Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliandhi Agung Kurniawan
"ABSTRAK
Ketersediaan media transmisi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi (operator telekomunikasi) ingin menggelar jaringan di wilayah operasionalnya. Sistem transmisi menggunakan fiber optik menjadi pilihan dikarenakan kemampuan transfer signal yang baik dan memiliki kapasitas yang besar. Di era globalisasi saat ini, persaingan begitu kompetitif, sehingga penting bagi sebuah vendor telekomunikasi untuk menjadi mitra yang baik bagi operator telekomunikasi dalam membangun jaringan telekomunikasi mereka, khususnya jaringan transmisi fiber optik menggunakan perangkat SDH. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan persiapan yang baik dan matang ketika sebuah vendor mengikuti proses tender pengadaan dan pembangunan jaringan transmisi fiber optik menggunakan perangkat SDH. Terdapat kriteria-kriteria penting, yang perlu dijadikan bahan pertimbangan ketika sebuah vendor mengikuti tender yang diadakan oleh operator. Tentunya terkait dengan tujuan apa yang ingin dicapai dari tender tersebut. Dengan demikian dapat dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik dalam rangka memenangkan proses tender dan memberikan hasil pekerjaan yang maksimal jika tender tersebut berhasil dimenangkan. Kajian terhadap permasalahan tersebut meliputi identifikasi masalah, proses pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode AHP (Proses Hirarki Analitik) didukung perangkat lunak Expert Choice dan memberikan kesimpulan terhadap hasil analisis data berupa sistem penunjang keputusan dalam penentuan prioritas pemilihan proyek transmisi SDH. Dalam tesis ini dengan menggunakan metode AHP dan perangkat lunak Expert Choice, dilakukan penentuan prioritas terhadap proyek transmisi SDH yang ditenderkan oleh beberapa operator di Indonesia. Dari hasil perhitungan dan pengolahan data didapatkan bahwa proyek transmisi SDH di Telkom menjadi prioritas pertama, diikuti oleh NTS di prioritas kedua, kemudian Indosat di prioritas ketiga.

ABSTRACT
The important thing when a telecoms operator company want to deploying telecommunication network in their operational area is the availability of transmission network. Transmission network using optical fiber is the best choice because of the good transferring signal ability and has a huge capacity that can be transferred. In the current era of globalization, the competition was so competitive, so it is important for a telecommunications vendor to make a good partner for telecommunications operators in developing their telecommunications networks, particularly fiber optic transmission network using SDH devices. This may be done by doing a good preparation and mature when a vendor following the tender process and the development of fiber optic transmission network using SDH devices. There are important criteria, which need to be taken into consideration when a vendor participate in a tender held by the operator. Certainly related to what goals you want to achieve from the tender. Thus everything can be prepared well in order to win the bidding process and provide the maximum work if the tender had been won. The study of these issues include identification of issues, the process of data collection, followed by data processing using the method of AHP, supported by Expert Choice software and provide conclusions on the results of data analysis in the form of decision support systems in the project selection prioritization SDH transmission. In this thesis by using AHP and Expert Choice software, is the determination of priorities of the SDH transmission projects tendered by some operators in Indonesia. From the results of calculations and data processing was found that SDH transmission projects in Telkom became the first priority, followed by the NTS in the second priority, and Indosat in the third priority.
"
2009
T26788
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliandhi Agung Kurniawan
"Ketersediaan media transmisi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi (operator telekomunikasi) ingin menggelar jaringan di wilayah operasionalnya. Sistem transmisi menggunakan fiber optik menjadi pilihan dikarenakan kemampuan transfer signal yang baik dan memiliki kapasitas yang besar. Di era globalisasi saat ini, persaingan begitu kompetitif, sehingga penting bagi sebuah vendor telekomunikasi untuk menjadi mitra yang baik bagi operator telekomunikasi dalam membangun jaringan telekomunikasi mereka, khususnya jaringan transmisi fiber optik menggunakan perangkat SDH. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan persiapan yang baik dan matang ketika sebuah vendor mengikuti proses tender pengadaan dan pembangunan jaringan transmisi fiber optik menggunakan perangkat SDH. Terdapat kriteria-kriteria penting, yang perlu dijadikan bahan pertimbangan ketika sebuah vendor mengikuti tender yang diadakan oleh operator. Tentunya terkait dengan tujuan apa yang ingin dicapai dari tender tersebut. Dengan demikian dapat dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik dalam rangka memenangkan proses tender dan memberikan hasil pekerjaan yang maksimal jika tender tersebut berhasil dimenangkan. Kajian terhadap permasalahan tersebut meliputi identifikasi masalah, proses pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode AHP (Proses Hirarki Analitik) didukung perangkat lunak Expert Choice dan memberikan kesimpulan terhadap hasil analisis data berupa sistem penunjang keputusan dalam penentuan prioritas pemilihan proyek transmisi SDH. Dalam tesis ini dengan menggunakan metode AHP dan perangkat lunak Expert Choice, dilakukan penentuan prioritas terhadap proyek transmisi SDH yang ditenderkan oleh beberapa operator di Indonesia. Dari hasil perhitungan dan pengolahan data didapatkan bahwa proyek transmisi SDH di Telkom menjadi prioritas pertama, diikuti oleh NTS di prioritas kedua, kemudian Indosat di prioritas ketiga.

The important thing when a telecoms operator company want to deploying telecommunication network in their operational area is the availability of transmission network. Transmission network using optical fiber is the best choice because of the good transferring signal ability and has a huge capacity that can be transferred. In the current era of globalization, the competition was so competitive, so it is important for a telecommunications vendor to make a good partner for telecommunications operators in developing their telecommunications networks, particularly fiber optic transmission network using SDH devices. This may be done by doing a good preparation and mature when a vendor following the tender process and the development of fiber optic transmission network using SDH devices. There are important criteria, which need to be taken into consideration when a vendor participate in a tender held by the operator. Certainly related to what goals you want to achieve from the tender. Thus everything can be prepared well in order to win the bidding process and provide the maximum work if the tender had been won. The study of these issues include identification of issues, the process of data collection, followed by data processing using the method of AHP, supported by Expert Choice software and provide conclusions on the results of data analysis in the form of decision support systems in the project selection prioritization SDH transmission. In this thesis by using AHP and Expert Choice software, is the determination of priorities of the SDH transmission projects tendered by some operators in Indonesia. From the results of calculations and data processing was found that SDH transmission projects in Telkom became the first priority, followed by the NTS in the second priority, and Indosat in the third priority."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41007
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atino Alif Riovindha
"Upaya pemerintah mengenai peningkatan produksi target satu juta barel minyak pada tahun 2030 harus didukung oleh berbagai sarana yang menunjang peningkatan di industri minyak dan gas. Program tersebut dapat membawa dampak pada peningkatan stuktur lepas pantai. Dalam menunjang operasional eksplorasi dan produksi minyak dan gas dibutuhkan sarana berupa kapal. Salah satu tipe kapal yang banyak digunakan pada kegiatan lepas pantai di sektor hulu migas yaitu kapal jenis Anchor Handling Tug and Supply (AHTS). Kapal AHTS menyumbang valuasi kurang lebih 25% dari keseluruhan nilai pasar kapal lepas pantai global, menjadikannya jenis kapal lepas pantai terbesar kedua dalam hal jumlah porsi pasar. Jumlah nilai pasar kapal penunjang kegiatan lepas pantai diproyeksikan  mencapai $28,20 miliar pada tahun 2031. Pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan meningkatnya permintaan kebutuhan kapal AHTS untuk mendukung kegiatan operasi di sektor hulu migas. Namun dalam proses pengadaan kapal AHTS diperlukan banyak pertimbangan untuk memilih penyedia atau vendor yang paling sesuai dengan kebutuhan. Salah satu upaya untuk penyelesaian masalah tersebut ialah dengan merancang suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat membantu untuk memilih vendor. Karena kriteria bersifat kompleks, SPK akan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendukung proses analisis menjadi lebih efektif. Dengan adanya SPK dapat meningkatkan efisiensi proses dari pengadaan kapal AHTS.

The government's efforts to increase the production of one million barrels of oil target by 2030 must be supported by various facilities that support improvements in the oil and gas industry. The program can have an impact on increasing offshore structures. In supporting oil and gas exploration and production operations, facilities in the form of ships are needed. One type of ship that is widely used in offshore activities in the upstream oil and gas sector is the Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) type ship. AHTS vessels account for a valuation of approximately 25% of the overall global offshore vessel market value, making them the second largest type of offshore vessel in terms of market share. The total market value of vessels supporting offshore activities is projected to reach $28.20 billion by 2031. This growth can be attributed to the increasing demand for AHTS vessels to support operations in the upstream oil and gas sector. However, in the AHTS ship procurement process, many considerations are needed to choose the provider or vendor that best suits the needs. One of the efforts to solve this problem is to design a Decision Support System (DSS) that can help to select vendors. Because the criteria are complex, the DSS will use the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to support the analysis process to be more effective. With the DSS, it can improve the efficiency of the AHTS ship procurement process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Aufa Syahrani
"Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen risiko proyek PT X. Inherent risk selama pelaksanaan proyek pada PT X telah dikelola dengan menerapkan manajemen risiko yang mengacu pada ISO 31000:2018. Namun, terjadi perubahan risiko yang muncul selama pelaksanaan proyek konstruksi yang menyebabkan perubahan profil risiko. Oleh karena itu penting melakukan penilaian kembali risiko proyek. Metode yang digunakan untuk studi kasus ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil studi kasus ini adalah terdapat tujuh faktor risiko proyek dengan urutan prioritas yang pertama risiko kualitas, risiko ekonomi dan keuangan, risiko teknis, risiko K3, risiko risiko sosial, risiko non teknis, dan risiko sumber daya manusia. Ketujuh faktor tersebut terbagi menjadi 21 subfaktor risiko proyek di PT X. Prioritas faktor dan subfaktor risiko proyek menunjukkan urutan kepentingan risiko berdasarkan bobot perhitungan AHP. Selain itu, penerapan manajemen risiko proyek telah mengacu pada ISO 31000:2018 terutama pada proses penilaian manajemen risiko proyek. Keterbatasan penelitian ini yaitu pada ruang lingkup yang hanya di manajemen risiko fase pelaksanaan proyek. Studi kasus ini berkontribusi pada pembaharuan penilaian risiko yang relevan di proyek.

This case study aims to evaluate project risk management at PT X. Inherent risk during project implementation at PT X has been managed by implementing risk management referring to ISO 31000:2018. However, changes in risks arise during the implementation of construction projects which cause changes in the risk profile. Therefore it is important to reassess project risk. The method used for this case study is the Analytical Hierarchy Process (AHP). The results of this case study are that there are seven project risk factors with the priority being quality risk, economic and financial risk, technical risk, OHS risk, social risk, non-technical risk, and human resource risk. The seven factors are divided into 21 project risk sub-factors at PT X. The priority of project risk factors and sub-factors shows the order of importance of risk based on the weight of the AHP calculation. In addition, the implementation of project risk management refers to ISO 31000:2018, especially in the project risk management assessment process. The limitation of this research is the scope which is only in the risk management of the project implementation phase. This case study contributes to updating the project's relevant risk assessment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Maryani
"Penelitian ini menghasilkan rancangan alat bantu berupa Sistem Pakar Kombinasi Analytical Hierarchy Process (AHP) Berbasis Web dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi didasarkan tidak ditemukannya satu metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien kecuali telah disesuaikan dengan karakteristik individu. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Keputusan yang dihasilkan konsultasikb.com hanya berupa saran-saran yang harus dikonsultasikan kepada Tenaga Kesehatan.

This research resulted in a tool design called Web Based Expert System Combined with Analytical Hierarchy Process (AHP) in Contraceptives Selection by reason of not found a contraception method which is safe and effective for all clients unless they have been adapted to the individual characteristics. This study was a case control. A decision produced by konsultasikb.com is kind of suggestions that still have to be consulted further to the Health Scientist."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Rais
"PDRB Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Konstruksi yang merupakan salah satu sektor dalam PDRB juga meningkat. Sebesar 60% konstruksi di Indonesia membutuhkan beton. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendirian pabrik beton. Salah satu aspek yang penting sebelum mendirikan pabrik beton ialah pemilihan lokasi. Terdapat tiga tahap dalam penentuan prioritas lokasi pabrik beton. Pertama adalah penentuan faktor yang mempengaruhi lokasi pabrik beton dan alternatif lokasinya. Terdapat 5 faktor utama penentuan lokasi pabrik beton, yaitu persaingan, akses, bahan baku, lahan, dan sosial lingkungan. Selanjutnya ialah penentuan bobot dari setiap lokasi dengan menggunakan fuzzy AHP. Faktor persaingan, akses, dan bahan baku memiliki bobot tertinggi. Terakhir ialah penentuan peringkat prioritas lokasi pabrik beton dengan menggunakan TOPSIS. Palembang merupakan prioritas utama lokasi pabrik beton di Sumatera bagian selatan.

GDRP in Indonesia always increases. Construction which is one of GDRP sector increases too. 60% of construction in Indonesia need concrete. Therefore, concrete batching plant have to be built. One of the aspect in building concrete batching plant is selection location of batching plant. There are 3 steps in selection of location of batching plant. First is selection the criteria which has the impact of batching plant location and the alternative of batching plant location. There are 5 main factors which have impacts in batching plant location include competitiveness, accessibility, material, land, and social and environment. Next step is calculation of weight for every criteria in selection of batching plant location with Fuzzy AHP method. Competitiveness, accessibility and material have the highest weights. Last step is make the rank of alternative in batching plant location with TOPSIS. The result is Palembang as the main priority for location batching plant in South of Sumatera.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S61235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Trivalni
"Pelayanan hemodialisis (HD) merupakan tindakan layanan terapi pengganti ginjal bagi pasien dengan kondisi gagal ginjal kronis stadium akhir. Kebutuhan layanan HD sampai saat ini masih tergolong sedikit dan belum seluruh rumah sakit dapat memfasilitasi layanan HD. Dampaknya kebutuhan terlihat pada beberapa rumah sakit yang dijadikan rujukan layanan HD. Meningkatnya kebutuhan layanan HD menyebabkan tingginya kebutuhan penjadawalan. Oleh sebab itu diperlukan pengaturan jadwal tindakan yang tepat sehingga pasien dapat terlayani dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun suatu sistem pendukung keputusan untuk Pengaturan jadwal HD dengan menggunakan algoritme AHP dengan menggunakan kriteria sehingga menghasilkan berupa keluaran urutan prioritas dan dan perankingan jadwal layanan HD bagi pasien yang membutuhkan. Dengan adanya sistem pendukung keputusan (SPK) ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih optimal di unit HD. Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan algoritme AHP (Analytic Hierarchy Process) dilakukan dengan langkah menterjemahkan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama dengan menetapkan kriteria sebagai landasan, membuat matriks perbandingan berpasangan, menentukan nilai normalisasi, menguji konsistensi dan rasio konsistensinya, sehingga bila hasil hitung dari pembobotan kriteria telah didapatkan dan dinyatakan konsisten, maka urutan prioritas dan alternatif penjadwalan dinyatakan valid dan layak menjadi standar baku dalam penetuan jadwal layanan HD. Algoritme AHP selanjutnya akan di tanamakan pada proses pengembangan sistem SDLC waterfall terdiri dari analisis kebutuhan, desain rancangan, implementasi, testing dan integrasi serta maintenance pada proses evaluasi sistem bila sudah berjalan.

Hemodialysis (HD) service is a kidney replacement therapy service for patients with end-stage chronic kidney failure. The need for HD services is still relatively small and not all hospitals can facilitate HD services. The impact of the need is seen in several hospitals that are used as referrals for HD services. With the increasing demand for HD services, the need for scheduling is high. Therefore it is necessary to arrange the right action schedule so that patients can be served properly. The purpose of this study is to build a decision support system for setting HD schedules using the AHP algorithm using criteria so as to produce outputs in the form of priority sequences and ranking HD service schedules for patients in need. By decision support system (DSS) it is hoped that it will be able to provide optimal service in the HD unit. A decision support system using the AHP (Analytic Hierarchy Process) algorithm is carried out by translating the problem and determining the desired solution, creating a hierarchical structure starting with the main goal by setting criteria as the basis, creating a pairwise comparison matrix, determining normalization values, testing consistency and ratios consistency, so that if the calculated results from the weighting of the criteria have been obtained and declared consistent, then the priority order and scheduling alternatives are declared valid and appropriate to be the standard in determining HD schedules. The AHP algorithm will then be embedded in the SDLC waterfall system development process consisting of needs analysis, design, implementation, testing and integration as well as maintenance in the system evaluation process when it is running."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Raja
"Letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa menjadikannya salah satu negara terkaya dengan sumber daya energi surya yang stabil. Hal ini mendorong permintaan energi surya terbarukan di seluruh negeri. Meskipun Indonesia tampaknya memiliki banyak wilayah yang potensial dalam pembangunan teknologi panel surya, ada tantangan dan berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menilai kesesuaian implementasi teknologi ini. Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang tepat untuk mengkaji hal tersebut. Studi ini menerapkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) berdasarkan algoritma Multi Criteria Decision Making (MCDM) dengan proses pengolahan data meggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG terdiri dari data berbasis satelit pada sumber daya energi dan lapisan data yang dikumpulkan secara lokal seperti penggunaan lahan, topografi, pemukiman masyarakat, jalur jalan, dan jaringan listrik, yang dianggap sebagai lapisan kriteria untuk penilaian kesesuaian lokasi. Salah satu perangkat lunak berbasis GIS yang akan digunakan yaitu ArcGis. Hasil penelitian ini berupa pemetaan wilayah di Indonesia terhadap tingkat kecocokan pembangunan panel surya dengan beberapa variabel kecocokan yang sudah dianalisis. Dari hasil pemodelan, hasil peta kecocokan dengan kawasan seluas 42.162,12 memiliki indeks kesesuaian yang sangat cocok, 559.097,36 dengan indeks kesesuaian yang cocok, 892.546,62 dengan indeks kesesuaian yang kurang cocok, dan 215238,89 dengan indeks kesesuaian yang tidak cocok. Kerangka pemodelan ini dapat mendorong energi terbarukan di Indonesia dimana pemerintah menargetkan 23% di tahun 2025 dan 31% pada 2050.

Indonesia's location on the equator makes it one of the richest countries with stable solar energy resources. This is driving demand for renewable solar energy across the country. Even though Indonesia seems to have many potential areas in the development of solar panel technology, there are challenges and various factors that need to be considered to assess the suitability of implementing this technology. Therefore, an appropriate method is needed to study this. This study applies the Analytic Hierarchy Process (AHP) method based on the Multi Criteria Decision Making (MCDM) algorithm with data processing using Geographic Information System (GIS) technology. GIS consists of satellite-based data on energy resources and locally collected data layers such as land use, topography, human settlements, roadways, and power grids, which are considered as criteria layers for site suitability assessments. One of the GIS-based software that will be used is ArcGis. The result of this research is a mapping of regions in Indonesia to the suitability level of solar panel development with several compatibility variables that have been analyzed. From the modeling results, the results of the suitability map with an area of ​​42.162,12 have a very suitable suitability index, 559.097,36 with a suitable suitability index, 892.546,62 with a less suitable suitability index, and 215238,89 with unmatched suitability indices. This modeling framework can encourage renewable energy in Indonesia where the government is targeting 23% in 2025 and 31% in 2050."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Sulistyowati
"Ketidakmerataan dokter spesialis masih tinggi di Indonesia. Pemberian
Bantuan Biaya Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) merupakan salah
satu cara untuk pemerataan distribusi dokter spesialis. Perlu dikembangkannya
sistem pendukung keputusan yang bertujuan untuk menentukan prioritas dalam
pemberian bantuan biaya pendidikan dokter spesialis dan menyaring
penempatannya pada provinsi, kabupaten/kota dan rumah sakit (RS) yang benarbenar
kekurangan. Telah dikembangkan sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Sistem ini
merupakan komplemen dari sistem pendaftaran online PPDS. Penentuan batasan
RS dan spesialisasi dalam pemberian biaya pendidikan dokter spesialis telah
tersaring dan ditampilkan dalam option form pendaftaran online. Telah
tersusunnya basis data kebutuhan dokter spesialis di Indonesia dengan total
kekurangan dokter spesialis pada RS pemerintah tahun 2013 sebanyak 3888
dokter spesialis. Provinsi prioritas dalam pemberian biaya PPDS adalah Maluku,
Bengkulu, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.

Medical specialists are distributed unequaly in Indonesia . Scholarship
program of medical specialist (PPDS) is one way to equal the distribution. The
need to developed decision support system for medical specialist scholarship and
placement distribution at the provincial, district/city, and hospital where lack of
specialists. The development of decision support system for medical specialist
scholarship and placement distribution is using the System Development Life
Cycle (SDLC) method. This system is a complement of the online registration
system for Scholarship Program of Medical Specialist (PPDS). The determination
of the list of the hospital where lack of specialists and available scholarship
program of medical specialist are displayed in the online registration form option.
The result of this thesis is a database of medical specialist needs in Indonesian
government hospitals in 2013, as many as 3888 specialists. Priority provinces for
Scholarship program of medical specialist (PPDS) are Maluku, Bengkulu, Maluku
Utara, and Nusa Tenggara Timur.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musanif
"Meningkatnya kesadaran terhadap keselamatan di penerbangan Indonesia tidak berarti terbebas dari tanggung jawab untuk terus meningkatkan dan mempertahankan kesadaran tersebut. Diperlukan langkah pencegahan yang dapat diimplementasikan dengan mudah untuk mengidentifikasi kondisi awal sebelum terjadinya suatu kejadian, terutama yang berkaitan dengan human factor. Dari semua studi yang telah dilakukan di Indonesia, belum banyak yang membahas tentang bagaimana menentukan program keselamatan yang dapat memperhatikan sisi human factor dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis program keselamatan yang tepat untuk suatu organisasi berbasis human factor dan juga kriteria dalam pemilihannya. Pemilihan program keselamatan ini menggunakan metode pengambilan keputusan AHP (Analytical Hierarchy Process). Dalam metode ini, diambil empat kategori, dua belas subkategori dan tiga alternatif untuk pemilihan program. Pemilihan kriteria, subkriteria dan alternatif dilakukan melalui diskusi dengan narasumber yang berasal dari kalangan akademisi dan praktisi di industri penerbangan. Alternatif yang dipilih adalah dirty dozen, HFACS, dan LOSA. Hasil akhir komparasi dengan menggunakan metode pengambilan keputusan AHP menunjukkan bahwa dirty dozen merupakan pilihan yang paling sesuai untuk program keselamatan di Indonesia yang dapat memperhatikan sisi human factor secara komprehensif. Dengan hasil ini, program pencegahan kecelakaan pesawat udara dapat disusun sesuai dengan budaya perusahaan dan disesuaikan dengan budaya nasional Indonesia.

The increase in awareness regarding aviation safety in Indonesia does not imply freedom from the responsibility to continually enhance and maintain such awareness. It necessitates the implementation of easily implementable preventive measures to identify preconditions before an incident occurs, particularly concerning the human factor. Among the studies conducted in Indonesia, there are few discussions on determining safety programs that consider the human factor and align with organizational needs. The objective of this research is to analyze an appropriate safety program for an organization based on human factor and establish the criteria for its selection. The selection of safety programs employs the Analytical Hierarchy Process (AHP) decision-making method. Four categories, twelve subcategories, and three alternatives are considered for program selection. Criteria, subcriteria, and alternatives are determined through discussions with experts from academic and aviation industry backgrounds. The chosen alternatives are the dirty dozen, HFACS, and LOSA. The final comparison results utilizing the AHP decision-making method indicate that the dirty dozen is the most suitable choice for a comprehensive safety program in Indonesia, considering the human factor. Based on these findings, preventative measures for aircraft accidents can be developed in accordance with organizational culture and tailored to the national culture of Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>