Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soebagyo
Jakarta : Garda Pustaka, 1992
899.222 1 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koesalah Soebagyo Toer, 1935-
Jakarta: Feliz Books, 2011
808.81 KOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah saduran dalam bahasa Bali ini bertembang macapat, diambil dari epos Arjunawiwaha, di sini berjudul Arjunawiwaha Parikan. Teks berawal dengan uraian tentang ketekunan tapa sang Arjuna di Gunung Indrakila, untuk memohon anugrah agar dapat membantu kakaknya (Yudistira) dalam memegang tampuk pemerintahan di Astina. Berkali-kali para bidadari merayu Arjuna dengan segala kemesraan, namun tetap tidak berhasil. Bidadari merasa kecewa, tetapi hasrat para dewa di Surga yang akan minta bantuan Arjuna semakin yakin akan kemampuan (Arjuna) untuk bisa mengalahkan Niwata Kawaca yang tengah mengganggu keamanan di Surga. Berita ini didengar oleh Niwata Kawaca. Niwata Kawaca segera menyuruh Patih Momo Simuka untuk menyelidiki serta menggempur tapa Arjuna. Dalam waktu yang sama, Dewa Siwa yang berubah menjadi seorang pemburu telah menuju pertapaan Arjuna untuk menyelidiki secara dekat kemantapan tapa Arjuna. Dengan wujud seekor babi besar Momo Simuka mengguncang-guncang Gunung Indrakila dengan kekuatan maksimal. Melihat kejadian ini, Arjuna segera mementangkan panahnya ke arah babi tersebut. Anak panahnya tepat mengenai sasaran. Saat itu pula, anak panah Dewa Siwa melesat ke arah babi itu, dan kedua panah tersebut menyatu. Akhirnya terjadilah perang mulut antara Arjuna dengan Dewa Siwa, dalam memperebutkan anak panahnya masing-masing. Pada saat itu, secara tiba-tiba Dewa Siwa yang tengah berwujud seorang pemburu, kembali wujud sebagai Dewa Siwa yang sebenarnya yang sedang duduk di atas bunga teratai. Arjuna bersembah sujud dan akhirnya dianugrahi panah sakti yang bernama panah Pasupati. Dilanjutkan dengan tipu muslihat Arjuna yang didampingi Bidadari Supraba dalam menyelidiki letak kesaktian Niwata Kawaca. Setelah rahasia kesaktian Niwata Kawaca diketahui, tidak lama kemudian meletuslah perang sengit antara pihak Surga dengan Niwata Kawaca. Dalam perang sengit yang cukup memakan korban ini, Niwata Kawaca dapat dibunuh oleh Arjuna dengan panah saktinya. Teks berakhir dengan keadaan Surga yang semakin aman, karena musuh sakti telah tiada, dan rakyat yang menjadi korban dapat dihidupkan kembali. Untuk naskah-naskah lain dengan teks Arjunawiwaha Parikan, lihat Kirtya 1264 dan 694. Daftar pupuh: (1) sinom; (2) pangkur; (3) sinom; (4) durma; (5) sinom; (6) durma; (7) sinom; (8) pangkur; (9) sinom; (10) pangkur; (11) sinom; (12) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.3-LT 208
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996
899.222 1 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1981
899.222 SER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Riya Jayadiningrat I
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1981
899.222 RAD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardi Djoko Damono, 1940-2020
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017
899.221 SAP d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Pranata PNP
Banyumas: Taresi Publisher, 2017
808.81 EDD a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
899.222 1 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari Exalanti
"Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini mengenai parikan Genk Kobra (selanjutnya disingkat GK) yang lahir dan hidup di masa modern, sedangkan parikan tradisional lahir di rentang waktu yang cukup lama sebelum parikan GK tercipta. Parikan sebagai puisi kontekstual, akan memperlihatkan gambaran perubahan maupun masalah sosial-masyarakat melalui teks parikan. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah metode komparatif, sebuah metode yang digunakan untuk menggambarkan persamaan dan perbedaan antara parikan tradisional dengan parikan GK. Metode lain yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, sebuah metode yang mendiskripsikan data lalu dianalisis. Skripsi ini menggunakan teori tentang parikan oleh S. Padmosoekotjo dalam buku Ngengrengan Kasusastran Jawa (1960), dan teori tentang tema oleh Jan Van Luxemburg dalam buku Pengantar Ilmu Sastra (1982) dan buku Tentang Sastra (1991). Hal yang dianalisis diantaranya; pertama perbedaan dan persamaan antara parikan tradisional dengan parikan GK. Kedua membuktikan bahwa parikan GK masih kontekstual melalui proses menemukan tema, kata dan isi. Kesimpulan yang dapat diambil parikan GK tidak mengikuti pola tradisional pada judul, nama penulis, dan jumlah wanda. Parikan GK mengikuti pola dengan masih mengenal gatra purwaka dan gatra tebusan serta masih adanya keterkaitan guru lagu antargatra. Kesimpulan lain, yakni dapat dibuktikan bahwa parikan GK kontekstual melalui tema, kata dan isi. Tema yang dominan adalah moral dan sosial, tema tersebut telah mengambarkan kekontekstualan pada teks wacana parikan GK. Kontekstual wacana parikan berupa gambaran fisik perilaku masyarakat, maupun terminologi yang menggambarkan perubahan pada masyarakat itu sendiri. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan akan perubahan dari parikan, dan membangkitkan semangat agar nantinya ada penelitian lebih lanjut mengenai parikan. Adapun bagi masyarakat penelitian ini memberikan gambaran bahwa parikan tetap ada dan diakui, serta diminati oleh masyarakat Jawa dengan segala perubahannya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11620
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>