Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Upaya pencegahan dan pengendalian penularan infeksi di lingkungan rumah sakit dapat dilakukan
dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sarung tangan dalam setiap meiakukan tindakan
keperawatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara motivasi dengan
sikap dalam penggunaan APD sarung tangan yang dilakukan terhadap 37 perawat di ruang rawat inap yang ditentukan secara total sampling pada RSU Bunda Margonda Depok Jawa Barat. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode korelasi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (p value >0.05) antara tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, masa kerja, pengawasan, kebijakan, dan fasilitas terhadap sikap dalam penggunaan APD sarung tangan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah penggunaan APD sarung tangan tidak ada hubungan dengan motivasi dan sikap perawat. Namun penggunaan APD sarung tangan ini harus selalu dipertahankan dan menjadi suatu aktivitas rutin bagi perawat dalam melakukan tindakan keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5607
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Apriyanti
"ABSTRAK
Rendahnya tingkat kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) kemoterapi menempatkan perawat pada risiko terpapar bahaya kemoterapi. Pengetahuan, motivasi, dan pelatihan merupakan faktor yang membangun perilaku kepatuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan pelatihan dengan kepatuhan penggunaan APD kemoterapi pada perawat rawat inap. Penelitian deskriptif-korelasi ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 81 perawat yang dipilih secara total sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kepatuhan penggunaan APD (p:0,001, : 0,05). Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p: 0,404) dan pelatihan (p: 0,383) dengan kepatuhan penggunaan APD kemoterapi pada perawat rawat inap. Penelitian lebih lanjut tentang kepatuhan penggunaan APD kemoterapi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik observasional. Rumah sakit dapat mendukung pemberian motivasi eksternal bagi perawat berupa pengembangan karir yang baik dan membantu menciptakan kondisi kerja yang kondusif sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat berjalan secara optimal.
ABSTRACT
The low level of nurse compliance in the use of chemotherapy personal protective equipment (PPE) puts nurses at risk of being exposed to the dangers of chemotherapy. Knowledge, motivation, and training are factors that build compliance behavior. This study aims to determine the relationship of knowledge, motivation, and training with adherence to the use of PPE chemotherapy in inpatient nurses. This descriptive-correlation study used a cross sectional approach involving 81 nurses who were selected by total sampling. The measuring instrument in this study is a questionnaire modified by the researcher which has been tested for validity and reliability. The results of the bivariate analysis using the Chi Square test showed that there was a significant relationship between motivation and adherence to the use of PPE (p: 0.001, : 0.05). In this study, there was no significant relationship between knowledge (p: 0.404) and training (p: 0.383) with adherence to the use of PPE chemotherapy in inpatient nurses. Further research on adherence to the use of chemotherapy PPE can be done using observational techniques. Hospitals can support the provision of external motivation for nurses in the form of good career development and help create conducive working conditions so that nursing care can run optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Humairoh
"ABSTRAK
Jumlah Perawat Klinis PK III paling banyak ditemukan di Unit Rawat Jalan, penempatan perawat pada setiap unit belum sesuai dengan keterampilan dan rincian kewenangannya sebagai perawat klinis. PK III yaitu perawat dengan kategori keahlian kompeten, memiliki rincian dan kewenangan klinis yang tinggi dengan kemampuan asuhan keperawatan yang komprehensif pada area spesifik dan mampu mengembangkan pelayanan keperawatan berdasarkan bukti ilmiah. Penempatan PK III dari seluruhnya sebanyak 191 dan 27 perawat ditempatkan Unit Rawat Jalan menyebabkan ketidak merataan pemetaan PK III pada setiap unit. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, penelitian ini berfokus pada deskripsi arti dan makna pengalaman PK III di Unit Rawat Jalan. Partisipan adalah 10 perawat di Unit Rawat Jalan dengan usia 36 mdash;52 tahun dengan jenjang karier PK III. Teridentifikasi lima tema yaitu pemetaan PK III di Unit Rawat Jalan karena permintaan perawat, kurangnya pemahaman PK III di Unit Rawat Jalan terkait rincian kewenangan klinisnya, beban kerja sebagai PK III di Unit Rawat Jalan lebih ringan dibandingkan unit lainnya, PK III lebih merasa nyaman bekerja di Unit Rawat Jalan, dan PK III memiliki peran sebagai penanggung jawab dan edukator di Unit Rawat Jalan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi manajer keperawatan dalam memetakan perawat di setiap unit dan bila tidak dilakukan maka kerugian yang timbul dari fenomena ini akan terulang. Kata Kunci: Jenjang Karier, Pemetaan Perawat, Perawat Klinis III, Perawat Kompeten, Unit Rawat Jalan ABSTRACT
The number of level III clinical nurse was most prevalent in the Outpatient Unit, the placement of nurse in each unit was not accordance with the skills and clinical nurse privilege as clinical nurse. Level III Clinical nurse is a nurse with competent skill category, has high clinical details and authority with comprehensive nursing care capability in specific area and able to develop nursing service based on scientific evidence. The placement of level III clinical nurse of all 191 and 27 nurses placed in the Outpatient Unit led to uneven level III clinical nurse mapping on each unit. This research uses qualitative design with phenomenology approach. This study focuses on the description of meaning and meaning of level II clinical nurse experience in Outpatient Unit. Participants were 10 nurses in the Outpatient Unit with age 36 mdash 52 years with level III clinical nurse career ladder. Identified five themes namely level III clinical nurse mapping in Outpatient Unit due to request of nurse, lack of understanding of level III clinical nurse in Outpatient Unit related to details of clinical authority, workload as level III clinical nurse in Unit Outpatient was lighter than other unit, level III clinical nurse more comfortable working in Outpatient Unit, and level III clinical nurse have the role of responsible and educator in Outpatient Unit. The result of this study can be used as one of the considerations for nursing managers in mapping the nurses in each unit and if not then the losses arising from this phenomenon will be repeated. Keywords Clinical Ladder, Clinical Nurse Level III, Competent Nurse, Nurse Mapping, Outpatient Unit "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Sri Wahyuni
"[ABSTRAK
BPH salah satu penyakit yang sering ditemukan di negara-negara berkembang, prevelansi dan insiden BPH banyak terjadi pada lansia pria yang banyak tinggal di daerah perkotaan dan menempati presentase kasus urologi yang paling umum terjadi dimana kasusnya mencapai 75%. Kasus BPH di perkotaan sering ditangani dengan tindakan Transurethral Resection Prostate (TURP). Salah satu hal yang harus diperhatikan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien post op TURP adalah pemantauan cairan irigasi. Penulisan ini memaparkan dan menganalisis asuhan keperawatan post operasi yang menitikberatkan pada implementasi pemantauan irigasi bladder. Hasil analisis menunjukkan ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh perawat dalam melakukan pemantauan irigasi bladder antara lain jenis cairan yang digunakan, kecepatan aliran, dan pemantauan tanda-tanda penyumbatan kateter. Pengetahuan perawat tentang irigasi bladder perlu ditingkatkan untuk menghindari komplikasi yang umum terjadi pada pasien post op TURP; ABSTRACT BPH is one of a common disease in developing country, BPH incident and prevalency mostly found in elderly who live in urban area and and be the most common urology case up to 75% cases. Usually BPH in urban area handled with Transurethral Resection of Prostate (TURP). One of nursing consideration on post TURP care is irrigation fluid monitoring. This research describe and analyze post TURP nursing care which focused implementation on irrigation bladder. The analysis result showed that things such as fluid type, flow velocity, and chatether clearance need to be awared. Knowledge about bladder irrigation of the nurse should be increase to avoid complication that commonly happen to post op TURP client.;BPH is one of a common disease in developing country, BPH incident and prevalency mostly found in elderly who live in urban area and and be the most common urology case up to 75% cases. Usually BPH in urban area handled with Transurethral Resection of Prostate (TURP). One of nursing consideration on post TURP care is irrigation fluid monitoring. This research describe and analyze post TURP nursing care which focused implementation on irrigation bladder. The analysis result showed that things such as fluid type, flow velocity, and chatether clearance need to be awared. Knowledge about bladder irrigation of the nurse should be increase to avoid complication that commonly happen to post op TURP client.;BPH is one of a common disease in developing country, BPH incident and prevalency mostly found in elderly who live in urban area and and be the most common urology case up to 75% cases. Usually BPH in urban area handled with Transurethral Resection of Prostate (TURP). One of nursing consideration on post TURP care is irrigation fluid monitoring. This research describe and analyze post TURP nursing care which focused implementation on irrigation bladder. The analysis result showed that things such as fluid type, flow velocity, and chatether clearance need to be awared. Knowledge about bladder irrigation of the nurse should be increase to avoid complication that commonly happen to post op TURP client.;BPH is one of a common disease in developing country, BPH incident and prevalency mostly found in elderly who live in urban area and and be the most common urology case up to 75% cases. Usually BPH in urban area handled with Transurethral Resection of Prostate (TURP). One of nursing consideration on post TURP care is irrigation fluid monitoring. This research describe and analyze post TURP nursing care which focused implementation on irrigation bladder. The analysis result showed that things such as fluid type, flow velocity, and chatether clearance need to be awared. Knowledge about bladder irrigation of the nurse should be increase to avoid complication that commonly happen to post op TURP client., BPH is one of a common disease in developing country, BPH incident and prevalency mostly found in elderly who live in urban area and and be the most common urology case up to 75% cases. Usually BPH in urban area handled with Transurethral Resection of Prostate (TURP). One of nursing consideration on post TURP care is irrigation fluid monitoring. This research describe and analyze post TURP nursing care which focused implementation on irrigation bladder. The analysis result showed that things such as fluid type, flow velocity, and chatether clearance need to be awared. Knowledge about bladder irrigation of the nurse should be increase to avoid complication that commonly happen to post op TURP client.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Earnest, Vicki Vine
Illinois: Scott, Foresman, 1989
610.73 EAR c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mela Filani S
"ABSTRAK
Pemahaman dan persepsi tentang jenjang karir perawat klinis berperan penting dalam meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana. Motivasi kerja yang baik akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pemahaman dan persepsi tentang jenjang karir perawat klinis dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dimana pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan pada 3 Rumah sakit melibatkan 352 perawat pelaksana di ruang rawat inap dan intensif yang dipilih secara simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi linear multivariat. Hasil menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemahaman dan persepsi tentang jenjang karir perawat klinis dengan motivasi kerja perawat pelaksana p=0,0001, ?=0,05 . Faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana adalah persepsi tentang jenjang karir perawat klinis. Rekomendasi yang diberikan yaitu rumah sakit melakukan strategi penguatan motivasi dengan melakukan peningkatan pemahaman dan persepsi melalui sosialisasi tentang jenjang karir dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 40 tahun 2017, pemberian reward, pujian, promosi dan pelaksanaan program pendidikan berkesinambungan bagi perawat pelaksana.

ABSTRACT
Understanding and perception about clinical nurse career ladder has an important role in improving work motivation of practitioner nurse. Good work motivation will improve the quality of nursing care in patients. The purpose of this study was to analyze the relationship of understanding and perception of clinical nurse career ladder with the nurse motivation. This research is a quantitative with data collection with questionnaire using Cross Sectional approach. This study was conducted in 3 hospitals involving 352 nurses in inpatient wards and intensive care unit selected by simple random sampling. Data was analyzed by using correlation test and multivariate linear regression. The results showed a significant correlation between understanding and perception about clinical nurse career ladder with work motivation of nurse practitioner p 0.0001, 0,05 . The most dominant factor that affecting nurse practitioner work motivation is a perception about the career ladder of clinical nurse. The recommendation is that the hospital conducts a motivational strengthening strategy by improving understanding and perception through the socialization of career ladder based on the lastest regulation from Indonesia health ministry number 40, giving reward, good recognation, promotion, and implementation of Continuing Professional Development CPD for nurses practitioner. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Elda Lunera
"Chronic Kidney Disease (CKD) atau yang biasa dikenal dengan gagal ginjal kronis adalah penyakit gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit dimana pada akhirnya menyebabkan uremia. Praktik profesi dilakukan di ruang perawatan umum 6 RSPAD Gatot Soebroto pada pasien Tn B dengan CKD. Masalah keperawatan utama pada pasien adalah kelebihan volume cairan tubuh. Intervensi keperawatan yang telah dilakukan adalah restriksi cairan yang dikombinasikan dengan perhitungan balans cairan dan pengukuran berat badan setiap harinya untuk mengetahui kefektifan intervensi restriksi cairan. Intervensi ini efektif untuk mengatasai maslaah kelebihan volume cairan tubuh ditandai dengan balans cairan yang mendekati positif dan penurunan berat badan klien.

Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible renal function disturbance that caused the failure of human body to maintain the metabolism proccess and the balance of fluid and electolyte. The Internship was held at Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto towards Mr. B, a patient with CKD. The main nursing problem of the patient is the excess of body fluid volume. Intervention that was given to the patient was fluid restriction combined with body fluid balance and wieght measurement. This intervention was effective to solve the problem which was shown by the positif body fluid balance and the decreasing of the patient's weight."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Pratiwi
"Komunikasi terapeutik perawat di ruang laniai 3 B Penyakit Dalam Rumah Sakit Bunda Margonda dirasakan belum optimal sehingga klien masih banyak yang belum puas terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan klien. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Tehnik penarikan sample adalah accidental sampling. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan klien dalarn menerima asuhan keperawatan. Dengan komunikasi terapeutik yittig baik oleh perawat, diharapkan klien merasa puas dalam menerima asuhan keperawatan.

Therapeutic communication of nurse in the Internist Room 3B floor Bunda Margonda Hospital was thought not optimum so that most client still not satisfied with nursing care provided The purpose of this research to determine the relationship between therapeutic communication of nurse with client satisfaction levels. This research is qualitative correlate interpretive with approach of cross sectional. The technique of sample is accidental sampling. The results of analysis determine there is significant correlation between therapeutic communication of nurse with client satisfaction level in nursing care. With a good therapeutic communication by nurse, satisfied clients expected to receive nursing can."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5938
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Werna Nontji
"Beban kerja adalah upaya merinci komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan hasil tertentu. Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik secara kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personal yang memangku jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga pada seluruh jajaran personal didalam organisasi. Keduanya ini perlu diseimbangkan dalam pelayanan asuhan keperawatan.
Kinerja perawat pelaksana merupakan masalah selama mereka belum menyadari tentang beban kerja yang meliputi jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien, jenis kegiatan yang akan dilakukan, rata-rata waktu tindakan keperawatan, sistem penugasan dan fasilitas yang merupakan tanggung jawabnya untuk dilaksanakan dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi hubungan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap medika bedah RSU Labuang Baji Makassar. Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitikal dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 104 orang perawat yaitu total populasi. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di ruang rawat inap penyakit bedah, ruang penyakit dalam, dan ruang gabungan penyakit bedah dan dalam RSU Labuang baji Makassar.
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dengan uji statistik chi square dan tingkat kemaknaan a = 0,05. Tampilan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel dan hasilnya menunjukkan antara lain beban kerja tinggi, sedangkan kinerja perawat pelaksana menunjukkan hasil yang seimbang antara yang baik dan buruk. Hubungan beban kerja dengan kinerja perawat menggambarkan bahwa semua variabel beban kerja ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Selanjutnya analisis multivariat, variabel beban kerja yang paling berhubungan dengan kinerja adalah tingkat ketergantungan pasien, hal ini disebabkan karena variabel ini termasuk salah satu yang erat kaitannya dalam produktifitas seseorang dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Sedangkan variabel confounding menggambarkan bahwa umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Untuk jenis kelamin dan status perkawinan tidak ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat. Variabel confounding yang paling berhubungan dengan kinerja perawat adalah masa kerja, oleh karena masa kerja yang lama seseorang dalam suatu tempat / bagian semakin tinggi produktifitasnya, karena semakin berpengalaman dan memiliki keterampilan tinggi dalam menyelesaikan tugas.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada penentu kebijakan di RSU Labuang Baji Makassar untuk lebih meningkatkan kinerja perawat yaitu meninjau kembali keseimbangan antara beban kerja, jumlah pasien, dan jumlah tenaga dengan mengacu pada SK Menkes NO.262 tahun 1979, atau mendekati, penambahan fasilitas baik jumlah dan jenisnya. Untuk kepala bidang perawatan, supaya menerapkan metoda penugasan tim dengan membuat model praktek keperawatan professional di ruang rawat inap medikal bedah. Untuk kepala ruangan, supaya menfasilitasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan membagi habis tugas sesuai jumlah tenaga. Dan untuk perawat pelaksana agar melaksanakan tugas sesuai beban yang diberikan. Untuk penelitian selanjutnya menggunakan metoda deskriptif analitikal dengan pendekatan observasional, dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk seluruh ruang rawat inap.

Relation between Workload and Work of Patience-Faced Nurse at the Inpatient Unit of Medical-Surgical Operation of Labuang Baji Public Hospital MakassarWorkload constitutes an effort to break down component and target of work volume into certain squads of time and out puts. Work is performance of personnel's out come in form of either quality or quantity in an organization. Work could form performance of individual or group of working personnel. Work performance is not merely limited to personnel who have functional or structural position but also to entire staffs of an organization. The both two groups should be balanced in carrying out nursing care service.
The work of patient-faced nurse could be a problem if they are not aware of workloads that cover a number of patients, patient?s independence level, and sort of work they should handle, the average of nursing action time, and assignment system, as well as facilities. They should carry out these responsibilities well.
This research is to gain information on relation between workload and work of patient-faced nurse at the inpatient unit of medical-surgical nursing of Labuang Baji Public Hospital Makassar. This is an analytical-descriptive research designed with cross sectional. The number of total population was 104 nurses. The location of this research was at inpatient unit of surgical disease, unit of inner disease, and joining unit of surgical disease and inner disease of Labuang Baji Public Hospital Makassar.
The obtained data was processed with univariat and bivariat analysis through statistic chi-square test and significant level a = 0.05. The feature of frequency distribution and presentation of each variable as well as its results indicated that the workload was high meanwhile the work of patient-faced nurse showed the balance out come between good and bad. The relation between workload and the nurses' work described that there was a significant correlation between the whole variables of workload and the work of the patient-faced nurses. And multivariate analysis pointed out that the most related variable with their work was the patient's independence because this variable was included one of the very close connections to one's productivity in running nursing care. In the same time, variable confounding described that there was a significant relation between age, education level, and year of work in one group and work of patient-faced nurse in the other group. And there was no significant correlation between gender, marital status in one side and nurse work in the other side. The most connected variable with nurse work was year of work due to the rationale that the longer year of work one possesses in a post or section, the higher productivity he/she owns. And moreover she/he must have got deeper experience and greater skill in executing a duty.
Based on the research, it is recommended that the policy maker of Labuang Baji Public Hospital Makassar should improve nurse work more by reviewing the balance of workload, number of patient and personnel. And it should refer to minister of health's decree No. 262, 1979, or in another word, approximately should add both quantity and kind of facilities. The head of caring department should implement team assignment method by creating professional nursing practice in the inpatient unit of the medical-surgical operation. For the head of unit, he/she should facilitate nurses in handling nursing care and share up the jobs in line with the number of the nurses. And the patient-faced nurses should execute the assignment in connection with their workload given. The following up research conductor is advised to utilize analytical descriptive method combined with observational approach, and greater in number of samples of the whole inpatient unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T5263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Ika Winria
"ABSTRAK
Praktik klinik sebagai bagian integral dari pendidikan keperawatan memberikan mahasiswa keperawatan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman klinis dalam keterampilan dan prosedur keperawatan, salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien. Mahasiswa juga dapat memperdalam bagian teoritis keperawatan dalam lingkungan klinis kehidupan nyata. Mahasiswa dalam praktiknya, terkadang tidak melaksanakan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien. Keterlaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar dalam praktiknya disebabkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlaksanaan praktik pemenuhan kebutuhan dasar pasien oleh mahasiswa keperawatan. Desain penelitian ini menggunakan cross-sectional. Sampel penelitian yaitu dengan teknik purposive non-random sampling sebanyak 202 responden mahasiswa keperawatan yang sedang melakukan praktik klinik. Hasil uji penelitian menunjukkan faktor internal yang berhubungan dengan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar pasien oleh mahasiswa yang sedang praktik klinik yaitu usia, angkatan, program studi, pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi, serta nilai dan norma (p < 0,001), sedangkan faktor eksternal yang berhubungan dengan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar pasien oleh mahasiswa yang sedang praktik klinik yaitu komunikasi, sumber daya material, dan sumber daya manusia (p < 0,001). Institusi pendidikan dan pelayanan keperawatan diharapkan dapat melakukan edukasi dan kegiatan lain yang sesuai terkait pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar pasien, sehingga meminimalisir adanya gangguan dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar pasien.

ABSTRACT
Clinical practice as an integral part of nursing education offers nursing students the opportunity to gain clinical experience in nursing skills and procedures, including implementing the patient's basic needs, as well as deepening the theoretical part of nursing in a real-life clinical environment. Sometimes when the nursing students in clinical practice, they missed to implementing the patient's basic needs. Basic needs in practice are influenced by several factors, both external and internal factors. The purpose of this study is to identify factors related to the implementation of the practice of meeting the basic needs of patients by nursing students. The study design was cross-sectional. 202 nursing student respondents who are doing clinical practice selected through purposive non-random sampling technique. The results showed internal factors related to the implementation of the patient's basic needs by nursing students who were in clinical practice, specifically age, batch, educational program level, knowledge, skills, attitudes, motivation, including values and norms (p < 0.001). In addition, external factors related to implementation of the patient's basic needs by nursing students who were in clinical practice, specifically communication, material resources, and human resources (p <0.001). Educational institutions and nursing services are expected to be able to carry out education and other relevant activities related to the implementation of the patient's basic needs, thereby minimizing the disruption in the implementation of the patient's basic needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>