Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheddy Nagara Tjandra
"ABSTRAK
Seorang profesor Jepang bernama Susumu Nagara mengatakan di dunia ada 36 macam metode pengajaran bahasa, tetapi tidak mengatakan tentang ada orang yang pernah membahas metodologi penyajian materi pelajaran bahasa atau metodologi penyusunan buku pelajaran bahasa. (1989)
Sejak periode tahun 1960-an di jepang mulai diterbitkan buku-buku pelajaran bahasa jepang untuk orang asing. Buku-buku semacam ini terbit banyak dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini. Bagaimanakah cara penyajian materi pelajaran dalam penyusunan buku oleh para penulisnya untuk disajikan kepada subjek belajar menjadi fokus penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan menemukan cara yang digunakan para penulis buku pelajaran bahasa Jepang dalam menyajikan materi pelajaran di dalam bukunya masing-masing. Cara pengajian materi pelajaran ini perlu diketahui oleh guru bahasa yang menggunakan buku tersebut sebagai buku pegangan agar supaya penyampaian materi pelajaran kepada subjek belajar menjadi terarah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Data-data diambil dar buku pelajaran bahasa jepang yang banyak digunakan orang untuk dikaji dari sudut ilmu linguistik. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data-data yang terkumpul dikonversikan menjadi angka-angka untuk mencari nilai terbesar yang memiliki makna mewakili suatu kesimpulan tertentu.
Metodologi penyajian materi pelajaran bahasa yang terdapat pada buku-buku pelajaran bahasa jepang tingkat dasar ada dua, yaitu:
Metodologi struktural
Metodologi ini membimbing penulis menyajikan pelajaran bahasa dalam rangka penyusunan buku berdasarkan materi dan urutan tata bahasa (dari yang mudah/sederhana ke yang sukar/rumit)
Metodologi komunikatif
Metodologi ini membimbing penulis menyajikan pelajaran bahasa dalam rangka penyusunan buku berdasarkan tema-tema komunikasi, yakni topik pembicaraan dan nosi bahasa.
Metodologi struktural sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi metodologi komunikatif masih baru, karena diperkirakan berasal dari metode komunikatif. Metode komunikatif sendiri adalah salah satu metode pengajaran bahasa yang juga masih berusia muda. Kedua metodologi inilah yang terdapat pada buku pelajaran bahasa jepang tingkat dasar menjadi fokus penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sukidjo Notoatmodjo
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, 1983
371.3 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Irtadji
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa kreativitas yang mempunyai fungsi penting dalam kehidupan manusia dan dalam pencapaian hasil belajar siswa di sekolah adalah dapat dikembangkan. Upaya pengembangan kreativitas biasa dilakukan melalui pelatihan khusus, dan sebenarnya dapat dilakukan melalui pengajaran. Pengajaran yang dirancrang untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah pengajaran kreatif, dan salah satu jenisnya adalah pengajaran dengan pendekatan synectics.
Sementara pengajaran dengan pendekatan synectics dimaksudkan untuk mengembangkan kreativitas siswa dan mempunyai efek pengiring dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Joyce dan Well, 1980), tetapi tidak ditemukan data tentang pelaksanaan pengajaran ini di Indonesia. Yang ada ialah pengajaran dengan pendekatan CBSA, yaitu pengajaran yang menekankan keterlibatan intelektual dan emosi siswa dalam proses belajar-mengajar (Sudjana, 1989) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Partika, 1987; Wijayanti, 1991), dan menurut Romlah (1988) dapat pula meningkatkan kreativitas siswa, dalam arti bahwa situasi kelas memungkinkan berkembangnya kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pengajaran dengan pendekatan synectics dan CBSA terhadap kreativitas siswa, khususnya kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif, serta hasil belajar siswa.
Melalui kajian teori tentang kreativitas, khususnya kemampuan berpikir kreatif dam sikap kreatif, hasil belajar, pengajaran dengan pendekatan synectics dan CBSA, maka dalam penelitian eksperimen "control group pretest-posttest design" ini diajukan tiga buah hipotesis yang diuji kebenarannya pada 77 orang siswa kelas IV SD Katolik "Sang Timur" Malang, yaitu:
1. Peningkatan skor berpikir kreatif kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA.
Peningkatan skor diukur dengan mengurangi skor paska tes dengan skor pra tes. Selisih ini mencerminkan efek dari perlakuan. Hipotesis 1 ditolak.
2. Peningkatan skor sikap kreatif kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA. Hipotesis 2 diterima.
3. Ada perbedaan dalam hasil belajar bidang studi IPS antara kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics dan kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA. Hipotesis 3 ditolak.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan mengambil sampel yang lebih besar pada jenjang pendidikan yang berbeda-beda dan pelaksanaan eksperimen yang cukup lama. Tes IPS hendaknya mencakup tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan bentuk tes yang bervariasi, serta lebih memperhitungkan kesahihan isi dan kesahihan eksternal. Skala Sikap Kreatif perlu dicari kesahihan eksternalnya. "
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Nursari Rindu
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi dalam meningkatkan proses belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teluk Dalam. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Teluk Dalam tahun pelajaran 2014/2015. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan membuat kalimat yang diakhiri dengan tes harian di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode-metode pembelajaran demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode-metode pembelajaran demonstrasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 48 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This study was held to find English learning strategy used by 62 high school students in Yogyakarta who attended English courses and to discover their different level of intrinsic motivation and learning style. Oxford's theory of language learning strategy (1990), Amabile,s theory of intrinsic motivation (1994) and reid,s theory of learning style (1978) were employed in the study. The data which were collected through Language Learning Strategy Scale, intrinsic Motivation Scale and learning Style Scale, analyzed with two way of ANOVA statistical technique. The results showed th was a significant difference of language learning strategy employed by the students with high , moderate and low level of intrinsic motivation (F=41.852,p<0.05). There was no significant difference of learning strategy used by the students with visual, auditory, individual or group learning style. Cognitive and meta cognitive strategies were the most frequent strategy applied by all the students. Auditory learning style and group styles were dominantly employed among students."
150 PJIP 1:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The learning process of English subject is designed in line with the way English is used in society in everyday life. Teaching learning activity and assessment are integrated process. It means that assessment executed while learning activity is going on. Based on the investigation on school curriculum it is hat learning activity and assessment were designed as separate components and in formal way. The task of assessment does not depict the real word. Besides, teachers' ability in designing assessment is various that will influence quality of output. Based on this situation it is needed to develop a model of assessment on English subject that could be used as a reference for teacher and stakeholders when developing school curriculum. Language is a tool for communication orally and written. Communication competence or discourse competence needs a set of competencies i.e actional competence, linguistic competence, discourse competence, sociocultural competence, and strategic competence. These competencies could not be separated and support each other which are realized through four language skills, i.e listening speaking, reading and writing. Teachers are encourage to teach language using the four language skills in an integrated manner."
JUPEKEB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah mengukur peningkatan prestasi akademik melalui pengambangan kreativitas dan keberbakatan intelektual dalam pembelajaran dengan pendekatan proses yang disajikan dengan multimedia yaitu mengintegrasikan warna, gambar, suara, dan gerak ke dalam materi perkuliahan. Guna mencapai tujuan tersebut digunakan quasi eksperimen yang melibatkan mahasiswa sebanyak 184 orang dari 4 kelas yang berbeda. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran dengan pendekatan proses dan multimedia dan kelas kontrol menggunakan pendekatan konvesional juga menggunakan multimedia. Mata kuliah yang eksperimen adalah Psikologi Kepribadian 2, Psikologi Sosial 2, dan Psikologi Perkembangan 1. Hasil yang dicapai menunjukkan skor post-test kelas eksperimen dengan kelas kontrol mempunyai perbedaan yang signifikan untuk mata kuliah Psikologi Kepribadian 2 dan Psikologi Sosial 2. Sementara itu, Psikologi Perkembangan 1 skor post-test kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Kedua mata kuliah tersebut di atas mempunyai perbedaan yang siginikan karena mahasiswa berada pada semester 4 sehingga motivasi belajar sudah terfokus dalam materi perkuliahan dan karena telah memiliki kemandirian belajar. Di sisi lain dalam Psikologi Perkembangan 1 perbedaan skor post-testnya tidak signifikan karena mahasiswa berada pada semester 2 motivasinya belum terfokus ke materi perkuliahan dan belum memiliki kemandirian belajar (SRL)."
JIPSIUG 5:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nugaan Y.W.S Usman Bharat
"ABSTRAK
Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang diperlukannya alat ukur seleksi masuk perguruan tinggi yang "adil", artinya tidak merugikan kelompok-kelompok tertentu. Beragamnya kualitas asal sekolah dan kondisi perguruan tinggi menyebabkan perlunya dipikirkan alat ukur seleksi masuk yang tidak merugikan kelompok tertentu. Kelompok yang dimaksud adalah calon mahasiswa dari sekolah yang kualitasnya rendah, dan sejumlah perguruan tinggi yang termasuk dalam kelompok sedang atau kurang. Berdasarkan pandangan tersebut kiranya perlu dipertimbangkan alat ukur yang "adil" (tidak merugikan kelompok tertentu). Alat ukur yang dimaksud adalah tes potensi belajar.
Penelitian ini telah menguji hubungan tes potensi belajar dengan hasil belajar, serta beberapa variabel yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar.
Penelitian ini dilaksanakan di empat perguruan tinggi yang dianggap mencerminkan populasi perguruan tinggi di Indonesia, yaitu: UI, UGM. UNILA, dan UNRAM. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV.
Melalui kajian teoretis tentang hasil belajar, serta variabel yang diperkirakan mempengaruhi hasil belajar, yaitu potensi belajar, motivasi berprestasi, sikap dan kebiasaan belajar, dan kualitas asal sekolah, maka diajukan lima hipotesis penelitian yang diuji kebenarannya pada 480 mahasiswa.
Dari lima hipotesis yang diajukan ada tiga hipotesis yang dinyatakan diterima atau terbukti. Sedangkan dua hipotesis lainnya ditolak atau tidak terbukti.
Hipotesis-hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan potensi belajar, motivasi prestasi, sikap dan kebiasaan belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar.
2. Ada hubungan potensi belajar dengan hasil prestasi, setelah pengaruh motivasi prestasi, sikap dan kebiasaan belajar, kualitas asal sekolah dikontrol
3. Ada hubungan kualitas asal sekolah dengan hasil belajar, setelah pengaruh potensi belajar, motivasi prestasi, dan sikap dan kebiasaan belajar dikontrol.
Hipotesis-hipotesis yang tidak diterima atau tidak terbukti adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan motivasi prestasi dengan hasil belajar, setelah pengaruh potensi belajar. sikap dan kebiasaan belajar, dan kualitas asal sekolah dikontrol
2. Ada hubungan sikap dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar, setelah pengaruh potensi belajar, motivasi prestasi, kualitas asal sekolah dikontrol
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini penulis menyarankan untuk memperluas sampel penelitian, memisahkan sampel penelitian dalam kelopok IPA, dan IPS. Apabila tes potensi belajar dipertimbangkan sebagai alat ukur seleksi masuk perguruan tinggi, maka kiranya perlu dikembangkan bank soal tes potensi. Penambahan pernyataan skala motivasi berprestasi, pengujian validitas eksternal, serta menguji reliabilitas alat ukur dengan menggunakan teknik yang lain. Akhirnya penulis menyarankan agar hasil penelitian ini dimanfaatkan oleh Puslitbangsisjian Balitbangdikbud untuk pengembangan Tes Potensi Belajar di perguruan Tinggi."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawarna
"Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar mahasiswa program studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi pada mata kuliah Permodalan Koperasi hingga memperoleh nilai rerata
minimal “B+” sebagai efek pembelajaran (instructional effects) yang diciptakan dosen dan (2) meningkatkan motivasi
belajar mahasiswa sebagai efek sertaan (nurturant effects). Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk kelas
yang berjumlah 40 mahasiswa. Penelitian dirancang untuk 3 siklus, setiap siklus dimulai dengan tahap perencanaan,
implementasi tindakan, tahap observasi dan evaluasi, tahap analisis dan refleksi, dan diakhiri dengan revisi untuk
rencana dan pelaksanaan siklus berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah siklus III, nilai rata-rata hasil
belajar mencapai 75,67. Motivasi belajar mahasiswa mencapai kriteria tinggi. Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa jika motivasi belajar siswa tinggi maka
hasil belajar siswa akan tinggi pula. Sebagai simpulan akhir dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kognitif Robert Gagne pada mata kuliah Permodalan Koperasi mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
mahasiswa.
The purpose of this research are to (1) increasing result of student learning in Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi at Permodalan Koperasi course in order to obtain minimum average score "B+"
as instructional effects which created by the lecturer; (2) increasing motivation of student learning as nurturant effects.
This is a descriptive-analitical type of research, using classroom action research. Classroom action research was set for
40 students. Research was designed for 3 cycles, each cycle includes phases of: planning, implementation of action,
observation and evaluation, analysis and reflection, and revision for plan and execution of the next cycle. The result
indicates that after cycle III the mean result of learning output reaches 75.67, which mean that average level of student
competency after cycle III has reached 75.67%. Motivation of student learning reaches highest criterion that is 87%.
There is significantly positive correlation between motivation and learning output. If means students who have high
motivation to learn will have high result of learning output. As a conclusion, the learning process by applying the
cognitive learning model of Robert Gagne at Permodalan Koperasi course Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
PIPS FKIP Universitas Jambi can increase students motivation and learning output."
Universitas Jambi. FKIP, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>