Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak - kanak ke dewasa yang ditandai
oleh perubahan biologis, intelektual, psikologis, dan ekonomi. Salah satu perkembangan seorang remaja adalah membina hubungan dengan lawan jenis. Cara yang digunakan oleh remaja untuk membina hubungan dengan lawan jenis adalah dengan berpacaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya berpacaran dengan persepsi remaja terhadap aborsi. Hipotesa penelitian berisikan tidak ada hubungan antara gaya berpacaran denagn persepsi remaja terhadap aborsi. Desain penelitian yang digunakan adalah Chi - Square. Penelitian ini dilakukan di SMA Budhi Warman I, Kramat Jati, Jakarta Timur dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil Penelitian dihitung dengan menggunakan uji Chi - Square menunjukkan bahwa Ho gagal ditolak artinya tidak ada hubungan antara gaya berpacaran dengan persepsi remaja terhadap aborsi. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian serupa dengan area yang lebih luas, jumlah responden yang lebih besar, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen terlebih dahulu. Hasil penelitian dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang sejenis dengan adanya variabel lain yang ditambahkan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5481
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarsi Rusti
"Latar Belakang : Remaja rentan terhadap perilaku berisiko yang bisa membawa kepada HIV/AIDS. Perilaku berisiko adalah perilaku remaja yang melakukan hubungan seks dan menggunakan narkoba suntik. Secara global, 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda usia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah sebanyak 7000 remaja terinfeksi HIV setiap harinya. Pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah komponen untuk memperbaiki perilaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dengan perilaku berisiko di Indonesia.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian obeservasi dengan desain studi crosssectional, menggunakan data Surveilans Terpadu Biologi dan Perilaku tahun 2011. Jumlah keseluruhan responden adalah 6.991 orang remaja. Analisis data dilakukan dengan menggunakan cox regression.
Hasil : Prevalensi perilaku berisiko pada remaja adalah 15,8% sedangkan prevalensi pengetahuan komprehensif 22,3%. Analisis multivariate menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dengan Perilaku beresiko remaja dengan nilai p=0,153 dan PR= 1,11 (95% CI:0,962-1,283) setelah dikontrol dengan variable kovariat yaitu jenis kelamin, pendidikan orang tua dan pengaruh teman sebaya.
Kesimpulan : Secara statistik, pada penelitian ini pengetahuan komprehensif tidak berhubungan dengan perilaku berisiko. Saran untuk para ilmuwan agar menelaah ulang indikator yang digunakan untuk mengukur Pengetahuan komprehensif tentang HIV, serta untuk pemerintah melalui lembaga pendidikan adalah agar memasukkan pendidikan HIV/AIDS kedalam kurikulum sekolah, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif dan mencegah perilaku beresiko.

Background : Adolescent are susceptible to a variety of risky behavior that can lead towards HIV/AIDS. Risky behavior is adolescent behavior that having sexual intercourse or using drug-injection. Globally, about 40% of all cases of HIV infections occur in young people aged 15-24 years. Latest estimate was as much as 7000 teens are infected by HIV every day. Comprehensive knowledge about HIV/AIDS is the component to make up behavior.The aim of the study is to know the relationship between comprehensive knowledge about HIV/AIDS with sexual behavior in Indonesia.
Methods: This study is observational study with cross-sectional design, using the Integrated Biological and Behavioural Surveillance data in 2011. Total respondents are 6.991 adolescents. Data analysis was performed by cox regression multivariate analysis.
Result: Prevalence of risky behaviorin adolescent was 15,8% while the prevalence of comprehensive knowledge was 22,3%. Multivariate analysis showed no statistically significant relationship between comprehensive knowledge about HIV/AIDS with risky behavior. P value=0,153, PR=1,11( 95% CI 0,962-1,283) after adjusted by covariates, included: sex, parents education and peer-grouped influence.
Conclusion: Statistically, in this study comprehensive knowledge is not associated with risky behavior. Recommendation for the scientist to review the indicators used to measure the comprehensive knowledge about HIV/AIDS, and recommendation for the government through educational institutions is to include education about HIV / AIDS into the school curriculum, in an effort to improve the comprehensive knowledge and prevent risky behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku Seksual Remaja Putri di SMA 16 Jakarta Barat Perilaku seksual rnerupakan bentuk tingkah laku mulai dari bersentuhan, berciuman, menempelkan alat kelamin sampai berhubungan seksual. Salah satu faktor yang mempengaruhj perilaku seksual remaja adalah tingkat pengetahuan mengenai resiko dari perilaku seksual tersebut, yaitu kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kolemsi dengan pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian adalah mengidentiiikasi hubungan tingkat pengetahuan remaja mengenai resiko kehamilan pada usia remaja dengan perilaku seksual remaja putri. Penelitian melibatkan 78 siswi putri SMAN 16 Jakarta Barat berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 53,8% remaja memiliki pengetahuan tinggi mengenai resiko kehamilan pada usia remaja dan 59% remaja putri berperilaku seksual ringan. Terdapat hubungan berrnakna antara tingkat pengetahuan remaia putri mengenai resiko kehamilan pada usia remaja dengan perilaku seksual remaja putri (p value= 0,000; a = 0,05)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5792
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosiana
"Kebutuhan menyalurkan dorongan seksual antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan memiliki perbedaan. Penelitian ini bertujuan membandingkan perilaku memenuhi kebutuhan dorongan seksual antara remaja laki-laki dengan remaja perempuan. Penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel kelas XI SMK sebesar 164 responden, terdiri dari 82 responden remaja laki-laki dan 82 responden remaja perempuan dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna pada rerata perilaku seksual (p value = 0,00; α = 0,05) dan tidak ada perbedaan bermakna pada rerata perilaku nonseksual (p value = 0,44; α = 0,05) antara remaja laki-laki dengan perempuan. Perawat diharapkan dapat memberikan edukasi kepada remaja dalam pemilihan penyaluran dorongan seksual yang positif.

The behavior to fulfill sexual encouragment needs of adolescent boys and girls have difference. This research pruposed to compare the behavior to fulfill sexual encouragement needs of adolescent boys and girls. This research was a comparative descriptive with cross-sectional approach using 164 respondents of XI class senior high school consisting of 82 boys and 82 girls with simple random sampling technique.
The results by the Independent T test showed significant difference in the average of sexual behavior (p value = 0,00; α = 0.05) and no significant difference in the average of nonsexual behavior (p value = 0,44; α = 0,05) among adolescent boys with girls. Nurses are expected to provide education to adolescents in the selection of positive fulfilling sexual encouragment needs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Utami Putri
"Masa remaja merupakan masa ketidakseimbangan emosi dan fisik. Pada masa ini peer group menjadi bagian yang penting bagi remaja karena peer group memberikan dukungan, tempat berbagi dan belajar untuk remaja. Pada masa ini pula, remaja mencoba hal-hal baru termasuk dalam perilaku seksual. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana hubungan peer group dengan perilaku seksual remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi deskriptif dan menggunakan metode cluster sampling sebagai cara pengambilan sampelnya. Sampel pada penelitian ini berjumlah 108 siswa/i di SMAN 103 di Jakarta Timur.
Penelitian ini memperoleh hasil p-value penelitian ini 0, 118 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peer group dengan perilaku seksual remaja. Hal ini mungkin saja terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja selain peer group. Meskipun begitu, penyuluhan mengenai bahaya perilaku seksual tidak aman, penanaman pendidikan moral dan agama serta pengawasan dari orang tua perlu dilakukan agar remaja terhindar dari bahaya perilaku seksual tidak aman.

Adolescence is a period of emotional and physical imbalance. In this period, peer group is an important factor for adolescence because it gives support, share, and, learn to adolescence. In addition, adolescence tries new things including about sexual behavior. The aim of this research was to know about relationship between peer group and sexual behavior. This research was a quantitative research using a corelative descriptive design with cluster sampling method. The sample in this research were 108 students at SMAN 103 in East Jakarta.
The result showed that p-value 0,118, it was means that there was no significant relationship between peer group and sexual behavior in adolescence. It happened because beside peer group, there are many factors influence adolescence sexual behavior. However, a counseling related to the danger of unsafe sexual behavior, cultivation of moral and religious education and parental supervision need to be done to protect the teenagers from the dangers of unsafe sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sang Ayu Made Adyani
"Remaja merupakan kelompok berisiko yang mempunyai karakteristik tertentu yang berkontribusi menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya adalah perilaku seksual berisiko. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemanfaatan konseling sebaya dengan perilaku seksual berisiko pada aggregate remaja di Jakarta Selatan. Desain analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian terhadap 108 responden yang diperoleh melalui simple random sampling.
Hasil analisa chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pemanfaatan konseling sebaya dengan perilaku seksual berisiko pada aggregate remaja (p value : 0,003). Hasil penelitian ini menjadi masukan dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada aggregate remaja melalui kegiatan konseling sebaya yang lebih memperhatikan kebutuhan perkembangan remaja.

Adolescent are a risk groups who have certain characteristics which has a contribution that can cause health problem, one of them is a risky sexual behavior. The aim of this research is to know the correlation of the utilization of peer counseling with risky sexual behavior in adolescent aggregate in South Jakarta. The design of correlation analysis with cross sectional method is used in this research to 108 respondent by simple random sampling.
The result of this analysis chi square shown that there is a significant correlation of the utilization of peer counseling with risky sexual behavior in adolescent aggregate ( p value : 0,003). The results of this study serve as an input in improving nursing care to adolescent aggregate through peer counseling activities that pay more attention to the developmental needs of adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Ismiyatno
"Sejak ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 hingga Maret 2013, tercatat 147.106 orang terinfeksi HIV dan AIDS yang terdiri atas HIV 103.759 dan AIDS 43.347 dengan 8.288 kematian. Sebanyak 50,5 % kasus AIDS terjadi pada usia muda 15-29 tahun (Kemenkes RI). Remaja merupakan usia dengan risiko tinggi terinfeksi virus HIV dan cenderung memperoleh informasi mengenai kesehatan reproduksi melalui teman sebayanya (SKRRI, 2007).Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman sebayanya, maka pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga (Hurlock,1993).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sumber informasi teman sebaya dengan perilaku seksual remaja tingkat SLTA di Jakarta Timur tahun 2013. Penelitian dilakukan kepada 200 siswa di 4 SLTA dengan metode kuantitatif dan design cross sectional.
Penelitian ini sesuai dengan teori Perilaku dari Green, 1980, bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor: (1) Faktor predisposisi: jenis kelamin, usia dan tingkat pengetahuan, (2) Faktor pemungkin: keterpaparan informasi, dan (3) Faktor penguat: teman sebaya dan pendidikan remaja sebaya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa siswa laki-laki lebih banyak melakukan perilaku seksual berisiko dari pada siswa perempuan, Siswa dengan tingkat pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS yang kurang baik lebih banyak melakukan perilaku seksual berisiko dari remaja yang memiliki pengetahuan baik. Dan siswa yang kurang terpapar informasi mengenai pencegahan HIV melalui teman sebaya memiliki perilaku seksual beresiko yang lebih tinggi dari remaja yang terpapar informasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ke 3 faktor tersebut berhubungan dengan perilaku seksual berisiko.

Since discovered in Indonesia in 1987 until March 2013, there were 147.106 people are infected with HIV and AIDS. HIV with 103.759 cases and AIDS 43.347 cases, deaths 8.288 cases. In Total 50.5% of AIDS cases occur in younger age 15-29 years (Ministry of health). Teenagers are the high risk HIV infection and tend to obtain information on reproductive health through their peers (SKKRI, 2007). More teens are outside their home with peers, the peer influence on attitudes, conversations, interests, appearance, and behavioris more influence than their family (Hurlock, 1993). This study aims to determine the relationship of peer resources with adolescent sexual behavior in East Jakarta high school level in 2013. Study was conducted to 200 students in 4 senior high school with quantitative methods and cross-sectional design.
This research is consistent with the behavior theory from Green, 1980, that behavior is influenced by three factors: (1) predisposing factors: gender, age and level of knowledge, (2) enabling factors: exposure information, and (3) reinforcing factors: peers and peer youth education. From the results of the study, found that male students do more risky sexual behavior than female students, students with the level of knowledge on HIV-AIDS prevention more unfavorable-risk sexual behavior from who have good knowledge. And students who are less expose to information about HIV prevention through peer sexual behavior risk higher than who are exposed to the information. This study suggests that these three factors associated with risky sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti
"Skripsi ini membahas tentang Hubungan jenis Kelamin, Keterpaparan Media dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN 6 Palolo Sulawesi Tengah Tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 116 (Total Sampling). Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar (79,3%) Responden mempunyai perilaku seksual berisiko dan hampir seluruhnya (98,3%) sudah terpapar oleh media porno, terpengaruh oleh teman sebaya sebanyak (91.4%). Dari ketiga variabel yang diteliti satu variabel (jenis Kelamin) yang ada hubungan dengan perilaku seksual berisiko. Variabel keterpaparan media dan pengaruh teman sebaya tidak ada hubungan dengan perilaku seksual berisiko, hal ini disebabkan karena untuk kedua variabel tersebut responden cenderung homogen.

This thesis discusses the types of Gender Relations, Media Exposure and Influence Friends peer with Sexual Behavior of Youth in Central Sulawesi palolo SMPN 6 2012. This type of quantitative research with cross sectional design. Number of samples 116 (Total Sampling). The results showed the majority (79.3%) respondents had a risky sexual behavior and nearly all (98.3%) had been exposed to pornographic media, influenced by peers as much (91.4%). Of the three variables studied one variable (type of sex) in connection with risky sexual behavior. Variable media exposure and peer influence has nothing to do with sexual risk behavior, this was due to both the respondents tend to be homogeneous variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian di Kabupaten Karawang dengan populasi penelitian remaja pada 21 SMU Negeri. Penetapan sampel dengan rancangan multistage random sampling dengan besar sampel 300 orang. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perilaku seksual remaja SMU Negeri di Kabupaten Karawang tahun 2013 dan hubungannya dengan pola asuh orang tua. Hasil penelitian menunjukkan 32,7% remaja berperilaku seksual berisiko, bahkan 12% sudah pernah melakukan hubungan seksual. Pada analisis bivariat diperoleh hubungan antara pola asuh permisif/otoritatif terhadap perilaku seksual dengan OR 2,462. Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah paparan jenis media pornografi.

ABSTRACT
The study was conducted by using quantitative method and data analysis was based on crosssectional, data collected from multistage random sampling of 300 high school students in 21 Senior High schools in Karawang Regency.The objectives of the study were to find out the general description of sexual behaviours among high school students in Karawang Regency in 2013, and to investigate the relationship between parenting styles and adolescents’ sexual behaviours. The results showed that 32.7% of adolescents have risky sexual behaviours, and 12 % was found had premarital relationship. The bivariate analysis indicated that there was relationship between permissive/authoritarian parenting styles on adolescents’ sexual behaviours with OR 2.462. Furthermore, the results also revealed that the explosion of information on pornography from media was contributed as a main variable on adolescents’ sexual behaviours."
2013
T36119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih
"Perilaku seksual dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dilihat dengan teori Pender's Health Promotion Model (HPM). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri, paparan media internet, dan pendidikan kesehatan UKS dengan perilaku seksual remaja SMAN di Kotamadya Yogyakarta. Desain analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian pada 131 responden yang diperoleh dengan teknik stratified proportional random sampling. Hasil analisa chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna kepercayaan diri, paparan media internet, dan tidak ada hubungan bermakna pendidikan kesehatan UKS dengan perilaku seksual remaja (p = 0,000; 0,000; dan 0,178; CI 95%). Hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa semua variabel independent memiliki hubungan bermakna yang didominasi oleh paparan media internet dengan (p = 0,000, OR = 16,519). Variabel counfounding yang mempengaruhi hubungan adalah jenis kelamin dan pengalaman berpacaran. Program pendidikan seksual perlu ditingkatkan di lingkungan sekolah yang berfokus pada pendidikan internet sehat dan kepribadian remaja.

Sexual behavior is influenced by a variety of factors that can be seen with the theory of Pender's Health Promotion Model (HPM). Research purposes was to identify relationships between Self-Efficacy, Internet Media Exposure, Health Education of School Health Program, and Adolescent Sexual Behavior of Senior High School in Yogyakarta City. The study design was correlation analysis with crossectional that used to 131 respondents were obtained by propotional stratified random sampling technique. Results of chi square analysis showed that significant relationships self-efficacy, internet media exposure and no significant relationship health education of school health program with adolescent sexual behavior (p = 0.000; 0,000; and 0,178; CI 95%). The result of logistic regression showed that all independent variables have significant relationships that dominated by the internet media exposure (p = 0,000, OR = 16,519). Counfounding variables that affect the relationships are sex and dating experiences. Sexual education programs need to be improved in the school environment that focused on healthy internet education and adolescent personality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>