbagai usaha I pengembangan vaksia HIV-1 mengalami hambatan besar oleh karena keanekar&gaman HIV·I yang tinggi. Strategi mutakhir untuk mengatasi hambatan tersebut adalah pengembangan vaksin HIV-I yang spesifik pada subtipe dan populasi di regional tertentu. menggunakan isolat identik dengan sekuen konsensus yang telah ditentukan, sebagai kandidat vaksin.
Tujuan pcnelitian ini adalah menentukan sekuen konsensus HlV-1 di Indonesia dengan menggunakan sekuen - sekuen gen protease dan gen reverse transcriptase HN - 1 subtipe paling dominan isola!Indonesia dati isolat damb plasma omng terinfeksi HIV akibat penggunaan narkoba dengan jarum suntik (penasnn). Berdasarkan analisis dalam penelitian ini diketahui bahwa CRFO I_AE merupakan subtipe paling dominan di Indonesia dan telah berhasH diperoleh sekuen konsensus protease dan reverse transcriptase HIV-1 CRFOl_AE Indonesia Sekuen konsensus protease Indonesia tersebut. memiliki perbedaan dengan sekuen konsensus dari database Los Alomos National Laboratory (LANL) sebesar 2,7% untuk sekuen nukleotida (p = 0,030); 5,1% untuk sekuen asam amino (p = 0,000). Sedangkan sekuen konsensus reverse trancriptase Indonesia merniliki perbedaan dengan sekuen konsensus dari LANL sebesar 2,0% nntuk nuklootida (p = 0,208) dan 3,0% untuk asam amiao (p = 0,015).

Human Immunodeficiency Virus type I (HIV-I) infection as the etiology of AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) is a major health problem which need to be urgently solved. Since the discovery of the desease, the effective vaccine is still not available. It is caused by widely the diversity of HIV-I. Novel strategy to overcome this problem is to develop country-specific HIV-1 vaccine, which use the most identical isolate with consensus sequences that had been determined, as vaccine candidate.
This study aims to determine consensus sequences (CS) of HIV-1 in Indonesia by using sequences of protease gene and reverse transcriptase l gene of the most predominant subtype HIV-1 sequences from HIV-infected intravenous drog users' blood plasma. This study concluded that CRFOl_AE is I the most predominant subtype HIV-1 in Indonesia Nucleotide and amino acid of Iprotease which determine as CS has 2.7% (p = 0,030) and 5.1% (p = 0,000) differences with CS of CRFOI AE respectively. While nucleotide and amino acid of reverse trancriptase of the CS has 2,0% (p = 0,208) and 3,0".4 (p = 0,015) differences with CS of CRFOI_AE of the LANL, respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T11521
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Fauzia
"Peningkatan konsumsi minuman bersoda secara terus menerus di kalangan remaja menimbulkan masalah kesehatan dan gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda pada siswa SMP Islam PB Soedirman Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan terhadap 124 siswa secara acak sistematis pada bulan April 2012. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 40,3% siswa mengonsumsi minuman bersoda dengan frekuensi tinggi. Jenis kelamin, uang saku, preferensi, pengetahuan gizi, sikap, teman sebaya dan media massa memiliki hubungan yang signifikan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda. Pihak sekolah memberikan edukasi gizi mengenai makanan dan minuman sehat yang sebaiknya dikonsumsi.

The increasing frequency of frequent carbonated soft drink consumption in adolescents contributes into the emerging problems related health and nutrition This research was conducted to examine the relations between individual and environmental factors to carbonated soft drink consumption behaviour of PB Soedirman Islamic School students in year 2012. The method used in this study was cross sectional design with 124 respondent by systematic random sampling on April, 2012. Analysis used in unvarit and bivariat.
The result showed that 40,3% students consume carbonated soft drink in high frequency. Sex, pocket money, preference, nutrition knowledge, attitude, peer group and mass media have significant association to consumption soft drink. The school committee is suggested to ban soft drink selling in school cafeteria and provide adequate education about healthy food and beverages to consume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ernilawati M. Saleh
"Target pencegahan tentang HIV/AIDS mendapatkan tingkat pengetahuan remaja meningkat. Akan tetapi remaja belum sepenuhnya rnelaksanakan apa yang mereka ketahui tentang HIV/AIDS sehingga kasus HIV/AIDS pada remaja setiap tahun terus meningkat (UNAIDS, 2005). Saat ini pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS melalui pendidikan seks yang efektif sangat penting untuk pengendalian dan pencegahan HIV/AIDS.
Penelitian tentang "Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMK Amaliyah Srengseng Sawah Jakarta Selatan" bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
Metode yang digunakan adalah deskriptif sederhana, dengan jumlah sampel sebanyak 68 yang diperoleh melalui metode simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada remaja SMK Amaliyah dengan usia 14-20 tahun siswa yang duduk di kelas I, II dan III. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode distribusi frekuensi dengan ukuran presentase atau proporsi.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa remaja SMK Amaliyah sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang (63,2%). Sumber informasi paling banyak diperoleh responden mengenai HIV/AIDS dari televisi dibandingkan dari sumber lain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5305
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>