Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Di Indonesia, anemia masih menjadi masalah kesehatan utama bagi remaja puteri. Hasil penelitian
SKRT (2001) menunjukkan bahwa remaja puteri usia 10 sampai 19 tahun yang menderita anemia
sebesar 30 %. Persepsi remaja puteri yang salah mengenai anemia serta penerapan pola makan yang
tidak seimbang semakin memperparah kejadian anemia pada remaja puteri di Indonesia. Penelitian
deskripsi korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi terhadap penyakit anemia
dengan pola makan remaja puteri di SMK Budhi Warman ll Jakarta Timur. Instrumen yang digunakan
adalah lembar kuesioner dengan 90 orang responden yang dipilih sccara purposive sampling Hasil
penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap penyakit
anemia dengan pola makan remaja puteri di SMK Budhi Warman ll Jakarta Timur (p Value=0,436;
u=0,05). Hal tersebut terjadi karma berbagai faktor lain yang secara Iangsung atau pun tidak langsung
turut mempengaruhi seperti persepsi remaja puteri terhadap tubuh ideal, pola asuh orang tua, dan
pengaruh peer group yang didapatkan dari teman sebaya, serta karakteristik remaja puteri itu sendiri."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5666
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"Akhir-akhir ini beberapa penelitian menunjukkan tingginya anemia pada remaja puteri murid SMU, sehingga memerlukan penanggulangan yang serius karena akan mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia gizi di 6 daerah tingkat II di Jawa Barat, tahun 1997, sebelum dan sesudah dikontrol oleh faktor-faktor yang diduga berpengaruh yaitu, jumlah konsumsi makanan sumber protein, jumlah konsumsi makanan sumber zat besi, frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein hewani, frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein nabati, kebiasaan makan pagi, kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan, tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional. Pengolahan data menggunakan program Stata 5. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan responden dengan pengetahuan mengenai anemia gizi rendah akan mempunyai proteksi sebesar 0,61 kali lebih tinggi untuk menderita anemia dibandingkan dengan responden berpengetahuan mengenai anemia gizi tinggi. Hubungan pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia ini menurun menjadi 0,54 pada tingkat pendidikan ibu katagori rendah dan 0,65 pada tingkat pendidikan ibu tinggi. Nampaknya tingkat pendidikan ibu ini berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia. Faktor-faktor lain yang sebelumnya diduga berpengaruh pada hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia, ternyata tidak terbukti.

Recently, many studies show that high prevalence of anemia on senior high school female student, is so serious that will influence the next generation quality. This study has a main purpose to investigate the connection between knowledge of anemia and its anemic status in 6 districts in West Java in 1997, controlled by protein source food consumption, iron source food consumption, frequencies of animal protein food source and plant protein food consumption, breakfast, junkfood consumption habits, mother education level and job status. The study approach is quantitative with a cross sectional design. Data analysis has been done with Stata 5 program, generating univariate, bivariate and stratification analyses. The result of this study is that lower knowledge protects on anemia has a probability of giving anemia 39% lower compared to the higher one. Relationship between nutrition anemia knowledge with anemia status decreases to become 0,54 time on lower education mother and 0,65 time on higher education mother.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T1083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nurkhotami
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pranikah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja kelas XI SMA Budhi Warman II Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan menggunakan data primer pada 146 remaja kelas XI di SMA Budhi Warman II Jakarta tahun 2013. Hasil menunjukkan bahwa proporsi perilaku seksual berisiko tinggi pada remaja kelas XI SMA Budhi Warman II Jakarta adalah 17,12%. Berdasarkan analisis bivariat, dapat diketahui dari faktor individu yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin laki-laki (PR= 3,39; 95% CI= 1,35-8,55), sikap permisif tinggi terhadap seksualitas (PR= 4,00; 95% CI= 1,59-10,08), pubertas dini (PR= 2,20; 95% CI= 1,08-4,50), merokok (PR= 4,17; 95% CI= 2,10-8,28), dan konsumsi alkohol (PR= 2,52; 95% CI= 1,25-5,12). Kemudian, dari faktor luar keluarga, yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah mempunyai teman yang pernah melakukan HUS (PR= 7,50; 95% CI= 1,06-53,19) dan dorongan untuk melakukan HUS dari teman (PR= 4,81; 95% CI= 2,41-9,60).

This thesis aims - describe premarital sexual behavior and the factors that influence adolescent class XI SMA Budhi Warman II Jakarta in 2013. This study is a cross-sectional study, which using primary data on 146 adolescents in the high school class XI Budhi Warman II Jakarta in 2013. Results showed that the proportion of high-risk sexual behavior in adolescents class XI SMA Budhi Warman II Jakarta is 17.12%. Based on bivariate analysis, it has known, for the individual factors which have a significant relationship with adolescent sexual behavior are male gender (PR = 3.39, 95% CI = 1.35 - 8.55), high permissive attitude -ward sexuality (PR = 4.00, 95% CI = 1.59 - 10.08), early puberty (PR = 2.20, 95% CI = 1.08 - 4.50), smoking (PR = 4.17, 95% CI = 2.10 - 8.28), and alcohol consumption (PR = 2.52, 95% CI = 1.25 - 5.12). Then, for extra familial factors, which have a significant relationship with adolescent sexual behavior are having friends who've done sexual intercourse (PR = 7.50, 95% CI = 1.06 - 53.19), and the encourage to doing sexual intercourse from friends (PR = 4.81, 95% CI = 2.41 - 9.60).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi remaja puteri terhadap cara-cara pengaturan asupan makanan yang tepat di SMUN 90 Jakarta.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan responden yang diteliti sebanyak 30 orang siswi SMUN 90 Jakarta dengan kriteria responden yang diambil adalah siswi SMU yang berusia 15-18 tahun. Instrumen pengumpulan data berupa kuisioner yang terdiri dari 16 pertanyaan yang dibuat sendiri oleh peneliti.
Pertanyaan dibagi menjadi dua jenis pertanyaan yaitu 8 pertanyaan positif dan 8 pertanyaan negatif tentang cara-cara pengaluran asupan makanan yang tepat. Kuisioner digunakan untuk mengkategorikan persepsi remaja kedalarn persepsi positif dan persepsi negatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja puteri memiliki persepsi positif Ientang cara-cara pengaturan asupan makanan yang tepat yaitu sebesar 96,?% atau 29 orang dan yang memiliki persepsi negatif sebesar 3,3% atau 1 orang. Data yang didapat dianalisa dengan menggunakan rumus tendensi sentral rata-rata, distribusi frekuensi dan standar deviasi. Kesimpulan dari penelitian yaitu, sebagian besar (96,7%) remaja puteri memiliki persepsi positif tentang cara-cara mengaturan asupan makanan yang tepat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5012
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Imelda Megawati
"Merokok merupakan masalah memprihatinkan khususnya di kalangan remaja. Meskipun banyak remaja sudah mengetahui bahaya merokok, tidak rnenjamin remaja bersikap menjauhi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingl-cat pengetahuan dan sikap remaja terhadap bahaya merokok di SMI( Jaya Kelapa Gading. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengolahan data menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian didapatkan tingginya tingkat pengetahuan remaja tidak membuat remaja memiliki silcap untuk tidak merokok, Hal ini ditunjukan dengan data uji statistik yaitu dari jumlah 94 responden, remaja yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap negatif terhadap bahaya merokok sebanyak 30 orang (56,6%). Sedangkan yang tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap positif sebanyak 21 orang (51,2%). Untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok, perlu keterlibatan berbagai instansi terkait terutama dari pihak keluarga dan pendidik untuk lebih peran aktif menjadi role model yang baik demi terselamatkannya generasi muda dari bahaya merokok.

Smoking is a matter of concern especially among adolescence. Although many adolences already know the danger of smoking does not guarantee them of being away from the smoke. The aim of this research is to know about relation between degree of knowledge and attitude among adolescence to danger of smoking in SMK Jaya Kelapa Gading. Research design is used Correlation descriptive and anablsed by Chi-square and Anova test.
The result of research found that high degree of knowledge in adolesecences, did not make them have positif attitude to avoid smoking. From 94 respondences, adolescence who have high degree of knowledge are 3 0 people(56.6%) and have negative attitude related to danger of smoking, however adolescence who have high degree of knowledge with positive attude are 21 people (51,2%). To increase awareness among adolescence about danger of smoking, we need to involve especially family and educator to more participate as a good role model to make our generation safe from the danger of smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5859
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Triwardani
"Salah satu faktor situasional yang mempengaruhi perilaku anak belajar adalah lingkungan keluarga dan pola asuhnya. Baumrind (dalam Berk, 1994) menjabarkan teori mengenai dua dimensi dalam pola asuh, yaitu: demandingness dan responsiveness, kombinasl dua jenis dimensi ini, dapat menjadi empat jenIs pola asuh, namun jenis yang terakhir tidak dibahas dalam penelitian ini karena pola asuh jenis tersebut (uninvolved) jarang diterapkan oleh orang tua, Ketiga jenis pola asuh, yaitu; pola asuh authoritative, pola asuh authoritarian, dan pola asuh permissive. Orang tua yang menerapkan pola asuh authon'tative memiliki karakteristik: cenderung menuntut anak (demanding), namun menyeimbangkan dengan perhatian akan kebutuhan anak (responsive).
Penerapan pola asuh authoritarian, akan membuat orang tua cenderung menuntut anak (demanding), tanpa anak boleh mempertanyakan dan menolak kemauan orang tua, sedang kebutuhan anak tidak diperhatikan orang tua (unresponsive). Sedang jenis pola asuh permissive memiliki ciri: kontrol terhadap anak sangat lemah (undemanding), dan orang tua tidak memperhatikan kebutuhan anak (unresponsive).
Perilaku belajar juga dipengaruhi oleh goal orientation. Teori mengenai goal orientation yang dikemukakan oleh Meece, Blumenfeld & Hoyle (1998) menjabarkan orientasi siswa dalam bentuk seperangkat intensi perilaku yang menentukan bagaimana siswa terlibat dalam proses belajar. Teori ini dibagi ke dalam 2 bagian besar, yaitu: mastery orientation (Ames & Acher. 1988 dalam Solmon, 1996), dan performance orientation (Dweck & Leggett, 1988; Elliot & â–¡week, 1988, dalam Solmon, 1996). Siswa yang mengacu pada mastery orientation akan mementingkan proses belajar, penguasaan materi, menggunakan strategi belajar untuk mengatasi tugas yang sulit dan hasil akhir akan dibandingkan dengan hasil diri sendiri di masa lalu. Sedang siswa yang menerapkan performance orientation, akan menitikberatkan pada hasil pembelajaran, yaitu hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan orang lain, tidak mau dianggap tidak mampu oleh penilaian eksternal, dan menerapkan strategi belajar yang dangkal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua dengan goal orientation siswa, Penelitianpenelitian, antara lain penelitian Steinberg et al, (1992) menemukan bahwa orang tua authoritative berdampak positif dalam memacu prestasi remaja di sekolah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel siswa SMP St. Antonius, diperoleh hasil penelitian: ada hubungan antara pola asuh authoritBtive berhubungan positif signifikan dengan mastery orientation (r= 0,495 p<0,05), pola asuh authoritarian berhubungan positif dan signifikan dengan mastery orientation (r=0,219 p<0,05), dan pola asuh permissive berhubungan positif signifikan dengan performance orientation (p=0,301 p<0,05).
Dari hasil perhitungan statistik, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempersepsikan poia asuh orang tua adalah authoritative, maka goal ohentationnya mengarah pada mastery orientation. Siswa dengan pola asuh authoritarian menginternalisasi keinginan orang tua ke dalam dlrinya, sehingga siswa memiliki goai ohentation mengarah pada mastery orientation. Sedang siswa yang mempersepsi pola asuh yang diterima adalah permissive, akan memiliki goal orientation mengarah pada performance orientation.
Hubungan yang semula dihipotesakan dan ditolak adalah: adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara pola asuh authoritative dengan performance orientation, hubungan yang negatif dan signifikan antara pola asuh authon'tarian dengan performance orientation, dan hubungan yang negatif dan signifikan antara pola asuh permissive dengan mastery orientation. Ditoiaknya hipotesis mungkin disebabkan sampel yang homogen (berasal hanya dari satu sekolah saja), instrumen yang kalimatnya membingungkan subyek dalam menjawab (waiau sudah diperbaiki, mungkin saja kaiimat tetap sulit dimengerti subyek). pada saat pengambilan data peneliti tidak dapat mendampingi subyek dalam mengisi kuesioner sehingga tidak memungkinkan subyek bertanya dan meminta penjeiasan pada peneliti.
Kesimpulan ini dibahas dalam diskusi dan diikuti oleh saran-saran: pengambilan data dilakukan di berbagai sekolah (swasta dan negeri) agar variasi data lebih kaya, penyusunan kaiimat dalam item alat ukur diperhatikan lagi keringkasan dan kejelasannya agar tidak menyulitkan subyek dalam menjawab, dan peneliti sebaiknya hadir dan mendampingi subyek dalam menjawab kueisoner, agar pertanyaan subyek mengenai kuesioner dapat langsung dijawab."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja merupakan salah satu fase perkembangan manusia, dimana pada masa ini perubahan fisik terjadi dengan sangat cepat. Dalam perkembangannya remaja cenderung fokus pada konsep diri dan penerimaan bentuk tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mcngctahui pengaruh persepsi tubuh ideal remaja putri terhadap pola makan yang mereka terapkan, Penelitian ini mengglmakan instrumen berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tentang persepsi tubuh ideal dan pola makan. Jumlah sampel sebanyak 43 orang yang diperoleh melalui metode simple random sampling, climana peneliti melakukan pemilihan secara acak dan sederhana melalui penunjukkan secara langsung. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkna bahwa rata-rata karakteristik bentuk tubuh remaja putri termasuk ketegori normal dan 48,8 % responden menerapkan pola makan yang normal pula. Tidak ada pengaruh yang bermakna antara persepsi tubuh ideal bagi remaja putri terhadap pola makan mereka ( P=0,0'73). Hasil ini memmjukan bahwa persepsi tubuh ideal yang terbentuk oleh remaja putri tidak begitu mempengaruhi mereka dalam menerapkan pola makan. Banyak faktor lainnya yang mempengaruhi, baik internal maupun ekstemal. Oleh karena itu panting sekali untuk lebih menggali faktor-faktor tersebut agar dapat mengetahui lebih banyak tentang hal apa saja yang dapat mempengaruhi pola makan remaja putri sehingga akan bermanfaat untuk kepentingan ilmu pengetahuan khususnya terkait gizi remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5285
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lanny Yusnita
"Prevalensi status gizi kurus dan gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia berdasarkan Indeks Masa Tubuh menurut umur adalah 11,1 dan 10,8 . Sedangkan prevalensi anemia pada perempuan usia 15 tahun sebesar 22,7 Riskesdas, 2013 . Hasil screening kesehatan pada pelajar puteri di SMP 9 Kota Cimahi oleh Dinas Kesehatan Kota Cimahi Jawa Barat pada bulan Februari 2017 diketahui 68 pelajar puteri anemia. Hasil Survei Diet Total tahun 2014, rata-rata kecukupan energi dan protein pada kelompok umur 13-18 tahun di Jawa Barat masih < 100 AKG yaitu hanya sebesar 74,1 da 83,5 AKG. Sedangkan aktivitas fisik, 26,1 melakukan kurang melakukan aktivitas. Status gizi kurus dan gemuk, anemia serta kebiasaan melakukan aktivitas fisik pada remaja masih menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan makan dan aktivitas fisik dengan status gizi dan anemia pada pelajar puteri di SMP 9 Kota Cimahi tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 219 pelajar puteri kelas 7. Hasil penelitian ini adalah asupan energi dan protein yang rendah dan sangat aktif melakukan aktivitas fisik menyebabkan terjadinya anemia. P=0,047 CI: 0,995-1,571.

The prevalence of the underweight and overweight among adolescent girls 13 15 years old is 11,1 dan 10,8 Basic Health Research, 2013 . . The health screening test that conducted by DHO Cimahi in February 2017 shown that the prevalent of anemia among adolescent girls at grade 7 in SMP 9 Cimahi City was 68 . Survey of Total Dietary which conducted in 2014, reported intake of energy and protein among adolescent girls 13 18 years old in West Jawa relatively less than the recommended dietary intake energy only reached 74,1 RDA and protein reached 83,5 RDA . Furthermore, the habitual of physical activity among adolescent was 26,1 less active. Nutritional status both underweight and overweight as well as anemia and less to do the physical activity are identified as health problem that need attention. The objective of this study is to determine the association between dietary intake and physical activity with the nutritional status and anemia among adolescent girls grade 7 in SM 9 Cimahi City in 2017. Design of the study is cross sectional with total sample 219 adolescents girls at grade 7 in SMP 9 Cimahi City. Result of the study are the energy and protein intake less than the RDA meanwhile the respondent is very active in do the physical activity and this is a risk for respondent to became anemia. A adolescent with less intake of protein and very active in did excersice will pontentially 1,250 higher to become anemia P 0,047 CI 0,995 1,571.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Andriyani
"Salah satu tugas perkembangan remaja menengah adalah mencari identitas diri. Perilaku merokok merupakan hal yang fenomenal bagi remaja dalam mencari identitas diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan identitas diri remaja dengan perilaku merokok remaja laki-laki di SMK Kemala Bhayangkari 1 Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional pada 150 perokok remaja laki-laki usia 15-18 tahun di SMK Kemala Bhayangkari 1 Jakarta Timur yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil uji analisis menunjukkan ada hubungan antara identitas diri remaja dengan perilaku merokok remaja laki-laki di SMK Kemala Bhayangkari 1 Jakarta Timur (p=0,050; 𝛼=0,05). Hasil penelitian ini disarankan untuk perawat dapat menjadi edukator dan konselor sebagai strategi keperawatan yang diberikan kepada guru dan orang tua dalam mencapai identitas diri remaja yang baik, sehingga mengurangi perilaku merokok remaja.

One of developmental tasks of middle adolescent was search for self identity. Smoking behavior was a phenomenal event for adolescent while searching for self identity. The aim this research was to determine the relationship of adolescent self identity with the smoking behavior of male adolescent at SMK Kemala Bhayangkari 1 East Jakarta. This study used a cross-sectional study on 150 male smokers adolescent aged 15-18 years at SMK Kemala Bhayangkari 1 East Jakarta were selected by purposive sampling technique. Analysis of test results show that there was relationship between adolescent self identity with the smoking behavior of male adolescent at SMK Kemala Bhayangkari 1 East Jakarta (p = 0.050; α = 0.05). The results of this study can be recommended for nurse educators and counselors as a nursing strategy given to teachers and parents in establish achievement identity, thus reducing adolescent smoking behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>