Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.M. Hermina Sutami
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Keraf, Gorys
Ende: Nusa Indah, 1997
499.28 GOR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lamuddin Finoza
Jakarta: Mawar Gempita, 1997
449.221 LAM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lamuddin Finoza
Jakarta: Mawarr Gempita, 1995
449.221 LAM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
"1998 was the year of Mandarin teaching resurrection in Indonesia after 30 years prohibited. Since then, many schools begin to teach Mandarin as an extracurricular subject. In the last two years it becomes an intracurricular subject. Since there was no Chinese school for almost 30 years, consequently there was no publication on Mandarin student's book, no Mandarin teachers. Nowadays, suddenly Mandarin teachers, student's book was highly needed. Many schools use Singapore/Taiwan's book. This rises problems, because Singapore/Taiwan's students language circumstance is different from Indonesian students. The result is far from what we expected. This article proposed some aids based on the need of Indonesian's student. Department of Education should set up a team consisting of Indonesian experts in Mandarin language teaching and Chinese linguistic to compile syllabus, student's book. It should base on Indonesian Language Politics and the need of Indonesian's student which differ from Chinese schools 30 years ago."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agustini
"Bahasa Mandarin merupakan nama yang dikenal luas di dunia internasional yang ditujukan kepada bahasa nasional Republik Rakyat Cina (RRC). Mandarin adalah istilah yang lazim di dunia Barat, berasal dari kata mandarim dalam Bahasa Portugis. Istilah ini berasal dari kata mantri dalam Bahasa Melayu yang berarti 'menteri'. Kata mantri berasal dari Bahasa Sanskerta mantrin yang berarti 'penasihat'. Kata Mandarin merupakan terjemahan dari Guanhua yang berarti 'bahasa pejabat'.
Pada mulanya istilah itu digunakan untuk menunjuk bahasa para pejabat pemerintah di ibu kota Beijing. Dalam perkembangan selanjutnya, Bahasa Mandarin memakai dialek dari Baifang Fangyan 'Bahasa Daerah Utara' atau 'Bahasa Utara' sebagai lafal bakunya, sehingga Bahasa Utara inilah yang disebut Bahasa Mandarin (Kamus Mandarin Indonesia 1997: xlv). Di RRC Bahasa Mandarin dikenal dengan istilah Putonghua'Bahasa Umum'.
Peresmian nama ini dilakukan pada Konferensi Teknis Tentang Pembakuan Bahasa Nasional bulan November 1955. Bahasa yang sudah dibakukan ini menggunakan lafal dialek Beijing Beijing hua ) sebagai lafal baku, tata bahasa dari bahasa daerah Cina Utara (Beijing fangyan) sebagai tata bahasa baku, dan kosa kata modern dari kesusaateraan Cina sebagai kosa kata baku.
Pada awal tahun 1950-an Taiwan juga mengadopsi kebijakan untuk menyeragamkan bahasa berdasarkan dialek Beijing. Bahasa yang telah diseragamkan ini dikenal dengan istilah Guoyu 'Bahasa Nasional'. Baik RRC maupun Taiwan menggunakan istilah yang berbeda untuk menyebut bahasa nasionalnya, tetapi pada dasarnya kedua istilah merujuk pada bahasa yang sama, yaitu Bahasa Mandarin (Li & Thompson 1981:1)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Widagdho
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994
499.221 DJO b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Dwi Cahyani
"Kata wei dalam bahasa Mandarin merupakan kata yang berhomonimi, artinya kata
tersebut memiliki lebih dari satu fungsi dan makna yang tidak saling berhubungan. Perbedaan fungsi dan makna kata wei juga mempengaruhi perbedaan ton pada kata tersebut, satu dilafalkan dengan ton wei dan yang lainnya dengan ton wi. Perbedaan
ini seringkali menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Mandarin. Pembelajar sulituntuk menentukan wei mana yang muncul dalam sebuah teks, apakah wei atau wi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mempermudah pembelajar membedakan antara wei atau wi berdasarkan ciri sintaktisnya. Untuk mengetahui karakteristik dari setiap kata wei dilakukan sebuah analisis sintaksis terhadapsekumpulan kalimat contoh yang mengandung kata 为, yakni dengan melihat unsur-unsurpendamping 为di depan maupun di belakangnya. Dengan cara demikian baru dapatditentukan 为mana yang diacu; apakah 为wéi atau 为wѐi. Sumber data diperoleh darikalimat-kalimat yang mengandung kata 为yang muncul pada buku ajar Hanyu Jiaocheng jilid 1-6 dan buku Hanyu Yuedu Jiaocheng jilid 1-3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 为 wéi merupakan preposisi yang memberikan keterangan bagi kalimat, sedangkan 为wéi merupakan verba yang menyatu dengan predikat. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif.
The word 为(wei) in Mandarin is a monumental word, meaning that the word has more than one unrelated function and meaning. The difference in function and meaning of the word 为 also affects the difference in tone of the word, one is pronounced with 阳平(wei) tone and the other with 去声(w i). This difference often creates difficulties for Chinese learners. Learners find it difficult to determine which 为appears in a text, whether 为wei or 为w i. Therefore, we need a study that aims to facilitate students to distinguish between 为wei or 为w i based on syntactic characteristics. To find out the characteristics of each 为a syntactic analysis of a set of example sentences containing the word 为is carried out, by looking at the accompanying elements 为in front of and behind it. In this way it can only be determined which 为is referred to; whether 为wei or 为w i. The data source is obtained from sentences containing the word 为which appears in textbooks Hanyu Jiaocheng volumes 1-6 and Hanyu Yuedu Jiaocheng volumes 1-3. From the results of the study note that 为wei is a preposition that provides information for sentences, while 为wei is a verb that blends with the predicate. The results of the study are presented in a descriptive qualitative manner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Anindita
"Penelitian ini membahas ekspresi kesantunan dalam tuturan yang termasuk ke dalam 10 constraints Strategi Utama Kesantunan oleh Leech (2005). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan constraints kesantunan dan menjabarkan ekspresi kesantunan yang muncul pada seri buku 对外汉语本科系列教材 Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Bahan Ajar Berseri untuk S1 Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing (一年级教材 Yī Niánjí Jiàocái Buku Ajar Tahun Pertama). Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendukung pemahaman pragmatik dalam kesantunan berbahasa Mandarin, serta menunjukkan bentuk-bentuk ekspresi kesantunan yang dapat digunakan oleh pembelajar. Penulis mengklasifikasi data tuturan dari buku ajar tersebut ke dalam Strategi Utama Kesantunan (SUK). Dari hasil penelitian ditemukan seluruh constraints SUK pada sumber data. Strategi yang paling banyak muncul adalah Strategi Generosity (Kedermawanan) dan Obligation of Self to Other (Kewajiban Diri sendiri terhadap Orang lain). Penulis juga menemukan bahwa beberapa ekspresi yang muncul pada data dapat digunakan dalam konteks yang berbeda-beda.

This study discusses the politeness expression within utterances which included in the 10 politeness constraints of Leech`s Grand Strategy of Politeness (2005). This study aims to describe the framework of the politeness and to elaborate the expression of politeness that appears in the textbook series 对外汉语本科系列教材Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Chinese Textbook Series for Undergraduate Foreign Language Teaching (一年级教材Yī Niánjí Jiàocái First Grade Textbook). We expect this research could benefit to support pragmatic understanding in Mandarin`s politeness, and also to signify a variety of forms of politeness expression the learners could use. The author classified speech data from the textbook which met the 10 constraints of Grand Strategy of Politeness (GSP). The results of this research founded that all GSP constraints appeared in the data source. The most common strategies are the Generosity and the Obligation of Self to Other. The authors also found that some of the expressions that appear in the data can be used in different contexts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fashila Desfianti
"Tesis ini membahas pengaruh penerapan membaca kritis dalam proses pembelajaran kemahiran membaca bahasa Jepang pada tingkat universitas. Penelitian ini merupakan penelitian praeksperimental yang melibatkan dua kelompok pemelajar yang terbagi dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan eksplanasi tentang penerapan kegiatan membaca kritis dan pengaruhnya terhadap kemampuan pemelajar dalam proses pembelajaran kemahiran membaca TBJ. Populasi penelitian ini adalah pemelajar Indonesia jurusan bahasa Jepang sebagai bahasa asing (JFL) yang telah menerima pemelajaran bahasa Jepang selama dua tahun di universitas. Pemelajar di kelas eksperimen menerima pembelajaran kemahiran membaca dengan kegiatan membaca kritis, sedangkan pemelajar di kelas kontrol menerima pembelajaran kemahiran membaca dengan strategi membaca cepat dan latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan membaca kritis tidak dapat meningkatkan kemampuan pemelajar secara signifikan. Namun, hasil kuesioner dan wawancara menunjukkan bahwa respon pemelajar terhadap penerapan kegiatan membaca kritis cukup positif. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan tes terbuka lebih tepat diberikan kepada kelompok pemelajar yang mendapatkan kegiatan membaca kritis dibandingkan dengan tes pilihan ganda. Kendala yang dialami oleh pemelajar ketika mengikuti pembelajaran kemahiran membaca dengan kegiatan membaca kritis yaitu kesulitan dalam pemahaman kosakata dan struktur kalimat yang digunakan dalam teks berbahasa Jepang.

This thesis discusses the implementation of critical reading in the learning process of Japanese language reading skills on undergraduate level. This study is a pre-experimental study involving two groups of learners, which are divided into control and experimental classes. It aims to explain the effect of critical reading implementation on learners ability to comprehend Japanese texts in Japanese reading class. The study population was Indonesian learners majoring in Japanese as a foreign language (JFL) who have been studying Japanese for two years in university. In the experimental class, students received reading skills learning with critical reading activities, while students in the control class received reading skills learning with speed reading strategies and exercises. The result showed that the implementation of critical reading could not significantly improve learners reading abilities. However, the result of the questionnaire and interviews indicate that the students response to the implementation of critical reading activities was quite positive. In addition, the result showed that the use of open-ended questions is more appropriate to assess critical reading rather than multiple choice test. The constraints which were experienced by students when they took part in this course is understanding vocabulary and sentence structures which are used in Japanese texts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T54465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>