Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Ramlan
Yogyakarta: U. P. Karyono, 1980
499.221 RAM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ramlan
Yogyakarta: Andi, 1985
499.22 RAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kalista Az-Zahra
"Penerjemahan Preposisi Bahasa Jerman ke dalam preposisi bahasa Indonesia diambil dari Kata Pengantar Editor dalam Majalah NADI edisi kedua sampai dengan edisi keenam, April 2002 sampai dengan Mei 2004. Di bawah bimbingan M. Sally Pattinasarany, M.A. Fakulias Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Dalam skripsi ini, saya meneliti mengenai penerjemahan preposisi bahasa Jerman ke dalam preposisi bahasa Indonesia dalam kata pengantar editor yang diambil dari majalah NADI (Nachrichten fir Alumni und Deutschland Interessierte). Saya akan meneliti apakah semua preposisi dalam bahasa Jerman dari korpus data dapat dipadankan dengan preposisi bahasa Indonesia atau tidak. Selain itu, saya juga akan meneliti preposisi bahasa Jerman dan bahasa Indonesia ini dari sisi semantik dan sintaksis. Penelitian dilakukan berdasarkan berlandaskan teori preposisi bahasa Jerman dari 1-Ielbig Buscha, teori preposisi bahasa Indonesia dari Hasan Alwi dan Abdul Chaer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat preposisi dalarn bahasa Jerman yang tidak dipadankan ke dalam bahasa Indonesia. Dari 42 preposisi yang dianalisis, terdapat 36 preposisi yang diterjemhkan. Dari 36 preposisi ini terdapat 31 preposisi bahasa Indonesia yang memliki bentuk yang sama dengan preposisi bahasa Jerman dan terdapat 5 preposisi bahasa Indonesia yang memiliki bentuk yang berbeda dengan preposisi bahasa Jerman dan terdapat 6 preposisi bahasa Jerman yang tidak dipadankan ke dalam bahasa Indonesia. Apabila dilihat dari segi semantik, 17 preposisi bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sama dan 19 preposisi bahasa Indonesia memiliki bentuk yang berbeda dengan preposisi bahasa Jerman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S14708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lapoliwa, Hans
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.252 HAN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ramlan
Yogyakarta: Karyono, 1987
499.251 RAM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Anindyadjati FM
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suenobu, Toshio
"Topik penelitian ini ialah preposisi lokatif bahasa Indonesia. Pada preposisi bahasa Indonesia melekat beberapa masalah yang harus dipecahkan, yaitu penentuan preposisi lokatif yang ada dalam bahasa Indonesia dan klasifikasinya, deskripsi makna preposisi lokatif, pelepasan dakam konstruksi lokatif, dan tipe pola frasa preposisional lokatif.
Penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif dengan menggunakan laras jurnalistik sebagai data. Sumber data penelitian ialah surat kabar Kompas dan majalah Tempo pada tahun 2003-2006. Korpus data penelitian ialah kalimat yang memiliki konstruksi lokatif, yang terdiri atas tiga unsur, yaitu subjek preposisi, preposisi lokatif, dan objek preposisi. Kajian ini menggunakan ancangan semantik kognitif, terutama dalam deskripsi makna preposisi lokatif melalui skema citra (image schema).
Penelitian ini menemukan 25 preposisi lokatif bahasa Indonesia, yang dapat diklarifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu preposisi simpleks dan kompleks. Preposisi simpleks memiliki dua subkelompok, yaitu preposisi simpleks sejati, yang terdiri dari tiga preposisi: di, ke, dan dari (hlm. 77) dan preposisi simpleks hasil proses gramatikalisasi yang terdiri atas empat preposisi: pada, sampai, hinggam lewat (hlm. 81). Sementara itu, preposisi kompleks dapat diklarifikasi lagi menjadi tiga subkelompok, yaitu preposisi kompleks berafiks: preposisi yang berakfis meng (menuju) dan berafiks meng-i (melalui) (hlm. 89), preposisi kompleks gabung, yang terdiri dari enam preposisi berdampingan: sampai di, sampai ke, hingga di, hingga ke, mulai dari, dan menuju ke (hlm. 93), dan sepuluh preposisi kompleks berkolerasi: dari...ke..., dari...menuju..., dari...sampai..., dari...hingga..., mulai dari...sampai..., mulai dari...hingga..., dari...sampai ke..., dari...hingga ke..., mulai dari...sampai ke..., dan mulai dari...hingga ke... (hlm.95). Di samping itu, ditemukan adanya 33 nomina kolatif yang dapat bergabung dengan peposisi sejati, yang menghasilkan 88 kombinasi. Di antara ke-33 nominasi lokatif itu, ada tujuh nominasi lokatif yang dapat muncul tanpa kehadiran preposisi sejati, yaitu dalam, sekitar, sepanjang, seputar, sekeliling, dekat dan antara. Di antara tujuh nominasi lokatif itu, hanya empat yang dapat digunakan untuk menyatakan makna temporal, yaitu dalam, sepanjang, sekitar, dan antara.
Penelitian ini menemukan adanya lima makna preposisi lokatif bahasa Indonesia, yaitu makna keberadaan, tujuan, asal lokasi, lintasan, dan jarak. PrepL di dan pada menyatakan skema ; PrepL ke, menuju, sampai/hingga(ke/di), dan menuju ke menyatakan skema ; PrepL dari, menyatakan , PrepL melalui dan lewat menyatakan , dan prepL dari...menuju(ke)/hingga/sampai(ke)... menyatakan skema . Sementara itu, makna NL dapat ditinjau berdasar pembedaan nomina lokatif beraksis dan nonaksis.
Dalam konstruksi lokatif, pelepasan dapat terjadi pada preposisi lokatif, nomina lokatif, dan nomina sebagai objek preposisi. Preposisi yang dapat mengalami pelesapan ialah preposisi sejati: di, ke dan dari. Pelesapan preposisi itu terkadi secara gramatikal pada konstruksi koordinatif aditif atau alternatif. Nomina lokatif yang dapat mengalami pelesapan ialah dalam dan atas. Pelesapan nominasi sebagai objek preposisi terjadi baik secara anaforis maupun kataforis, sedangkan pelesapan preposisi lokatif terjadi secara anaforis.
Ada dua tipe pola frasa preposisional lokatif bahasa Indonesia, yaitu preposisi lokatif + nomina/frasa nominal dan preposisi lokatif + Pronomina penunjuk tempat. Semua subkategori nomina dapat hadir sebagai salah satu pengisi objek preposisi dalam konstruksi lokatif.

This research is a consideration of the locative preposition in Indonesian language. Focused upon are the detenuination, classification, and meaning of these prepositions as well their phrase patterns and deletion in locative construction.
This descriptive qualitative research utilized print media - Kompas, a daily newspaper, and Tempo, a magazine, published during the period form 2003 to 2006. The resulting data consists of sentences which have locative constructions consisting of three elements - preposition subject, locative prepositions, and preposition object. This study utilizes a cognitive semantics approach, especially when it is used for describing the meanings of locative prepositions through image schema.
The findings of the research highlight 25 locative prepositions in the Indonesian language which can be classified into two major categories - simplex and complex. Simplex prepositions have two sub-categories - true simplexes which consist of the three prepositions di, ke, and dari (p.77) and simplexes which undergo grammatical variation and consist of the four prepositions pada, sampai, hingga, and Iewat (p. 81). On the other hand, complex prepositions can be classified into three sub-categories - affixation of complex prepositions with the affixed prepositions being meng- (menuju) and meng-i (melalui) (p.89), conjoint complex prepositions consisting of the six complex prepositions sampai di, sampai ke, hingga di, hingga ke, mulai dari, and menuju ke (p.93), and the ten correlated complex prepositions dari...ke..., dari...menuju..., dari....sampai..., dari...hingga..., mulai dari....sampai..., mulai dari...hingga..., dari...sampai ke..., dari...hingga ke..., mulai dari...sampai ke..., and mulai dari..hingga ke... (p.95). In addition, there are 33 locative nouns able to be jointed with true prepositions to form 88 combinations. 7 of 33 locative nouns - dalam, sekitar, sepanjang, seputar, sekeliling, dekat, and antara - are able to exist without true prepositions. Also, only 4 of 7 - dalam, sepanjang, sekitar, and antara - can be used for temporal meaning.
This research points out 5 determinants for locative prepositions in the Indonesian language - , , , , and . Conforming to the locative prepositions form, di and pada signal . Confomiing to the locative prepositions form, ke, menuju, sampai/hingga (ke/di), and menuju ke signal . Conforming to the locative prepositions form, darf, signal . Conforming to the locative prepositions form, melalui and Iewat signal . Finally, conforming to the locative prepositions form, dari... menuju (ke) / hingga/sampai (ke). .. signal . It is noted that the respective meanings of locative nouns can be considered to be based on the differences between the axis locative nouns and non-axis locative nouns.
In locative constructions, deletions can happen in locative prepositions, locative nouns, and nouns functioning as the object of the preposition. Prepositions which underwent deletions were the true prepositions di, ke, and dari. Deletions of these prepositions happen grammatically in the construction of the coordinative additive or the altemative. Locative nouns that undergo deletion are dalam and aras. Deletion of nouns Emctioning as the object of the preposition happens in anaphoric and cataphoric constructions whereas deletion of the locative preposition happens in anaphoric constructions.
There were two types of locative propositional phrase patterns in the Indonesian language - locative prepositions + nouns/noun phrases and locative prepositions + category of pronouns of place. All sub-categories of nouns could exist as one of the parts of the object of the preposition in locative construction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
D645
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Haslimin
"Terjemahan merupakan basil dari suatu proses komunikasi antar masyarakat. Mengingat pentingnya peranan kamunikasi dalam kehidupan manusia di jaman maderen ini, maka terjemahan merupakan salah satu media yang sangat diperlukan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kebutuhan akan penterjemahan semakin meningkat karena terjemahan akan membantu lancarnya kamunikasi antar masyarakat atau antar bangsa di dunia. Seperti diketahui dengan banyaknya buku-buku yang diterjemahkan, suatu masyarakat atau suatu bangsa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai aleh masyarakat atau bangsa lain dan dapat Saling tukar pendapat dan informasi. Memang tidak dapat disangkal lagi bahwa terjemahan sangat panting artinya bagi masyarakat atau bangsa di dunia, bahkan melalui terjemahan dapat diketahui kehidupan maupun keanekaragaman kebudayaaan yang ada di muka bumi ini..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Setiawati Noegroho
"Dalam setiap proses penerjemahan selalu kita temui adanya hambatan. Salah satu penyebab adanya hambatan ini adalah sistem bahasa yang satu dengan yang lain tidak selalu sama. Hambatan dalam penerjemhaan ini dapat menyebabkan munculnya varasi padanan. Demikian pula pada proses penerjemahan preposisi di, dari BI ke BP ditemui juga variasi padanan. Variasi padanan inilah yang menyebabkan penerjemahan preposisi di ke dalam BP menarik untuk diteliti. Dalam skripsi ini diteliti padanan preposisi di yang muncul dalam BP, bagaimana probabilitasnya dan pergeseran apa saja yang terjadi. Untuk melakukan penelitian ini, data diambil dari lima buah cerita pendek BI yang telah diterjemahkan ke dalam BP. Dan sebagai dasar dari penelitian ini digunakan teori-teori dari wawasan terjemahan, yang terdiri dari teori perpadanan, pergeseran serta probabilitas; dan teori dari wawasan sintaksis, yang terdiri dari tataran sintaksis, teori mengenai preposisi dalam BI, khususnya preposisi di dan teori mengenai preposisi dalam BP. Data yang terkumpul dari lima buah cerita pendek tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu yang padanannya muncul dan yang padanannya tidak muncul. Pada kelompok preposisi yang padanannya muncul preposisi di dikelompokkan lagi berdasarkan fungsi yang dihantarkannya: fungsi keterangan tempat dan fungsi keterangan waktu. Baik pada kelompok preposisi di yang padanannya mucul maupun yang padanannya tidak muncul, data dikelompokkan lagi berdasarkan bentuknya: preposisi dasar dan preposisi turunan di. Kemudian dianalisis pula pergeseran apa saja yang terjadi. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa munculnya variasi padanan pada preposisi dasar di disebabkan oleh konteks yang ada sebelum atau sesudah preposisi di. Pada preposisi turunan di variasi padanannya selain disebabkan oleh konteks, disebabkan pula oleh adanya sinonim dari padanan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenie Tamara
"Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, masing--masing bangsa merasa perlu untuk menjalin hubungan dengan dunia luar, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan lain-lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan adanya kegiatan penterjemahan di semua negara. Tujuan dari kegiatan penterjemahan antara lain adalah sebagai alat menuju pada kemajuan tehnologi mo_dern, sebagai alat komunikasi dengan bangsa-bangsa lain dan juga untuk memperkenalkan kebudayaan dan cita-cita hi_dup suatu bangsa kepada bangsa lain. Yang dimaksud dengan penterjemahan adalah kegiatan untuk menghasilkan kembali amanat (message) yang dinyatakan dalam bahasa sumber (selanjutnya disingkat BSu) dengan menggunakan padanan terdekat dan wajar (the closest natur_al equivalent) dalam bahasa sasaran (selanjutnya disingkat BSa) (Nida & Taber, 1969:12). Dengan demikian penterjemah bertindak sebagai penerima BSu dan sekaligus sebagai pengirim BSa. Hal ini menyebabkan seorang penterjemah harus me_nguasai BSu dan BSa sebaik-baiknya serta mengetahui latar belakang budaya BSu dan BSa agar dapat benar-benar memahami amanat yang terkandung dalam BSu untuk mencari padan_an yang terdekat dan wajar dalam BSa. Pada hakekatnya masalah pokok dalam penterjemahan adalah masalah perpadanan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>