"
ABSTRAKUntuk orang-orang Korea, dinamika dalam hubungan militer dan konstitusi antara Republik Korea ROK dan Amerika Serikat US dengan sejarah dan ingatan akan perang sipil Korea membawa pendapat positif dan negatif bagi warga Korea mengenai sekutu mereka, Amerika Serikat. Dan di Korea Selatan, dunia hiburan menjadi media paling efekif untuk membawa isu mengenai Amerika Serikat bersama dengan pemakaian media masal. Melalui perspektif nasionalism, penelitian ini akan menggunakan theori ethno-nasionalism milik Connor dan teori perfilman formalis sebagai landasan untuk menganalisa dan menginterpretasi bagaimana TV seri Korea The King 2 Hearts 2012 dapat menggiring penonton hingga memiliki sentimen anti-amerika. Dengan menganalisa plot, dialog, dan karakter-karakter dalam TV seri tersebut, argumen tentang cara TV seri tersebut mengarahkan pemikiran para penonton dari Korea untuk membentuk sentimen anti-amerika dengan menggunakan ingatan akan perang sipil Korea, rasa kebersaudaraan mereka yang mulai bertumbuh antara Korea Selatan dan Utara, dan kebencian mereka terhadap Amerika Serikat akan dibuktikan
ABSTRACTFor the Koreans, the ups and downs in Republic of Korean ROK and United States rsquo US military and constitutional relationship together with the history and memory of Korean civil war bring both the positive and negative opinions about their biggest ally, United States, up to the society. And in South Korea, entertainment becomes the most effective media to bring up the issues about US together with the usage of mass media. Through the nationalism perspective, this study will use Connor rsquo s ethno nationalism as the analytical framework to analyze and interpret how the Korean TV series The King 2 Hearts 2012 can lead the audience into having the anti American sentiment. By examining the plot, dialogues, and characters in the TV series, the argument of the way the TV series leads the Korean audience rsquo s minds into forming the Anti Americanism sentiment using the memories of Korean civil war, the growing sense of brotherhood that remained in the relation between South and North Korea, and the hatred towards United States will be proven. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017