Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hamidi
Djakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1988.
394.4 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Dharmika
"Usaha untuk melestarikan lingkungan alam dengan sebaik-baiknya ditemukan pada masyarakat desa adat Tenganan Pegringsingan, kecamatan Manggis, kabupaten Karangasem, Bali yang pernah dikenal dengan nama Republik Tenganan, dan usaha ini termuat dalam awig-awig. Awig-awig adalah suatu bentuk hukum tertulis yang memuat seperangkat kaedah-kaedah sebagai pedoman bertingkah laku dalam masyarakat dan disertai dengan sanksi-sanksi yang dilaksanakan secara tegas dan nyata. Para leluhur penduduk desa ini menyusun awig-awig pada sekitar abad ke 11, dan dibakukan dalam sebuah 'buku suci' 58 halaman yang ditulis dalam bahasa Bali. Sejumlah aturan adat yang dinyatakan dalam awig-awig tersebut dan ketaatan penduduk untuk menegakkan aturan-aturan yang bersangkutan memungkinkan sumber daya lingkungan alam tetap terpelihara. Berkat ketaatan penduduk dalam menjalankan aturan-aturan yang ada dalam awig-awig ini, penduduk desa Tenganan Pegringsingaan memperoleh penghargaan Kalpataru untuk kategori penyelamat lingkungan tahun 1989.
Awig-awig yang telah berlaku sejak abad 11 secara turun temurun dikalangan masyarakat Tenganan Pegringsingan, penulis duga telah mengalami proses perubahan. Oleh sebab itu, berbagai gejala yang berhubungan dengan keberadaan awig-awig ini ditelusuri kaitannya. Misalnya, gejala-gejala alam yang pernah terjadi, proses ekonomi, proses kontak.
Tujuan kajian ini adalah ingin menelusuri keberadaan awig-awig dan hubungannya dengan berbagai gejala yang melibatkan perilaku masyarakat desa adat Tenganan Pegringsingan. Selanjutnya tulisan ini mencoba menjawab persoalan﷓persoalan yang secara operasional dijabarkan sebagai berikut, (1) Mengapa pranata seperti awig-awig itu masih dipertahankan dan dilaksanakan oleh masyarakat desa adat Tenganan sampai sekarang? (2) Adakah perubahan-perubahan yang terjadi baik pada tingkat peraturan-peraturan dan penafsiran maupun pada tingkat perilaku masyarakat yang bersangkutan? Kalau ada, bagaimana perubahan-perubahan itu.
Dalam pengumpulan data untuk mengkaji pokok permasalahan tesis ini, penulis melakukan studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Dalam studi kepustakaan pertama-tama penulis berusaha mendapatkan teks awig-awigdesa adat Tenganan Pegringsingan dan sekaligus menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian lapangan penulis lakukan untuk mengamati dan menjelaskan gejala-gejala sosial terutama yang mencerminkan interaksi penduduk desa dengan lingkungan yang berpedoman pada awig-awig yang mereka miliki.
Temuan ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut, (1) awig-awig desa adat Tenganan Pegringsingan dengan sanksi-sanksi yang tegas dan nyata ternyata telah mampu mengatur hubungan manusia dan kesinambungan pemanfaatan sumber daya alam. (2) Kelestarian lingkungan di desa adat Tenganan Pegringsingan dapat dipertahankan sampai sekarang karena potensi sosial budaya yang mereka miliki. Potensi budaya terlihat dalam kepercayaan tentang dunia Buana Agung dan Buana Alit di mana hubungan diantara dunia ini harus selalu dijaga, kepercayaan tentang adanya penjaga hutan (Lelipi Selahan Bukit) dan adanya aturanaturan adat (awig-awig) dengan sanksi-sanksi yang tegas dan nyata. Potensi sosial terlihat pada perkembangan penduduk relatif stabil, adanya struktur pemerintahan desa yang khas dan adanya sosialisasi yang intensif tentang tradisi yang penuh dengan dinamika dan perubahan sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya. (3) Pergantian generasi dengan tantangan yang berbeda dan bervariasi, menyebabkan terjadinya pemilihan terhadap unsur-unsur tradisi sesuai dengan kepentingan tertentu. Perubahan yang terjadi pada masyarakat desa Tenganan pada dasarnya disebabkan karena kekuatan dari dalam masyarakat maupun karena kekuatan dari luar. Kekuatan dari dalam seperti, terjadinya bencana alam kesadaran, meletusnya gunung Agung, kekeringan, terjangkitnya penyakit menular, dan adanya kesadaran individu akan mutu tanaman yang berlandaskan pada pertimbangan rasional dan memungkinkan individu bertindak dan memperoleh keuntungan-keuntungan yang memuaskan, menyebabkan individu-individu yang lain dalam situasi yang sama dapat mencontoh tindakan yang terealisasi tersebut.
Perubahan yang disebabkan karena kekuatan dari luar seperti adanya kontak-kontak kebudayaan seperti misalnya, masuknya industri pariwisata ke desa ini, adanya program pendidikan sekolah, dan program penghijauan. (4) Pasal-pasal dari awig-awig yang terkait dengan lingkungan mengalami perubahan adalah, pasal 8 tentang larangan menanam beberapa tanaman dan larangan melakukan beberapa kegiatan, pasal 23 dan 37 tentang penggunaan tanah, larangan ke luar rumah selama melakukan kegiatan Metruna Nyoman, di samping itu juga terjadi penafsiran-penafsiran baru terhadap beberapa pasal dari awig-awig."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Dhana
"ABSTRAK
Tesis ini membahas masalah tentang proses adaptasi orang Bali yang menjalankan tradisi yang berkaitan dengan adat dan agama Hindu di Jakarta Utara. Dalam menjalankan tradisi tersebut mereka membutuhkan organisasi sosial, yaitu banjar sebagaimana layaknya di Bali, padahal mereka berasal dari lingkungan tradisi yang berbeda-beda di Bali, dan tentunya mereka telah berada pada lingkungan sosial di kota yang berbeda dari lingkungan sosial di Bali. Karena itu, pertanyaan pokok yang dijawab dalam tesis ini adalah: mengapa demikian, dan bagaimana proses pembentukan, pengembangan, struktur, dan fungsi banjar tersebut?
Dengan mengacu konsep dan teori tentang adaptasi dari Bennett (1976), dan tentang subkultur dari Fischer (1980), serta beberapa konsep dan teori terkait lainnya, kajian ini menunjukkan hasil sebagai berikut.
Orang-orang Bali di Jakarta Utara membentuk dan mengembangkan banjar karena mereka mengalami berbagai masalah yang berpangkal pada keterbatasan kemampuan mereka untuk menjalankan tradisi mereka.
Hal itu berlangsung melalui proses yang meliputi tahap-tahap: rapat pembentukan banjar, pembuatan anggaran dasar, pengadaan dan penggunaan tanah, dan pembuatan beberapa sarana kegiatan banjar. Dalam proses itu mereka melakukan penyesuaian dengan lingkungan mereka yang tercermin pada cara mereka berhubungan dengan, dan memanfaatkan lingkungan sosial dan lingkungan alam untuk metnenuhi kepentingan bersama mereka.
Berdasarkan hal itu terwujudlah banjar di Jakarta Utara dengan struktur dan fungsinya yang tidak identik tetapi menunjukkan perbedaan dan kemiripannya dengan struktur dan fungsi banjar di Bali. Fungsinya tercermin pada berbagai kegiatan, yaitu: kegiatan ritual, kegiatan pendidikan agama, kegiatan kesenian, dan kegiatan sosial ekonomi yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara yang relatif berbeda dari cara pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti itu yang dilakukan oleh banjar di Bali.
Dengan berfungsinya banjar di Jakarta Utara melalui berbagai kegiatan tersebut, maka timbullah rasa aman dan kebetahan orang-orang Bali yang bersangkutan untuk tetap bermukim di Jakarta Utara dan sekitarnya. Namun fungsi banjar itu bukanlah merupakan faktor tunggal yang menyebabkan rasa aman dan kebetahan orang-orang Bali tersebut, melainkan disebabkan pula oleh faktor-faktor lainnya."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Her Suganda
Bandung: Kiblat Utama, 2006
306 HER k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Lestari
"Jurnal ini membahas tentang Tradisi Malam Henna atau Ghumra di Arab Saudi sebagai salah satu kebudayaan yang mendarah daging dalam pernikahan Arab. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kualitatif, dimana penulis menggunakan studi pustaka, wawancara, juga mencari sumber-sumber terbaru yang berkaitan dengan judul. Hasil analisis yang penulis dapatkan, Henna merupakan nama dari bahasa latin untuk tanaman Lawsonia yang kemudian diucapkan oleh orang Arab sebagai Hinna. Henna ini dihaluskan, dikeringkan, kemudian diracik sehingga menjadi sebuah pasta yang dapat digunakan sebagai cat untuk menggambar di tangan dan kaki juga tubuh. Malam henna merupakan rangkaian pernikahan Arab Saudi yang dilakukan setelah proses Milka. Adapun konsep atau proses pernikahan Arab Saudi adalah ta rsquo;aruf, khitbah, milka, malam henna atau ghumra, dan puncak perayaan pernikahan. Dalam pelaksanaan malam henna atau ghumra biasanya dilakukan di tempat wanita dan hanya dihadiri oleh para wanita saja. Tujuan utama diadakannya malam henna atau ghumra adalah untuk mendoakan para mendiang dan juga berdoa untuk kelancaran pernikahan hingga hari pernikahan. Gambar henna bukanlah sembarang gambar, terdapat beberapa simbol yang terkandung dalam setiap gambar yang digambar. Dalam perkembangannya, malam henna atau ghumra sudah tidak sesakral dahulu. Di zaman modern ini, para pemudi lebih memilih pernikahan yang sederhana dan menginvestasikan uangnya untuk invetasi masa depan.

This journal explain about Tradition of Henna Night or Ghumra in Saudi Arabians as one of culture which cultivation in Arab wedding. The methods which using in this journal is qualitative method, whereas author using the textual analysis, interview, also searching new sources which related with the title. The result of analysis, Henna is a name from Latin language for lawsonia plant which called Arab people as hinna. Henna mashed, drained, then blend until being like pasta which used as paint for drawing on hand or foot. The henna night is a part of Arab wedding which did after mila process. The concept or process of arab wedding is taaruf, khitbah, milka, the henna night or ghumra, and the peak of marriage. In the implementation of henna nightor ghumra usually attend in woman place and just celebrated by ladies only. The common of henna night or ghumra is to pray for ancestors and also for the smoothness of the wedding till the day. In the developments, henna night or ghumra it hasn 39 t sacred like past. Modern era, the young people prefer choose simple wedding and invested their money for future. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fachruddin
Bandar Lampung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
959.8 FAC p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adhyaksa Dault
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin mengetengahkan suatu pola penyesuaian (adaptasi) sebuah Lembaga Pendidikan Tradisiona! Agama Islam yang disebut Pesantren yang selama mi terkenal dengan tradisi lamañya. Tradisi lama yang dimaksud adalah keseluruhan tradisi pesantren yang sangat kuat diwarnal oleh doktnin keagamaan. Seluruh tradisi pesantren berpijak pada Kitab Kuning dan kitab-kitab kiasik Islam. Kurikulum pesantren berpijak pada kitab-kitab klasik 1W. Dalam system pendidikan dan pengajaran pesantren tidák ada system kias; Santri dianggap menyelesaikan pendidikan apabifa mampu dan menguasai kitab kuning dan kitab-kitab kiasik Lainnya. Dengan kuatnya pijakan terhadap doktrin keagamaan, maka pesantren yang berwawasan konsrvatif. mi tidak menerima unsurunsur luar yang bersifat non agama. Sikap tt tertutup mi telah berlangsung berabad-abad lamanya dan merupakan kekhasan utama yang ada pada sistem tradisional ini.
Sejalan dengan kemajuan zaman dan perubahan masyarakat, sistem tradisional mi tidak begitu saja dipertahankan Untuk dapat mengimbangi perkembangan clan dinamika perubahan masyarakat perlu ada penyesuaian (adaptasi). Adaptasi mi menyentuh berbagai bidang seperti pendidikan dan kurikulum, bidang sosial, ekonomi, dan politik. Proses penyesuaian din sebuah pesantren terhadapdinamika dan perubahan masyarakat ditunjukan oleh pesantren Daarul T...fluum di Kotamadya Bogor yang menjadi lokasi utama penelitian mi. Tulisan mi bersifat deskriptif anahtik yang lebih mengandakan wawancara dan pengamatan. Wawancara dilakukan terhadap berbagai komponen. pesantren seperti Kyai (4 orang), GurulUstadz (4 orang), Santri (14 orang), orang tua santri (16 orang), tokob masyarakat (5 orang) Mereka dianggap dapat mewakil; unsurunsur yang yang menjadi subyek penelitian.
Dan basil wawancara dan pengamatan intensifterhadap proses adaptasi pesantren Daarul Uluum terhadap dinamika dan perubahan masyarakat, penelitian ml menemukan berbagai perubahan antara lain bahwa ciri khas pesantren tradisional dimana dominasi pendidikan dan pengajaran adalah penguasaan kitab-kitab kiasik Islam perlahan-lahan ditinggalkan dengan teradopsinya kurikulum Nasional yang mewajibkan semua lembaga pendidikan balk Yang agama maupun yang umum menyelenggarakan sistem pendidikan Nasional. Penelitian mi menemukah bàhwa pesantr en Da arul Uluum tidak lagi bersifat tradisional eksk1usif, namun sudah mengarab ke modem inklusif lndikatornya ad alah adanya adaptasi kurikulum, adaptasi sistem pendidikan dan pengajaran, adaptasi di bidang keuangan dan ekonomi, sosial, budaya dan politik. lmplikasinya di masa .depan adalah bahwa pesantren ml akan bisa menghadapi berbagai perubahan dan dinamika zaman karena sifatnya yang sudah terbuka (modern-inklusit). Penulis akhirnya berkesimpulan bahwa karena adanya kemajuan cara berpikir dan dinamika masyarakat maka sistem pesantren yang selama mi dirasakan sangat eksklusif dan tradisional perlahan-lahan ditinggalkan dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hammerle, P. Johannes Maria
Nias : Yayasan Pusaka Nias , [date of publication not identified]
306.072 HAM d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman
"Tradisi maataa merupakan tradisi tahunan yang di dalamnya terdapat berbagai ritual, kabhanti, dan tarian. Tradisi maataa memiliki nilai yang dapat mempersatukan masyarakat pendukungnya. Nilai itu berupa nilai religius dan nilai sosial, bahkan secara filosofi tradisi maataa merupakan perwujudan dari siklus kehidupan terutama yang berhubungan dengan kelahiran dan perkawinan. Selain itu, masalah kelisanan ditemukan dalam kabhanti tradisi maataa.
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan kelisanan dan keberlangsungan tradisi maataa. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelisanan dalam tradisi maataa tercermin dari kabhanti yang dilantunkan yang sarat dengan repetisi dan penggunaan perumpamaan yang mengambil dari alam sekitar. Selain itu, kabhanti dalam tradisi maataa penciptaannya terjadi secara spontan sangat bergantung pada audiens dan penari. Dari segi formula kabhanti dalam tradisi maataa umumnya berbentuk frasa dan ketika dilantunkan terjadilah variasi yang berbentuk teks dan cara melantunkannya. Untuk mempertahankan eksistensinya tradisi maataa diwariskan dengan melalui tiga pola pewarisan yaitu pewarisan dalam pertunjukan, pewarisan secara langsung, dan pewarisan di kalangan sendiri.

Maataa is an annual tradition and has various ritual, kabhanti and dancing. Maataa tradition has value that could unite all the society. Those values are religious and social value, even philosophically maataa tradition is a life cycle which relates to natality and marriage. In other hand, orality problem is also found in kabhanti maataa tradition.
The objective of this research is to explore the orality and the sustainity of maataa tradition. It used qualitative method by ethnography approach. The result shows that orality in maataa tradition reflected from the sound of kabhanti which has repetition and using of metaphor from the environment. Then, kabhanti in maataa tradition created spontaneously depend on the audiences and the dancers. Kabhanti formula generally in phrase and there are is variations on text and the way of orality when it is orality. There are three inheritance ways in keeping the existence of maataa tradition which are by performance, direct and inheritance of the society itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wei, Liming
Beijing: China Intercontinental Press, 2010
SIN 306.951 WEI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>