Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Lena
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5861
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rai Ayuning Putri Pertiwi
"Pembentukan identitas diri merupakan proses berkesinambungan yang secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup. Peer group sebagai salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembentukan identitas diri pada remaja, cukup memberikan peran dalam pembentukan perilaku dan sikap pada remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan penerimaan teman sebaya (peer group) dengan pencapaian identitas diri pada remaja. Penelitian dilakukan pada remaja siswa-siswi SMAN 63 Jakarta Selatan, dengan jumlah responden 70 orang.
Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelasi dengan desain cross sectional, dengan menggtmakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Proses analisa data menggunakan persentase pada analisa univariat dan uji Chi-Square pada analisa bivariat.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penerimaan peer group dengan pencapaian identitas diri pada remaja di SMAN 63 Jakarta Selatan, dengan nilai p value 0.054 yang berarti p value > α. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan konseling yang berfokus pada remaja serta keluarga di sekolah dan institusi kesehatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5579
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Dwi Charollin
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan
antara sosialisasi keluarga dan sosialisasi peer group terhadap perilaku kekerasan
dalam pacaran remaja. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
teknik pengumpulan data survey terhadap 222 responden. Penelitian ini dilakukan
di salah satu SMA Negeri di Jakarta Selatan. Penarikan sampel dilakukan dengan
penarikan sampel bertahap. Pertama peneliti menggunakan teknik purposive
dalam memilih sekolah, lalu penliti menggunakan teknik penarikan sampel
berkelompok dengan cara poporsional. Kemudian untuk memenuhi jumlah
responden dari masing-masing kelas peneliti menggunakan teknik penarikan
sampel purposive dengan kriteria responden yang sudah pernah berpacaran.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sosialisasi keluarga dan sosialisasi
peer group memiliki hubungan dengan perilaku kekerasan dalam pacaran remaja
di SMAN ?X? Jakarta. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sosialisasi peer
group lebih mempengaruhi perilaku kekerasan dalam pacaran remaja di SMAN
?X? Jakarta dibandingkan dengan sosialisasi keluarga.

ABSTRACT
This research is a study that aims to explain the relation between family
socialization and peer group socialization towards violence behavior among
teenage dating. This research uses quantitative approach with survey data
collection to 222 respondents. This research conducted at one of Senior High
School in South Jakarta. This research uses multistage sampling technique.
Firstly, researcher uses purposive technique in picking the school, then researcher
uses cluster sampling with proportional method. Then to fulfill the number of
respondents from each classes researcher uses purposive sampling technique with
criteria the respondents had a relationship . This research finding shows that
family socialization and peer group socialization has relationship with violence
behavior in teenage dating at ?X? Senior High School in Jakarta. This research
finding also shows that peer group socialization has more influence toward
violence behaviour in teenage dating at SMAN ?X? Jakarta than family
socialization."
2015
S60977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Fitriani
"Pencarian identitas diri merupakan tugas utama perkembangan psikososial remaja. Peer group memiliki peranan yang dominan pada remaja. Tekanan peer biasanya berpengaruh sangat kuat pada usia 13-15 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peer group pada status identitas diri remaja. Desain pcnelitian yang digunakan cross sectional dengan analisa data desdriptif korelasi menggunakan uji Chi square. Respondcn yang terlibal adalah siswa-siswi SMP Negeri 103 Cijantung Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukl-can bahwa scbagian besar reponden merniliki peer group jenis crowd (63%), tipe akademis (77,3%), dan yang terpengaruh positif dari peer groupnya memiliki status identitas diri positif (90,6%), hanya 9,4% yang memiliki status identitas diri negatifi Namun, uji Chi square menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh peer group pada status identitas diriI rernaja di SMP Negeri 103 Cijantung Jakarta Timur (p value = 1, α = 0,05).

The search for identity is the major task of adolescence psychosocial development. Peer group have dominant role in adolescence. Peer pressure usually more influence adolescence in 13-15 years old. The aim of the research was to study the influence of peer group in adolescence identity status. The research use cross sectional methods with correlation descriptive anabze use Chi square test. The partichoants in the research were the students of 103 Junior High School in Chantung East Jakarta.
The result show that majority participants have crowd peer (68%), academic type (77,3%), and participants who get positive influence from their peer group have positive identity status, and only 9,4% have negative identity status. Actualy, Chi square test show that there is no influence of peer group in adolescence identity status in 103 Junior High School in Cijantung East Jakarta (p value = 1, α = 0,05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5764
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmawati Indah Purnamasari
"ABSTRAK
Efikasi diri pengambilan keputusan karier diprediksi oleh status identitas. 191 partisipan, yaitu siswa kelas X SMA Negeri dan Swasta yang telah mengambil keputusan peminatan, memberikan respon pada Extended Objective Measure of Ego Identity Status 2 (EOM-EIS 2) yang mengukur status identitas. Partisipan juga memberikan respon pada Career Decision Self-Efficacy – Short Form (CDSE-SF) yang mengukur efikasi diri pengambilan keputusan karier. Dari pengujian hipotesis menggunakan One Way Anova, didapatkan nilai F (3, 187) = 6.319, p < 0.05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean efikasi diri pengambilan keputusan karier berdasarkan status identitas siswa kelas X SMA. Dengan kata lain, terdapat hubungan antara status identitas dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Dari analisis post hoc menggunakan Tukey HSD, didapatkan hasil bahwa mean efikasi diri pengambilan keputusan karier berbeda secara signifikan antara kelompok identity achievement, foreclosure dan identity diffusion. Tidak terdapat perbedaan mean efikasi diri pengambilan keputusan karier berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pengembangan penelitian lanjutan serta kepentingan konseling didiskusikan.

ABSTRACT
Career decision making self-efficacy was predicted by identity status. The 191 participants – tenth grade students who have already made career decision – gave responses to Extended Objective Measure of Ego Identity Status 2 (EOM-EIS 2) which measured identity status. They also gave responses to Career Decision Self- Efficacy – Short Form (CDSE-SF) which measured career decision self-efficacy. Statistical analysis used One Way Anova showed F (3, 187) = 6.319, p < 0.05. It means there is significant difference between mean score of career decision making self-efficacy based on identity status of tenth grade student. In conclusion, there is correlation between identity status and career decision making self- efficacy. Post hoc analysis using Tukey HSD showed significant mean different between mean score career decision making self-efficacy between identity achievement, foreclosure, and identity diffusion. There is no significant mean difference of career decision self-efficacy based on age and gender. Implications for counseling and future research are discussed.""
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alita Mei Rosfyanita
"ABSTRAK
Permasalahan gizi remaja, baik gizi kurang maupun gizi lebih masih belum teratasi. Citra tubuh, peer group, dan media massa merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Tujuan dari penelitian ini untuk mencari hubungan antara citra tubuh, peer group dan media massa dengan status gizi pada remaja. Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Pengambilan sampel dengan systematic random sampling 93 responden berusia antara 15-17 tahun yang merupakan siswa-siswi SMAN 1 Tangerang. Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna antara citra tubuh dan media massa (p<0,05) dengan status gizi. Namun tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh peer group dengan status gizi (p>0,05) pada siswa SMA Negeri 1 Tangerang. Perawat komunitas berperan penting dalam mengatasi masalahan gizi pada remaja, yaitu dengan memberikan promosi kesehatan baik secara personal maupun diskusi kelompok melalui program UKS untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan mengenai gizi seimbang dan pembentukkan citra tubuh positif.

ABSTRACT
Nutritional problems like malnutrition and over nutrition in adolescent are still not resolved. Body image, peer group, and mass media are factors that can affect a person's nutritional status. This study aims to determine the relationship between body image, peer group and mass media with nutritional status in adolescents. This study was designed with cross-sectional and used systematic random sampling with 93 respondent aged between 15-17 years who are students of SMAN 1 Tangerang. The results showed that there were a significant association between body image and the media (p<0,05) with the nutritional status. However, there was no significant association between peer group influence nutritional status (p>0.05) in the student SMAN 1 Tangerang. Community health nurses have an important role in overcoming problems of overweight in adolescents by providing health promotion either personally or group discussions by school health programs to improve the knowledge, attitudes and skills regarding nutrition and the formation of a positive body image.
"
2015
S60886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Utami Putri
"Masa remaja merupakan masa ketidakseimbangan emosi dan fisik. Pada masa ini peer group menjadi bagian yang penting bagi remaja karena peer group memberikan dukungan, tempat berbagi dan belajar untuk remaja. Pada masa ini pula, remaja mencoba hal-hal baru termasuk dalam perilaku seksual. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana hubungan peer group dengan perilaku seksual remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi deskriptif dan menggunakan metode cluster sampling sebagai cara pengambilan sampelnya. Sampel pada penelitian ini berjumlah 108 siswa/i di SMAN 103 di Jakarta Timur.
Penelitian ini memperoleh hasil p-value penelitian ini 0, 118 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peer group dengan perilaku seksual remaja. Hal ini mungkin saja terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja selain peer group. Meskipun begitu, penyuluhan mengenai bahaya perilaku seksual tidak aman, penanaman pendidikan moral dan agama serta pengawasan dari orang tua perlu dilakukan agar remaja terhindar dari bahaya perilaku seksual tidak aman.

Adolescence is a period of emotional and physical imbalance. In this period, peer group is an important factor for adolescence because it gives support, share, and, learn to adolescence. In addition, adolescence tries new things including about sexual behavior. The aim of this research was to know about relationship between peer group and sexual behavior. This research was a quantitative research using a corelative descriptive design with cluster sampling method. The sample in this research were 108 students at SMAN 103 in East Jakarta.
The result showed that p-value 0,118, it was means that there was no significant relationship between peer group and sexual behavior in adolescence. It happened because beside peer group, there are many factors influence adolescence sexual behavior. However, a counseling related to the danger of unsafe sexual behavior, cultivation of moral and religious education and parental supervision need to be done to protect the teenagers from the dangers of unsafe sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hafida Rizka Ramadani
"ABSTRAK
Tingkat konsentrasi yang baik merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh siswa. Kebiasaan sarapan yang rutin dan status gizi yang baik dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan dan status gizi terhadap tingkat konsentrasi siswa kelas X dan XI SMA Negeri 5 Depok. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 105 sampel yang diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Hasil analisis statistik menggunakan chi-square di dapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan tingkat konsentrasi p value = 0,632; ? = 0,05 dan tidak ada hubungan antara status gizi dengan tingkat konsentrasi p value = 0,632; ? = 0,05 siswa kelas X dan XI SMA Negeri 5 Depok. Penelitian ini merekomendasikan perlunya melakukan kebiasaan sarapan yang rutin dan memiliki status gizi baik untuk meningkatkan konsentrasi siswa.

ABSTRACT
Having a good concentration level is important for student. By eating breakfast regularly and having good nutritional status can affect students rsquo concentration level. The aim of this study was to explore the relationship of breakfast and nutritional status with concentration level in student class X and XI SMA Negeri 5 Depok. This study used cross sectional design with 105 sample with using stratified random sampling technique. Statistic analyzed using chi squre and found that there is no relationship between breakfast behavior with concentration level p value 0,632 0,05 , and there was no relationship between nutritional status with concentration level p value 0,632 0,05 in student class X and XI SMA Negeri 5 Depok. This study recommends the important of eating breakfast regularly and having a good nutritional status to increase students rsquo concentration level."
2017
S68280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seorang remaja dewasa ini cenderung mudah sekali terpengaruh oleh teman-teman
sebayanya dalam hal apapun di dalam kehidupannya sehari-hari.
Penelitian dengan judul “Hubungan teman sebaya (peer-group) terhadap pembentukan
gaya hidup remaja” bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman
sebaya (peer-group) terhadap pembemukan gaya hidup remaja. Penelitian ini dilakukan
di SLTP Negeri 20 Bekasi dengan mengambil responden remaja berusia 12-15 tahun
sebanyak 96 orang dengan metode stratified random sampling. Desain penelitian yang
digunakan adalah dskriptif korelasi dengan instrumen penelitian berupa kuesioner.
Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan chi square untuk
menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak ada
hubungan antara pengaruh teman sebaya (peer-group) terhadap pembentukan gaya hidup
remaja (p value = 1,00; alpha = 0,05). Penelitian ini merekomendasi akan peran serta
semua pihak dalam rangka turut membantu remaja menemukan gaya hidup yang
konstruktif yang kelak berguna bagi masa depan mereka."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5627
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>