Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Perkins, Dexter
Djakarta: Endang, 1956
973.92 PER t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Resky
Yogyakarta: Deepublish, 2015
327.73 MUH k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyad
"Tulisan ini berusaha menggambarkan kondisi kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dilakukan oleh Presidennya yaitu George W. Bush. Kebijakan yang dilakukannya melahirkan kontroversi baik di dalam negeri maupun di lingkungan ekstenalnya. Meskipun demikian Presiden Amerika Serikat melakukan kebijakan luar negerinya dengan faktor-faktor yang dianggapnya sangat determinan. faktor-faktor yang mempengarubjn kebijakan tersebut di antaranya adalah keamanan nasionai, ekonomi dan politik. Sebagaimana diketahui bahwa sebelumnya kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada waktu perang teluk pertama di masa pemerintahan George Bush Senior selalu mengedepankan multilateralisme. Namun sebelum peristiwa 11 September 2001 unilateralisme Amerika Serikat lebih berorientasi ke dalam, yaitu untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat secara langsung, tanpa mengubah tatanan internasional yang berlaku. Situasi berubah setelah serangan teroris yang menghancurkan WTC mempermalukan negara adidaya tersebut, dan membuatnya untuk pertama kali merasa sangat terancam dan tidak berdaya. Dengan menggunakan kekuatan militernya yang tak tertandingi kebijakan unilateralisme Amerika Serikat akhimya diarahkan ke luar, tidak saja untuk menghancurkan ancaman atau potensi ancaman, tetapi juga untuk mengubah lingkungan strategis sesuai perspektif dan kepentingan Washington. Di antara perubahan kebijakan tersebut adalah dengan melakukan invasi ke Irak yang menggunakan dalih dan dalil yang harus dipertanyakan ulang (unilateralisme) dan ini dilakukan karena Amerika Serikat mernpunyai kekuatan hegemoni dalam bidang militer dan ekonomi.
Pokok permasalahan penelitian ini adalah mengapa terjadi perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Irak Pasca Tragedi WTC tahun 2001-2003. Adapun teori yang digunakan adalah tentunya erat kaitannya dengan kepentingan nasional Amerika Serikat itu sendiri. Hipotesa penelitian ini adalah setelah terjadinya Tragedi WTC 11 September 2001 Amerika Serikat memandang penting untuk menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi dan politik, maka negara ini melakukan perubahan kebijakan luar negerinya dari multilateral ke unilateral.
Paparan tulisan ini menggunakan metode penelitian eksplanatif yang berusaha menerangkan kausalitas yang terjadi di dalamnya, dalam hal ini penyebab terjadinya perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa pemerintahan George W. Bush Pasca Pemboman WTC Terhadap Irak 2001-2003."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Perkins, Dexter
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1947
327.973 PER u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Perkins, Dexter
Bloomington: Indiana University Press, 1963
327.73 PER a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Awal
"Tesis ini menganalisis politik luar negeri AS terhadap proses demokratisasi serta perjuangan kelompok FSA (Free Syirian Army) dan SNC (Syirian National Council) dalam upaya menjatuhkan kediktatoran rezim Bashar Al-assad yang telah berkuasa selama 16 tahun di Suriah. Paradoksnya adalah bahwa selama terjadinya konflik antara kelompok oposisi dan rezim Assad yang didukung oleh kekuatan militer Rusia, Amerika Serikat sebagai pendukung demokrasi di dunia tidak memberikan suatu reaksi yang tegas terhadap tindakan rezim Suriah. Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kerangka teori pilihan rasional, rasional aktor model dan kepentingan nasional. Penelitian ini menemukan bahwa Politik luar negeri Amerika Serikat di bawah pemerintahan Barack Obama dalam memperjuangkan demokrasi di Suriah cenderung beralih ke politik minimalis dari politik maksimalis. Tesis ini menyimpulkan bahwa, Peralihan paradigma politik tersebut disebabkan Suriah tidak mempunyai arti strategis bagi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat di Timur-Tengah.

This tesis analyzes US foreign policy towards the democratization process and the FSA (Free Syirian Army) and SNC (Syirian National Council) effort to topple the Bashar Al-Assad dictatorship regime that has ruled for 16 years in Syria. The paradox is that during the conflict between the opposition and Assad's regime that has been supported by the military power of Russia, US support of democracy in the world does not give an explicit reaction against the actions of the Syrian regime. Using qualitative approach and the theorotical framework of rational choice, rational actor models and national interest. This study finds that under Barack Obama‟s presidency in the fight for democracy in Syria US foreign policy is likely to turn from political maximalist to political minimalist. The study concludes that, this political paradigm shift happens because Syria does not have a strategic significance for US national security interests in the Middle East.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafy Rahadi Putra. S
"Skripsi ini bertujuan untuk membahas bagaimana proses pelaksanaan diplomasi publik Amerika Serikat pada masa pemerintahan Obama. Diplomasi publik yang digunakan adalah dengan menggunakan tema olahraga, yaitu melalui Sports Envoy Program. Merupakan program dilaksanakan pemerintah AS sebagai sarana diplomasi publik AS untuk memeperbaiki citra AS yang sempat turun di masa pemerintah Bush. Olahraga merupakan tema khusus yang digunakan dalam pelaksanaan diplomasi publik AS melalui Sports Envoy Program,dengan mengirimkan duta-duta olahraga AS ke negara-negara Islam. Namun negaranegara lain yang bukan mayoritas penduduknya adalah muslim juga merupakan mitra AS dalam pelaksanaan program ini. Olahraga merupakan hal yang digemari dan mudah dipahami hampir di seluruh dunia, sehingga dengan mengangkaat teman olahraga sebagai diplomasi publik AS, diharapkan pelaksanaan diplomasi publik AS menjadi lebih efektif. Melalui program ini diharapkan dapat memperbaiki citra AS yang sempat turun di masa pemerintahan sebelumnya dan dapat memperkokoh hubungan diplomatis AS dengan negara-negara lainnya.

This thesis aims to discuss how the implementation of U.S. public diplomacy during the reign of Obama. Public diplomacy that is used is to use a sports theme,namely through the Sports Envoy Program. The U.S. government implemented a program as a means of U.S. public diplomacy for the U.S. image Touch ups who had dropped in during the Bush administration. Sport is a special theme that isused in the implementation of U.S. public diplomacy through the Sports Envoy Program, by sending ambassadors to the U.S. sports Islamic countries. But other countries are not the majority of the population is Muslim is also a U.S. partner in the implementation of this program. Sport is a popular and easy to understand almost all over the world, so with the theme of sport as a U.S. public diplomacy, it is expected the implementation of U.S. public diplomacy more effective. Through this program is expected to improve the U.S. image which had dropped in the previous government and the U.S. can strengthen its diplomatic relations with other countries."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Perkins,Dexter
Boston: Little, Brown and Company, 1944
973.92 PER a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Halil Rahim
"ABSTRAK
Kajian ini menganalisis penyebab dari gagalnya diplomasi koersif Amerika Serikat terhadap Iran pasca keluar dari Joint Comprehensive Plan of Actions (JCPOA). Tidak puas dengan JCPOA, pemerintahan Trump memutuskan untuk keluar secara sepihak dari kesepakatan tersebut kemudiansegera menerapkan diplomasi koersif kepada Iran dengan tujuan untuk membuat kesepakatan baru yang lebih komprehensif di luar JCPOA. Diplomasi koersif tersebut diimplementasikan melalui kampanye maximum pressureyang mengandalkan ancaman dan implementasi sanksi-sanksi keras kepada Iran. Maximum pressure tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam strategi diplomasi koersif ultimatum (2018) dan gradual turning of the screw (2019). Dengan menggunakan teori efektivitas diplomasi koersif dan metode penelitian causal-process tracing, kajian ini menemukan bahwa penyebab dari gagalnya diplomasi koersif Amerika Serikat pada periode 2018-2019 adalah karena tidak terpenuhinya seluruh variabel-variabel efektivitas diplomasi koersif yaitu legitimasi tujuan, kewajaran dan konsistensi permintaan, kredibilitas ancaman, insentif, serta asimetri motivasi.

ABSTRACT
This study analyzes the failure of U.S. coercive diplomacy against Iran after U.S. withdrawal from the Joint Comprehensive Plan of Actions (JCPOA). Unsatisfied with the terms of the agreement in the JCPOA, the Trump administration decided to unilaterally withdraw from the deal in May 2018 and immediately employ coercive diplomacy against Iran with the objective of making a new and more comprehensive deal outside JCPOA. The use of coercive diplomacy by the U.S. was implemented through a maximum pressure campaign that relied both on threats and use of harsh sanctions that are integrated into two different strategy of coercive diplomacy, namely ultimatum in 2018 and gradual turning of the screw in 2019. Using the effectiveness theory of coercive diplomacy and causal-process tracing method, this study found that U.S. failure to achieve its policy objective is due to the non-fulfillment of effectiveness variables of the theory such as the legitimacy of the objective, the reasonability and consistency of the demand, the credibility of the threats, incentives, and asymmetry of motivation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Syarief P
"ABSTRAK
Tugas karya akhir ini membahas hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Indonesia pada tahun 2008 ? 2012. Hubungan bilateral kedua negara ini akan dilihat melalui tiga paradigma besar dalam Ilmu Hubungan Internasional, yaitu Realisme, Liberalisme, dan Konstruktivisme. Pembahasan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pembentukan hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia yang menjadi lebih erat dan terbentuknya Comprehensive Partnership pada tahun 2010. Dinamika hubungan ini akan dijelaskan melalui teori Balance of Interest pada paradigma Realisme, teori Democratic Peace pada paradigma Liberalisme, dan teori ?Identitas, Kekuatan, dan Pembentukan Persepsi Ancaman? pada paradigma Konstruktivisme. Hasil yang didapatkan adalah, hubungan kedua negara yang lebih erat pada periode 2008 ? 2012 terbentuk karena kesamaan ideologi yang dimiliki sehingga mengarah kepada kerja sama, dan kerja sama ini terjadi atas dasar peluang yang lebih baik bagi masing-masing negara untuk mencapai kepentingannya.

ABSTRACT
This final assignment discusses about U.S. and Indonesia bilateral relations in year 2008 ? 2012. Bilateral relations between the two countries would be examined from three major paradigms in International Relations, which are Realism, Liberalism, and Constructivism. This discussion is intended to explain the closer-tied relationship between the U.S. and Indonesia in the particular period, and led to the creation of Comprehensive Partnership back in the year 2010. The relationship will be examined with the Balance of Interest theory in Realism, Democratic Peace theory in Liberalism, and ?Identity, Power, and Threat Perception? in Constructivism. The discussion concludes that the closer relationship of the two countries is shaped because of the similarity in ideology that leads to cooperation, while at the same time the cooperation is done to maximizing the opportunity and the potential from each other for the sake of pursuing national interests.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>