Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lessing, Gotthold Ephraim, 1729-1781
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2005
193 LES p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikri Nurul Hakim
"Penelitian ini memaparkan bagaimana bunuh diri filosofis diterapkan oleh tokoh dalam kisah Сон Смешного Человека/Son Smeshnogo Cheloveka/Mimpi Orang Sinting karya Fyodor Dostoevsky sebagai solusi dari permasalahan hidupnya, dengan menggunakan sudut pandang absurditas yang dikemukakan oleh Albert Camus. Metode penelitian ini menggunakan payung deskriptif analisis. Data dikumpulkan dengan teknik membaca dan mencatat teks yang akan diteliti. Temuan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa bunuh diri filosofis dilakukan oleh tokoh Orang Sinting berdasarkan mimpinya akan sebuah dunia berisikan manusia yang sebelumnya tentram dan damai berubah menjadi saling berselisih dan membuat kehancuran. Hal tersebut membuat tokoh dalam Сон Смешного Человека/Son Smeshnogo Cheloveka/Mimpi Orang Sinting karya Fyodor Dostoevsky melakukan sebuah lompatan iman yang membuatnya menemukan makna hidup dan meyakininya secara spontan.

This research describes how philosophical suicide is applied by the characters in Fyodor Dostoyevsky's story Сон Смешного Человека/Son Smeshnogo Cheloveka/ The Dream of a Ridiculous Man as a solution to his life problems by using the point of view of absurdity put forward by Albert Camus. The method of this research uses qualitative analysis and is descriptive in nature. Data was collected by reading and taking notes on the text to be studied. The findings of this research show that the ridiculous man character commits philosophical suicide based on his dream of a world where humans, who were previously peaceful at all, turn into loggerheads and create destruction. This makes the character in Сон Смешного Человека/Son Smeshnogo Cheloveka/Dream of a ridiculous man by Fyodor Dostoyevsky take a leap of faith that makes him find the meaning of life and believe in it spontaneously."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Louis Leahy SJ
Yogyakarta; Jakarta: Kanisius; Gunung Mulia , 1994
113 LOU f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naupal
"ABSTRAK
Konsep mengenai Tuhan bersifat fluktuasi atau mengalir. Makna kata "Tuhan" terus menerus mengalami pengayaan semantis dan sosio-pragmatis. Perjalanan konsep Tuhan berkembang sesuai dengan perkembangan alam pikiran manusia. Sejarah perkembangan manusia memperlihatkan adanya aliran-aliran dalam konsep ketuhanan, misalnya dikenal konsep teisme, deisme, panteisme dan lain sebagainya. Aliran-aliran itu muncul sebagai keragaman cara pandang terhadap realitas yang tertinggi dari fenomena. di balik dunia yang tampak.
Kekayaan makna konseptual Tuhan menimbulkan pertanyaan yang cukup menggelisahkan penulis. Apa yang menyebabkan keragaman tersebut muncul dan apakah ada suatu landasan dasariah atas keragaman tersebut. Pertanyaan tersebut muncul sebagai akibat dari realistis empiris yang memperlihatkan bahwa konsep tentang Tuhan semakin terpragmentasi dan multiperspektif, bahkan dalam suatu agama pun orang mungkin memiliki pandangan berbeda mengenai Tuhannya. Hal ini dapat terjadi karena konsep Tuhan tidak lahir dari ruang hampa budaya, melainkan dari interpretasi dan penalaran manusia yang terbungkus dalam konteks.
Cara pandang manusia tentang Tuhan dalam perjalanan selanjutnya dilandasi oleh dua sumber:
1. Akal budi (rasio), yang menghasilkan argumen filosofis mengenai keberadaan Tuhan.
2. Pengungkapan (revelation) yang tertuang dalam teks-teks suci (wahyu) dengan argumen teologisnya.
Kedua sumber itu yang kemudian sering kali menjadi dua klub yang saling bertubrukan dan bergesekan, yaitu kebenaran wahyu dan kebenaran akal budi. Kedua legitimasi kebenaran tersebut bagaikan pendulum selalu berayun dari suatu sisi ekstrim ke sisi ekstrim yang lain. Sehingga, ada kelompok yang menafikan kebenaran akal budi dan hanya man menerima kebenaran wahyu, seperti kelompok aliran kebatinan dalam Islam akan hanya mau menerima kebenaran wahyu, seperti kelompok aliran kebatinan dalam Islam atau yang terlihat pada masa dark ages sebagai umat Kristiani di Eropa pada abad pertengahan. Sedang sisi ekstrim kebenaran akal terlihat pada para filsuf positivistic yang menafikan segala yang berbau metafisik Tuhan.
Sikap berlebih-lebihan dari dua kelompok tersebut mendapat perhatian yang cukup mendalam dari para filsuf ketuhanan. Tesis ini akan menunjukan bagaimana Al-Ghazali dan Thomas Aquinas sebagai tokoh filsuf ketuhanan dalam Islam dan Kristen berusaha mendamaikan kedua paham ekstrim tersebut dengan argumen-argumen yang kokoh

Baik A1-Ghazali maupun Thomas Aquinas berusaha menempatkan kedudukan akal dan wahyu secara proporsional sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pandangan kedua filsuf tentang kedudukan akal dan wahyu sangat panting untuk dipahami, karena akan mengantarkan kita kepada pemalraman akan pemikiran filsafat ketuhanan mereka, seperti tentang konsep keesaan, transendensi dan imanensi, nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Walaupun ada beberapa hal yang berada tentang konsep ketuhanan dari kedua tokoh tersebut, karena perbedaan agama, budaya, dan latar belakang kehidupan dan gagasan dasar ide ketuhanan, tapi keduanya telah berusaha memurnikan ajaran agama masing-masing dari segala bidaah, baik dari kaum filosofis bagi eksistensi Allah dengan tetap menaruh perhatian yang besar terhadap kebenaran wahyu sebagai argumen tekstual yang bersifat adi kodrati.
Pemikiran-pemikiran filosofis tentang konsep ketuhanan dari A1-Ghazali dan Thomas Aquinas masih perlu untuk diteliti, bahkan tetap relevan hingga kini, walaupun keduanya hidup pada abad pertengahan, sebab ajaran-ajaran mereka hingga kini masih tetap dilestarikan dan terus dikaji. Di hampir seluruh Pondok Pesantren di Indonesia, karya-karya Al-Ghazali masih menjadi bacaan wajib, demikian juga ajaran Thomas Aquinas masih terns dipelajari, bahkan Para mahasiswa di Sekolah Tinggi Driyarkara begitu akrab dengan Thomisme. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yardan, John L.
Washington, DC : The Council for Research in Values and Philosophy , 2001
231.8 YAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gorman, G.E.
Connecticut: Grenwood Press, 1986
R 016.26 GOR t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Shanks, Andrew
London: Routledge, 2001
230.01 SHA w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Camar Lanang Maulana
"Manusia sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan manusia lain tidak bisa lepas dari tindakan menolong, namun seringkali perbuatan ini merupakan hal yang dianggap remeh, terlalu keseharian dan dianggap bukan hal yang filosofis. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau pengaruh dari gagasan etika kepedulian terkait kegiatan menolong. Etika kepedulian menganggap prinsip kepedulian merupakan hal dasar dalam penalaran moral, begitu juga dalam hal menolong. Oleh sebab itu tulisan ini akan berargumen mengenai pentingnya prinsip kepedulian dalam menolong dibanding hanya berfokus pada prinsip keadilan. Untuk sampai pada tujuan tersebut, tulisan ini akan menggunakan metode distingsi konseptual serta analisis kritis. Dalam tulisan ini akan mendeskripsikan teori dasar etika kepedulian terutama menurut Carol Gilligan, kemudian membandingkannya dengan etika keadilan. Setelah itu barulah dilakukan analisis kritis terhadap konteks menolong dan menjawab kritik yang relevan. Hasilnya ditemukan prinsip kepedulian merupakan unsur penting dalam menolong supaya tindakan menolong tidak menjadi kering dan kehilangan arti.

Humans as social beings in interacting with other humans cannot be separated from helping, but often this action is something that is underestimated, are too unpretentious, and is considered not a philosophical thing. This paper aims to examine the influence of ethics of care related to helping activities. Ethics of care considers the principle of caring to be a basic thing in moral reasoning, as well as in terms of helping. This paper will argue about the importance of the principle of caring in helping rather than just focusing on the principle of justice. To achieve this goal, this paper will use conceptual distinction and critical analysis methods. In this paper, we will describe the basic theory of ethics of care, especially according to Carol Gilligan, then compare it with the ethics of justice. After that, a critical analysis is carried out in the context of helping and answers relevant criticism. As a result, it was found that the principle of caring is an important element in helping so that helping actions do not become dry and lose meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail
"Pergeseran makna yang terjadi didalam cinta menimbulkan urgensi tersendiri bagi umat manusia. Setelah dipahami secara bahasa dan biologis makna cinta secara umum, cinta memiliki kaitan yang sangat erat dengan kasih sayang. Walaupun begitu, sebagian manusia bahkan filsuf menganggap bahwa cinta merupakan tameng atas hasrat manusia. Oleh sebab itu cinta perlu diciptakan kembali agar makna dari cinta tidak bergeser untuk atribut praktik di dalam kehidupan manusia seperti seks, religi dan sebagainya. Penemuan kembali cinta sebagai ungkapan kasih sayang dengan dasar atribut paling netral manusia yaitu rasio memberikan sebuah pencerahan di dalam memahami cinta agar ditemukan kebenaran dan alasan yang rasional untuk mencintai seseorang dengan tujuan kesadaran manusia.

The shifting of meaning of love creates an urgency for humanity. When we try understand the meaning of love from the biology and the fields of language we found out that love relates a lot with affection. Nevertheless, some people even philoshophers assumes that love is a shield of human?s desire. So that is why love needs to be recreate once again so the meaning of love does not become a practical attribute in human?s life such as sex, religion, etc. Love as an affection from human?s neutral attribute that is reason that gives an enlightenment in the understanding of love so the truth and rational reason to love someone with human?s consiousness could be achieved."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huber, Carlo
Washington: The Council for Research Values and Philosophy , 2001
231.014 HUB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>