Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulansari
"Dengan adanya berita-berita iinengenai kasus penganiaya an pembantu rumah tangga ( disingkat raenjadi PRT ) oleh majikan raereka dimana PRT tersebut bekerja pada ibu rumah tangga yang tidak bekerja, serta adanya ungkapan dari seorang psikolog ( Sartono Mukadia, 1987 ) yang mengatakan bahwa ibu rumah tangga yang tidak pernah bekerja sering sangat kasar terhadap PRT, raaka tirabul dua pertanyaan dalam diri peneliti, Pertama, apakah ada perbedaan perlakuan terhadap PRT antara ibu rumah tangga yang bakerja dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja? Kedua, faktor-faktor apakah yang ibu rumah tangga rasakan berpengaruh dalam memperlakukan PRT? Kedua pertanyaan ini lah yang hendak diteliti lebih lanjut. Penelitian dilakukan terhadap ibu rumah tang ga yang bekerja pada inatansi pemerintah atau swasta dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dalam jumlah sama melalui teknik sample yang inaidental. Alat yang dlgunakan adalah kuesioner yang dianalisa dengan teknik point bisprial disertai satu pertanyaan timggal. Metode analisa yang digunakan adalah t test.
Hasil penelitian menemukan bahv/a ada perbedaan perlakuan terhadap PRT antara ibu ruraah tangga yang bekerja dengan ibu ruinah tangga yang tidak bakerja dalam hal memberikan kesempatan PRT untuk mengembangkan kemampuannya, Ibu rumah tangga yang bekerja lebih memberikan perhatian dalam hal tersebut dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Kehendak diri sendiri merupakan faktor yang dirasakan sangat berpengaruh, sedangkan mass media merupakan faktor yang dirasakan sangat tidak berpengaruh, Ajaran agama, keluarga, pendidikan dan pengalaman bekerja merupakan faktor-faktor yang dirasakan cukup berpengaruh, Suku bangsa, pengalaman berorgnnisasi dan tetangga meimpakan faktor-faktor yang dirasakan kurang berpengaruh. Ditemukan pula indikasi bahv;a faktor usia, agama, suku bangsa dan tingkat pendidikan mempengarulii pola perlakuan ibu rumah tangga terhadap PRT.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah faktor bekerja mempengaruhi ibu rumah tangga dalam memperlakukan PRT dalam hal memberikan kesempatan PRT untuk mengembangkan kemampuannya. Seberapa jauh hubungan usia, agama, suku bangsa dan tingkat pendidik an serta bagaimana hubungannya dengan jenis perilaku majikan tertentu, belum diketahui. Kiranya hal itu menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Riana
"Hidup bersama orang lain dalam suatu pernikahan, penuh dengan tuntutan dan masalah yang harus dihadapi. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah konflik suami istri dan kehadiran anak yang dapat menambah konflik tersebut. Jika masalah-masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan baik, maka dapat menimbulkan kekecewaan. Kekecewaan yang terus menerus disertai stres kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan terjadinya burnout.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran burnout pada ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan memiliki anak usia sekolah. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode wawancara Pengambilan data dilakukan pada tiga orang ibu rumah tangga yang telah mengalami burnout.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masalah-masalah yang dihadapi ibu rumah tangga sehingga dapat menimbulkan burnout adalah overload, conflicting, demands, Kebosanan, perselingkuhan suami tidak terpenuhinya kebutuhan afeksi dan komunikasi sering perubahan sikap suami. Upaya subyek untuk menghadapi masalah mereka adalah dengan menggunakan strategi emolionfocusea' coping, yaitu subjek cenderung menerima keadaan mereka saat ini. Hal ini menyebabkan mereka berada pada kondisi humour. Mereka mengalami kelelahan fisik berupa badan terasa Lelah, keluhan sakit badan seperti sulit bernafas. sakit kepala mudah terkena sakit dan badan panas. Kelelahan mental, berupa perasaan tidak berharga, tidak berguna, merasa lebih tua dari umur yang sebenarnya dan merasa terjebak. Sedangkan kelelahan emosional berupa merasa kesal, marah, berubahnya perasaan terhadap suami dan merasa tidak pernah merasakan bahagia. Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan untuk menambah subjek penelitian dan juga mewawancarai suami."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Hapsari
"Program berita kriminal saat ini sedang menjadi tren di dunia pertelevisian Indonesia. Tayangan ini seringkali menampilkan adegan kekerasan, seperti proses penangkapan pelaku tindak kriminal yang disertai dengan penembakan atau pemukulan, ilustrasi yang menggambarkan peristiwa terjadinya tindak kriminal. Tayangan kekerasan yang ditampilkan dalam tayangan berita kriminal ini kemungkinan dapat mempengaruhi sikap penontonnya terhadap kekerasan melalui proses belajar sosial seperti observational learning dan social modelling. Kekerasan yang tergambar dalam tayangan berita kriminal dapat mempengaruhi komponen sikap penontonnya, sehingga akhirnya dapat mengarah kepada pembentukan sikap terhadap kekerasan.
Penelitian ini dilakukan dengan subyek ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan. Subyek penelitian berjumlah 78, dengan N kelompok penonton tayangan berita kriminal sebesar 48 orang dan N kelompok bukan penonton tayangan berita kriminal sebesar 30 orang. Alat ukur yang digunakan adalah skala sikap terhadap kekerasan yang d i adaptasi dari Attitude Toward Violence. Scale yang dibuat oleh Velicker et al (1989). Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan sikap terhadap kekerasan antara ibu rumah tangga yang menonton tayangan berita kriminal dan tidak menonton tayangan berita kriminal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap terhadap kekerasan pada ibu rumah tangga penonton tayangan berita kriminal dan bukan penonton tayangan berita kriminal. Ibu rumah tangga yang menonton tayangan berita kriminal ternyata memiliki sikap terhadap kekerasan yang lebih positif dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak menonton tayangan berita kriminal. Dengan hasil penelitian seperti tersebut, hendaknya pihak televisi dapat meningkatkan kontrol materi tayang program berita kriminal agar tidak terlalu banyak menampilkan adegan kekerasan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahel Laras Monique Tentoea
"Perdebatan yang berlangsung lama tentang ibu yang bekerja dengan ibu rumah tangga telah mewarnai persepsi tentang pengaruh status kerja ibu pada pencapaian pendidikan anak-anak di Indonesia. Dengan menggunakan data dari IFLS 5, studi ini menyajikan pemeriksaan implikasi status kerja ibu pada nilai ujian nasional anak-anak dan mengamati apakah ada dampak asimetris pada gender antara anak laki-laki dan perempuan. Dengan ukuran sampel 1.935 penelitian ini menemukan bahwa status kerja ibu tidak bisa menjelaskan capaian pendidikan anak dan tidak ada indikasi dampak asimetris gender. Hasil ini berbeda dengan literatur yang lebih besar yang menyarankan efek positif atau negatif dari pekerjaan ibu pada kinerja akademik anak-anak.

A long-running debate on motherhood vs womanhood has embroidered nation-wide perceptions of maternal employment effects on children’s educational attainment in Indonesia. Using IFLS 5, this paper presents an examination of maternal working status implication on their children's national exam scores and tries to observe whether there exists a gender-asymmetric impact between sons and daughters. With a sample size of 1,935 mother-child pairs, this study indicates neither benefits nor drawbacks of maternal employment status and no indication of gender-asymmetric impacts. This is in contrast to larger literature which suggested either positive or negative effects of maternal employment on children’s academic performance. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kartika Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik rumah tangga yaitu karakteristik demografi, ekonomi maupun sosial serta ekspektasi ibu terhadap pengeluaran pendidikan yang dilakukan oleh rumah tangga. Berdasarkan hasil regresi linier dengan metode tobit pada data Sakerti 2007, didapat bahwa karakteristik rumah tangga secara umum berpengaruh terhadap pengeluaran pendidikan yang dilakukan rumah tangga dengan arah positif, seperti jumlah anak usia 7-24 tahun dalam rumah tangga, proporsi anak usia SD, SMP, dan SMA, serta pendidikan KRT. Penemuan baru dari penelitian ini adalah ekspektasi ibu terhadap kehidupan anaknya di masa depan berpengaruh terhadap pengeluaran pendidikan yang dilakukan rumah tangga. Usia KRT serta jenis kelamin KRT ditemukan tidak signifikan mempengaruhi pengeluaran pendidikan dalam rumah tangga.

This study aims to know the effects of household's characteristics which is demographic characteristics economic characteristics social characteristics and also mother's expectation on household's education expenditure. By applying linear regression Tobit Method on Sakerti 2007 data it is found that in general household's characteristics positively affect household's education expenditure which is number of children age 7 24 in household proportion of primary school age secondary school age and also education of household head. The new finding of this research is mother's expectation about condition of her children in the future was affect household's education expenditure Occupation of household head was found insignificant to affect household's education expenditure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Handayani
"Menurut Bellak (1993), fungsi utama TAT adalah untuk mengungkapkan dinamika kepribadian dan kaitannya dengan fungsi ego. Pendekatan menggunakan tes ini didasarkan pada metode yang sifatnya idiograflk, dimana individu dilihat sebagai mahluk yang unik. Respons individu setelah diinterpretasikan, dapat mengungkapkan kepribadian individu yang sifatnya lebih dinamis, dau dipahami dalam situasi sosial atau dalam hubungan interpersonal. Murray (dalam Bellak,1994) menyatakan bahwa setiap kartu TAT dapat dianggap sebagai cerminan kehidupan sosial seseorang, sehingga perilaku apapun yang muncul akan rnenoerminkan kepribadian individu. Berdasarkan uraian-uraian di atas mal-ra akan dilakukan penelitian untuk melihat gambaran TAT pada ibu rumah tangga.
Pekerjaan perempuan sebagai ibu rumah tangga merupakan faktor pekerjaan yang memilikzi tekanan psikologis yang. Selain itu, panjangnya jam kerja yang dimiliki oleh ibu rumah tangga dihandingkan dengan pekerjaan di luar rumah, membuat tekanan yang dialami oleh ibu rumah tangga setiap harinya lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan yang dialami oleh suaminya yang bekerja di luar rumah. Karakteristik pekemjaan ibu rumah tangga ini akan mempengaruhi pola pikir dan cara seseorang memandang dunianya Kemampuan TAT untuk melihat garnbaran unik individu dari situasi kehidupan sosialnya, membuat tes ini dipilih sebagai alat untuk mendapatkan gambaran ibu rumah tangga tersebut.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif, terhadap 30 orang ibu rumah tangga yang suclah lama menjalani pekeljaannya atau minimal 5 tahrm, serta tidak memilikj pekeljaan lain di luar rumah. Dengan harapan, mereka sudah lebih rnenghayati peran dan pekeljaannya sebagai seorang ibu rumah tangga, sehingga gambaran yang diperoleh pun lebih khas menggambarkan karakteristik-karakteristik tertentu dari seorang ibu rumah tangga.
Hasil penelitian ini adalah struktur dan dorongan tak sadar yang dimiliki oleh sebagian besar subyek adalah kebutuhan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada keluarga Subyek menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang selalu dibutuhkan keluarganya ketika keluarganya mendapatkan masalah, memberikan dukungan kepada keluarganya, danjuga orang yang harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarganya, terutama kebutuhan keluarga akan kasih sayang. Subyek melihat lingkungannya sebagai lingkungan yang kurang membexikan dukungan, serta adanya perasaan kesepian, dan kesendirian. Subyek melihat dirinya sebagai isteri yang harus memberikan dukungan, menyayangi, dan menghormati suaminya. Subyek melihat isteri sebagai seseorang yang membutuhkan kasih sayang dari pasangannya dan patuh pada pasangannya.
Subyek juga bertugas memberikan bimbingan dan menyayangi anaknya. Konflik yang dialami oleh subyek adalah konflik antara keinginan subyek untuk melakukan sesuatu untuk keluarga dengan ketidakmampuannya dan hambatan dari lingkungan. Subyek merasa cemas akan ketidakberdayaannya dalam menghadapi kehidupan dan masalah yang dialami karena keterbatasannya Selain itu subyek juga merasakan kecemasan akan kehilangan cinta, terutama kehilangan cinta dari pasangan dan anak-anaknya, atau kehilangan cinta dari keluarganya. Untuk mengatasi masalahnya subyek lebih memilih bentuk repressi Tidak diperoleh gambaran struktur superego yang jelas, walaupun terdapat gambaran superego yang memberikan hukuman atas kejahatan atau kesalahan yang dibuat. Subyek tidak adekuat dalam menghadapi masalah-masalahnya Subyek cenderung pasrah dan lebih banyak merenungkan keadaannya daripada berusaha mencari pemecahan atas masalah yang dihadapinya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi program-program pengembangan kepribadjan atau program-program peningkatan kesehatan mental bagi para ibu rumah tangga dan berguna bagi konseling-konseling perkawinan Ibu rumah tangga juga disarankan untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk dirinya. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bersifat kualitatif untuk rnenggali lebih dalam lagi dan mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kehidupan ibu rumah tangga dan gambaran kepribadiannya, Serta mernbedakan antara konflik interpersonal dengan konflik intrapersonal yang dialami oleh ibu rumah tangga Selain itu juga perlu dilakukan adaptasi atau penyesuaian gambar-gambar pada kartu-kartu TAT, misalnya gambar orang yang penampilan fisiknya lebih menyerupai orang Indonesia. Sehingga subyek atau orang yang diberikan TAT dapat lebih bisa memproyeksikan dirinya lewat tokoh-tokoh yang dinilainya lebih mirip dengan dirinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Renata
"ABSTRAK
Keseimbangan kekuatan karakter menurut Schwartz dan Sharpe 2006 adalah kekuatan karakter yang saling bergantung dan beroperasi pada sistem yang kompleks dan dinamis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah keseimbangan antara kekuatan karakter berhubungan dengan makna dalam kehidupan pada 300 ibu bekerja. Dalam penelitian ini, terdapat empat pasang kekuatan karakter yang penting dijaga keseimbangannya oleh ibu bekerja yaitu kebaikan dan kecerdasan sosial, syukur dan harapan, semangat dan pengaturan diri, serta cinta dan keberanian. Pengukuran variabel dilakukan menggunakan Meaning in Life Questionnare MLQ dan Values in action inventory of strengths VIA-IS. Menggunakan regresi polinomal, hasil menunjukkan bahwa keseimbangan antara kekuatan karakter kebaikan dan kecerdasan sosial t = 8.28, p < 0.05 serta semangat dan pengaturan diri t = .17, p < 0.05 secara signifikan memprediksi makna dalam kehidupan pada ibu bekerja, namun pada keseimbangan pasangan kekuatan karakter harapan dan syukur t = 8.28, p> 0.05 serta cinta dan keberanian t = -.897, p> 0.05 gagal memprediksi makna dalam kehidupan pada ibu bekerja. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara pasangan kekuatan karakter kebaikan dan kecerdasan sosial serta semangat dan pengaturan diri memiliki peran penting dalam memprediksi makna dalam kehidupan pada ibu bekerja.

ABSTRACT
Based on Schwartz and Sharpe 2006 , balance among character strength is a character strengths are interdependent and exist within a complex and dynamic system. This study was conducted to determine the correlation between balance among character strength and meaning in life in 300 working mothers. In this study, there are four pairs of the character strength that are should be maintained in balance by every working mothers, such as social intelligence and kindness, zest and self regulation, hope and gratitude, also love and bravery. Measurement of variables were performed using Meaning in Life Questionnare MLQ and Values in action inventory of strengths VIA IS . Using polynomial regression, results indicated that the balance between character strengths social intelligence and kindness t 8.28, p 0.05 also zest and self regulation t .176, p 0.05 significantly predict meaning in life in working mothers, and the balance between character strengths hope and gratitude t 8.28, p 0.05 also love and bravery t .897, p 0.05 is not predicting meaning in life in working mothers. Findings of this study show that the balance among character strengths social intelligence and kindness also zest and self regulation has an important role to predict meaning in life in working mothers. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baron Muhammad Reyhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban berlebih, konflik keluarga, dan konflik pekerjaan-pengasuhan sebagai stressor, serta tingkat dukungan sosial terhadap tingkat depresi ibu bekerja di DKI Jakarta. Ada sejumlah studi terdahulu yang memiliki fokus kajian yang serupa dengan penelitian ini. Studi terdahulu yang peneliti temukan tidak membahas mengenai beban berlebih, konflik keluarga, dan konflik pekerjaan-pengasuhan secara sosiologis, apalagi menggunakan kerangka proses stres yang dikemukakan oleh Pearlin. Studi terdahulu juga tidak membahas mengenai tingkat depresi dengan subjek penelitian berupa ibu bekerja dengan anak yang relatif belum bisa hidup mandiri, yakni anak berusia balita atau bersekolah di tingkat SD, SMP atau SMA. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengisi keterbatasan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sampel yaitu non-probability sampling, tepatnya purposive sampling. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner online. Peneliti juga melakukan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam sebagai data tambahan. Berdasarkan hasil temuan data, dapat disimpulkan bahwa beban berlebih dan konflik pekerjaan-pengasuhan memiliki hubungan terhadap tingkat depresi pada ibu bekerja, sedangkan konflik keluarga dan dukungan sosial tidak memiliki hubungan terhadap tingkat depresi pada ibu bekerja.

This study aims to examine the influence of overload, family conflict, and job-caregiving conflict as stressors, as well as social support, on working mothers’ depression in DKI Jakarta. There are several past studies that have examined similar subjects. However, past studies did not apply Pearlin’s stress process model to explain the influence of overload, family conflict, and job-caregiving conflict, and social support on working mothers’ depression. Past studies also did not elaborate said factors on a specific criterion of working mothers, that is, working mothers with children in high school age or younger. Therefore, this study aims to fill that gap. This study used quantitative research methods, with purposive sampling as part of non-probability sampling method. To collect data, this study primarily utilized online survey, and as for supporting data, this study conducted online interviews with selected respondents. Based on the findings, it can be concluded that overload and job-caregiving conflict positively correlated to depression on working mothers, while family conflict and social support did not."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyaningrum
"Penelitian ini bertitik tolak dari adanya gejala peningkatan jumlah ibu yang bekerja di luar rumah. Akibatnya adalah timbul kecemasan dari sebagian masyarakat, bahwa ibu yang bekerja akan berpengaruh buruk terhadap pendidikan anak. Hal tersebut disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang peranan ibu dalam keluarga sebagai pendidik anak, sehingga bila ibu bekerja di luar rumah dikhawatirkan akan mengganggu tugasnya sebagai pendidik anak.
Status yang ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja dapat menimbulkan dampak positif atau negatif terhadap pendidikan anak. Hal tersebut tidak terlepas dari persepsi anak itu sendiri tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Persepsi setiap anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja mungkin saja berbeda. Hal ini penting untuk diteliti, mengingat bahwa anak dianggap sebagai pihak yang terkena dampak dari status ibu yang bekerja, maka penelitian ini perlu mengamatinya dari sudut pandang anak itu sendiri, khususnya pada usia remaja. Mengingat bahwa intelektualitas remaja tengah berkembang, maka mereka sudah mampu mempersepsikan ibu bekerja dan tidak bekerja.
Pembahasan teoretis meliputi: 1) peranan ibu dalam mendidik anak, 2) ibu yang berperanan tunggal, 3) ibu yang berperanan ganda, 4) sosialisasi peranan gender di lingkungan keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja, 5) tuntutan sosialisasi masa remaja, 6) persepsi, dan 7) persepsi remaja tentang ibu yang bekerja dan tidak bekerja.
Kesimpulan penting dari penelitian ini terdiri atas empat hal sebagai berikut: Pertama, persepsi anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja berhubungan dengan status ibunya, bekerja atau tidak bekerja. Anak yang ibunya bekerja mempunyai persepsi positif terhadap ibu bekerja lebih besar daripada anak yang ibunya tidak bekerja. Anak yang ibunya tidak bekerja mempunyai persepsi positif terhadap ibu tidak bekerja lebih besar daripada anak yang ibunya bekerja.
Jenis kelamin ternyata tidak berhubungan dengan persepsi anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Secara keseluruhan, jumlah anak yang mempunyai persepsi positif tentang ibu bekerja lebih banyak (53%) daripada persepsi positif tentang ibu tidak bekerja (47%). Dengan demikian lebih banyak anak yang memilih status ibu bekerja daripada ibu tidak bekerja.
Kedua, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar, antara anak yang ibunya bekerja dan yang ibunya tidak bekerja. Selain itu ditemukan pula bahwa prestasi belajar anak tidak berhubungan dengan status ibunya, bekerja atau tidak bekerja.
Ketiga, sosialisasi peranan gender yang dialami anak di lingkungan keluarga ibu bekerja tidak berbeda secara signifikan dengan keluarga ibu tidak bekerja. Selain itu ditemukan pula bahwa tidak ada hubungan antara sosialisasi peranan gender terhadap anak, dengan status ibu yang bekerja atau tidak bekerja.
Keempat, ada hubungan yang signifikan antara persepsi anak tentang peranan gender, dengan jenis kelamin. Remaja perempuan mempunyai persepsi tentang peranan gender yang lebih kenyal daripada persepsi anak laki-laki. Artinya, anak perempuan tidak terlalu memandang perbedaan peranan meaurut jenis kelamin sebagai sesuatu yang membatasi ruang geraknya untuk mengaktualisasikan dirinya.
Akhirnya tulisan ini ditutup dengan saran-saran praktis yang ditemukan kepada: 1) orang tua (khususnya ibu), 2) masyarakat umum, dan 3) peneliti."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T4189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Lestiati Pratiwi
"ABSTRAK
Setiap orang tua tentunya memiliki harapan-harapan pada anak yang
diasuh dan dirawatnya. Salah satu harapan orang tua adalah agar anaknya
mencapai keberhasilan. Kriteria keberhasilan yang dicapai oleh seorang anak
mengandung makna yahg sangat luas, namun pada anak usia sekolah atau SD
kriteria keberhasilan umumnya didasarkan atas prestasi belajarnya di sekolah.
Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang anak sangat erat kaitannya
dengan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua, terutama ibu, sebagai
orang yang terdekat dengan anak. Bagi ibu yang sepenuhnya tinggal di rumah
mengasuh dan merawat anaknya, diharapkan ia dapat mengawasi dan
membimbing anaknya, sehingga ia mengetahui segala hambatan dan kesulitan
anaknya.
Namun, zaman yang telah berkembang pesat pada saat ini, telah
membuka kesempatan yang luas bagi wanita untuk berkarya di luar rumah.
Berdasarkan data yang diperoleh, saat ini banyak sekali wanita yang telah
memasuki dunia kerja, baik yang belum atau sudah berkeluarga. Pada awalnya
keterlibatan wanita dalam dunia kerja, terutama bagi yang sudah berkeluarga,
menimbulkan pendapat yang berbeda-beda, ada yang mendukung namun ada
juga yang menentang.
Dari beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa ternyata anak yang
ibunya bekerja lebih mandiri, percaya diri, memiliki tanggung jawab, memiliki
intelektual yang lebih tinggi, lebih berorientasi pada pencapaian prestasi dan
memberikan keterampilan-keterampilan untuk mengembangkan minat anak
daripada anak yang ibunya tidak bekerja. Tampaknya terdapat perbedaan
pengasuhan antara ibu bekerja dan tidak bekerja. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hoffman (dalam Hyde, 1985) yang menyatakan bahwa bagi ibu yang
tinggal sepenuhnya di rumah akan memiliki pengasuhan yang berbeda dengan
ibu yang bekerja di luar rumah.
Beberapa ahli mengatakan bahwa pada dasarnya anak sangat perlu
dibekali keterampilan-keterampilan untuk mencapai keberhasilan baik di
sekolah atau di kemudian hari. Rich (1992) memperinci bahwa ada 10
keterampilan yang harus diberikan pada anak, yaitu keterampilan untuk ;
menumbuhkan rasa percaya diri; untuk menumbuhkan rasa usaha pada anak
dalam mengerjakan suatu pekerjaan, menumbuhkan motivasi pada anak;
menumbuhkan rasa agar anak memiliki tanggung jawab; menumbuhkan inisiatif ;ketekunan ; agar agar anak dapat bekerja sama dengan orang lain ; agar anak
memperhatikan orang lain ; melatih anak agar dapat berpikir rasional dan
melatih anak untuk memecahkan masalah. Keterampilan-keterampilan ini
disebut sebagai Keterampilan Mega. 10 keterampilan ini telah dilakukan oleh
sebagian besar ibu-ibu di Amerika dan mereka merasakan manfaatnya
terutama untuk keberhasilan anak di sekolah.
Di Indonesia bagi anak yang berprestasi, tanpa disadari para ibu
mungkin menerapkan 10 keterampilan tersebut. Penerapan keterampilan itu
dapat saja terjadi bila tingkat pendidikan ibu cukup baik, berada pada kelas
sosek menengah dan tinggal di perkotaan, karena memungkinkan mereka
untuk memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai pengasuhan anak. Oleh
karena itu penelitian ini ingin mengetahui penerapan keterampilan mega antara
ibu bekerja dan tidak bekerja dari anak SD yang berprestasi. Ingin dilihat
apakah terdapat perbedaan dalam penerapan keterampilan mega antara ibu
bekerja dan tidak bekerja tersebut. Alasan membandingkan antara ibu bekerja
dan tidak bekerja karena dari hasil penelitian sebelumnya terdapat perbedaan
pengasuhan antara ibu bekerja dan tidak bekerja, kemudian ingin dilihat apakah
juga terdapat perbedaan penerapan keterampilan mega tersebut .dalam
mengasuh anak-anak mereka.
Dari 70 responden dalam penelitian ini , yang terbagi atas 35 responden
ibu bekerja dan 35 responden ibu tidak bekerja, diperoleh hasil bahwa tidak
terdapat perbedaan dalam penerapan keterampilan mega dan kedua kelompok
cenderung menerapkan seluruh keterampilan tersebut. Pada ibu bekerja,
keterampilan yang lebih sering diterapkan pada anak-anaknya adalah untuk
menumbuhkan agar anak dapat bekerja sama dengan orang lain, sedangkan
pada ibu tidak bekerja yang lebih sering diterapkan adalah untuk menumbuhkah rasa percaya diri pada anak."
1996
S2954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>