Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154757 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Marlina
"Tesis ini membahas Kepatuhan petugas terhadap prosedur mutu laboratorium sesuai ISO 17025:2005 di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pendekatan quantitatif observational. Kepatuhan diukur dengan Work Sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa hubungan kepatuhan petugas dengan variabel motivasi adalah paling dominan.
Di sarankan agar Pimpinan BTKL Palembang membuat kebijakan berupa reward sistem yang jelas dengan memberikan penghargaan dan hukuman yang adil pada petugas. Selain itu, rutin membina, mengevaluasi dan mengawasi hasil kerja petugas, mengikutkan petugas yang belum mendapatkan pelatihan serta merespon dengan cepat kebutuhan akan sarana yang dibutuhkan petugas.

This thesis was describes compliance of laboratory personnel on quality procedures laboratory according to ISO 17025:2005 in BTKL Palembang 2010. This research method cross-sectional approach to quantitative observational. Adherences were measured by Work Sampling. The research found that the relationship with the variable compliance personnel the most dominant is motivation variable.
Suggestions of the leaderships in BTKL Palembang are to create a policy that clearly rewards system to reward and punishment on the officer dispassionately. In addition, management development, evaluates and supervises of works, improve human resources and respond quickly and the needs means of laboratory personnel.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T28495
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawanto
"ABSTARK
Kepatuhan analisis laboratorium terhadap prosedur mutu laboratorium di Rumah sakit Ketergantungan Obat Jakarta perlu di analisis sehubungan dengan adanya komplain dari pelanggan internal tentang mutu hasil pemeriksaan laboratorium. Laboratorium merupakan bagian dari mata rantai pelayanan Medik. Kepatuhan analis laboratrum terhadap prosedur mutu merupakan awal upaya meminimalkan medical error yang berarti mengingkatkan patient safety. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepatuhan analisis laboratorium terhadap prosedur mutu laboratorium di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta tahun 2015.

ABSTRACT
The compliance of laboratory analysis at the RSKO Hospital, Jakarta, to the quality assurance procedures is need to studied, as there have been some complaints from the hospital's customers for the laboratory results the received. As we know, a hospital laboratory is an integral part of a medical services chain. "
2015
T42938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. A. Vinca Meirani
"Laboratorium Parasitologi Klinik Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan laboratorium khusus rujukan nasional penyakit parasitik di Indonesia. Sebagai laboratorium yang telah terakreditasi A dan laboratorium rujukan nasional penyakit parasitik di Indonesia sebaiknya dapat menetapkan target KPI kepuasan pengguna jasa pengguna laboratorium setiap tahunnya lebih besar dari 82%. Permasalahan sebagaimana dijumpai hal mengenai KPI kepuasan pengguna jasa Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI yang tidak mencapai minimal 88,31% sesuai Permenpan No. 14 Tahun 2017 Tentang Survey Kepuasan Masyarakat untuk mutu pelayanan mengenai kinerja unit pelayanan sangat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkait mutu layanan kesehatan mengenai Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober dan November 2020 di Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI dengan 7 orang informan dari Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI yaitu kepala laboratorium, petugas laboratorium dan 6 orang informan pasien yang melakukan pemeriksaan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dimensi kehandalan segi sumber daya manusia sebenarnya sudah mencukupi akan tetapi karena Laboratorium Parasitologi Klinik FKUI selain menerima pasien yang datang saja namun juga melakukan penelitian dan pendidikan sehingga menyebabkan terjadinya double job pada karyawan dan mengakibatkan salah satu penyebab lamanya waktu tunggu pada pelayanan laboratorium. Dalam segi jaminan, petugas juga masih dianggap kurang ahli dalam melakukan tindakan dibandingkan di laboratorium lain. Serta dalam bukti fisik yang ada di laboratorium masih pelu diperbaiki atau diperhatikan agar pelanggan dapat merasa nyaman. Hasil penelitian ini menyarankan mengefektifkan pengawasan pelaksanaan SOP oleh koordinator laboratorium agar pegawai pada unit laboratorium melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ada, perlu adanya indikator waktu tunggu untuk meningkatkan pelayanan laboratorium, adanya analisa beban kerja dan penyesuaian tenaga kerja sesuai dengan beban kerjanya.

The Clinical Parasitology Laboratory of the Department of Parasitology, Faculty of Medicine, University of Indonesia is a specialized national reference laboratory for parasitic diseases in Indonesia. As a laboratory that has been accredited A and a national reference laboratory for parasitic diseases in Indonesia, it should be able to set a KPI target for the satisfaction of users of laboratory service users each year greater than 82%. Problems are encountered regarding KPI satisfaction of users of the Clinical Parasitology Laboratory FKUI which does not reach a minimum of 88.31% according to Permenpan No. 14 of 2017 concerning the Community Satisfaction Survey for service quality regarding service unit performance is very good. This study aims to determine the conditions related to the quality of health services regarding the Clinical Parasitology Laboratory, FKUI. This type of research is a qualitative study using a case study design. The research was conducted in October and November 2020 at the Clinical Parasitology Laboratory of FKUI with 7 informants from the FKUI Clinical Parasitology Laboratory, namely the head of the laboratory, laboratory staff and 6 patient informants who carried out examinations in the laboratory. The results showed that from the dimension of reliability in terms of human resources, it was actually sufficient, but because the Clinical Parasitology Laboratory of FKUI, apart from accepting patients who came but also carried out research and education, it caused double jobs for employees and resulted in one of the causes of the long waiting time for services. laboratory. In terms of assurance, officers are still considered less skilled in performing actions compared to other laboratories. And the physical evidence in the laboratory still needs to be repaired or considered so that customers can feel comfortable. The results of this study suggest to streamline the supervision of SOP implementation by the laboratory coordinator so that employees in the laboratory unit carry out services in accordance with existing SOPs, need a waiting time indicator to improve laboratory services, workload analysis and adjust workforce according to their workload."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anfa Adnia Fatma
"Industri farmasi melakukan pelatihan untuk memiliki personil yang terkualifikasi dan kompeten dalam bidangnya. Personil merupakan salah satu aspek dalam penerapan Good Laboratory Practice (GLP) yang perlu diperhatikan, hal ini dikarenakan dalam pengujian di laboratorium yang menerapkan GLP, data hasil pengujian harus valid dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun secara hukum, dimana data pengujian ini berikatan erat dengan personil laboratorium. salah satu cara untuk meningkatkan kualitas personil dengan diberikan pelatihan sebagai penunjang kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium, salah satunya dengan memberikan pelatihan peralatan (training instrument) sebagai bentuk refreshment yang tidak hanya difokuskan pada penekanan langkah/prosedur kerja suatu instrument, namun juga basic knowledge yang harus dipahami oleh personil laboratorium. Pelatihan dilakukan dengan pemberian materi berupa powerpoint dengan pengumpulan data dalam pembuatan training instrument berdasarkan dari penelusuran literatur (studi pustaka), Standar Operating Procedure (SOP), Analytical Procedure, dan wawancara dengan personil laboratorium. Materi training ini bertujuan agar personil laboratorium dapat memahami tujuan dan proses dari instrument yang digunakan serta mencegah terjadinya rework akibat error yang dihasilkan sehingga diharapkan mampu menganalisa bagaimana penyelesaiannya. Evaluasi yang dilakukan dalam menentukan keberhasilan dalam training ini adalah dengan mengukur kualifikasi personil menggunakan pre-test sebelum diberikan training serta post-test pada akhir dari training untuk mengetahui tingkat pemahaman personil terhadap materi yang diberikan oleh trainer. Indikator keberhasilan adalah adanya peningkatan nilai post-test dibandingkan dengan nilai pre-test. Personil yang nantinya dievaluasi dan mendapatkan nilai baik dapat dinyatakan bahwa aspek pelatihan peralatan menunjukkan hasil signifikan dalam peningkatan kompetensi dan kualitas dari personil sehingga dalam pengujian mutu produk akan meminimalisir terjadinya kesalahan.

The pharmaceutical industry carries out training to have personnel who are qualified and competent in their field. Personnel is one aspect of implementing Good Laboratory Practice (GLP) that needs to be considered, this is because in testing in laboratories that implement GLP, the test result data must be valid and can be accounted for both scientifically and legally, where this test data is closely related to laboratory personnel. One way to improve the quality of personnel is by providing training to support activities carried out in the laboratory, one of which is by providing equipment training (instrument training) as a form of refreshment which is not only focused on emphasizing the work steps/procedures of an instrument, but also the basic knowledge needed. must be understood by laboratory personnel. Training is carried out by providing material in the form of PowerPoint with data collection in making training instruments based on literature searches (library studies), Standard Operating Procedures (SOP), Analytical Procedures, and interviews with laboratory personnel. This training material aims to enable laboratory personnel to understand the purpose and process of the instruments used and to prevent rework due to errors produced so that they are expected to be able to analyze how to solve them. The evaluation carried out to determine success in this training is by measuring the qualifications of personnel using a pre-test before being given the training and a post-test at the end of the training to determine the level of personnel understanding of the material provided by the trainer. The indicator of success is an increase in the post-test score compared to the pre-test score. Personnel who will later be evaluated and get good grades can state that the equipment training aspect shows significant results in increasing the competency and quality of personnel so that in product quality testing the occurrence of errors will be minimized.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Balai Laboratorium Kesehatan Palembang sebagai salah satu Laboratorium Kesehatan yang berada di bawah Departeman Kesehatan yang berfungsi sebagai laboratorium kesehatan rujukan untuk Sumatera dan Kalimantan Barat telah berupaya dan terus melakukan perbaikan didalam meningkakan mutu layanan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal, efektif dan efisien serta permasalahannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang upaya peningkatan mutu layanan di Balai Laboratorium Kesehatan Palembang dilihat dari sisi sumber daya maupun proses yang dilakukan.
Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kualitatif dimana data dan informasi mengenai sumber daya yang dimiliki maupun proses perbaikan yang dilakukan diperoleh dengan cara indepth interview penelusuran data sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari sisi sumber yang dimiliki sudah mencukupi, namun dari sisi sumber daya manusia masih terdapat ketidaksesuaian latar belakang pendidikan. Sumber daya lainnya seperti sarana, dana maupun metoda sudah memenuhi kecukupan maupun kesesuaian. Proses perbaikan yang telah dilakukan dengan melaksanakan metode six sigma telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dari jasa yang diberikan PNBP (Penghasilan Negara Bukan Pajak) serta peningkatan pemeriksaan spesimen.
Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa kesesuaian dan kecukupan faktor input sudah terpenuhi, kecuali sisi kesesuaian latar belakang pendidikan sumber daya manusia. Proses perbaikan yang telah dilakukan dengan rnelaksanakan metode six sigma telah menunjukkan hasil yang baik. Untuk terus meningkatkan mutu layanan, disarankan agar penyesuaian sumber daya yang ada melalui pelatihan dan pengembangan, sehingga tercapai standarisasi dan akreditasi sebuah Laboratorium Kesehatan yang bersifat Nasional.
Daftar Pustaka : 33 ( 1983 - 2004)

The Analysis of Improving Service Efforts for Quality with Six Sigma Method at Office of Health Laboratory in Palembang - Province of South SumatraThis research based on reality that Office of Health Laboratory in Palembang as one of health laboratory under Department of Health its function as health laboratory reference and beneath Sumatra and West Kalimantan (Borneo) has been efforts and improve it continuously in order to improving quality service with exploits actual resources optimally, effectively, and efficiency and its issues.
This research purpose is to gain information about improving effort at Office of Health Laboratory in Palembang both human resources and process point of view has done.
This research has designed in qualitative approach which data and human resources both its own and recovery process it obtain by in-depth interview way and secondary data.
This result of research shown that of resources view, it complete but in point of view human resources is inappropriate especially with educational background. Another resources as; facilities, fund and methods is properly complete. Improvement process has been doing by six-sigma method shown a good result. That can be seen with increasing of PNBP (national income not taxes) also increasing specimen investigation.
The conclusion of this research that appropriativeness and adequateness input factor is complete, except educational background. Improvement process that done by six-sigma method shown as good result. To increasing quality service continuously, it suggest to improving the current human resource actually in order to achieve the National Health Laboratory standardized and accredited.
References: 33 (1983 - 2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Roro Wajdilfarah
"Pedagang besar farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin pengadaan, penyimpanan, penyalura obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Salah satu kegiatan di PBF yaitu penyimpanan. Produk obat dan/atau bahan obat disimpan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh industry yang memproduksi obat dan/atau bahan obat tersebut. Beberapa produk harus disimpan di suhu dingin atau disebut sebagai cold chain product (CCP). Cold chain product atau produk rantai dingin termasuk diantaranya adalah vaksin, produk biologis, dan beberapa jenis obat tertentu seperti insulin. Produk rantai dingin harus disimpan di dalam cold room atau chiller sehingga suhu dapat dijaga pada range yang telah ditetapkan oleh industry. Untuk mengetahui bahwa cold room atau chiller yang digunakan dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi, maka perlu dilakukan kaulifikasi kinerja. Kualifikasi kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mendokumentasikan bahwa peralatan dan sistem penunjang yang terhubung secara bersamaan terverifikasi dapat bekerja dengan efektif dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui tujuan dilakukannya kualifikasi kinerja dan melakukan kualifikasi kinerja pada cold room atau chiller yang digunakan untuk penyimpanan produk rantai dingin. Hasil dari tugas khusus ini adalah bahwa tujuan kualifikasi kinerja adalah untuk mengetahui bahwa alat bekerja sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pada penggunaan saat penggunaan rutin dan saat alat terisi oleh produk, dan telah dilakukannya kualifikasi kinerja pada cold room atau chiller yang digunakan untuk penyimpanan produk rantai dingin dengan hasil memenuhi kriteria penerimaan tanpa ada penyimpangan. Oleh karena itu, cold room atau chiller dapat digunakan untuk menyimpan produk rantai dingin dengan suhu penyimpanan 2 - 8°C.

Pharmaceutical wholesalers are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store, distribute drugs and/or medicinal ingredients in large quantities in accordance with statutory provisions. One of the activities at PBF is storage. Medicinal products and/or medicinal substances are stored in accordance with the requirements set by the industry that produces the medicine and/or medicinal substances. Some products must be stored at cold temperatures or are called cold chain products (CCP). Cold chain products include vaccines, biological products, and certain types of drugs such as insulin. Cold chain products must be stored in a cold room or chiller so that the temperature can be maintained within the range set by the industry. To know that the cold room or chiller used can work according to specifications, it is necessary to carry out performance qualifications. Performance qualification is carried out to determine and document that the equipment and supporting systems connected simultaneously are verified to work effectively and in accordance with the desired specifications. The purpose of this special task is to find out the purpose of carrying out performance qualifications and carry out performance qualifications in cold rooms or chillers used for cold chain product storage. The result of this special task is that the purpose of performance qualification is to find out that the tool works according to the desired specifications during routine use and when the tool is filled with product, and performance qualification has been carried out in the cold room or chiller used for cold chain product storage. with the results meeting the acceptance criteria without any deviations. Therefore, a cold room or chiller can be used to store cold chain products with a storage temperature of 2 - 8°C.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Isma Maulida
"Laboratorium biologi memiliki risiko tinggi terjadinya penyakit akibat kerja yang dapat menyebabkan kerugian, sehingga perlu dilakukan penerapan program biosafety laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan biosafety di Laboratorium Karantina Hewan BBUSKP. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan disain penelitian deskriptif analitik.
Hasil dari penelitian ini adalah belum dilakukannya penilaian risiko mikrobiologi, praktek dan teknik kerja telah diterapkan, peralatan keselamatan belum sesuai dengan standar dan fasilitas-fasilitas laboratorium telah menunjang penerapan biosafety di Laboratorium Karantina Hewan BBUSKP. Kesimpulan dari penelitian ini adalah biosafety telah diterapkan namun belum sesuai dengan standar.

Biology laboratory has a high risk of occupational diseases that can cause harm, it’s necessary to implement of laboratory biosafety program. This study aims to determine the implementation of biosafety at Laboratory Animal Quarantine BBUSKP. This study is a qualitative research design with a descriptive analytic study.
The results of this study are not yet done microbiological risk assessment, practices and techniques of work has been carried out properly, the safety equipment is available, but not in accordance with standard and have laboratory facilities to support the implementation of biosafety in Laboratory Animal Quarantine BBUSKP. The conclusion of this study is biosafety has been applied but still not up to standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Latifah
"ABSTRAK
Penularan penyakit infeksi HIV/AIDS, hepatitis B dan hepatitis C, dari
pasien ke petugas kesehatan dapat terjadi melalui kecelakaan kerja. Perilaku
petugas laboratoriun sebagai bagian dari petugas kesehatan dalam menerapkan
kewaspadaan universal merupakan salah satu faktor penting terjadinya penularan
infeksi. Petugas laboratorium yang tidak menerapkan kewaspadaan universal
berisiko lebih tinggi terpajan penyakit infeksi tersebut di tempat kerja. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan perilaku kepatuhan petugas laboratorium dalam
penerapan kewaspadaan universal dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan
dengan kepatuhan petugas laboratorium klinik dalam menerapkannya. Perilaku
kepatuhan ini dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor eksrinsik (Social
Cognitive Theory).
Penelitiani nimerupakan studi kasus yang menggunakan pendekatan
kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi sebagai metoda
pengumpulan data yang dilakukan sejak bulan Mei-Juni 2013 di rumah sakit “XY”.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepatuhan penerapan kewaspadaan
universal pada petugas laboratorium di Rumah Sakit “XY” sebagian besar masih
kurang. Faktor yang berkaitan dengan kurangnya kepatuhan petugas laboratorium
terhadap kewaspadaan universal dari faktor intrinsik adalah pengetahuan,
sedangkan dari faktor ekstrinsik adalah pelatihan dan dukungan atasan
(pengawasan, penghargaan dan sanksi).
ABSTRACT
The transmission of infectious diseases HIV/AIDS, hepatitis B and hepatitis
C from patient to health care workers can occur through accidents. Behavior of
laboratory workers as part of health workers in implementing universal
precautions as one of important factors is the infection transmission. Laboratory
workers who are not at high risk of implementing universal precautions are more
exposed to suffer infectious disease in their workplace. This study aims to explain
the compliance behavior of laboratory workers in the application of universal
precautions as well as factors associated with compliance in the clinical laboratory
workers apply. Compliance behavior can be influenced by internal factors and
eksternal factors (Social Cognitive Theory).
This research is a case study using a qualitative approachment by
conducting interviews and observations as data collection method since May-June
2013 at “XY” Hospital.
The results indicate that the application of universal precautions
compliance in laboratory workers at “XY” Hospital are still largely lacking. The
factors associated with lack of this compliance on universal precautions of
laboratory workers is knowledge (internal factor) whereas training and supervisor
support (supevision, rewards and funishment) are related to the external factors."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derisca Yosa
"Pelayanan pemeriksaan laboratorium Klinik Pratama KKP dirasakan masih rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pemantapan mutu internal pada tahap pra analitik, pasien mengeluhkan darah tidak berhenti sebanyak 3%, terdapat bekuan darah tabung EDTA sebanyak 7,5%, terjadi hemolisis sebanyak 10,5%. Pada tahap analitik, tidak adanya catatan evaluasi pada nilai control sedangkan pada tahap pasca analitik tidak dilakukan verifikasi validasi hasil pemeriksaan laboratorium dan ketidaklengkapan data pasien pada lembar hasil sebanyak 1,5%.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemantapan mutu internal pada instalasi Laboratorium Klinik Pratama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juli 2020. Kriteria informan penelitian adalah terdiri unsur pimpinan, pelaksana dan pengguna jasa laboratorium. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat komponen input (organisasi dan manajemen) belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, kemudian secara garis besar pada komponen proses dan ouput (tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik) terdapat factor penghambat yaitu ketidaklengkapan SOP pada tiap tahapan. Sedangkan factor pendukungnya adalah tersedianya insfrastruktur penunjang kegiatan laboratorium. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa pemantapan mutu internal laboratorium belum terlaksana dengan baik dan masih terdapat ketidaklengkapan acuan di tiap tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Perlu dilakukan monitoring seberapa jauh unsur organisasi dan sistem manajemen guna meningkatkan mutu laboratorium, kemudian dukungan sarana dan prasana dalam menunjang kegiatan laboratorium. Pada tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik, petugas laboratorium perlu menambahkan kelengkapan SOP di setiap tahapan.

Primary KKP Clinic laboratory examination services are still felt low. Based on the results of a preliminary study of internal quality assurance in the pre-analytical stage, patients complained of non-stopping blood by 3%, there was a 7.5% EDTA tube blood clot, hemolysis occurred by 10.5%. At the analytical stage, there was no evaluation record on the control value while at the post analytic stage there was no verification and validation of the results of the laboratory examination and incomplete patient data on the result sheet as much as 1.5%.
This study was conducted to analyze internal quality assurance at the Primary Laboratory Laboratory in the Ministry of Marine Affairs and Fisheries. This research is a qualitative study using in-depth interviews and document review. This research was conducted in March – July 2020. The criteria for the research informants consisted of elements of leadership, executors and users of laboratory services.
The results of the study found that there are input components (organizational and management) that have not been fully implemented well, then in broad outline in the procces and output components (pre-analytic, analytic and post-analytic stages) there are inhibiting factors namely incomplete Standard Operating Procedure at each stage. While the supporting factor is the availability of supporting infrastructure for laboratory activities. From the results it can be concluded that the strengthening of laboratory internal quality has not been carried out properly and there are still incomplete references in each component pre-analytic, analytic and post-analytic. It is necessary to monitor the extent of the elements of the organization and management system in order to improve the quality of laboratories, then to support facilities and infrastructure to support laboratory activities. In the pre-analytical, analytic and post-analytic stages, laboratory staff need to add the completeness of the Standard Operating Procedure at each stage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>