Ditemukan 7457 dokumen yang sesuai dengan query
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1994
499.25 MOR
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Darmansyah
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1994
499.25 DAR m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Budi Santoso
"Hampir setiap saat manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila pihak yang melakukan komunikasi tersebut yaitu pembicara dan kawan bicara memahami bahasa yang digunakan. Untuk memahami sebuah bahasa, seorang penutur dituntut untuk memahami kaidah_-kaidah yang ada dalam bahasa tersebut. Dalam bahasa terdapat kaidah leksikal dan kaidah gramatikal. Kaidah leksikal merupakan kaidah dalam bahasa yang berhubungan dengan perbendaharaan kata. Kaidah gramatikal merupakan kaidah bahasa yang berhubungan dengan struktur bahasa tersebut. (Kentjono,I982 : 16). Kaidah gramatikal bahasa mencakup morfologi dan sintaksis. Morfologi adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari kata, bagian kata serta proses pembentukannya. Sintaksis adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari bagian yang lebih besar dari kata seperti (rase, klausa dan kalimat, serta hubungan di antara satuan-satuan tersebut (Kentjono, 1982: 39).Salah satu satuan linguistik yang dibahas dalam sintaktis adalah kalimat. Tentang definisi kalimat Kenneth L. Pike dalam bukunya Grammatical Analysis (1977: 489) menyatakan : Sentence is an independent clause initialing the cognitive part of conversation, or a proportional unit combining clause with clause and initiating into independent unit; or a minimum reply; or exclamation , greeting or other .Definisi kalimat di atas menjelaskan bahwa masih ada satuan linguistik yang lebih besar dari kalimat misalnya percakapan. Kalimat itu sendiri merupakan bagian dari sebuah percakapan. Menurut Pike kalimat dapat berupa sebuah jawaban singkat, seruan, salam ataupun yang lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12848
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
M. Ridho Reinaldi
"
ABSTRAKSalah satu implikasi dari percampuran bahasa adalah keberadaan code-mixing antara dua bahasa atau lebih, misalnya antara bahasa Prancis dan bahasa Inggris yang dikenal dengan istilah Franglais. Artikel ini membahas penggunaan franglais dari segi morfosintaksis dengan mengamati pembentukan dan posisi franglais tersebut dalam kalimat. Data yang digunakan adalah artikel pameran busana musim panas 2017 keluaran rumah mode Chanel oleh majalah Vogue Paris, ELLE, dan Madame Figaro. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Analisis dilakukan berdasarkan teori sintaksis Le Querler (1994) dan teori morfologi Spencer dan Zwicky (2001). Hasil yang ditemukan adalah bahwa secara morfologis dan dalam struktur kalimat, franglais diungkapkan secara berbeda-beda dalam setiap majalah. Secara morfologis, sebagian besar kata bahasa Inggris yang digunakan merupakan bentuk derivasi dan terdapat perbedaan antara ketiga majalah dalam struktur kalimat franglais yang berkaitan dengan redaksi majalah tersebut. Secara struktural, kalimat-kalimat yang ditemukan menggunakan franglais dalam posisi expansion perluasan dalam kegunaannya untuk menjelaskan informasi tertentu. Dalam majalah ELLE dan Madame Figaro, struktur dan tata bahasa Prancis cenderung dipertahankan untuk menunjukkan identitas lokal Prancis kedua majalah tersebut. Unsur bahasa Inggris dalam Vogue Paris menunjukkan interferensi bahasa Inggris dalam bahasa Prancis tanpa penyesuaian dengan struktur dan tata bahasa yang signifikan."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sekar Ayu Putri Satya Maharani
"Verba dalam bahasa Arab atau فعل /fi’l/ sangat menarik untuk dibahas karena dalam satu kata tersebut sudah dapat diketahui persona, jumlah, dan jenis verbanya. Verba bahasa Arab mayoritas terdiri dari tiga konsonan atau biasa disebut dengan verba trikonsonantal tak berimbuhan atau الفعل الثلاثي المجرد /fi'l tsula:tsiy mujarrad/. Verba tersebut dikenal juga dengan verba dasar karena dapat membentuk verba baru dengan proses morfologis berupa derivasi dan infleksi. Objek yang dikaji pada penelitian ini yaitu al-Qur’an surat al-Kahfi yang mengandung banyak kisah di dalamnya. Maka dari itu, penelitian ini membahas hasil analisis morfosintaktis verba trikonsonantal tak berimbuhan yang tergolong dalam الفعل الصحيح السالم /fi‘l shahi:h sa:lim/ pada Q.S. al-Kahfi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode gabungan (kualitatif dan kuantitatif sederhana) dan studi kepustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari Holes (1995) dan Ryding (2005) tentang verba trikonsonantal tak berimbuhan serta derivasi (morfosemantik) dan infleksi (morfosintaktis) verba bahasa Arab. Temuan dalam penelitian ini yaitu verba trikonsonantal tak berimbuhan merupakan verba paling produktif dengan total 272 verba dasar dan 109 verba diantara tergolong dalam fi‘l shahi:h sa:lim. Kemudian ditemukan lima variasi pola verba dasar dan yang paling produktif yaitu فَعَلَ /fa‘ala/ - يَفْعُلُ /yaf‘ulu/ dengan total 40 verba. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dalam penelitian ini sama dengan apa yang diungkapkan oleh Holes.
The verb in Arabic or fi'l is very interesting to discuss because in one word you can already know the person, number and type of the verb. The majority of Arabic verbs consist of three consonants or are usually called unaugmented triconsonantal verbs or fi'l tsula:tsiy mujarrad. These verbs are also known as basic verbs because they can form new verbs using morphological processes in the form of derivation and inflection. The object studied in this research is the Al-Qur'an Surah al-Kahf which contains many stories in it. Therefore, this research discusses the results of morphosyntactic analysis of unaugmented triconsonantal verbs which are classified as fi‘l shahi:h sa:lim in Q.S. al-Kahf. The method used in this research is a mix research (qualitative and simple quantitative) and literature study. The theory used in this research is from Holes (1995) and Ryding (2005) regarding unaugmented triconsonantal verbs and the derivation (morphosemantics) and inflection (morphosyntactics) of Arabic verbs. The findings in this research are that unaugmented triconsonantal verbs are the most productive verbs with a total of 272 basic verbs and 109 of them are classified as fi'l shahi:h sa:lim. Then we found five variations of basic verb patterns and the most productive was فَعَلَ /fa'ala/ - يَفْعُلُ /yaf'ulu/ with a total of 40 verbs. Therefore, it can be concluded that the results of the analysis in this research are the same as what Holes revealed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1986
499.25 MOR (1);499.25 MOR (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Surya Taib
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen P dan K, 1990
499.225 6 SUR m (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Durdje Durasid
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1986
414 DUR m (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
499.221 5 MOR
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bengkulu: Dinas Pariwisata Prop. Bengkulu, 2004
301.02 BUN (1);301.02 BUN (2);301.02 BUN (2);301.02 BUN (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library