Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif kronis yang perjalanannya akan terus meningkat baik prevalensinya maupun keadaan penyakitnya. Latihan atau senam merupakan salah satu pilar dari pengelolaan Diabetes Mellitus. Keberhasilan dari latihan atau senam pada penderita Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan penderita Diabetes Mellitus tentang manfaat latihan dengan motivasi untuk mengikuti senam. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode riset kualitatif melalui penyebaran angket terhadap 62 penderita Diabetes Mellitus yang tergabung dalam organisasi PERSADIA di Rumah Sakit Umum Tangerang. Dart hasil penyebaran angket tersebut didapatkan bahwa 77,5 % responden mempunyai pengetahuan tinggi dan motivasi tinggi, sehingga didapatkan P value 0.01 lebih kecil dari α 0,05 ( P < α 0,05 ) artinya Ho ditolak atau ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan motivasi pada penderita Diabetes Mellitus. Hai ini menggambarkan bahwa pengetahuan tinggi berhubungan dengan motivasi yang tinggi pada penderita Diabetes Mellitus untuk mengikuti senam di PERSADIA Rumah Sakit Umum Tangerang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5474
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kusniawati
"Self care diabetes merupakan hal penting dalam pengelolaan DM tipe 2. Faktor yang berkontribusi terhadap self care diabetes yaitu usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, lama menderita DM, aspek emosional, motivasi/dorongan internal untuk melakukan self care diabetes, keyakinan terhadap efektifitas penatalaksanaan diabetes dan komunikasi petugas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap self care diabetes pada klien DM tipe 2 di RSU Tangerang. Desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 100 responden, dengan teknik purposive sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis statistik menggunakan koefisien korelasi Pearson, uji t independen dan regresi linier ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dorongan internal untuk melakukan self care diabetes berkontribusi terhadap self care diabetes (p=0,001;α=0,05), keyakinan terhadap efektifitas penatalaksanaan diabetes berkontribusi terhadap self care diabetes (p=0,014;α=0,05) dan komunikasi petugas kesehatan berkontribusi terhadap self care diabetes (p=0,001;α=0,05). Faktor paling dominan berkontribusi terhadap self care diabetes adalah komunikasi petugas kesehatan. Perlu dikembangkan edukasi diabetes yang terprogram dan peningkatan kompetensi perawat terkait dengan self care diabetes.

Diabetes self care was essential in the management of type 2 diabetes. Factors that contribute to diabetes self care were age, gender, socioeconomic, duration of diabetes, emotional aspect, motivation/internal drive to perform diabetes self care, belief in the effectiveness of diabetes management and health care provider communication. This study aimed to identify factors that contribute to self care of diabetes in type 2 diabetes client in Tangerang hospital. Research design was cross sectional, sample size of 100 respondent with purposive sampling technique, data collection used questionnaire. Statistical analysis used for this study was Pearson correlation coefficient, independent t test and multiple linear regression.
The result showed that internal drive to perform diabetes self care was contribute to diabetes self care (p=0,001; α=0,05), belief in the effectiveness of diabetes management was contribute to diabetes self care (p=0,014; α=0,05) and health care provider communication was contribute to diabetes self care (p=0,001; α=0,05). Health care provider communication was the most dominant factor contribute to diabetes self care. It was needed to develop health education programmed and nurse competence associated with diabetes self care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsye
"Perilaku kurang aktif pada pasien DM tipe 2 dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Salah satu faktor yang menentukan perilaku aktif, yaitu persepsi latihan fisik. Penelitian kualitatif dengan wawancara mengenai persepsi latihan fisik dan perilaku latihan fisik dilakukan di Puskesmas Kecamatan Menteng pada pasien DM tipe 2 yang mengikuti senam. Terdapat 9 informan, sebagian besar usia produktif, perempuan, pendidikan rendah, ibu rumah tangga, riwayat menderita DM > 5 tahun, kadar HbA1 ≥ 6,5%, > 1 tahun bergabung dalam komunitas senam, 3 informan memiliki komplikasi. Sebagian besar informan merasakan sangat bermanfaat terhadap persepsi manfaat latihan fisik. Namun, ada beberapa informan merasakan latihan fisik kurang bermanfaat memperbaiki kolesterol, tidur kurang nyenyak, penurunan kekuatan otot dan penurunan kelenturan. Sebagian besar informan tidak merasakan persepsi hambatan latihan fisik. Sebagian besar informan berperilaku aktif. Frekuensi dan durasi latihan fisik sangat dipengaruhi persepsi manfaat dan hambatan latihan fisik. Strategi edukasi sangat diperlukan agar perilaku hidup aktif dapat dipertahankan untuk mengontrol kadar glukosa darah, mengendalikan komplikasi dan mencegah disabilitas. Sedentary behaviour in type 2 diabetes patients can increase the risk of cardiovascular disease. Exercise perception is a factor that determines regular exercise behaviour. Qualitative research with interview about exercise perception and exercise behaviour in type 2 diabetes patients participated in aerobic exercise at Puskesmas Kecamatan Menteng.

There were 9 informants, majority had productive age, female, low education, housewives, history of type 2 DM more than 5 years, HbA 1 c level ≥ 6.5%, more than 1 year joined the community. 3 informants had complications. Most of the informants felt very beneficial for the perception of exercise benefits. However, there were some informants who felt exercise less useful in improved cholesterol level, worst sleep, decreased muscle strength and decreased flexibility. Most of the informants did not feel exercise barriers and  performed aerobic exercise regularly. The frequency and duration of aerobic exercise were very influenced by exercise benefits and barriers perception. The education strategies were very needed to maintenance active lifestyle, blood glucose control, reduce complications and prevent disability."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rotasi ruangan dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Tangerang.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi adalah perawat yang telah melakukan rotasi di Rumah Sakit Umum Tangerang. Sampel yang diambil sebanyak 86 responden dengan cara random sampling sederhana dari 20 ruangan rawat inap secara diundi. Analisis dilakukan bertahap: (1) Analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan (2) Analisis bivariat melihat hubunaan antara variabel dependen dengan independen dengan menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian ini menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara karakteristik demografi dengan motivasi, koordinasi dengan motivasi, pengetahuan dengan motivasi hanya pengalaman dengan motivasi setelah rotasi mempunyai hubungan signifikan dengan nilai P value 0.002 lebih kecil dari α 0.05.
Sehubungan hal tersebut diharapkan pelaksanaan rotasi di Rumah Sakit Umum Tangerang secara konsisten dan terkoordinasi dengan baik dan member; kesempatan kepada perawat untuk meningkatkan pendidikannya dan pelatihan sesuai kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan motivasi perawat yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan. Daftar pustaka : 20 (1992 — 2003)
Kata kunci: Karakteristik demografi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, waktu rotasi terakhir, pelatihan. Rotasi: koordinasi, pengetahuan, pengalaman."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5406
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Indriati M.S.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianingsih
"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan motivasi keikutsertaan dalam edukasi antenatal. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional terhadap 68 ibu yang tidak mengikuti edukasi antenatal. Hasil penelitian menunjukkan motivasi ibu untuk mengikuti edukasi antenatal kategori tinggi (76,65 %), karakteristik ibu dan pengetahuan ibu tidak berhubungan dengan motivasi, variabel yang berhubungan adalah kebijakan rumah sakit dengan r = 0,460 dengan p-value = 0,028. Variabel yang menjadi faktor dominan adalah kebijakan rumah sakit dengan R Square 0,053, p-value 0,040.

The Correlation Analysis between Mother Characteristic, Her knowledge and Hospital Policy with All the Motivation in following the Antenatal Education at the Harapan KitaThe aim the research was to know all the factors that have a correlation with all the motivation in following the Antenatal Education. The research method was cross sectional design among 68 mothers that they have never been followed the Antenatal Education. The result showed mother's motivation to allow antenatal educational was high (76, 65 %). Mother characteristics and her knowledge has not any correlation with their motivation, but only the hospital policy showed a significant correlation with the motivation, r = 0,460, p-value = 0,028. The dominant variable was the hospital policy, R square = 0,053, p - value = 0,040."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henni Yuliawati
"Kanker payudara ditemukan di dunia dengan insiden relatif tinggi dan di Indonesia menempati urutan kedua setelah keganasan mulut rahim. Saiah satu terapi yang diberikan pada pasien kanker payudara adalah tindakan kemoterapi yang dapat menimbulkan efek samping diantaranya biologi, psikologis dan sosial. Efek samping secara biologi dapat berupa mual, muntah, rarnbut rontok, perubahan rasa kecap dan keletihan. Perubahan secara psikologis seperti kecemasan, depresi sampai gangguan konsep diri. Sedangkan dari segi sosial bisa terjadi gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang juga dapat dipengaruhi oleh perubahan fisik dan psikologis. Karena banyaknya efek yang ditimbulkan dari pemberian kemoterapi pasien kanker payudara perlu mendapat dukungan dari keluarga, sehingga bisa membuat pasien termotivasi untuk mengikuti kemoterapi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat motivasi pasien kanker payudara untuk mengikuti kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan mengambil sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti (purposive sampling) di RS kanker Dharmais Jakarta sebanyak 30 responden. Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner dengan analisis menggunakan univariat prosentasi dan analisis bivariat dengan Fisher Exact test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi (nilai p 0,002 dengan α = 0,005)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5533
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"International diabetic federations (IDF) estimate in 2025 there will be about 333 million diabetisi in the world, and estimated number of diabetisi in Indonesia will reach 5,6 million , occupaying in level six in the world after IIndia, chinesse, Russia, Brazil and Japan. This research aim was to know relation between eating habits and physical exercise of diabetisi wiith occurance DM Complicationin RSUD Tasikmalaya. Research methods weared is survey with crossectional approach. sampel is 47 diabetisi was taken by purposive as according to criterion specified from population (89) . Data will analysed by Rank Spearman test. Result of this indicate that counted 28% diabetisi execute planning eat which is included in good category , only some of small (13%) physical execise of diabetisi which is the including good category. There is 40% of diabetisi having blood sugar rate including ugly category, and only some of small (9%) including good category, most of diabetisi have experienced of hipoglikemik (19 people), and cronic complication status a lot of diabetisi is neuropati. There was correlation between planning eating habit (p value: 0,000; p:0,532) physical exercisep (p value: 0,000; p: -0,583) with rate of sugar blood with complications status (p value : 0,000; p: 0,609). Conclusion from this research are progressively goodness of planning eating habit hence rate of blood sugar of diabetisi will be downhill, diligent to progressively do physical exercise as according to guidance which have been given hance rate of blood sugar will be occurance of status complication of diabetisi will be more easy to happened. Recommendation of this paper is improve understanding of diabetisi abaut bahavior of planning eating habits which must be accompanied by physical exercise as according to recommendation."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irsa Gagah Himantoko
"Pengantar: Senam Asma Indonesia (SAI) adalah olahraga termodifikasi yang ditujukan bagi penderita asma untuk memperbaiki pola nafas agar lebih terkontrol dan sehat. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan apakah SAI memicu asma karena latihan (AKL), apakah durasi mengikuti senam mempengaruhi nilai arus puncak ekspirasi (APE) pasca-olahraga, dan pengaruh usia, jenis kelamin, riwayat merokok, dan indeks massa tubuh (IMT) terhadap nilai APE pasca-olahraga.
Metode: Sebanyak 24 subjek yang telah melakukan SAI selama setidaknya 1 bulan, diukur nilai APE mereka sebelum dan sesudah melakukan SAI menggunakan peak flow meter. Informasi mengenai usia, jenis kelamin, dan riwayat merokok diperoleh dari wawancara. Sedangkan tinggi dan berat badan, untuk menentukan indeks massa tubuh (IMT), diperoleh melalui pemeriksaan langsung.
Hasil dan Diskusi: Semua subjek terhindar dari AKL mungkin karena mereka telah melakukan SAI selama setidaknya satu bulan. Namun, semakin lama melakukan SAI tidak membuat nilai APE pasca-olahraga menjadi lebih baik (p = 0,447) tetapi menjaga fungsi paru tetap optimal. Selanjutnya, usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh pada nilai APE pasca-olahraga jika peran masing-masing dinilai secara individual (p = 0,698; 0,721; secara berurutan). Selain itu, mantan perokok yang sudah lama berhenti merokok, riwayat merokok mereka sebelumnya tidak lagi mempengaruhi nilai APE pasca-olahraga (p = 0,310). Terakhir, peningkatan BMI tidak terkait dengan penurunan nilai APE pasca-olahraga. (p = 0,707).
Kesimpulan: SAI tidak mencetuskan AKL pada penderita asma. Penambahan durasi mengikuti SAI tidak meningkatkan nilai APE pasca-olahraga. Usia dan jenis kelamin saling terkait dalam mempengaruhi APE pasca-olahraga. Riwayat merokok orang yang sudah lama berhenti merokok dan peningkatan BMI tidak mempengaruhi nilai APE pasca-olahraga.

Introduction: Indonesian Asthma Gymnastics (IAG) is a modified exercise that is intended for asthmatic people to improve their breath pattern to become more controlled and healthy. This study was conducted to determine whether IAG triggers exercise-induced asthma (EIA), whether the duration of following IAG affect the value of peak expiratory flow rate (PEFR) post-exercise, and the effect of age, gender, smoking history, and BMI on PEFR value post-exercise.
Method: A Total of 24 subjects who had performed IAG for at least 1 month, were measured their PEFR values before and after performing IAG using peak flow meter. Information regarding age, gender, and smoking history was obtained from the interview. While height and weight, to determine body mass index (BMI), were obtained through direct examination.Result and 
Discussion: All subjects were spared from EIA may be because they have performed the IAG for at least one month. However, a longer period of IAG does not make peak expiratory flow rate (PEFR) value post-exercise to be better (p = 0.447) but keeps lung function optimally. Furthermore, age and gender have no effect on PEFR value post-exercise if their respective roles are assessed individually (p = 0,698; 0,721; respectively). In addition, former smokers who have long quit smoking, their previous smoking history no longer affect the value of PEFR post- exercise (p = 0,310). Lastly, increased BMI is not associated with decreased PEFR value post-exercise (p = 0,707).
Conclusion: IAG does not triggers EIA in asthmatic patient. The addition of duration of joining IAG does not improve the value of PEFR post-exercise. Age and gender are interrelated in affecting PEFR post-exercise. Smoking history of people who have long quit smoking and increased BMI does not affect PEFR value post- exercise.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Munandar Rusman
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan motivasi dengan kepatuhan melakukan senam kaki pada penderita Diabetes Mellitus dengan menggunakan instrumen Behavioral Regulation in Exercise Questionnaire-2 (BREQ-2) untuk mengukur tipe motivasi dan Exercise Adherence Rating Scale (EARS) untuk mengukur kepatuhan melakukukan senam kaki. Penelitian ini bersifat cross-sectional dengan 128 responden yang berasal dari Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dan didapatkan hasil gambaran motivasi penderita DM melakukan senam kaki menunjukkan rerata skor elemen teridentifikasi (10,47) dan intrinsik (11,49) lebih tinggi dibandingkan rerata skor elemen amotivasi (5,29), external 6,83), dan terinterojeksi (3,27). Rerata skor Relative Autonomy Index (RAI) yaitu 22,62. Gambaran kepatuhan penderita DM melakukan senam kaki menunjukkan rerata skor yaitu 32,37 atau dalam persen yaitu 50%. Terdapat hubungan antara skor RAI motivasi, elemen amotivasi, elemen terinterojeksi dan elemen intrinsik dengan skor kepatuhan melakukan senam kaki pada penderita DM di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Rekomendasi dari hasil penelitian ini yaitu pentingnya meningkatkan motivasi berupa dukungan dari tenaga kesehatan terhadap pasien di Rumah Sakit dan membuat program senam kaki bagi penderita DM yang terjadwal baik di dalam lingkungan poliklinik maupun diluar lingkungan poliklinik sehingga penderita DM merasa didukung oleh lingkungannya baik. Selain itu, peneliti melihat perlu adanya suatu logbook atau buku harian bagi penderita DM yang berisi tatalaksana DM baik dari edukasi, perencanaan makan, farmakologi dan latihan fisik yang dapat diisi oleh penderita dan dapat dilihat kepatuhan dari tatalaksana DM di buku tersebut.

This study examines the relationship between motivation and adherence to foot exercises in patients with Diabetes Mellitus using the Behavioral Regulation in Exercise Questionnaire-2 (BREQ-2) to measure motivation types and the Exercise Adherence Rating Scale (EARS) to measure adherence to foot exercises. It is a cross-sectional study with 128 respondents from the Internal Medicine Clinic at Fatmawati General Hospital, and the results show that the motivation of DM patients to perform foot exercises indicated higher mean scores for identified and intrinsic elements compared to mean scores for amotivation, external, and introjected elements. The mean Relative Autonomy Index (RAI) score was 22.62. The description of adherence of DM patients to foot exercises showed a mean score of 32.37 or 50% in percentage. There is a relationship between RAI motivation scores, amotivation elements, introjected elements, and intrinsic elements with adherence scores to foot exercises in DM patients at Fatmawati General Hospital. Recommendations from this study emphasize the importance of increasing motivation through support from healthcare professionals for patients in the hospital and implementing a scheduled foot exercise program for DM patients both within and outside the clinic environment to make them feel supported by their surroundings. Additionally, researchers see the need for a logbook or daily book for DM patients containing DM management including education, meal planning, pharmacology, and physical exercise which can be filled out by patients and used to assess adherence to DM management in the book."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>