Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ellya Niken Prastiwi
"Sebagai penyedia layanan publik, RSUD lebih berorientasi kepada efisiensi dan produktifitas dibadingkan profit, salah satu ukuran keberhasilan adalah mutu layanan yang memenuhi standar pelayanan minimum (SPM). Pendekatan komprehensif tentang mutu layanan mencakup struktur input, proses, dan output. Komponen struktur input meliputi sumber daya manusia, standar prosedur operasional dan peralatan, struktur proses meliputi pelayanan medis dan pelayanan paramedis, struktur output merupakan perubahan kondisi dan status kesehatan pasien setelah mendapatkan akses fasilitas yang ada di dalam input dan proses.
Untuk Rumah Sakit, salah satu indikator penting kualitas layanan adalah net death rate (NDR). Salah satu unit pelayanan sentral pada rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan adalah unit intensive care unit (ICU). Selama periode 2007-2009, tingkat kematian pasien di ICU RSUD Bekasi berada di atas standar pelayanan minimum (SPM) Departemen Kesehatan, dan belum pernah dilakukan penelitian terhadap kesenjangan tersebut.
Penelitian lain yang relevan menunjukkan adanya hubungan antara mutu layanan dan pelaksanaan layanan, sumber daya manusia, standard operating procedures (SOP), dan peralatan penunjang medis. Penelitian lainnya menunjukkan kinerja yang rendah pada aspek manajemen, SDM, pelaksanaan pekerjaan, dan pengembangan.
Penelitian ini menggambarkan distribusi kematian, dan hubungan struktur input dan proses terhadap sruktur output kematian pasien di atas 48 jam di ICU RSUD Bekasi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi analitis kualitatif dengan metode pengukuran retrospektif berupa audit kematian pasien ICU di atas 48 jam tahun 2009. Data primer yang digunakan adalah dari wawancara dan data sekunder dari dokumen rekam medik.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi terbanyak kematian pasien di atas 48 jam adalah sebagai berikut:
- Menurut cara bayar adalah pasien umum
- Menurut asal masuk adalah pasien dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)
- Menurut lama perawatan pasien adalah 5-7 hari
- Menurut resume audit adalah kasus terminal dan kasus infeksi nosokomial
- Menurut keahlian dokter adalah dokter dengan keahlian saraf
Berdasarkan hubungan struktur input, proses, dan struktur output, hasil penelitian mendukung kesimpulan bahwa output mutu layanan ICU yang rendah, yang diindikasikan dengan tingkat kematian di atas standar berlaku, sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang kurang memadai secara mutu dan jumlah, SOP yang tidak lengkap, peralatan medis yang kurang lengkap, dan proses penatalaksanaan medis serta paramedis yang kurang memadai.

As a public service provider, RSUD must be more efficiency and productivity oriented rather than profit. One of result measurements is service quality compliance to minimum service standard. Comprehensive approach on service quality covers input structure, process, and output. Component of input structure comprises human resource, standard operating procedures, and equipment. Process structure comprises medical and paramedical services. Output structure is change in patient?s health condition and status after accessing facilities in input and process.
Service quality measurement is performed by comparing performance indicators to health service standard which is stipulated previously. Health service standard is a standard, indicator, or limit which enables measurement on service quality by group of input structure, process, and output. Service quality measurement can be performed using prospective measurement (before servicing), concurrent measurement (while servicing), and retrospective measurement (after servicing).
For hospital, one of important health service indicators are net death rate (NDR). As health service provider, one of hospital?s central service units is intensive care unit (ICU). As of 2007-2009 period, death rate at RSUD Bekasi ICU was above minimum service standard stipulated by ministry of health, and no research regarding to the gap has ever been conducted previously.
Another relevant research showed considerable correlation between quality service and service process, human resource, standard operating procedures (SOP), as well as medical support equipment. The other one showed low performance on management, human resource, process, and development aspects.
This research depicts death distribution of ICU patient, and relation of input structure and process to over 48 hours death ICU patient output structure at RSUD Bekasi. Research design applied here is qualitative analytical description using retrospective measurement method in form of over 48 hours ICU patient death audit in 2009. Primary data used in this research is sourced from interview, and secondary data comes from medical records.
Research result shows that the largest proportion of over 48 hours death ICU patient grouped by term of payment, patient origin, nursing period, audit resume, and doctor specialty are as follows:
- By term of payment is common patients
- By patient origin is emergency unit originated patients
- By nursing period is 5-7 nursing days patients
- By audit resume is terminal case and nosokomial infection patients
- By doctor specialty is neurolog related patients
Based on relation of input structure and process to output structure, the result supports conclusion that low quality ICU service, which was indicated by higher death rate above the prevailing standard, is considerably determined by inadequacy of both human resource quality and quantity, insufficiency of standard operating procedures and medical support equipment, as well as lack of medical and paramedical process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28456
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Sufriana
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan RS. Ananda berdasarkan karakteristik ( jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, kelas perawatan ) orang tua pasien anak yang dirawat di ruang tersebut, alasan memilih RS. Ananda dan asal rujukan pasien, menganalisis hubungannya dengan kepuasan pasien, serta menemukan faktor dominan dari kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pasien. Penelitian dilakukan di Unit Rawat Inap, yakni Ruang Rawat Anak Sakura RS. Ananda Bekasi. Adapun metode yang digunakan adalah metode survei berupa pengamatan sesaat dengan pendekatan kuantitatif dan telaah dokumen, dengan jumlah sampel 145 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepuasan pasien dan data yang terkumpul bersifat kategorikal dan numerikal. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan Analisis Univariat, Bivariat Uji Chi-Square dan Multivariat Uji Regresi Linier Berganda dengan menggunakan pemodelan Uji T-Test ( Independent ? Sample T-Test).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan di RS. Ananda dengan tingkat kepuasan pasien. Kualitas pelayanan yang diteliti secara keseluruhan terdiri dari 7 ( tujuh ) dimensi. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden dapat dikatakan tinggi. Alasan pasien memilih RS. Ananda yang terbanyak adalah karena dekat rumah. Berdasarkan hasil analisis bivariat, dari berbagai karakteristik responden hanya variabel pendidikan yang muncul sebagai faktor pengganggu ( confounding ) hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Dari analisis multivariat terbukti bahwa dimensi kualitas pelayanan emphaty dalam hal kepedulian, perhatian secara individual kepada pasien dari para petugas RS. Ananda dalam memberikan pelayanan merupakan variabel yang paling dominan atau paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan pasien. Untuk meningkatkan kepuasan pasien berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada manajemen RS. Ananda, dalam pengembangan kebijakan mutu pelayanannya harus diperhatikan perbedaan demand pasien yang disebabkan adanya perbedaan tingkat pendidikan. Meningkatkan jejaring dan promosi juga akan meningkatkan permintaan.

This research aims to describe the parent patient perception of Ananda?s hospital service quality by caracteristics of ( sex, age, knowledge, job, care class) that spend the night at child care room, reson to choose Ananda?s Hospital as reference, analyze the relationship with patient satisfaction, and finding out the dominant factor of service quality that influence the patient satisfaction. Research implemented at the Sakura child care unit of Ananda?s Hospital. The Methodology used by this research was survey with quantitative and qualitative approach through documented study. The sample was 145 respondent. Data was collected by questionaires about patient satisfaction. Characteristic of data was categorical and numerical, they were analyzed by univariate, bivariate Chi-Square and Multivariate through multiple regression analysis with student test (independent- sample t-test).
The result of this research indicate that there are significant relationship between patient perception of Ananda?s hospital service quality with 7 dimensions of service quality with the patient satisfaction at Ananda?s Hospital. And from the result of this research we found that patient satisfaction in RS. Ananda is high. The reason patient choosing Ananda?s Hospital is because near from their home. And the result of bivariate analysis found that knowledge variable as a counfounding aspect of relational between service quality and patient satisfaction. According to multivariate analysis, empathy, in relation of caring, individual attention to patients has a dominant influence to patient satisfaction. A suggestion to management of Ananda?s Hospital, if want to increase the patient satisfaction management should develop a proper policy of satisfaction quality, especially difference of demand according to difference of knowledge. Also with increasing the networking and promotion will be increasing demand too.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T31690
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Istri Citra Dewiyani
"Pada tahun 2011 sampai tahun 2013 terdapat 48 barang dan jasa di RSUP Sanglah yang disediakan dengan cara KSO dan belum pernah dilakukan evaluasi. Salah satunya ESWL yang merupakan alat yang tinggi utilisasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan biaya antara tindakan ESWL dengan KSO dan tanpa KSO. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa biaya total tindakan ESWL lebih tinggi 1,4x dibandingkan tanpa KSO, tetapi dengan KSO ESWL mampu menjamin ketersediaan pelayanan setiap saat. Disarankan agar rumah sakit melakukan evaluasi tarif dan perjanjian dengan penyedia alat ESWL.

In the year 2011 until 2013 there were 48 equipment and services in Sanglah General Hospital were provided through joint operation with private institution and has never been evaluated, which one of its equipment is ESWL with a quite high utilization. This study used a cross-sectional design and involved qualitative approach. The study revealed that total cost of ESWL with joint operation was 1.4x higher than the cost without joint operation (own purchase) and hospital has to cover part of the cost. However, joint operation has its advantage in securing provision of service. It?s necessary for hospital to re-evaluate its agreement on rates with ESWL providers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sudarni
"Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan jenis penelitian kuantitatif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terhadap 150 responden. Data diolah secara kuantitatif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menyarankan kepada manajemen BRSUD Waled untuk meningkatkan keramahan perawat, memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita kepada pasien, meningkatkan kebersihan kamar, meningkatkan kecepatan penanganan pasien kritis dan menambah dokter spesialis.

This study was a descriptive analytical research with quantitative research. Data which was used in this study was a primary data which was collected by using the questionnaires for 150 respondents. Quantitative data was processed and presented in the form of frequency distribution table. This study result suggested to management of BRSUD Waled to improve nurse hospitality, providing explanation about the disease which was suffered by patient, improving room hygiene, increasing speed of handling critical patient and improving medical specialist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T28386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Lestari
"Seiring dengan semakin meningkatnya perkembangan rumah sakit di Indonesia, maka persaingan antar rumah sakit pun semakin meningkat. Mum pelayanan rumah sakit eral kaitannya dengan kepuasan pasien. Mutu terdiri dari lima dimensi yaitu langibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaiy. Kepuasan pada kelima dimensi mutu ini diduga erat kaitannya dengan keinginan pasien untuk kembali. Hubungan ini diduga dipengaruhi oleh karakteristik pasien (umur, pekerjaan, pendidikan, domisili & cara bayar). Penelitian ini bcrtujuan untuk mcngctahui apakah ada hubungan yang signifkan antara kepuasan pasien di unit rawat jalan RSIA Hermina Bekasi dengan keinginan kembali. Rancangan penelitian adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional siudy dengan besar sampel 120 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari kelima dimensi mum pasien merasa tidak puas pada dimensi reliability. Sebanyak 80% responden menyatakan ingin kembali memanfaatkan pclayanan. Dari basil analisa bivariat dengan nilai UF 0,1 didapatkan hanya Cara bayar, dimensi tangible dan dimensi emphaty saja yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan keinginan untuk kenipali. Sedangkan analisa multivariat memmjukkan bahwa yang paling berpengaruh pada variabel cara bayar dengan peluang 2,037 kali untuk kembali bagi mcrcka yang dengan cara membayar sendiri dibanding dengan yang ditanggung. Bcrdasarkan hasil Pery%rmance & Imporfance Analysis didapatkan yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan berturut - turut adalah : reliabilily tangible, responsiveness, emphaty dan assurance.

The development of hospitals in Indonesia are growing rapidly, hence the competition between hospitals is increasing. The hospital quality service is closely related to the patient’s satisfaction. There are five dimensions of quality : tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy. The satisfaction on the five dimensions of quality was presumed to have correlation with the patient’s willingness to return. This correlation was presumed to be influenced by the patient’s characteristics (age, job, education, residence, & paying method . 'I`his study revealed that there is significant correlation between the satisfaction at the maternal outpatient unit at RSIA Hermina Bekasi with the patient’s willingness to return in 2008. The study design is cross sectional study with 120 respondents.
The result of this study shows that from all five dimensions of service quality respondents was unsatisfied with reliability dimension and 80% respondents shows their willingness to return. The bivariate analysis using ot= 0,1 shows that only paying method, tangible and empathy that has significant correlation with the patient’s willingness to retum. The multivariate analysis shows that the most influencing factor is paying method with 2,037 chance to retum of those who pay by themselves. The Importance and Perfomance Analysis shows that the priority to be raised are reliability, tangible, responsiveness, empathy and assurance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviana Muharromah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara metode pembayaran INA-DRG dengan FFS terhadap efisiensi dan mutu layanan pada kasus Sectio Caesaria di RSUD Kota Bandung. Desain penelitian adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. pengumpulan data dilakukan dengan penelaahan terhadap Rekam Medis rawat inap, Rekam Medis rawat jalan, nota perincian perawatan dan laporan farmasi.Selain itu dengan wawancara medalam kepada pihak yang terkait.
Metode pembayaran INA-DRG mempunyai tujuan untuk mendorong efisiensi dan mutu layanan, dari hasil penelitian di RSUD Kota Bandung pada kasus Sectio Caesaria, metode pembayaran INA-DRG gagal mendorong efisiensi untuk kasus tersebut. Namun, untuk kasus Sectio Caesaria pihak Rumah Sakit memberikan pelayanan yang sama dengan metode pembayaran FFS sehingga tidak terjadi penurunan pada mutu layanan di RSUD Kota Bandung.
Hal ini dikarenakan konsep INA-DRG yang kurang dipahami dan tidak terimplementasi pada kasus Sectio Caesaria oleh pihak RSUD Kota Bandung. Terlihat pada utilisasi visit dokter, laboratorium, obat dan bhp yang diberikan sama seperti metode pembayaran FFS.
Disarankan bagi RSUD Kota Bandung agar mengevaluasi manajemen INA-DRG yang sedang berjalan di Rumah Sakit. Sehingga Rumah Sakit dapat mengetahui bagian-bagian yang harus diperbaiki terutama pada sosialisasi INA-DRG dan mengaplikasikan konsep INA-DRG agar tujuan implemetasi INA-DRG tercapai dan Rumah Sakit dapat merasakan pengaruh metode pembayaran INA-DRG di semua kasus.

This study aimed to evaluate the difference between INA-DRG payment method with FFS on the efficiency and quality of service in case Sectio Caesaria in Bandung Hospital. Design research is research with quantitative and qualitative approaches. Data collection is done by a review of Medical Records Inpatient, Outpatient Medical Record, note the details of care and pharmacy reports. In addition to in-depth interview to the parties concerned.
INA-DRG payment method has the objective to promote efficiency and quality of service, the result in hospitals on the upcoming Caesaria Sectio case, INA-DRG payment method fail to encourage efficiency to the case. However, for cases Sectio Caesaria party's Hospital providing services similar to the FFS payment method so that no decrease in quality of care in hospitals in Bandung.
This is because the concept of INA-DRG are poorly understood and not implemented in the case Sectio Caesaria by the hospital in Bandung. Seen on the utilization of physician visits, laboratory, medication and given the same bhp as the FFS payment method.
Suggested for hospitals to evaluate the management of Bandung INA-DRG ongoing at the hospital. So that's Hospital to find out the parts that should be improved especially in the socialization of INA-DRG and apply the concept of INA-DRG for implementation of INA-DRG goal is reached and the Hospital can feel effect of INA - DRG payment method in all cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T31358
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Mayasari
"Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu Unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien dengan berobat jalan termasuk seluruh prosedur diagnostik serta terapeutik. Waktu tunggu merupakan salah satu hal penting yang akan menentukan citra awal pelayanan rumah sakit. Salah satu alat untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen rumah sakit adalah dengan Total Quality Service (TQS). Kepuasan pasien merupakan faktor utama dan tolak ukur keberhasilan rumah sakit yang diberikan kepada pelanggan yang berdampak jumlah kunjungan meningkat dan pasien yang puas cenderung akan kembali.
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan desain potong lintang (cross sectional) dengan melakukan analisis korelasi yang menganalisa hubungan variabel dependen dan variabel independen. Penelitian dilakukan dengan menghitung waktu tunggu poliklinik dan waktu pemeriksaan dokter, kemudian dilakukan survey kuesioner TQS terhadap 135 responden.
Hasil penelitian menyatakan bahwa waktu tunggu poliklinik, waktu pemeriksaan dokter tidak mempengaruhi kepuasan pasien. Kualitas personil, pelayanan administrasi, pengalaman perawatan medis, dan tanggung jawab sosial memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan pasien. Dan faktor tanggung jawab sosial merupakan variabel yang paling dominan dan berpengaruh terhadap kepuasan pasien di RSIA AMC Metro.

Outpatient services is one of unit working in hospitals that serve patients with outpatient including all diagnostic and therapeutic procedures. The waiting time is one important thing that will determine the initial image of hospital services. One of the tools for identifying customer needs hospital is the Total Quality Service (TQS). Patient satisfaction is a major factor and a measure of the success of the hospital which is given to customers who impact the number of visits increased and patients are satisfied tend to be returned.
This research is a quantitative research with cross sectional design (cross-sectional) with correlation analysis to analyze the relationship the dependent variable and independent variables. The study was conducted by calculating the waiting time and time clinic doctor examination, then conducted a TQS questionnaire survey on 135 respondents.
The study states that the waiting time and the doctor's examination time did not affect patient satisfaction. The quality of personnel, administrative services, medical care experiences, and social responsibility has a significant relationship with patient satisfaction. And the social responsibility factor is the most dominant variable and the effect on patient satisfaction in RSIA AMC Metro.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Arbita Bangsa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas pelayanan Satpas Polresta Bekasi Kota dengan menggunakan model kualitas pelayanan Servqual. Peningkatan kualitas pelayanan menggunakan teknologi informasi di Satpas Polresta Bekasi Kota merupakan sistem yang baru dikembangkan sehingga mendorong dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan mengambil 150 orang kelompok masyarakat yang datang ke Satpas Polresta Bekasi Kota untuk meminta pelayanan Surat Izin Mengemudi. Sampel diambil secara acak dari masyarakat yang datang memerlukan pelayanan. Kuesioner untuk mengukur persepsi masyarakat dari masing-masing dimensi kualitas disebarluaskan kepada responden. Analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian menggunakan statistik deskriptif dan analisis diagram kartesius.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan (perceived service) telah melampaui harapan masyarakat (expected service) terhadap pelayanan Satpas Polresta Bekasi Kota terhadap semua dimensi kualitas pelayanan. Secara keseluruhan hasil analisis deskritif menunjukkan kualitas pelayanan yang baik untuk masing-masing dimensi. Hasil analisis diagram kartesius menunjukkan bahwa terdapat 7 butir pernyataan yang termasuk dalam kuadran I sebagai prioritas utama, sembilan pernyataan pada kuadran II yang berarti perlu mempertahankan prestasi yang telah dianggap baik dalam pelyananan, tiga butir pernyataan pada kuadran III yang merepresentasikan prioritas yang rendah dari unsur pelayanan, dan 11 butir pertanyaan yang termasuk pada kuadran IV yang menunjukkan kualitas pelayanan yang diberikan telah berlebihan. Secara keseluruhan kualitas pelayanan yang diberikan Satpas Polresta Bekasi Kota telah memenuhi kepuasan masyarakat. Pemetaan yang dihasilkan dalam analisis Servqual akan menjadi perhatian lebih lanjut oleh Polresta Bekasi Kota.

This study examines the quality of the service unit of Police office in Bekasi City in using the Servqual model. The improvement of service quality using technology information at Police office in Bekasi City is the new system which inspiring the intention of this study. The number of samples with quantitative descriptive method in the study was 150 people which include the people requesting the driver license services at Police office in Bekasi City. The samples of the study has been taken randomly from the people come to the Police Office at Bekasi City asking for driving license services. The questionaires to measure the perception of respondents for each dimension were distributed to the people asking for services from the Police office at Bekasi City. The analysis to answer the research questions was using the descriptive statistic and cartesius diagram.
The findings of this study indicated that the perception of the people to the perceived service was beyond the expected services of the Police office in Bekasi City. The people ware satisfied with all dimensions of service quality. Based on the descriptive analysis, the overall service quality was excellent. In addition the cartesius diagram was also indicated there was six item statement include the quadran I considering as the first priority; five items in quadran II that has to maintain considering as the better performance; three items in quadran III which represent the low priority; and elevent items in quadran IV which represent the service quality was far beyond the expectation of the customer. In conclusion, the overall service quality undertaken by the Police Office in Bekasi City was well performed. The item mapping using Servqual model will be further examine by the Police office in Bekasi City.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Rizki Novelia
"Penelitian ini mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan Wajib Pajak (Suatu studi untuk Pajak Kendaraan Bermotor di SAMSAT Kota Depok). Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya yang diukur dari dimensidimensi kualitas pelayanan dan untuk mengidentifkasi pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan Wajib Pajak. Jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus Baliley yaitu berjumlah 100 respnden.
Dari hasil analisis kepuasan Wajib Pajak diperoleh hasil bahwa pelayanan di SAMSAT Kota Depok belum memenuhi harapan Wajib Pajak dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan Wajib Pajak.

This research is about the influence of service quality to satisfaction taxpayer (a studi for vehicle tax in SAMSAT Depok City). This research has goals to description the level of taxpayers satisfaction will be able to pay their obligation is measured from service quality dimension and identification influence of service quality to satisfaction taxpayer. The total of samples in this research based on Baliley formula are 100 respondents.
As result of analysis fron taxpayers satisfaction, the service has not got a good service to taxpayers. This shown by average taxpayers expectation is more than average taxpayers perceived for the fifth services dimension. And service quality have influence is significant to taxpayer satisfaction.
"
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pangestu Utami
"Tesis ini mengestimasi fungsi permintaan pelayanan kesehatan dan menganalisa pengaruh harga dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan pelayanan kesehatan di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelizian ini adalah data cross-seclion dari Susenas 2004, dengan jumlah observasi sebesar 1.030.250 individu. Metode estimasi yang digunakan adalah regresi zero-inflated poisson dengan variabel dependen jumlah kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan dalam satu bulan terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga pelayanan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap permintaan pelayanan kesehatan. Hubungan harga pelayanan kesehatan dengan pelayanan kesehatan negatitl artinya jika harga pelayanan kesehatan naik maka permintaan terhadap pelayanan kesehalan turun. Sementara untuk harga makanan berpengaruh signitikan dan berhubungan negatif terhadap permintaan pelayanan kesehatan. Jika harga makanan naik maka pemiintaan akan pelayanan kesehatan tumn. Harga pendidikan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap permintaan pelayanan kesehatan, sehingga ketika harga pendidikan naik maka permintaan akan pelayanan keschatan menjadi meningkat. Pendapatan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif dengan permintaan pelayanan kesehatan, sehingga ketika pendapatan naik maka pennintaan pelayanan kesehatan menjadi meningkat. Dengan demikjan iimgsi permintaan pelayanan kesehatan di Indonesia adalah : bahwa permintaan pelayanan kesehatan adalah fungsi dari (tcrgantung pada) harga pelayanan kesehatan, harga barang lain, pendapatan, dan karakteristik individu. Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah : perlunya pengergdalian harga pelayanan kesehatan agar akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tetap teramin."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>