Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Suparta
"ABSTRAK
Permasa1ahan pokok yang di bahas da1am penelitian ini adalah masalah penokohan Kebo Iwa (Kebo Taruna) dalam KKTN, dan terkait dengan itu dimaksudkan juga untuk mengungkapkan citra tokoh termasuk dalam beberapa karya sastra dan cerita rakyat Bali khususnya. Pentingnya permasalahan di atas dikaji, terutama didasarkan pada alasan, karena Kebo Iwa sebagai protagonis dalam karya sastra tersebut. Di samping itu, ia juga tokoh sejarah, sekaligus tokoh yang banyak mendapat perhatian dalam legenda atau cerita rakyat setem­pat, misalnya berkaitan dengan pendirian bendungan irigasi, atau pura-pura kuno atau peninggalan purbakala lainnya.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkapkan penokohan Kebo Iwa sebagai protagonis dalam KKTN, baik dari aspek fisiologis, psikologis, dan secara sosiologis. Di sampng KKTN, sumber data pendukung juga dambil dari kakawin Gajah Mada(KGM) dan cerita rakyat yang meceritakan tokoh termaksud.
Untuk kepentingan pene1itian tersebut, maka metode pendekatan yang di terapkan berkaitan dengan permasa1ahan di atas adalah pendekatan struktural sastra, yang dalam hal ini dipusatkan pada salah satu unsurnya yaitu aspek tokoh. Namun secara tidak 1angsung juga tetap menyinggung unsur yang lainnya, misalnya alur, dan tema, ataupun latar. Berdasarkan analisis yang dilakukan, hasil penelitian menunjukkan wujud verbal dari teknik penokohan Kebo Iwo sebagai Protagonis, bahwa ia adalah tokoh bulat (round character).
Citra dirinya sebagai tokoh dalam karya sastra dan cerita rakyat setempat menunjukkan adanya variasi sudut pandang. Hal ini bisa saja terjadi karena ia adalah tokoh dalam masyarakat kolektif. Sebagai Protagonis dalam KKTN, ia dicitrakan sebagai tokoh yang jujur, sakti/kuat dan ikhlas berkorban demi cita-cita persatuan Nusantara. Sementara dalam cerita rakyat ia dikatakan tokoh raksasa, tetapi sifat kemanusiannya sangat tinggi, sehingga ia lebih sebagai tokoh legendaris yang dihubungkan dengan asal-usul pendirian bendungan irigasi, permandian, atau pura-pura kuno yang ada di Bali."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyati D. Pradipta
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suparta
"ABSTRAK
Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah masalah aspek kodikologi naskah [H]an, kepengarangannya serta pendekatan terhadap bentuk, bahasa dan strukturnya. Pentingnya permasalahan ini dikaji, pertama dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan memperkenalkan jenis-jenis naskah Bali umunya dan [H]an khususnya yang tersimpan dalam koleksi FSUI serta menginformasikannya kepada masyarakat pernaskahan yang lebih luas, disamping itu, juga dimaksudkan untuk mengungkapkan secara global aspek [H]an abik yang berkaitan dengan pengarang dan kepengarannya ataupun berkaitan bentuk, bahasadan strukturnya sebagai sebuah karya sastra Kakawin liris."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Hardjosaputro
"ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh banyaknya versi dalam cerita Panji, suatu cerita Jawa asli yang keroudian menyebar ke berbagai wilayah kebudayaan di luar kebudayaan Jawa. Salah satu versi cerita Panji adalah Panji Angraeni (PA). yang dalam penelitian ini diwakili oleh PA KBG 185 koleksi Perpustakaan Nasional. Jakarta.
PA merupakan "pengembangan" dari cerita Panji yang "asli". Sekalipun demikian PA masih termasuk ke dalam korpus cerita Pan­ji. Salah satu tolok ukur sekorpus adalah kemiripan dan atau ke­samaan tata susun naratif atau sintaksis teks. Upaya untuk melihat sintaksis teks PA dapat menjadi jembatan pemahaman sintaksis teks-teks cerita Panji yang lain.
Analisis dengan teori strukturalisme menunjukkan bahwa sintaksis teks PA merupakan satu kesatuan yang utuh dan dekat dengan pola sintaksis pakeliran wayang kulit, terutama dari pengaluran dan urutan kronologis.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Budiaprilliana
"Penciptaan ini dilatarbelakangi ketertarikan pencipta terhadap prasi. Prasi mulai ditinggalkan generasi muda. Seni prasi mempakan seni menoreh gambar di atas daun lontar. Dalam prasl terkandung seni visual berupa gambler ilustrasi serta seni sastra berupa naskah-naskah lontar mengandung nilai moral. Pada tulisan ini dirumuskan tiga masalah yakni, bagaimanakah menciptakan media yang sesuai untuk pengenalan prasi kepada remaja?, bagaimana mentransformasikan prasi ke dalam bentuk animas digital?, bagaimana bentuk/wujud prasi digital? Tujuan dari penciptaan ini yaitu merancang media pembelajaran untuk mengenal prasi. Sasaran dari penciptaan ini adalah remaja usia 12-18 tahun (siswa SMP dan SMA) di Buleleng. Pada penciptaan ini melalui tiga tahapan yakni eksplorasi, eksperimentasi, dan proses perancangan. Adapun teori yang digunakan pada penciptaan ini meliputi teori simulasi, transformasi, dan semiotika.
Hasil cipta pada penciptaan ini terdiri dari karya utama dan karya pendukung. Karya utama yaitu berupa karya animasi Prasimotion dengan judul Kacarita Pedanda Baka. Karya animasi tersebut merupakan animas 2D yang visualisasinya dibuat seakan-akan animasi tersebut terjadi di atas daun lontar. Selain karya utama terdapat juga karya pendukung berupa animasi slideshow dengan mengambil cerita label lain dari rangkaian label dalam Tantri Carita. Media ini dirancang untuk dapat dibawa ke berbagai tempat dengan hanya mengaksesnya dari gadget saja. Selain karya pendukung berupa animasi Slideshow ini juga akan dibuat media pendukung berupa poster, X-banner, dan prototype prasi dalam bentuk printout."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perpustakaan Nasional , 2013
091 SEM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Woro Retno Mastuti
"Penelitian ini adalah salah satu bentuk tanggung-jawab kami sebagai peneliti muda atas naskah-naskah nusantara yang ribuan jumlahnya. Memang, dari segi kuantitas, belum banyak yang kami lakukan untuk menyelamatkan naskah-naskah nusantara tersebut. Namun demikian, laporan penelitian ini semakin memacu kami untuk berbuat lebih banyak lagi. Penggarapan naskah yang kami lakukan ini juga merupakan tugas seorang filolog, yaitu orang yang mencintai naskah-naskah lama. Tujuan kerja filologi adalah mengungkapkan produk masa lampau melalui peninggalan tulisan, mengungkapkan budaya lalu, menyajikan teks yang terbaca oleh masyarakat masa kini dalam bentuk suntingan. Sebetulnya, masih banyak naskah yang harus digarap. Dari 109 peti naskah Surat-Surat Tanah koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, kami hanya sanggup mengerjakan 2 peti saja. Hal yang tidak dapat dihindari dari penggarapan naskah tersebut adalah kesulitan dalam membaca naskah dalam aksara Bali. Hal ini disebabkan kondisi naskah yang usianya cukup lama, aksara yang sudah tidak jelas lagi untuk dibaca, keterbatasan waktu, dana, dan tenaga. Namun demikian, dari 2 peti naskah yang berhasil digarap dapat diungkapkan berbagai aspek yang terkandung di dalam naskah ini. Yaitu, bahasa Bali Kuno, sistem penanggalan, pola penulisan catatan peristiwa hukum, sejarah sosial-politik di Bali pada abad ke-19, dan fungsi naskah bagi masyarakat. Naskah Surat-Surat Tanah ini ditulis di lontar, berbahasa dan beraksara Bali. Tidak diketahui siapa penyalinnya. Hampir pada setiap naskah terdapat catatan penanggalan. Nampaknya, catatan penanggalan ini bukan penanggalan yang berkaitan dengan penyalinan atau penulisan naskah, tetapi penanggalan dari berlangsungnya peristiwa hukum tersebut. Bahasa Bali yang digunakan termasuk bahasa Bali Kuno. Berdasarkan klasifikasi bahasa Bali, maka bahasa yang digunakan dalam teks naskah Surat-surat tanah ini adalah Rasa Alus Hider. Naskah Surat-Surat Tanah tidak lagi disimpan oleh masyarakat Bali, karena bukan termasuk naskah yang berisi teks-teks ajaran moral. Naskah Surat Tanah dimusnahkan dengan cara dibakar atas perintah pemerintah Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prasetia Teja
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi 16 strain kapang dari tujuh manuskrip kuno berbahan kertas Eropa dengan analisis sekuens daerah internal transcribed spacers (ITS) pada rDNA dan melakukan deskripsi morfologi terhadap kapang-kapang tersebut. Kapang tersebut berasal dari manuskrip kuno asal Keraton Kasepuhan Cirebon dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Amplifikasi daerah ITS rDNA menggunakan forward primer ITS 1 dan reverse primer ITS 4. Deskripsi morfologi dilakukan pada medium Czapek’s Dox Agar (CDA). Panjang fragmen daerah ITS berdasarkan elektroforesis gel dari kapang genus Aspergillus adalah 500--800 pb, Penicillium 500--600 pb, dan mycelia sterilia 550--800 pb. Satu strain kapang merupakan anggota filum Ascomycota, kelas Loculoascomycetes,ordo Dothideales, famili Davidielaceae, dan memiliki homologi sekuens daerah ITS dengan spesies terdekatnya, yaitu Cladosporium cladosporioides (Fresen.).
Sebanyak 13 strain merupakan anggota filum Ascomycota, kelas Plectomycetes,ordo Eurotiales, famili Trichocomaceae, dan memiliki homologi sekuens daerah ITS dengan spesies terdekatnya, yaitu Aspergillus flavus Link. (satu strain),Aspergillus oryzae Cohn. (dua strain), Aspergillus niger (dua strain), Penicillium citrinum Thom (empat strain), Penicillium griseofulvum Dreckx. (satu strain),Penicillium janthinellum Biourd (satu strain), Eurotium amstelodami L. Mangin (satu strain), dan Eurotium rubrum Jos. Konig. (satu strain). Dua strain kapang lainnya, yaitu satu strain Aspergillus sp. dan satu strain Penicillium sp. belum berhasil diidentifikasi hingga tingkat spesies.

The aim of this research was to identify 16 strains of moulds from seven old European paper manuscripts based on sequence analysis of ITS region rDNA and to describe their morphology. The moulds were isolated from old manuscripts from Keraton Kasepuhan Cirebon and the library of Faculty of Humanities University of Indonesia. ITS 1 and ITS 4 primers were used as forward and reverse primers for PCR, respectively. The mould’s morphology was examined on Czapek’s Dox Agar (CDA). The lengths of ITS region of genus Aspergillus based on gel electrophoresis were on the range of 500--800 bp, Penicillium 500--600 bp, and mycelia sterilia 550--800 bp. One strain belongs to phylum Ascomycota, class Loculoascomycetes, order Dothideales, family Davidielaceae,and showed ITS region similarity to Cladosporium cladosporioides (Fresen.).
Thirteen strains belong to phylum Ascomycota, class Plectomycetes, order Eurotiales, family Trichocomaceae, and showed ITS region similarities to Aspergillus flavus Link. (one strain), Aspergillus oryzae Cohn. (two strains),Aspergillus niger (two strains), Penicillium citrinum Thom (four strains),Penicillium griseofulvum Dreckx. (one strain), Penicillium janthinellum Biourd (one strain), Eurotium amstelodami L. Mangin (one strain), and Eurotium rubrum Jos. Konig. (one strain). One strain of Aspergillus sp. and one strain of Penicillium sp. were unable to be identified to species level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Ayu Rakhadiyanti
"Tesis ini membahas naskah sarakata, yakni surat pengangkatan uleebalang oleh sultan di Kesultanan Aceh. Sarakata yang menjadi objek penelitian adalah sarakata yang berjudul "Surat-Surat dari Aceh" koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode ML 447. Sarakata ini ditulis pada abad ke-19 dengan aksara Jawi dan bahasa Melayu, Aceh, serta Arab. Terdapat pula bahasa Belanda sebagai adisi. Sarakata dalam SSA ML 447 terdiri atas sembilan surat, namun pada penelitian ini hanya empat sarakata yang dikaji, yakni sarakata 3, 5, 6, dan 7 karena keempat sarakata ini mengandung aspek sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan hukum Islam. Metode yang digunakan dalam mentransliterasi sarakata adalah metode edisi kritis. Setelah ditransliterasi dan disunting, struktur teks sarakata dikaji dengan berpedoman kepada aturan berkorespondensi rajaraja pada zaman dahulu, yaitu Kitab Tarasul. Dalam Kitab Tarasul, terdapat 10 unsur yang membentuk sebuah struktur yang utuh. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan Kitab Tarasul, sarakata hanya memiliki 5 unsur, yaitu (1) kop surat, (2) cap, (3) pujipujian, (4) isi dan kolofon, serta (5) penutup. Meskipun demikian, sarakata memiliki sebuah unsur yang tidak termaktub dalam Kitab Tarasul, yakni sumpahan. Perbedaan format berkorespondensi ini terjadi karena Aceh memiliki adatnya sendiri yang berkelindan dengan ajaran Islam. Selain kajian struktur sarakata, cap dalam sarakata (cap sikureueng) juga dikaji dengan ilmu bantu sigilografi. Berdasarkan kajian sigilografi, cap sikureueng adalah "cap yang digunakan oleh Raja Aceh dalam pembubuhan surat-surat penting kerajaan yang berisi nama sultan yang sedang memerintah‟. Cap ini dapat terdiri atas sembilan lingkaran, sesuai makna harfiah sikureueng, tetapi dapat juga terdiri atas satu lingkaran. Posisi cap menandakan pengirim surat lebih superior daripada penerima surat. Desain dan hiasan cap yang berbeda-beda menggambarkan kesenian dan tujuan tertentu tiap-tiap raja. Pemaknaan ini dikaji dengan proses semiosis Pierce. Hasilnya adalah cap sikureueng dihiasi dengan bentuk-bentuk alam dan geometris, seperti lengkungan menyerupai payung, bunga trilium, tiga daun, bunga tulip, bunga matahari, dan pohon cemara. Tanda-tanda tersebut (representamen) merupakan ikon yang memiliki kandungan makna tersendiri, seperti harapan pertumbuhan, kedamaian, kesejahteraan hidup, dan kekuasaan yang panjang umur.

This thesis discusses the sarakata manuscript, which is a letter of appointment of uleebalang by the Sultan in the Sultanate of Aceh. Sarakata as the object on this research is sarakata entitled "Surat-Surat dari Aceh" with the code ML 447, a collection from the National Library of Indonesia. This sarakata was written in the 19th century using the Arabic's letter and Malay language (mentioned as Jawi's letter), also Aceh and Arabic languages. There is also Dutch language as an addition. Sarakata in SSA ML 447 consists of nine letters, but in this study, only four sarakata were analyzed, those are sarakata 3, 5, 6, and 7 because these sarakatas contains the historical, economic, political, social, and Islamic law‟s aspects. The method used in the transliteration of sarakata is a critical edition. After being transliterated and edited, the structure of the text is examined by guidance of correspondence in the past time on the Kitab Tarasul. In Kitab Tarasul, there are 10 elements that form a whole structure. However, when compared with Kitab Tarasul, sarakata SSA has only 5 elements, namely (1) letterhead, (2) seal, (3) praises, (4) contents and colophon, and (5) concluding. However, sarakata SSA had an element that was not contained in the Kitab Tarasul, that is pledge. The different correspondence formats occur because Aceh has its own Islamic-proprietarycustom. Besides the study of the sarakata structure, the seal in sarakata (sikureueng's seal) is also examined using sigillography. Based on a sigillography study, the sikureueng's seal is "the seal used by the Aceh's sultans in the establishment of important royal letters containing the name of the ruling sultan". This seal can consist of nine circles, according to the literal meaning of the sikureueng, but it can also consist of one circle. The position of the seal signifies the mail sender superior to the mail recipient. The different design and decoration of the stamp depict the art and specific objectives of each king. This usage is examined by the semiosis process by Pierce. The result is the sikureueng‟s seal adorned with natural and geometric forms, such as archs resembling umbrella, trilium flower, three leaves, tulips, sunflowers, and evergreen trees. The signs (representament) are icons that have their own meaning content, such as the hope of growth, peace, welfare, life, and longevity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantular, Mpu
Depok: Komunitas Bambu, 2019
899.222 TAN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>