Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugiri
"Peran keluarga sebagai perawat kesehatan utama dalam kepatuhan pasien TB Paru terhadap pengobatan merupakan kunci keberhasilan dari program penanggulangan TB Paru. Penelitian mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan fungsi perawatan kesehatan keluarga dalam kepatuhan pengobatan TB Paru di Wilayah Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten mempunyai tujuan inti untuk mengidentifikasi gambaran keberhasilan fungsi perawatan kesehatan keluarga dalam kepatuhan pengobatan TB Paru di Wilayah Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten Tahun 2009.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi, jumlah sample 55 responden yang tersebar di 10 desa wilayah Puskesmas Carita. Pengambilan sample menggunakan tehnik consecutive sampling clan instrument yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pola dan proses komunikasi keluarga dan struktur peran keluarga sangat tinggi dengan prosentase masing-masing 98,2 % dan 96,4 %. Hasil analisis bivariat pada faktor pola dan proses komunikasi keluaraga menunjukkan Ho ditolak artinya ada hubungan antara faktor tersebut dalam kepatuhan pengobatan TB Paru di Wilayah Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten Tahun 2009.
Terkait penelitian, perawat dalam rnemberikan asuhan keperawalan kepada keluarga dapat memberdayakan number daya keluarga semaksimal rnungkin sehiugga fungsi-fungsi keluarga yang lainpun dapat mendukung program penanggulangan TB Pam secara optimal.

Family's role as a primary health care in obedience to lungs TB medication can be a succsessfull key in TB medication program. Reseach about factor-factor related to successful of family health care function in obedience to lungs TB medication in Carita's Community Health Centre, Pandeglang District Office, Banten Province, have a main purpose to identify the description of successful of family health care function in obedience to lungs TB medication in Carita's Community Health Centre, Pandeglang District Office, Banten Province in 2009.
This reseach use a descriptive correlation as a design and include in Quantitative reseach. 55 number of respondence have been taked spread in 10 area villages in Carita. Consecutive sampling had selected and used a quesioner as instrument.
Reseach results show that pattern and communication process factor and family strength structure factor placing the higher proportion with each 98,2 % and 96,4 %. Result of bivariat analysis show that (Ho) denied on pattern and communication process factor, its mean there were relationship between that factor with obedience in lungs TB medication.
Further more, nurses can give the nursing care by optimize family resources and wrap in the family participation, so that another family functions can be maximize support the lungs TB medication program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5745
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Almira Dova
"Kabupaten Pandeglang masih menjadi penyumbang prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Banten dengan angka 29,4% pada tahun 2022. Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa yang merupakan lokasi penelitian memiliki prevalensi stunting sebesar 1.9% dan Puskesmas Cikupa 0,9%. Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat. Keberhasilan Posyandu sangat dipengaruhi oleh kinerja kader dalam menjalankan tugas nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu dalam Pemantauan Kesehatan Balita di Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa Kabupaten Pandeglang Tahun 2023.
Jenis penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya yaitu kader puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa. Sampel penelitian sebanyak 150 responden, terdiri dari 75 responden kader Puskesmas Pagadungan dan 75 responden kader Puskesmas Cikupa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner online menggunakan google form. Analisis data menggunakan univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja kader posyandu dalam pemantauan kesehatan balita 56,7% berkategori baik, dimana kinerja kader Puskesmas cikupa memiliki skor lebih tinggi daripada kader puskesmas pagadungan (58,7% versus 54,7 %). Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, pelatihan, supervisi, motivasi dan sikap Kader berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader posyandu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel imbalan merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai p=0,000 dan OR =13,94. Peneliti menyarankan agar pihak Puskesmas tetap mengadakan supervisi dan pelatihan secara rutin, berkala dan menyeluruh. Perlu penguatan koordinasi lintas sektor khususnya dengan perangkat desa. Selain itu untuk lebih memotivasi kader dalam bekerja perlu diberikan pengakuan dan penghargaan, misalnya berupa sertifikat kader.

Pandeglang District still a contributor to the high prevalence of stunting in Banten Province with a rate of 29.4% in 2022. The Pagadungan Health Center and Cikupa Health Center which are research locations have a stunting prevalence of 1.9% and the Cikupa Health Center contributes 0.9%. Posyandu is an important facility in the community to support the government's efforts to improve the health status. The success of Posyandu greatly influenced by the performance of cadres in carrying out their duties. The purpose of this study was to determine the Factors Related the Performance of Posyandu Cadres in Monitoring Toddler Health at the Pandeglang District in 2023.
This research uses a quantitative design with cross-sectional approach. The population is Pagadungan and Cikupa health center cadres. The research sample consisted of 150 respondents, consisting of 75 respondents from Pagadungan Health Center cadres and 75 respondents from Cikupa Health Center cadres who were taken using a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The data collection tool in this research is online questionnaire using the Google form. Data analysis used univariate, bivariate (kai kuadrat) and multivariate with multiple logistic regression.
The results showed that the performance of posyandu cadres in monitoring toddler health was 56.7% in the good category, the performance of Cikupa Health Center cadres had a higher score than Pagadungan health center cadres (58.7% versus 54.7%). Bivariate analysis shows that education, knowledge, training, supervision, motivation and attitude of cadres have a significant effect on performance of posyandu cadres in monitoring toddler health. Multivariate analysis shows that the reward variable is the most dominant variable affecting the performance of cadres in monitoring the health of toddlers with p = 0.000 and OR = 13.94. Researchers suggest that the Community Health Center continues to conduct regular, periodic and thorough supervision and training. It is necessary to strengthen coordination across sectors. In addition to motivating cadres to work, it is necessary to give recognition and rewards, for example in the form of a cadre certificate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirdani
"Pemerintah telah menyediakan paduan obat yang efektif untuk membunuh kuman tuberkulosis dalam waktu yang relatif singkat, sekitar enam bulan secara cuma-cuma dengan penerapan Pengawas Menelan Obat (PMO) atau strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Di Kabupaten Pandeglang penemuan kasus meningkat dari tahun 1999 sampai tahun 2000, namun angka konversi masih rendah dimana angka konversi tahun 1999 baru 48% dan tahun 2000 adalah 54,5%. Ketidakteraturan minum obat merupakan salah satu penyebab kegagalan program penanggulangan TB Paru.
Semenjak tahun 1995 Program Penanggulangan TB Paru strategi DOTS yang salah satu komponennya PMO di Kabupaten Pandeglang sudah diterapkan. Namun hubungan keberadaan PMO dengan keteraturan minum obat penderita TB Paru terutama fase intensif belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan keberadaan PMO dengan keteraturan minum obat fase intensif penderita TB Paru di Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun 2000. Rancangan penelitian adalah kasus kontrol dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol 1 : 2. Jumlah sampel keseluruhan adalah 213 prang, yang terdiri dari 71 kasus dan 142 kontrol. Sampel adalah penderita TB Paru yang berumur 15 tahun atau lebih yang mendapat terapi strategi DOTS kategori 1 atau kategori 3 yang berobat ke puskesmas sejak 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000 dan telah menyelesaikan pengobatan fase intensif.
Kasus adalah sampel yang tidak teratur minum obat dihitung dari tanggal mulai minum obat sampai tanggal selesai minum obat fase intensif dimana penderita minum obat kurang dari 60 hari atau lebih dari 70 hari termasuk penderita putus obat, sedangkan kontrol adalah sampel yang minum obat teratur selama 60 - 70 hari pada fase intensif.
Hasil penelitian, variabel yang berhubungan dengan keteraturan minum obat secara bermakna adalah keberadan PMO di mana penderita tanpa PMO berisiko tidak teratur minum obat 2,13 kali dibanding ada PMO, penderita yang merasakan efek samping obat berisiko 3,93 kali tidak teratur dibanding penderita tanpa efek samping, dan penderita tidak mengerti penyuluhan berisiko 4,27 kali tidak teratur dibanding penderita mengerti penyuluhan secara bersama-sama, sedangkan yang tidak bermakna adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis kategori obat dan frekuensi penyuluhan.
Disimpulkan bahwa tidak ada PMO (OR:2,13 ; 95%CI:1,00-4,53), ada efek samping obat (OR:3,93 ; 95%CI:2,00-6,82), dan tidak mengerti penyuluhan (OR:4,27 ;95%CI:2,05-8,93) bersama-sama berhubungan secara bermakna dengan ketidakteraturan minum obat (p<0,05) di Puskesmas Kabupaten Pandeglang tahun 2000.
Disarankan keberadaan PMO masih sangat diperlukan. Disamping itu perlu penyuluhan yang sederhana sesuai bahasa dan tingkat pendidikan penderita yang sebagian besar rendah agar bisa dimengerti serta perlu waktu khusus untuk konseling. Selain itu perlu penanganan yang serius terhadap efek samping yang dirasakan penderita untuk meningkatkan keteraturan minum obat penderita TB Paru.

The Relationship between Treatment Observer with the Regulate Took Medicine, Intensive Phase for Lung Tuberculosis Sufferer in Community Health Center, Pandeglang Distric, 2000The Government has provided the effective drug manual to kill bacteria of tuberculosis within a short time, nearly six months given to them free of charged by using application of Treatment Observer as Directly Observed Treatment Short course (DOTS) strategy. In Pandeglang district the case findings increased from 1999 to 2000, however, the conversion rate were still low, where the conversion rate in 1999 were just 48% and in 2000 were 54,5%. Irregular of drug swallow was as one of the failures of The Lung Tuberculosis Programs.
Since 1995 the program on overcame the Lung Tuberculosis used DOTS strategy which one of the components was Application of the Treatment Observer, it has been applied in Pandeglang District. However, the availability of it in giving the revision of obedience took the medicine for sufferers of Lung Tuberculosis especially to intensive phase have unknown yet.
The Objective of study knew the relationship between the availability of the Treatment Observer with regulate took the medicine for Lung Tuberculosis intensive phase in Community Health Center, Pandeglang District in 2000. The Design of study is case-control with the comparison that the cases amount and control 1:2. Total sample were 213, which total cases 71 and total control 142. The sample were the Lung Tuberculosis sufferers whose 15 years old or greater that obtained the therapy DOTS strategy, category one or three that took treatment to Community Health Center since January 1st - December 31st, 2000 and finished the treatment of intensive phase. Case was the sample who irregular took medicine, it calculated from the date of starting took the medicine from 60 days or more than 70 days, it was including the dropped out sufferer, while the control was the sample who took medicine regularly during 60-70 days on intensive phase.
The result of this research, the variable that related to regulate in taking medicine significantly were the availability of treatment observer which wasn't the treatment observer have 2.13 times risk for irregular took medicine than was the treatment observer, side effect of medicine which was side effect of the drug have 3.93 times risk for irregular took medicine than wasn't side effect of the drug, and illumination which didn't know the illumination have 4.27 times risk for irregular took medicine than knew the illumination, while that insignificantly were age, sex, education, kind of drug category and the frequency of illumination.
The conclusion, that there wasn't the treatment observer (OR:2.13 ; 95%CI: 1.00-4.53), there was side effect of the drug (OR:3.93 ; 95%CI: 2.00-6.82), and didn't know the illumination (OR:4.27 ; 95%CI:2.05-8.93). They were together connecting significantly to irregular took the medicine (P<0.05) in Community Health Center, Pandeglang District, 2000.
Considering, it's suggested that the availability of treatment observer is still needed. It also needs simply illumination that appropriates to language and education level of the sufferers who mostly lower education can easily understand the message. Besides those mentioned above, it needed management seriously to the side effect that felt by the sufferers to increase there regulate to take the medicine.
"
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliezer Sutopo
"Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sindrom Metabolik pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Cimanuk dan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten Tahun 2017 Analisis Lanjut Deteksi Dini Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017 rdquo; Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga, Perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, stress, dan Indeks Massa Tubuh dengan sindrom metabolik pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cimanuk dan Saketi, Kabupaten pandeglang, Banten tahun 2017. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain Cross sectional. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret-Juni 2017 dengan menggunakan data dari deteksi dini Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 dengan sampel sebanyak 359 sampel. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 38,2 masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cimanuk dan Saketi, Kabupaten Pandenglang, Banten mengalami sindrom metabolik. Uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan secara statistik antara umur p value=0,001 , pendidikan p value=0,023 , pekerjaan p value=0,041 , dan Indeks Massa Tubuh p value=0,001 terhadap sindrom metabolik. Sedangkan melalui uji multivariat didapatkan variabel yang paling berpengaruh adalah indeks massa tubuh POR=0,334 . Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi terutama masyarakat di Kecamatan Cimanuk dan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten agar dapat menjaga kesehatan melalui pola hidup sehat, serta ikut serta dalam kegiatan Posbindu maupun Penyuluhan yang dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan terkait.

Factors Associated with Metabolic Syndrome in Communities of Cimanuk and Saketi Health Center Working Area, Pandeglang Regency, Banten 2017 Advanced Analysis of Early Detection of Heart Disease and Blood Vessels Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2017 This thesis aims to know the related factors age, sex, education, occupation, history of non communicable diseases in the family, smoking behavior, consumption of fruits and vegetables, physical activity, stress, and body mass index with metabolic syndrome in the community in the working area of puskesmas cimanuk and saketi, pandeglang district, banten in 2017. This study is analytical descriptive using cross sectional design. The study was conducted from March to June 2017 using data from the early detection of the program of prevention and control of heart and vein disease the Ministry of Health Republic of Indonesia in 2017 with a sample of 359 samples. The results showed that 38.2 of people in the working area of cimanuk and saketi health center, pandenglang district, banten had metabolic syndrome. Chi square test showed a statistically significant correlation between age p value 0.001 , education p value 0.023 , occupation p value 0.041 , and body mass index p value 0.001 against metabolic syndrome. While through multivariate test, the most influential variable is body mass index POR 0,334 . Through this research can provide information, especially the community in district cimanuk and saketi, pandeglang regency, banten in order to maintain health through healthy lifestyles, and participate in activities Posbindu and counseling conducted by health related providers. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Ramdaniati
"Hingga saat ini Tuberkulosis TB masih merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan di dunia kesehatan. Menurut data WHO pada tahun 2014 Indonesia merupakan peringkat ke-2 penyumbang kasus TB terbesar didunia dengan jumlah 9,6 juta kasus. Menurut data Riskesdas 2013 prevalensi TBdi Provinsi Banten yaitu 0,4 dari jumlah penduduk. Upaya pengendalian TB memerlukan peran serta masyaraat dan pasien yang perlu diberdayakan melalui paguyuban TB.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan pengobatan pasien TB terkonfirmasi bakteriologis di Puskesmas Unyur yang melaksanakan paguyuban TB dan Puskesmas Kilasah yang tidak melaksanakan paguyuban TB, Kota Serang tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang dilakukan selama bulan November 2016. Sampel penelitian ini berjumlah 79 pasien baru TB terkonfirmasi bakteriologis yang sedang menjalani pengobatan minimal 1 bulan di Puskesmas Unyur dan Puskesmas Kilasah. Hasil analisis univariat menunjukkan tingkat kepatuhan pengobatan pasien TB di Puskesmas Unyur lebih tinggi dari Puskesmas Kilasah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan pasien TB p = 0,024; OR = 10,3; 95 CI = 1,4 to77,8 . Variabel lainnya yang bermakna yaitu dukungan keluarga p = 0,023; OR =7,7; 95 CI = 1,3 to 44,5 . Selain itu juga didapat hasil bahwa dukungan keluarga merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan TB setelah dikontrol oleh variabel sikap, jarak, penyuluhan dan dukungan sosial. Kepatuhan Pengobatan merupakan kunci keberhasilan pengobatan TB yang menjadi tujuan utama dalam program pengendalian penyakit Tuberkulosis. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan peranserta masyarakat agar program pengendalian TB dapat lebih optimal.

Until now Tuberculosis TB is one of the infectious diseases that has become problems in the health world. According to WHO 2014, Indonesia was ranked as the second largest contributor of TB cases in the world with 9,6 million cases. According to Riskesdas 2013, the prevalence of TB in Banten Province at 0,4 of the population. TB control efforts required participation of communities and patients through TB support groups paguyuban.
This study aimed todetermine the factors aasociates the treatment compliance level for new patients ofTB confirmed bacteriological in Community Health Center Puskesmas inUnyur TB support group and Kilasah Non TB support group , both in Serang City, 2016. This research used quantitative methods with cross sectional study design, conducted in November 2016. The research sample was 79 confirmed bacteriological TB patients who are under treatment minimum 1 month in Puskesmas Unyur and Kilasah. As the result, treatment compliance of TB patients in Puskesmas Unyur was higher than in Kilasah.
The analysis showed that there was a significant relationship between the level of knowledge with compliance treatment of TB patients p 0,024 OR 10,3 95 CI 1,4 to 77,8. Other significant variable was family support p 0,023 OR 7,7 95 CI 1,3 to44,5. In addition, the result was that the family support was the most dominant factor influencing TB treatment compliance after being controlled by variables, i.e.attitude, distance, counseling and social support. Treatment compliance was key for successful treatment of TB and became a major goal in Tuberculosis control programs. Therefore it is necessary for increase community participation to optimize the TB control programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fetty Sugiharti DK
"Tuberkulosis merupakan masalah kesebatan masyarakat di Indonesia, karena dapat menyebabkan kematian. Untuk penanggulangan penyakit tuberculosis, pemerintah telah melaksanakan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Pengobatan yang baik dan teratur dapat menyembubkan penderita TB Paru. Penderita TB Paru dapat mengalami DO (Drop Out), bila pengobatan tidak baik dan tidak teratur. Angka DO di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Kota Bandung pada tahun 2005 adalah 11,6 %. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan terjadinya DO pada penderita TB Paru di Balai Kesehatan Paru Masyarakat tahun 2007.
Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain kasus kontrol dan dilakukan pada penderita TB Paru yang berasal dari Kota Bandung dan berobat di Balai Kesehatan Pam Masyarakat dengan jumlah sampel kasus 115 responden dan kontrol sebanyak 115 responden. Kasus adalah penderita TB Paru yang Drop Oul, sedangkan kontrol adalah penderita TB Paru yang tidak Drop Out.
Pada penelitian ini variabel yang berhubungan dengan terjadinya Drop Out adalah pengetahuan, biaya dan keberadaan PMO. Pengetahuan mempunyai OR =5,2 dengan 95% C T: 2,79-9,80 berarti bahwa penderita TB Paru dengan pengetahuan yang kurang barisiko 5,2 kali menjadi DO bila dibandingkan dengan pengetahuan yang baik setelah dikontrol variabel biaya dan PMO. Variabel biaya mempunyai OR= 3,4 dengan 95% CI: 1,80-6,23 berarti bahwa penderita dengan presepsi biaya mahal berisiko 3,4 kali bila dibandingkan dengan penderita dengan presepsi biaya murah, setelah dikontrol variabel pengetahuan dan PMO Variabel keberadaan PMO mempunyai OR= 2,2 dengan 95% CI: 1,16-4,05 berarti bahwa penderita yang tidak mempunyai PMO berisiko 2,2 kali bila dibandingkan dengan penderita yang mempunyai PMO setelah dikontrol variabel pengetahuan dan biaya.

Tuberculosis is a public health problem in Indonesia due to the life threatening nature of the disease, To contro) tuberculosis, the government has implemented DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) Strategy, Good and regular treatment can cure lung TB patients. Lung TB patients, will be DOs (Drop Outs) when the treatment is not performed well and regularly The DO rate at the Balal Kesehalan Paru Masyarakot (Public Lung Health Center), Bandung City in 2005 was 11,6 %, The aim of this study is to know factors related 10 Lung TB patient drop outs in Ball'; Kesehatan Par" Masyarakat in 2007.
The study is conducted using primary data with case control design and was performed to Lung TB patients who came from Bandung City and who were treated at Balai Kesehatan Poru }Jasyarakaf with a sample size of 115 case respondents and 115 control respondents. The case respondents consist of Lung TB patients who drop out while the control respondents consist of Lung TB patients who do not drop out of treatment.
The variables relationship with happened of Lung TB patients who drop OUT in this research arc knowledge, cost, and the presence of drug observer. Knowledge has an OR of 5.2 with 95% Cl: 2.80-9,80 meaning that a Lung TB patient whose knowledge is poor has 5.2 times more risk to DO compared to those with good knowledge after the cost and drug observer variab1es are controlled, The cost variable has an OR of 3.4 with 95% Cl: 1.80 -6.23 meaning that patients with a perception of high cost have 3.4 more risk compared to patients with a perception of low cost after the knowledge and drug observer variables are controlled. The presence of drug observer variable has an OR of 2.2 with 95% CI: L160-4.049 meaning that patients who do not have drug observer has 2.2 times more risk compared to patients with drug observer after the knowledge and cost variables are controlled.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayati
"Keluarga sangat berperan dalam membantu mengatasi efek samping pengobatan TB paru pada anggota keluarga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami efek samping obat TB di wilayah Puskesmas Pabuaran Tumpeng. Jenis penelitian ini adalah deskriptif univariat,dengan pendekatan survey pada 29 keluarga penderita TB paru, menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi karakteristik keluarga terdiri dari: umur rata-rata responden 41.62 tahun (dewasa tengah), dan mayoritas berumur 40 tahun (dewasa awal); 86,2% responden berjenis kelamin perempuan; 69% responden berasal dari suku Sunda; 79,3% responden berpendidikan rendah; 86,2% responden tidak bekerja; dan 96,6% responden mempunyai penghasilan yang rendah.
Hasil penelitian mengenai tugas perawatan kesehatan keluarga yaitu: kemampuan keluarga dalam mengenal efek samping obat anti TB kurang baik (58,6%); kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan baik (62,07%); kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga kurang baik (55,17%); kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan kurang baik (51,72%); dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan Puskesmas baik (68,97%).

Family have an important role to help overcome the side effects of pulmonary TB drug that happen to the family members. The purpose of this study was to determine the description of the implementation of the health care task families with family members who experience the side effects of TB drugs in the health centers Tumpeng Pabuaran. This research is descriptive univariate, with survey approach to the 29 families of patients with pulmonary tuberculosis, using total sampling technique.
This study suggests that the distribution of respondent characteristics comprises: the average respondent age 41.62 years (midle adult), majority of respondents aged 40 years (adult onset) , 86.2% of respondents were female, 69% of respondents were from the Sundanese, 79.3% lower educated respondents, 86.2% of respondents does not work, and 96.6% of respondents have a low income.
Results of research on family health care tasks to family members who had pulmonary TB drug side effects are: the ability of families to know the side effects of TB drugs is less well (58.6%), the ability of families to make decisions is good (62.07%), the ability of families to care for family members is not good (55.17%), family’s ability to modivy the environment is less well (68.97%), family's ability to utilize health services is good (68,97%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Putu Desy Rohana
"TB Paru dinyatakan sebagai kedaruratan global bagi kemanusiaan oleh WHO.Keluarga yang tinggal serumah dengan klien TB Paru merupakan population atrisk. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen pretest and posttest withcontrol group, dan metode consecutive sampling. Intervensi edukasi kesehatanterstruktur meliputi pemberian materi TB Paru dan pencegahannya, fungsiperawatan kesehatan, dan penyusunan kegiatan harian yang diberikan selama 5minggu, dengan besaran sampel 62 responden.
Hasil penelitian menunjukkanbahwa karakteristik responden didominasi oleh perempuan 93,6, usia 18-40tahun 64,5, tingkat pendidikan dasar 61,3, penghasilan keluarga dibawahUMK Bogor 74,2, dan lama pengobatan >6 bulan 48,4. Penelitian inimembuktikan adanya peningkatan yang bermakna pada pelaksanaan fungsiperawatan kesehatan keluarga p value 0,00 dan perilaku pencegahan penularanTB Paru p value 0,00 pengetahuan, p value 0,01 sikap, dan p value 0,00keterampilan di kelompok intervensi. Edukasi kesehatan terstruktur terkait TBParu dapat menjadi alternatif pilihan intervensi keperawatan untuk keluarga dikomunitas.

Behavior of Pulmonary Tuberculosis Transmission in Family atBogor RegencyPulmonary TB is stated as global emergency for humanity by WHO. Families wholive at home with Pulmonary TB clients are population at risk. This study usedquasi experimental pretest and posttest with control group design, and consecutivesampling method. Structured health education interventions included thepresentation of materials on Pulmonary TB and its prevention, health care functionand daily activities preparations. Intervention was given for 5 weeks with samplesize 62 respondents.
The result of study showed that the characteristics ofrespondents were dominated by women 93.6, age 18 40 64.5, primaryeducation level 61.3, low family income UMK Bogor regency 74.2, andtreatment duration 6 months 48.4. This study proved significant increases inthe implementation of family health care functions p value 0.00 and the preventionbehavior of Pulmonary TB transmission p value 0,00 knowledge, p value 0,01attitude, and p value 0,00 skill in intervention group. Structured health educationrelated to Pulmonary TB could be an alternative choice of nursing intervention forfamilies in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Lina Lindayanti
"Kabupaten Bangka Tengah, khususnya Puskesmas Lubuk Besar cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 88,2% (Profil Kesehatan PKM Lubuk Besar 2012), masih dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada tahun 2015 harus mencpai 90%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Desain cross sectional digunakan pada penelitian terhadap 126 ibu bersalin dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian didapatkan riwayat ANC dan sikap terhadap penolong persalinan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. Sikap merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan, dimana ibu yang bersikap positif terhadap penolong persalinan 28 kali memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibanding ibu yang bersikap negatif setelah dikontrol oleh riwayat ANC. Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) dan menanamkan sikap positif terhadap pelayanan kesehatan diperlukan koordinasi dan bekerja sama dengan lintas sektor Pemda serta menggerakkan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.

Regency of Bangka Tengah especially Central Public Health of Lubuk Besar, target of labour by health worker are 88 % (Profile of Central Public Health of Lubuk Besar, 2012). Still under target of Minimal Delivery Standar in health area in 2015 year must obtained 90 %. This goal research to know related factors to choice labour attendant in Central Public Health Regency of Bangka Tengah. Research desain was cross sectional, total of sample are 126 early post partum woman with interview with quisionair.
Result of research indicated history of antenatal and attitude to labour attendant related to choice of labour attendant. Attitude is dominant factor related to choiced of labour attendant. Positive attitude to labour attendant have risk 28 to choice helath worker among negative attitude of post partum woman after controlled antenatal history. To increased awareness of important pregnancy assessment and have positive attitude to health delivery by sector line coordination with Regional Government to activate public empowerment in used helath worker as a labour attendant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Kusumawardani
"Penyakit Tuberculosis ( TB ) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dan salah satu penyebab kematian sehingga perlu dilaksanakan penanggulangan TB secara berkesinambungan. Sesuai profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dikatakan bahwa di Kabupaten Kampar angka penemuan penderita baru TB Paru sampai tahun 2011 sebesar 31% (316 kasus) diantara 100.000 penduduk, yang ditargetkan cakupan penemuan sebesar 70%.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja petugas dalam meningkatkan cakupan penemuan penderita baru TB Paru di dinas kesehatan kabupaten kampar dengan mengambil puskesmas Tambang, Kampar, Kampar Timur, Siak Hulu I, Bangkinang Barat dan XIII Koto Kampar III sebagai sampel dalam penelitian. . Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Variabel yang diteliti meliputi pengetahuan, keterampilan dan motivasi dari petugas pengelola program.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja yang belum dilaksanakan dengan baik dari petugas disebabkan oleh pengetahuan, keterampilan dan motivasi yang masih kurang. Dari pendapat/penilaian subjektif petugas pengelola program dikatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang masih kurang disebabkan oleh karena kurangnya pelatihan dan pembinaan yang dilakukan, untuk motivasi kurang sebab tidak adanya reward ataupun sanksi yang diberikan, semua hal tersebut meneyebabkan kinerja mereka terlaksana dengan baik.
Turbeculosis disease (TB) is an infectious disease that still becomes an issue of public health, and one of the causes of death so that TB control need to be implemented on an ongoing basis. fit the profile of Kampar district health department said that in Kampar regency discovery rate of new pulmonary TB patients by 2011 by 31% (316 cases) among the 100,000 inhabitants, which targeted 70% coverage of the discovery.
This study is a qualitative descriptive study aimed to know the description of the performance of officers in improving the coverage of the discovery of new cases of pulmonary TB in Kampar district health department clinic to take mine, Kampar, East Kampar, Siak Hulu I, West Bangkinang III and XIII Koto Kampar as a sample in study. design of the study is a qualitative descriptive method. variables studied include knowledge, skills and motivation of personnel management program.
The results showed that performance has not been implemented properly due to the officer's knowledge, skills and motivation are still lacking. from the subjective opinion of officers, program managers said that the knowledge and skills that are lacking due to lack of coaches and coaching is done, because there is less motivation for the reward or penalty is given, all these causes of their performance is not maximized.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>