Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
1993
RB 00 S 440
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
"Bahasa Mandarin Baku adalah bahasa yang tidak menunjukkan perubahan morfologis pada verbanya untuk menunjukkan waktu terjadinya perbuatan yang digambarkan oleh verba. Tetapi bahasa Mandarin Baku mempunyai alat sintaktis untuk menunjukkan apakah suatu situasi sedang berlangsung atau sudah selesai. Bahasa-bahasa yang menunjukkan gejala demikian digolongkan sebagai bahasa yang mempunyai sistem aspek. Sebaliknya bahasa yang menunjukkan perubahan morfologis pada verbanya untuk menunjukkan waktu terjadinya perbuatan seperti pada bahasa Inggris, digolongkan sebagai bahasa yang mempunyai sistem kala.
Tesis ini akan membahas aspek perfektif dalam linguistik Cina. Topik ini tetap hangat diperdebatkan karena adanya unsur sintaktis lain yang berhomofoni dengan le penanda aspek perfektif ini.
Sebelum sampai pada pembahasan, di bawah ini akan disajikan situasi kebahasaan di negara Cina secara singkat dan apa yang dimaksud dengan bahasa Mandarin Baku.
1.2 Bahasa Mandarin Baku
"Bahasa Mandarin Baku", istilah yang digunakan dalam tesis ini merupakan istilah yang sejajar dengan Putonghua 'Bahasa Umum'. Putonghua adalah istilah yang penggunaannya diresmikan di ARC pada waktu Konperensi Standardisasi Bahasa Nasional pada bulan Oktober 1955. "Mandarin" masih tetap dipertahankan dalam tesis ini mengingat istilah itu lebih banyak dikenal oleh kalangan umum. Di samping itu juga dimaksudkan untuk menghindari pemakaian istilah yang beraneka ragam, seperti Huayu yang digunakan di Singapura, Guoyu di Taiwan atau Hanyu, padahal semuanya mengacu kepada apa yang disebut "Bahasa Mandarin". Selain itu, ditambahkan Baku karena Bahasa Mandarin yang dimaksud adalah yang sudah dibakukan oleh pemerintah RRC pada konperensi bahasa tahun 1955 di atas.
"Mandarin", istilah yang lazim di dunia Barat, tetapi banyak digunakan di Indonesia, berasal dari mandarin dalam bahasa Portugis. Istilah ini berasal dari mantri dalam bahasa Melayu yang berarti 'menteri'. Kata mantri ini berasal dari bahasa Sansekerta mantrin yang berarti 'penasehat' (Americana 1964, vol xviii:210; Webster 1951:1493). Kata ini merupakan terjemahan dari Guanhua` 'bahasa pejabat'. Pada mulanya istilah itu digunakan untuk menunjuk kepada bahasa yang digunakan di kalangan pemerintahan di ibukota Beijing.
Menurut Li dan Thompson (1981:2-3) bahasa Mandarin yang digunakan di Beijing merupakan salah satu dialek dari bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin adalah salah satu cabang dari keluarga bahasa Cina yang termasuk rumpun bahasa Sino-Tibet. Selain Mandarin, bahasa-bahasa lainnya dari keluarga bahasa Cina adalah Wu (dikenal dengan nama bahasa Shanghai), Xiang (dikenal dengan nama bahasa Hunan), Gan (dikenal dengan nama bahasa Jiangxi), Hakka (dikenal dengan nama bahasa Ke), Min (dikenal dengan nama bahasa Hokian) dan Yue (dikenal dengan nama bahasa Kanton)l). Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang daerah pemakaiannya paling luas, yaitu di negara Cina sebelah utara, barat laut , barat daya dan muara sungai Yangzi. Dengan demikian jumlah pemakainya juga menempati urutan teratas, yaitu 70% dari jumlah keseluruhan penduduk RRC. Di samping ini masih terdapat bahasa-bahasa yang digunakan oleh suku-suku minoritas yang tidak termasuk di dalam keluarga bahasa Cina.
Bahasa Mandarin terdiri dari empat dialek: Utara, Barat Laut, Barat Daya dan Muara Sungai Yangzi. Bahasa Mandarin yang digunakan di kota Beijing termasuk dialek Utara.
Keluarga bahasa Cina masih belum didapat kesepakatan penuh. Seperti telah disebutkan di atas, Li dan Thompson (1981:2-3) menyarankan tujuh bahasa. Sarjana lain, Li Fang Kuei (1973:1-13) mengusulkan delapan bahasa: Mandarin Utara, Mandarin Timur, Mandarin Barat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
495.1 CHI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulie Neila Chandra
"Penelitian mengenai keimperfektifan ini bertolak dari adanya perbedaan pendapat para ahli dalam pengklasifikasian aspek imperfektif Keadaan tersebut juga terjadi dalam linguistik Mandarin. Dalam bahasa Mandarin, keimperfektifan dapat diungkapkan secara gramatikal dan leksikal.
Secara gramatikal, dinyatakan dengan mengimbuhi sufiks -zhe (-4) di belakang verba. Secara Ieksikal, dinyatakan dengan menggunakan adverbia Ma (A), zhang a), dan zhdngzai (EA). Penggunaan pemarkah tersebut tidak terlepas dari peranan makna inheres verba serta interaksi verba dengan fungsi sintaktis lain seperti subjek, objet, keterangan, dan pelengkap. Dengan demikian, meskipun aspek dan aklinnsart (ragam perbuatan) merupakan kategori yang berbeda, keduanya saling berkaitan.
Hasil analisis data berdasarkan pemarkah aspek, menunjukkan aspek imperfektif dalam bahasa Mandarin dibedakan atas aspek progresif, aspek kontinuatif, dan aspek progresif kontinuatif. Hampir semua pemarkah aspek imperfektif dapat muncul bersama verba keadaan, verba pencapaian, verba aktivitas, dan verba kegandaan (sari). Tipe situasi yang dapat muncul dalam kalimat beraspek imperfektif adalah berarah, mandiri, dan kompleks. Selain itu, hal yang berbeda dalam bahasa Mandarin adalah bahwa ternyata dalam kalimat beraspek imperfektif, khususnya aspek kontinuatif dengan pemarkah -zhe (t), dapat memunculkan situasi -ragam perbuatan (-aksional) yang menggambarkan keadaan, habitual, dan karakteristik subjek.

The research on the imperfectivity began from difference perceptions among the linguists in classifying the imperfective aspects. The Mandarin linguistics has the same experiences. In Mandarin language, the imperfectivity could be grammatically and lexically expressed.
Grammatically, it can be affirmed by giving the suffix -zhe (-) after the verb and it can also be lexically affirmed by using the adverb zai (E), zheng (I), and zh ngzai (CIE). The usage of these markers is close to the role of inherent meaning of the verb and also the interaction between the verb and other function of syntactic such as subject, object, adverbial and complement. Thus, even though the aspect and akrionsart (kind of action) come from different category, but both is related to each other.
The result of data analysis based on marker aspect reveals the imperfective aspects in Mandarin language classified into progressive aspect, continuative aspect and progressive-continuative aspect. Most of the markers of the imperfective aspect appear with state verb, achievement verb, activity verb, and series verb. The type of situation that might appear in sentence which has imperfective aspect, are directed, self-contained, and complex. In addition, another different thing in Mandarin language is that in the sentence that has imperfective aspect, particularly continuative aspect with the marker -the (s ), might reveal the situation -actional that describes states, habits, and characterizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidilla Nurfitranthy
"Proses afiksasi ?r (儿) merupakan proses penambahan akhiran ?r (儿) pada bahasa Mandarin yang menimbulkan beberapa perubahan terhadap kata yang telah dibentuknya, perubahan tersebut yaitu perubahan lafal, perubahan kelas kata dan perubahan makna kata. Makalah ini akan fokus pada pengaruh proses afiksasi ?r (儿) terhadap kelas kata dan makna kata. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses afiksasi ?r (儿) terhadap kelas kata dan makna kata pada kata yang telah dibentuknya. Pada makalah ini, analisis menggunakan metode penelitian kepustakaan yakni dengan menggunakan bahan-bahan pustaka seperti buku, skripsi, kamus dan artikel internet. Analisis dilakukan dengan mengklasifikasi sumber data tulisan berupa kata kompleks berimbuhan ?r (儿) yang telah dikumpulkan dari buku ajar bahasa Mandarin yang digunakan di Universitas Indonesia yaitu buku ajar bahasa Mandarin Hanyu Jiaocheng 汉语教程 terbitan tahun 1999 jilid pertama hingga jilid ketiga. Data tersebut diklasifikasi berdasarkan kelas kata dan makna kata dasarnya. Setelah itu diklasifikasikan kembali berdasarkan ada tidaknya perubahan kelas kata dan atau perubahan makna kata pada kata kompleksnya. Analisis ini dilakukan hingga mendapatkan kesimpulan bahwa afiksasi ?r (儿) dapat memberikan pengaruh terhadap kelas kata dan makna kata dalam bahasa Mandarin.
The ?r (儿) affixation process in Mandarin is the process of suffix ?r (儿) addition which causes some changes towards the word that has been formed. Those changes are the change of pronunciation, word class and meaning. This journal will focus on analysing the case of the effect of the ?r (儿) affixation to the word class and meaning. This journal writing is aimed to know the effect of ?r (儿) affixation process which causes some changes towards the word class and meaning of the words that has been formed. In this journal, analyses based on library research methodology that uses library sources such as books, thesis, dictionary and internet articles. Analyses is done by classifying written data sources which are complex word with the suffix ?r (儿) that are compiled from Hanyu Jiaocheng 汉语教程 Mandarin textbook volume 1 ? 3 published in 1999 which is used as the main Mandarin textbook in University of Indonesia. Those written data sources are classified based on their basic word‟s word classes and meanings, then they are re-classified based on whether there are changes on their complex word‟s word class or changes on their complex word‟s meaning. Analyses has been reached the conclusion that prove ?r (儿) affixation can effect the word class and meaning in Mandarin."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gyva Dwi Cahyani
"Sebagian besar kata dalam bahasa Mandarin merupakan kata majemuk, bahkan beberapa ahli menyebut bahasa Mandarin sebagai language of compound words atau bahasanya kata majemuk. Salah satu jenis kata majemuk yang sangat unik adalah kata majemuk berantonimi, yaitu sekelompok kata majemuk yang terdiri dari dua morfem yang memiliki arti saling bertentangan atau berantonimi. Jenis kata majemuk ini memilik posisi khusus dalam sistem kosakata bahasa Mandarin dan sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan definisi yang lebih luas mengenai kata majemuk berantonimi, kemudian mengklasifikasikan kata majemuk berantonimi berdasarkan tipe konstruksinya, hubungan antarmorfemnya, dan tipe maknanya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Pelaksanaan metode ini ditempuh melalui tahap pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data. Hasil yang diperoleh adalah kata majemuk berantonimi memiliki ciri-ciri : merupakan kata disilabis yang konstituennya merupakan kata dasar; jenis kelas katanya adalah nomina, verba, adjektiva, adverbia dan pronomina; morfem yang menjadi konstituennya memiliki hubungan antonim; tipe makna kata majemuk berantonimi adalah makna idiomatis dan non-idiomatis.

The majority of Mandarin words are compounds, moreover many linguists regard modern Mandarin as `a language of compound words`. Among compounds, there is a special kind of compounds called antonymous compound. It made up of two antonymous morphemes. This kind of compound occupy a special position in the Mandarin vocabulary system.  This study aims to provide a broad definition of antonymous compounds and describe the characteristics of this kind of compound based on its constituent elements, construction of compound words, the antonym relation between morphemes of its constituens, as well as the meaning type of compound. The research method used is descriptive qualitative research method. The implementation of this method is achieved through the stage of providing data, analyzing data, and presenting the results of data analysis. The results of this study can be summarized as follows:   antonymous compound words in Mandarin  has a number of characteristics that is: the word is disyllabic and made up by two content words; the compound word class are verb, noun, adjective, adverb and pronoun; the morphemes have an antonymous relation; and the meaning type of antonymous compound are idiomatic and non-idiomatic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
495.18 CHI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emiyasusi Susanti
Jakarta: Kesaint Blanc, 2011
495.1 EMI b (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Jakara: Yayasan pustaka Obor Indonesia, 2015
495.1 HER b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PT Pustaka Obor Indonesia, 2021
495.1 BEL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>