Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irmawati Marwoto Johan
"Islam masuk ke Indonesia sebelum abad ke 13 M telah banyak memberikan sumbangan pada kebudayaan Indonesia. Peninggalan yang penting bagi Arkeologi adalah berupa mesjid, Situs perkotaan, kompleks makam dan keraton. Dari beberapa makam kuno yang ada di Jawa dan Sumatera diketahui ada sebuah motif, yaitu motif Mihrab dengan lampu yang menggantung ditengahnya. Motif ini menghiasi bagian jirat dan juga nisan. Masalah dalam karya tulis ini adalah apakah ada fungsi atau makna tertentu dari motif ini, sehingga begitu banyak dipakai sebagai hiasan pada makam-makam.
Hasil penelitian ini mempƩrlihatkan bahwa mihrab dalam Islam memiliki peran yang sangat panting dan manjadi elemen yang paling istimewa pada setiap mesjid. Beberapa ahli berpendapat bahwa fungsi Mihrab adalah sebagai penunujuk arah Kiblat ketika melakukan Shalat. Sebagian lagi berbandapat Mihfab adalah lambang atau wakil dari penguasa atau kalifah. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Mihrab adalah simbol dari kehadiran Nabi Muhammad S.A.W.
Apapun yang menjadi tafsiran para ahli, pada kenyataannya Mihrab yang berbentuk ralung menjadi sebuah motif yang sangat dikenal di dalam dunia Islam. Motif Mihrab dengan lampu yang menggantung di tengahnya oleh baberapa ahli diterjemahkan sebagai lambang dari Surah An-Nuur ayat 35, yaitu Surah yang berisi tentang Cahaya Illahi. Penggunaannya motif ini pada makam barangkali juga sabagai lambang penerang alam kubur."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Arif Algahara
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Falih
"Penelitian ini membahas pola penempatan ragam hias pada bangunan-bangunan kuna Islam di Cirebon, yaitu di Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Masjid Sang Ciptarasa, Masjid Merah Panjunan, Taman Gua Sunyaragi, dan Nisan Kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Selain itu juga dilakukan identifikasi dan klasifikasi bentuk motif-motif hias yang ada pada bangunan-bangunan tersebut. Kajian terhadap ragam hias Islam di Cirebon telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Akan tetapi kajian terhadap ragam hias di Cirebon dengan menggunakan pendekatan ruang sakral dan profan belum dilakukan oleh peneliti terdahulu. Oleh karena itu, kajian ini akan menitikberatkan pada pola penempatan ragam hias pada ruang sakral dan profan di Cirebon.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode arkeologi dengan menitikberatkan pada studi komparatif dan identifikasi jenis motif serta klasifikasi ragam hiasnya. Berdasarkan hasil analisa terhadap ragam hias pada bangunan-bangunan kuna Islam di Cirebon, maka dapat dijumpai keberadaan lima jenis ragam hias, yaitu flora, fauna, geometris, alam, dan kaligrafi. Selain itu terdapat pola penempatan motif ragam hias pada bangunan kuna Islam berdasarkan ruang sakral dan profannya. Motif hias pada ruang sakral adalah flora, geometri, alam, dan kaligrafi, sedangkan motif fauna tidak dijumpai. Sementara pada ruang profan semua motif tersebut di atas dijumpai, termasuk fauna.
This study discusses the pattern of placing decorative ornaments in ancient Islamic buildings in Cirebon, namely the Kasepuhan Palace, Kanoman Palace, Sang Ciptarasa Mosque, Merah Panjunan Mosque, Sunyaragi Cave Park, and the Tomb of the Sunan Gunung Jati Graveyard Complex. In addition, identification and classification of ornamental motifs in the buildings are also carried out. Studies of various Islamic decoration in Cirebon have been carried out by previous researchers. However, studies of ornamental variations in Cirebon using the sacred and profane space approaches have not been done by previous researchers. Therefore, this study will focus on the pattern of placement of decoration in the sacred and profane spaces in Cirebon.
The method used in this research is the archeological method with a focus on comparative studies and identification of motifs and classification of decoration. Based on the analysis of ornamental variations in Islamic ancient buildings in Cirebon, it can be found the existence of five types of ornamental diversity, namely flora, fauna, geometric, natural, and calligraphy. In addition, there are patterns in the placement of decorative motifs in Islamic ancient buildings based on sacred and profane spaces. Decorative motifs in sacred spaces are flora, geometry, nature, and calligraphy, while fauna motifs are not found. While in the profane space all the above mentioned motifs are found, including fauna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hakimullah Arif Iskandar
"Arsitektur vernakular merupakan wujud arsitektur lokal suatu masyarakat tertentu yang menjadi cerminan dari nilai-nilai budaya masyarakat tersebut. Rumah gadang dan surau merupakan dua bangunan utama arsitektur vernakular dalam masyarakat Minangkabau. Bagi masyarakat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal, perempuan memiliki peran yang lebih besar dalam pandangan adat. Nilai-nilai budaya matrilineal ini sangat terasa dalam bangunan rumah gadang. Rumah gadang dimiliki oleh perempuan, sehingga anak laki-laki dipersiapkan untuk merantau meninggalkan kampung halamannya. Surau inilah yang menjadi pusat dari kegiatan anak laki-laki Minangkabau. Surau tidak hanya di gunakan sebagai tempat ibadah, namun juga digunakan sebagai tempat pendidikan ilmu agama dan adat yang menjadi bekal merantau. Besarnya peranannya dalam masyarakat inilah yang menjadikan surau sebagai salah satu citra arsitektur vernakular masyarakat Minangkabau yang kaya dengan nilai-nilai budaya.

Vernacular architecture is a form of existing architecture for the society group that becomes a reflection of the cultural values of the society. Rumah gadang and surau are the two main buildings of vernacular architecture in Minangkabau society. In the matrilineal system of Minangkabau, women have a greater role in customary views. These matrilineal cultural values are deeply felt in the Rumah Gadang. Rumah Gadang is owned by the women, so the boys are prepared to wander away from his hometown. Surau is the center of the whole activities of the Minangkabau boys. Surau is not only used as a place of worship, but also used as a place of religious and custom education that became the provision in wandering away tradition. Because its role in the society makes the surau as one image of vernacular architecture of Minangkabau society that is rich in custom values of Minangkabau."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimatussadiyah
"Mesjid dan umat Islam, adalah dua hal yang tidak terlepaskan. Kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan shalat sebanyak 5 waktu dalam sehari sema|am. mendorong umat Islam senantiasa mendirikan mesjid-mesjid untuk memenuhi kebutuhan tempat ibadah tersebut. Disamping juga, sebagai pemenuhan kebutuhan tempat ibadah kolektif bagi suatu lingkungan. Dalam perkembangannya, mesjid hadir dalam lingkungan yang beraneka ragam. Tidak hanya mendominasi dalam lingkungan yang agamis saja. tapi juga merambah dalam lingkungan yang lebih bersifat sekuler, misalnya dalam lingkungan pendidikan, lingkungan perkantoran, lingkungan pasar, dan lainnya.
Jika pada awalnya, pemenuhan fungsi sebuah mesjid hanya ditentukan oleh kebutuhan ibadah semata, tidak demikian yang terjadi pada masa selanjutnya. Mesjid terus berkembang dan menjadi bagian dari karya arsitektur, perwujudan fisiknya tidak semata ditentukan oleh fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sarat dengan pemikiran ideologi, situasi dan kondisi kekinian lingkungan yang melahirkannya. Sehingga, pendekatan arsitektural yang diterapkan pada mesjid pun terus meningkat. Karena setiap lingkungan mempunyai kebutuhan berbeda, disamping kebutuhan utama sebagai tempat ibadah kolektif, terhadap keberadaan mesjid, begitupun sebaliknya, mesjid memiliki potensi yang khas terhadap lingkungannya. Dan lingkungan memiliki kekuatan aspek fisik dan nonfisik untuk memberi bentuk kepada mesjid. Menyoroti perkembangan mesjid yang berada dalam lingkungan pendidikan modern, khususnya lingkungan perguruan tinggi atau lingkungan kampus, dapat diamati sebagai pencerminan meningkatnya kebutuhan religius lingkungan kampus atau bisa juga sebagai simbolisasi eksistensi kehadiran komunitas muslim dalam lingkungan tersebut atau fungsi dan peranan mesjid lainnya yang dihadirkan melalui bentuk arsitekturalnya. Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah, fungsi dan peranan yang manakah yang diekspresikan pada arsitektur mesjid dalam lingkungan kampus?.
Mencari jawaban atas pertanyaan ini akan membawa kita pada penelusuran lebih jauh tentang mesjid dan arsitekturnya, kampus dan lingkungannya, hingga arsitektur mesjid dalam lingkungan. Tiga mesjid Kampus yang menjadi studi kasus dalam penulisan ini, akan melengkapi kebutuhan analisis teori yang disajikan dan diharapkan dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang akan menjawab pertanyaan di atas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hidayati
"Di dalam sebuah kata, keberadaan bangunan Sangal penting, karena bangunan-bangunan dan semua struktur yang ada dalam sebuah kota akan membentuk citra/image terhadap kota tersebut. Pembentukan image kota ini memberikan pengaruh terhadap orientasi orang yang berada di dalam kota tersebut.
Selain itu bangunan-bangunan yang ada dalam sebuah kota juga sangat menentukan citra yang terbentuk pada sebuah kota. Bangunan-bangunan ini dengan masing-masing karakteristiknya akan menunjukkan eksistensi dan identitasnya dalam sebuah kota. Identitas bangunan inilah yang memberikan ciri khas/ciri khusus terhadap sebuah kota tempat bangunan tersebut berada. Dan ciri khas ini membuat sebuah kota menjadi mudah dikenali karena adanya karakter yang spesifik. Hal ini dapat dikatakan bahwa sebuah kota tersebut Sudah mempunyai identitas kara yang jelas. Apakah hal ini berlaku juga untuk bangunan peribadatan ( masjid ), akan ditinjau lebih Ianjut dalam skripsi ini.
Dalam skripsi ini akan dilengkapi pula dengan studi kasus yaitu pada 2 buah masjid yang masing-masing mewakili tempat dan waktu tertentu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al Fatih
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mus`ab`Abdu Asy Syahid
"[Arsitektur masjid di Indonesia terus mencari identitas bentuk dan gayanya mengikuti perkembangan modernitas desain arsitektur saat ini. Beberapa arsitek membebaskan desain karya dari kurungan tradisi salah satunya ialah Masjid Al Irsyad Satya Kota Baru Parahyangan Bandung. Modernisasi desain masjid Al Irsyad Satya diasumsikan dari adanya penerapan aspek aspek minimalisme mengacu pada terminologi minimalis rdquo ldquo sederhana atau kesederhanaan simplicity yang menjadi artikulasi dominan untuk menggambarkan karakteristik masjid pada berbagai ulasan desain dan karya ilmiah. Penulisan ini bertujuan menganalisis desain Masjid Al Irsyad Satya berdasarkan pada analisis historis faktor faktor yang terlibat pada pembangunan masjid serta pengukuran aspek minimalitas untuk menguji kesesuaiannya dengan asumsi di awal. Meskipun terdapat aspek kesederhanaan dan minimalitas diterapkan pada desainnya di sisi lain berbagai faktor seperti biaya perawatan dan hadirnya ekspresi personal si arsitek justru menunjukkan desain berada di posisi bertentangan dengan prinsip minimalisme sehingga Masjid Al Irsyad Satya bukanlah arsitektur masjid minimalis. Ditambah lagi preferensi si arsitek yang diduga mengambil kualitas desain yang mirip dengan bangunan arsitektur minimalis lain yang telah ada sehingga asumsi di awal mengenai masjid minimalis rdquo di awal menjadi wajar. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan praktisi arsitek untuk lebih memahami sejarah teori dan perkembangan gaya arsitektur masjid modern di Indonesia secara kritis dan menjadi salah satu referensi umum untuk mengeksplorasinya di masa mendatang.

The mosques architecture in Indonesia is on progress for re searching its form identity and style following the design modernity development recently. Some of architects explore by freeing it from any limitating tradition e.g Al Irsyad Satya mosque Kota Baru Parahyangan located in Bandung. The modernisation of its design is assumpted from the implementation of minimalism aspects by such minimalist simple rdquo and ldquo simplicity terms become the dominating articulations to picture about Al Irsyad Satya mosque characteristics which are often stated in many design review and report. This research aims to analyze design style of Al Irsyad Satya based on historical analysis many factors involved during the mosque design develpoment to examine the assumption. Some of minimalism aspects simplicity and minimality are presented but combined together with architects personal expression and maintenance factors make its design a contradictory position with minimalism principles in other hand which results Al Irsyad Satya mosque is not precisely categorized to one of minimalist mosque architecture. In addition the design preference from the architect shows spatial quality aspects which assumpted commonly taken or referred from another built minimalist design thus matches with the assumption from the first place. This research is expected to facilitate both communities and practitioners to understand more about critical history theories and style development in modern mosque architecture in Indonesia and be one of reference to explore it in the future., The mosques architecture in Indonesia is on progress for re searching its form identity and style following the design modernity development recently Some of architects explore by freeing it from any limitating tradition e g Al Irsyad Satya mosque Kota Baru Parahyangan located in Bandung The modernisation of its design is assumpted from the implementation of minimalism aspects by such ldquo minimalist rdquo ldquo simple rdquo and ldquo simplicity rdquo terms become the dominating articulations to picture about Al Irsyad Satya mosque characteristics which are often stated in many design review and report This research aims to analyze design style of Al Irsyad Satya based on historical analysis many factors involved during the mosque design develpoment to examine the assumption Some of minimalism aspects simplicity and minimality are presented but combined together with architect rsquo s personal expression and maintenance factors make its design a contradictory position with minimalism principles in other hand which results Al Irsyad Satya mosque is not precisely categorized to one of ldquo minimalist mosque architecture rdquo In addition the design preference from the architect shows spatial quality aspects which assumpted commonly taken or referred from another built minimalist design thus matches with the assumption from the first place This research is expected to facilitate both communities and practitioners to understand more about critical history theories and style development in modern mosque architecture in Indonesia and be one of reference to explore it in the future ]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djakarta : Menara Kudus, 1962
743.94 LUK ;743.94 LUK (2);743.94 LUK (2);743.94 LUK (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Prasetyo Hutomo
"Tulisan ini untuk memahami sejarah dan arsitektur masjid di Aceh yang dibangun diatas rertuntuhan Candi Hindu. Studi ini penting untuk memahami pengaruh dari Hindu terhadap arsitektur masjid di Indrapuri. Tulisan ini terdiri dari konten, metodologi dan kesimpulan.

This paper aim is to understand the history of mosque architecture in Aceh which was built on the former site of Hindu temple. This study is important to understand the influence of Hindu to mosque architecture in Indrapuri. This following paper will along with the content, methodology and conclusion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>