Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127962 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Laxman Sanjaya Pendit
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Laxman Sanjaya Pendit
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
[Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, ], 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
[Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, ], 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
[Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, ], 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Posisi pustakawan sebagai ahli informasi sangat penting dalam masyarakat informasi. Pustakawan seharusnya mempunyai perilaku informasi yang ideal karena pustakawan mempunyai kompetensi literasi informasi yang merupakan perilaku informasi ideal. Paper ini mencoba meneliti perilaku informasi pustakawan. pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan literasi informasi. dari beberapa hasil penelitian yang ada, konsep pustakawan seharusnya mempunyai perilaku informasi ideal belum tentu terbukti. Bahkan terdapat temuan tingkat pendidikan dan lama bekerja pustakawan dapat tidak berbanding lurus dengan perilaku informasi pustakawan."
MPMKAP 22:4 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Ariesti
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin memaparkan mitos masyarakat informasi di Indonesia yang direpresentasikan melalui media iklan televisi. Tiga iklan televisi yang dianggap merepresentasikan ciri-ciri masyarakat informasi yaitu iklan layanan masyarakat Indonesia Berkualitas dari Perpustakaan Nasional, iklan aplikasi belajar online Quipper Video, dan iklan E-Paper Kompas Siang. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Rolland Bathes yaitu mitos mythology dengan konsep denotasi dan konotasi untuk melihat mitos masyarakat informasi di Indonesia yang direpresentasikan melalui media iklan televisi. Kesimpulan dari penelitian ini, ingin memaparkan bahwa masyarakat di Indonesia telah direpresentasikan oleh media sebagai masyarakat yang berevolusi dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi berdasarkan teori dan ciri-ciri masyarakat informasi menurut beberapa ahli seperti John Feather 2004 , William J. Martin 1995 , Hornby Clarke 2004 dan Manuel Castell 2002 . Diharapkan, skripsi ini dapat memberikan masukan bagi pemirsa iklan dan pemerhati masalah kepustakawanan tentang metode menafsirkan iklan dan menyadari bahwa Indonesia telah memasuki era informasi

ABSTRAK
This research explains information society myth in Indonesia represented through television advertisements. This study uses Roland Barthes rsquo s semiotic approach, myth mythology with denotation and connotation concepts to understand information society myth in Indonesia represented through television advertisements. Analysis unit consists of three television advertisements which are considered represent the characteristics of information society, they are Indonesia Berkualitas from National Library public service announcement, Quipper Video online learning application advertisement, and Kompas Siang e Paper advertisement. This research aims to provide suggestion for advertisement audiences and librarianship experts on advertisement interpretation methods and to realize that Indonesia has entered the information era. The result of this research shows that the society is experiencing information revolution and has the characteristics of information society. This research can be further analysed by advertisement audiences or librarianship experts to understand the future representation of information society in Indonesia."
2017
S66794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Asmiyanto
"Sistem etika dibangun untuk memandu manusia menemukan keselarasan hidup. Namun, ketika sebuah etika dikembangkan dengan menafikan keberadaan manusia, maka timbul pertanyaan: untuk kebutuhan siapakah etika tersebut? Disertasi ini bertujuan untuk menyingkap selubung makna atas gagasan Luciano Floridi yang membangun etika informasi dengan menjadikan informasi sebagai pusat refleksinya. Informasi tidak lagi sekadar masalah epistemologis. Namun, informasi ditempatkan menjadi persoalan ontologis (reontologization), sehingga manusia beralih-pusat dari subjek (decentering subject) menjadi setara dengan entitas lainnya. Semua entitas yang ada dipahami sebagai objek informasi yang memiliki hak yang sama untuk dihargai dan dihormati (the ontological equality principle). Penilaian moral didasarkan pada prinsip moral yang bersifat formal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi proses alih-pusat yang berakibat pada distribusi peran antara manusia (responsibility) dan entitas nonmanusia (accountability). Sebagai konsekuensinya, distribusi tersebut melahirkan dualisme peranan yang memisahkan masalah moralitas (responsibility) dengan hukum (accountability) yang selama ini keduanya dicampuradukkan tanpa disadari. Namun, pandangan ini justru menyisakan kontroversi bahwa agen moral buatan dapat dikenai sangsi hukum (accountability). Sementara, agen moral manusia hanya dimintai pertanggungjawaban moral (responsibility).

An ethical system is built to guide people to find harmony in life. However, when an ethic is developed by denying human existence, then the question arises: for whose needs is the ethic? This study aims to disclose the veil of meaning in Luciano Floridi's idea of establishing information ethics by making information as its center of reflection. Information is no longer a mere an epistemological problem; it turns, however, into an ontological issue (reontologized). Thus, humans are no longer subjects (decentered subjects), equal with other entities. All entities are understood to be objects of information, having equal rights to be appreciated and respected (the ontological equality principle). Moral judgment is based on four formal moral principles. Hermeneutics Phenomenology of Paul Ricoeur is used to disclose the veil. The results showed that there was a dehumanization process, resulted in the delegation of moral responsibility from human (responsibility) to entity artificial intelligence (accountability). Thus, it gives birth to a dualism of responsibility that precisely clarifies matters of morality (responsibility) and law (accountability) which had been both mixed up unnoticed. However, this view also leaves the controversy that an artificial moral agent can be subject to legal sanction (accountability). Meanwhile, human moral agents are only accounted for moral responsibility."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
D2796
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
UI-JIKI 1-2 (1-2) 2001/2002 (1)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dhara Gittanty Noor
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah perokok aktif melakukan information avoidance untuk melindungi intuitive preference yakni tetap merokok dan apakah informasi gambar secara signifikan dapat mencegah keputusan untuk merokok dibandingkan informasi tulisan pada perokok aktif. Penelitian ini memprediksi bahwa keinginan untuk terus merokok membuat perokok melakukan information avoidance dan informasi bahaya merokok dalam bentuk gambar lebih efektif dalam mencegah keputusan untuk merokok. Partisipan penelitian merupakan perokok aktif laki-laki yang berdomisili di Jakarta dan Bogor dengan usia minimal 18 tahun (N=71). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perokok yang tidak melakukan information avoidance justru membuat keputusan untuk merokok serta bentuk informasi dapat memprediksi keputusan terkait perilaku merokok dimana kelompok yang diberikan informasi gambar 0,32 kali lebih mungkin membuat keputusan untuk merokok. Penjelasan yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ialah keinginan untuk merokok pada perokok aktif sangat kuat sehingga tidak perlu untuk dilindungi. Sementara, PHW dapat menyebabkan overexposure sehingga gambar tidak lagi efektif mencegah seseorang untuk merokok. Hal ini mengimplikasikan bahwa informasi bahaya merokok pada kemasan rokok belum efektif dalam menurunkan angka perokok sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait cara penyampaian informasi bahaya merokok yang efektif untuk mencegah perilaku merokok.

This study aims to demonstrate whether active smokers choose to avoid information to protect their intuitive preference to keep smokinh and whether visual information can significantly prevent smoking decision compared to text information on active smokers. This study predicts that the desire to continue smoking makes smokers choose to avoid information and visual information about negative impact of smoking can be more effective in preventing the decision to smoke. Study participants were male active smokers in Jakarta and Bogor with a minimum age of 18 years N = 71. The results of this study indicate that smokers who do not choose to avoid information actually make a decision to smoke and the form of information can predict smoking-related decisions where the group that were given visual information were 0.32 times more likely to make a decision to smoke. The explanation that was formed based on those results are the desire to smoke in active smokers is so strong that it does not need to be protected. Moreover, PHW may causes overexposure so that visual information is no longer effective in preventing someone from smoking. This implies that informations about danger of smoking on cigarette packs have not been effective in reducing the number of smokers. Further research needed to be done regarding how to effectively deliver information about danger of smoking."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>